Budak Berkedok Asisten

26 8 2
                                    

Hari-hari menjadi asisten Dallaspun dimulai, Diva saat ini sedang dalam perjalanan menuju kelas Dallas, karena seniornya itu memintanya untuk membelikan minuman untuknya.

Bagi Diva Dallas itu adalah orang yang suka memerintah tanpa kenal belas kasihan sedikitpun, ditambah lagi dengan sikap angkuh dan sombongnya.

"Duhh! Gue langsung masuk aja apa gimana ya? Mana orang didalemnya banyak banget lagi" ujar Diva terlihat resah saat dirinya telah sampai didepan kelasnya Dallas.

Tiba tiba saja seseorang keluar dari kelas tersebut, dan kebetulan melihat Diva yang sedang berdiri didekat pintu masuk. "Gue baru pertama kali liat lo disini? Mahasiswi baru ya?" tanya senior tersebut.

Divapun mengangguk "Iya kak! Saya mahasiswi baru dikampus ini."

Taklama keluarlah Dallas dengan kedua tangannya yang dimasukkan kedalam kantung celana miliknya.

"Kak Dallas! Ini minumnya" kata Diva sambil menyodorkan minuman yang dibelinya.

Senior yang melihatnyapun dibuat bingung dan bertanya tanya.

"Lama banget si lo? Kemana dulu emangnya?" tukas Dallas.

Diva membatin dengan wajah kesalnya "Nih orang udah sukur gue beliin, enggak tau apa kalo gue sampe lari-larian buat ngasih tuh minuman doang"

"Ditanya bukannya jawab malah liatin gue nih anak" sambung Dallas.

Divapun yang tersadar langsung menjawabnya.

"Ahh! Iya kak saya minta maaf" ucap Diva.

Dallaspun yang mendapat respon langsung menghiraukannya.

"Fans baru lo ya Las? Baru liat gue mukanya?" tukas Dimas.

Dallas membalas "Bukan fans gue! Tapi babu baru gue"

Mendengar ucapan Dallas membuat Diva semakin kesal dan mencoba menahan amarahnya yang sudah mulai berkobar.

"Tahan Diva! Lo jagan dengerin omongan tuh senior kampret" Diva membatin.

"Serius lo Las? Gila si lo" balas Dimas sambil melirik Diva.

"Udah enggak ada lagi kan ka? Bentar lagi saya mau ada kelas soalnya" kata Diva kepada Dallas.

"Yaudah! Balik gihh lo sana!" ujar Dallas mengusir Diva pergi.

Saat dijalan Divapun mengerutu tak henti-hentinya, bahkan wajahnya kini sudah terlihat kesal.

Diva membatin "Dasar senior enggak tau terima kasih! Mimpi apa gue bisa ketemu orang kayak dia."

Saat Diva sedang berjalan meuju kelasnya dikelasnya, tiba-tiba dari arah yang berlainan dosennya baru saja sampai dan masuk kedalam kelasnya.

Melihatnya membuat Diva tak karuan, saat dosen itu masuk kedalam kelasnya Divapun segera berlari masuk kedalam kelasnya.

Saat memasuki kelasnya Divapun mengendap ngendap yang membuat mahasiswa/i lain melihatnya terheran.

"Seumur-umur baru kali ini gue begini! Nah iya gitu aja pak! Terusin aja tuh nulisnya jagan perduliin saya" ucap Diva sambil melirik kearah dosen tersebut.

Dosen itupun sedang menulis dipapan sedangkan Diva langsung berlari menuju kursinya sebelum dosen itu melihatnya.

"Lo dari mana aja si Div? Jam segini baru dateng?" tanya Jessi setelah Diva duduk dikursinya.

Diva menarik nafasnya sambil berucap "Gue ketempatnya si senior sialan dulu! Makanya gue jadi telat kesini"

"Senior mana yang sialan Div? Lagian sejak kapan lo deket sama senior kita?" sambung Jessi.

PHANTOM PAIN || TERBIT || [PENERBIT GUEPEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang