Batu, Gunting, Kertas

18 8 0
                                    

Lexi terlihat sedang berjalan dilorong kempus dengan sesekali bersenandung ria, dirinya baru saja lolos dari kejaran Jessi yang hampir setiap saat mengikutinya kemanapun dirinya pergi. Saat ini Lexi sedang mencari keberadaan Dallas, karena sejak tadi pagi dirinya belum sempat bertemu dengannya.

Kemudian Lexipun melihat handphone miliknya dan berniat untuk menghubungi Dallas. Namun dirinya tidak sengaja mendengar sesuatu saat beberapa mahasisiwi sedang lewat dihadapannya.

"Lo tau enggak! Klo mereka sekarang lagi nahan Diva" tukas mahasisiwi tersebut.

Mendengarnya membuat Lexi merasakan jika ada suatu hal yang buruk terjadi. Tanpa memikirkannya kembali Lexipun langsung berlari mencari orang yang membawa Diva.

Saat Lexi mencari Diva dia seakan bingung diva dibawa kemana, karena kampusnya ini sangatlah luas. Lexi sudah mencari kesetiap fakultas dan juga kelas yang biasa mahasiswa baru lewati.

"Gue harus cari kemana lagi?" kata Lexi terlihat lelah dengan peluh keringat yang membasahi wajahnya.

Namun saat Lexi berhenti karena kelelahan, terdengar suara beberapa mahasisswa yang terlihat sedang berjaga didepan pintu.

"Batu, gunting, kertas" ucap beberapa mahasiswa yang terlihat sedang memainkan satu game diantara mereka.

Ternyata yang kalah akan dipukuli oleh yang menang dan begitupun seterusnya.

Taklama Lexipun mendekatinya dan bertanya "Kalian ngapain disini?"

"Bukan urusan lo!" balas salah satu dari mahasiswa tersebut terlihat acuh.

Mendengar balasnya membuat Lexi sedikit curiga. Bahkan yang dia tau, tempat yang sekarang ini dirinya datangi itu jarang sekali dipakai untuk aktifitas kegiatan kampus.

Lexi kembali bertanya "Kalo gitu! Lo liat mahasiswi lewat sini enggak sama beberapa orang?"

"Gue enggak tau! Lagian bukan urusan kita juga, ya kan!" balas mahasiswa tersebut sambil terkekeh yang membuat temannnya ikut tertawa juga.

"Ternyata emang disini tempatnya" Lexi kembali berucap setelah melihat tingkah laku beberapa mahasiswa yang terlihat sedikit aneh menurutnya.

Lexipun berjalan mendekat kerah pintu tersebut, namun mahasiswa itupun menahannya dan mendorongnya.

Lexi berkata "Jadi bener ini tempatnya!"

Setelah itu mahasiswa lainnyapun mulai menyerbu Lexi dan mencoba berkelahi dengannya.

Lexipun tidak tinggal diam dan dirinya ikut meladeni beberapa mahasiswa tersebut.

Sedangkan didalam ruangan Diva terlihat sedang disiksa oleh senior perempuan beserta kedua temannya. "Sini lo!" ucap senior itu menarik dan mendekat kearahnya.

Kemudian senior itupun menggungting baju Diva secara-acak dengan teganya, yang membuatnya menitihkan air mata.

"Berhenti kak! Tolong berhenti!" rintih Diva sambil menutupi bagian bajunya yang tergunting.

Senior dan kedua temannya yang melihatpun merasa puas dan tertawa kencang. "Rasain lo! Makanya jangan suka cari-cari perhatin ke dallas" kata senior tersebut tertawa sambil melihat kondisi Diva yang begitu mengenaskan.

Tiba-tiba saja salah satu dari temannya berkata "Kayaknya seru nih kalo dibuat dokumentasi"

Divapun yang mendengarnya terkejut dan kembali dibuat takut.

"Bagus juga tuh ide lo! Yaudah kalau gitu cepet lo rekam" tukas senior tersebut menyetujuinya.

Kemudian salah satu dari mereka mengeluarkan handphone miliknya dan mulai merekan Diva yang terlihat lebih mengenaskan dibanding sebelumnya.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu