Kelas Siluman

By iasad_

4.9K 1.1K 156

Tentang keseharian kelas XII-D dengan segala tingkah mereka. Cover : Canva Status : End Rilis : 18 Oktober 20... More

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45 - End

1

631 57 12
By iasad_

"Selamat, bapak akan menjadi wali kelas kelas 12 D."

Bagaikan disambar petir di siang bolong. Eh salah, bagaikan dimintai putus pas lagi sayang-sayangnya. Firza langsung shock mendengar kepala sekolah menunjuk dirinya untuk menjadi wali kelas di kelas yang dianggap sebagai kelas syaiton. Kelas yang dihuni oleh para siswa yang terkenal bar-bar yang hobinya cari masalah. Tentu saja itu bagaikan mimpi buruk baginya.

Para guru sudah berdiskusi terlebih dahulu di grup WhatsApp yang semalam mereka buat tanpa Firza di dalamnya karena Firza guru baru. Para Guru itu sepakat untuk menjadikan Firza tumbal untuk dijadikan wali kelas 12 D karena wali kelas sebelumnya mengundurkan diri akibat tidak sanggup lagi berurusan dengan anak-anak itu, terlebih guru sebelumnya sedang hamil besar sudah saatnya untuk berhenti beraktivitas yang mengakibatkan fisik dan psikis lelah menjelang hari persalinan.

Menjadi guru memang pekerjaan mulia, tapi harus siap-siap capek fisik dan capek mental mengahadapi banyak anak yang beda-beda karakter.

Setelah mengedipkan mata beberapa kali karena tidak percaya dengan perintah yang diberikan kepala sekolah, kemudian dilanjutkan tersenyum kikuk ke arah para guru yang hadir untuk rapat.

Para guru membalas senyuman Firza dengan senyum tanpa beban karena tidak ada dari mereka yang dijadikan tumbal. Akhirnya bisa nafas, makan, dan tidur dengan tenang lagi.

Azam, menepuk pundak Firza pelan. Ia tahu jika perintah kepala sekolah akan membuat kepala sahabatnya koslet.

Rapat panjang akhirnya berakhir. Seluruh orang-orang telah meninggalkan ruangan menyisakan Firza dan Azam berduaan. Firza langsung memukul Azam dengan keras hingga pria itu meringis kesakitan. Pukulan Firza terasa jauh lebih sakit dari pukulan-pukulan sebelumnya, mungkin pria itu mengumpulkan seluruh kekesalannya di telapak tangan. Tak hanya sekali, ia melakukanya berulang untuk melampiaskan rasa kesalnya.

"Kepala sekolah laknat! Dia nyuruh gue buat jadi wali kelas anak-anak titisan siluman? Hell, gue gak mau setahun ke depan hari-hari gue bakalan suram karena para anak-anak itu!" Firza berteriak frustasi.

"Sakit ogeb! Lo itu mukul gue! Kalau mau baku hantam, ajak kepala sekolah ke lapang! Biar lo puas sekalian!" Azam tak terima jika dirinya dijadikan pelampiasan orang setengah gila itu.

"Lagian lo tahu dari mana kalau anak-anak itu beneran rese? Lo cuma denger dari gosip orang-orang kan? Enggak ngelihat mereka secara langsung?" lanjut Azam.

"Sorry." Firza menghentikan pukulannya. Ia tersenyum canggung. Lalu mengambil aba-aba untuk lari karena merasa malu pada Azam. Dan, detik berikutnya ia benar-benar lari meninggalkan Azam sendirian. Kini giliran Azam yang merasa kesal. Entah Karma apa yang ia lakukan hingga mendapatkan teman model begitu di hidupnya.

"Untung sayang, kalau enggak udah gue buang ke Palung Mariana dari dulu." Azam mengambil gelas berisi air putih di atas meja, lalu meneguk isinya hingga habis untuk menetralkan rasa kesalnya.

***

Firza berjalan gontai. Separuh nyawanya pergi menghilang. Ia tak ingin masuk ke kelas 12 D yang ada di depannya. Namun, demi kelangsungan hidupnya ia akhirnya masuk ke dalam. Berhubung ia tak rela jika gajinya dipotong karena absen yang ada jatah uang nongkrong bakalan berkurang.

Jangan salah. Meskipun pekerjaan jadi guru sangat-sangat menguji kesehatan mental, namun gaji yang didapat setipis kesabaran Kak Ros Upin Ipin.

Firza menarik nafas kemudian bergumam, "yuk bisa yuk, bisa gila!"

Firza menarik tuas pintu melangkahkan kaki masuk ke dalam kelas yang nampak suram.

Begitu Firza masuk, ia langsung ingin lari saja ke luar. Bagaimana tidak, kelas ini dipenuhi oleh aroma tembakau yang membuat dadanya tiba-tiba terasa sesak. Ia langsung menutup hidungnya. Lari menuju jendela Lalu membukanya agar bau tembakau hilang.

Firza mengatur pernafasan. Setelah nafasnya kembali normal, ia menuju meja guru untuk duduk memerhatikan para siswa yang pada asik sendiri hingga tak sadar jika dirinya masuk.

Ada yang lagi karaokean. Bermain make up. Berkerumun di sudut kelas memandang hp yang mengeluarkan suara ambigu. Dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang membuat Firza ingin sekali menumbalkan mereka untuk pesugihan. Karena lumayan, jika mereka ditumbalkan ia akan kaya mendadak. Dengan begitu mimpi hidup damainya akan terwujud. Namun niatnya urung. Karena kata Gintama, orang yang ingin kaya cepat-cepat pasti akan berakhir sial.

