Jesper Remorezz

14 7 0
                                    

Tercium bau woody yang begitu harum dari seorang laki-laki tampan yang saat ini sedang berdiri didepan cermin miliknya. Penampilannya saat ini juga bisa dibilang sangatlah keren, serta manambah kejantanannya.

Dari tatanan rambut, kemeja serta celana jeans yang dipakainya, menambah poin dari setiap penampilannya. Terlebih lagi dengan sneakers kesayangannya yang selalu dipakainya kemanapun dirinya pergi.

"Pantes aja mahasiswi dikampus pada tergila-gila sama gue! Ternyata gue emang beneran ganteng ya" kata Dallas tersenyum sambil menyisir rambut miliknya menggunakan jari-jarinya.

Saat sedang asiknya narsis didepan cermin, dirinya tiba-tiba menghentikan aksinya itu. Karena sadar akan benda yang melekat dipergelangan tangannya. "Sejak kapan gue make gelang beginian! Mana warnanya pink lagi!" tukasnya sambil menarik-narik benda tersebut.

Kemudian terbesit dikepalanya tentang kejadian dirinya saat bersama dengan Diva dilapangan basket kemarin.

"Gila lo Las! Alasan bodoh macem apa yang lo pake" ucapnya merutuki dirinya, sambil mengusak rambut yang sudah ditatanya dengan rapih.

"Hilang semua harga diri dan martabat gue sebagai seorang yang dikagumi serta dipuja! Ehh, tapi tunggu dulu! Mau gimanapun juga gue kan tetep bosnya, jadi ya gue bebas ngelakuin apapun sesuka gue lah" tukasnya sambil menatap dirinya didepan cermin dengan begitu percaya dirinya.

Dallaspun melihat benda tersebut kembali sambil menatapnya lekat. "Lo! Harus gue singkirin secepatnya! Kalau misalnya ada yang liat, mau ditaro dimana muka gue nanti"

Setelah itu Dallaspun pergi berangkat kekampusnya. Saat menuruni anak tangga terlihat Vanya, Louis beserta papahnya yang sedang sarapan bersama tanpa mengajak dirinya untuk ikut.

"Loh, Dallas! Papah kira kamu sudah berangkat sejak tadi, makanya papah tidak memanggil kamu untuk sarapan" ujar Darwin melihat kehadiran anak laki-lakinya. Sedangkan Vanya dan louis, malah menunjukkan senyum Liciknya dihadapan anaknya Darwin.

Vanya berucap dengan perilaku manisnya "Udah mau berangkat, ya? Buru-buru enggak? Kamu sarapan dulu, ya biar ada tenaganya" Mendengarnya saja membuat Dallas muak dengan tingkah laku palsunya.

"Kamu mau ambil sendiri atau diambilin?" tanya Vanya kepada Dallas dengan tatapan meremehkan.

Melihat Dallas tidak merespon ucapannya Vanya membuat papahnya itu ikut berucap. "Dallas! Vanya sedang bertanyaa, kenapa tidak kamu jawab?" tanya Darwin sambil mengunyah sarapan miliknya.

Dallas baru saja ingin berucap namun Vanya tiba-tiba menyambarnya. "Kamu enggak suka sama makanannya, ya? Atau mau dibuatin sesuatu, kamu sukanya apa biar saya buatkan" ucapnya mencoba terlihat baik didepannya Darwin.

Louispun yang melihatnya juga ikut mengejek dan tersenyum remeh kepadanya, yang membuat Dallas semakin muak dan juga kesal. Tatapan matanya kini terlihat sangatlah tajam dan begitu mematikan. Namun sayangnya anaknya Vanya itu, masih saja mencoba tersenyum dan meremehkan dirinya.

BRAKKK

"Cukup! Jagan pernah lagi lo pasang muka sok manis lo itu dihadapan gue! Dan terlebih lagi, jagan sok perduli dan bersikap selayaknya nyokap gue. Karena gue enggak akan pernah sudi, terlebih lagi lo orangnya" ucap Dallas kesal sambil menggebrak meja makan yang membuat suasananya menjadi mencekam.

Darwinpun langsung menatap anaknya itu dengan sorot mata yang tajam. "Sudah berani ya kamu, membentak orang yang lebih tua dibanding kamu".

"Papah enggak perlu ngingetin Dallas soal sopan santun! Anak papah ini tau mana yang benar dan juga salah! Tapi sayangnya kedua orang ini enggak bisa Dallas hormatin selayaknya orang lain, karena apa? Karena keduanya itu sama-sama licik dan juga tamak" ucapnya ketus sambil menatap sinis kearah Vanya dan juga Louis.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Where stories live. Discover now