"Permisi. Tolong perhatikan saya." Firza memulai percakapannya.

Hanya ada beberapa murid yang melihat ke arah Firza, sisanya masih sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Hello! Mohon perhatiannya sebentar."

Masih tidak banyak yang belum merespon Firza.

Kesabaran Firza hangus terbakar api.

Firza menarik nafas. "Berisik goblok!!!"

Sebuah teriakan yang tak tak kalah mengejutkan dari dering telepon mantan terdengar menggema. Para murid langsung menghentikan kegiatan mereka menatap Firza dengan tatapan aneh.

"Baik, silakan duduk," perintah Firza diakhiri dengan senyuman manis.

Namun, tak ada yang menurutinya. Semua orang kembali ke aktivitas mereka lagi. Tak ada yang memedulikan dirinya.

"Aigooo! Nih murid belum ngerasain disleding orang ganteng apa. Kok rasa-rasanya ngajakin gue war," rutuk Firza pada dirinya sendiri.

Firza memilih duduk. Ia memijit pelipisnya pelan. Sudah pasrah dengan takdir yang Tuhan berikan kepadanya.

"Nak, kalian mau bikin saya kena darah tinggi?" Firza mencoba sabar dengan berbicara yang masih menggunakan kalimat lemah lembut seperti cosplay jadi kakak-kakak baik hati di dunia anime yang sering dia tonton.

"Berisik lu penghuni kebun binatang sialan!" Akhirnya kesabaran Firza habis. Ia langsung menutup mulutnya kaget bahasa estetis-nya muncul di saat seperti ini. Seluruh kelas kini menatap Firza dengan tatapan yang mirip kayak orang ngajak tauran.

"Guys! Kayanya tuh orang belum ngerasain gimana rasanya digebuk malaikat maut," ucap salah satu dari mereka.

"Iya juga ya, udah lama kita gak menunjukan keramahan pada orang asing," timpal yang lain.

Seakan mengerti dengan maksud yang dikatakan salah satu anak lelaki di kelas, hampir semua siswa penghuni kelas 12 D jongkok lalu melepas ikat sepatu mereka. Mereka langsung mengacungkan salah satu sepatu mereka ke udara dengan posisi yang siap dilempar.

"Heh, mau ngapain?"

"Bunuh bajingan itu!"

Sadar bahaya, Firza langsung lari ke luar kelas. Ia baru sadar jika kelas itu memang kelas yang bermasalah. Mana ada murid yang berani mengeroyok gurunya selain kelas ini.

Firza langsung lari. Ia berusaha mencari perlindungan. Dan, bingo. Di lorong ada Azam yang sedang jalan. Dengan cepatnya ia langsung mengunakan tubuh kekar Azam untuk berlindung.

Azam kaget melihat Firza bersembunyi di belakangnya. Sedangkan tepat di depan anak-anak kelas 12 D lari dengan posisi siap melempar sepatu berlari mengejar Firza.

Firza ngos-ngosan di belakang punggung Azam. Tangannya bertumpu pada bahu Azam. Seluruh tenaga di kakinya sekarang seperti hilang. Firza akhirnya menyesal sudah setahun terakhir tidak pernah olahraga.

Anak-anak itu makin mendekat.

"Berhenti!" Kini giliran Azam yang berteriak.

Refleks semua murid kelas 12 D berhenti lari.

"Lu jangan ngehalangi kita. Lepasin si sialan itu!" Salah satu perwakilan kelas 12 D maju.

"Ngajak gelut? Ayo di lapang luas. Kita gelut sekalian!" Ucap Firza asal.

"Siapa takut!"

"Tapi lawannya Bang Azam bukan gue!" Balas Firza setengah nyengir.

Azam mendecak heran.

Dan, tiba-tiba, guru kesiswaan datang. Ia telah siap dengan tongkat di tangannya. Melihat guru kesiswaan datang, para siswa kelas 12 D langsung lari ke kelas.

Firza merasa senang karena anak-anak itu telah pergi, tapi di sisi lain perasaan jika nanti akan datang masalah yang jauh lebih besar sedang menantinya.

Benar saja. Guru kesiswaan bertampang mirip cikgu besar di Upin dan Ipin sekarang ada di hadapan Firza.

Firza menelan ludah. Tangannya sudah lepas dari bahu Azam sedangkan Azam mundur beberapa langkah ke belakang.

"Pulang sekolah menghadap ke saya!" Ucap guru kesiswaan datar kemudian meninggalkan Firza yang kebingungan.

"Ganbatte dek!" Ucap Azam sambil mengacak-acak rambut Firza lalu meninggalkan dia sendirian di lorong sekolah yang mendadak suasananya berubah horor.

***

Nb : ada beberapa plot hole yang belum diperbaiki.

Senin 18 Oktober 2021
20:00
Have a nice day
See you :)

***

Continue Reading

You'll Also Like

8.6K 2.2K 44
Zombi dan monster bukan lagi sebuah mitos. Sekelompok teroris berhasil menciptakan senjata biologis yang mampu mengubah manusia dan hewan menjadi zom...
898K 66.6K 31
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
56.5K 2.5K 23
Bahasa Mandarin Praktis Untuk Pariwisata & Bisnis. Dengan belajar kosakata yang termudah. Hargai para penulis (author) Rank #1 dalam Mandarin 18/07/1...
18.6K 1K 49
Ayo belajar bahasa Mandarin. Jika bisa bahasa mandarin mempermudah kalau kita jalan-jalan ke negara China dan Taiwan serta kalau mau kerja di luar ne...