Auristella The Lost Princess

By NoNoelle___

78.8K 9.9K 1.3K

Bentar lagi tamat. #1 - Romance ( 5 Agustus 2022) # 3- Fantasy ( 5 Agustus 2022) #1 - Magic ( 6 Agustus 2... More

Introduction *
1 - Dienne Reinhardt.
2. Our Home .
3. Before Family Gone.
4 Everything's Gone.
5. Beginning.
6. Beginning (2).
7. After Disaster..
Chara Chore : Introduction
8. Camelenor.
S1 Chapter 09. Camelenor [2].
S1 Chapter 10. Sucsessor.
S1 chapter 11. New Undine.
S1 Chapter 12. Thruth.
S1 chapter 13 . The Truth.
S1 Chapter 14. Childhood.
S2 Chapter 15. I Made it..
S2 chapter 16 - Blinking Moon Staff.
S2 Chapter 17. Alion Thoughts.
S2 Chapter 18 - To Human World
S2 Chapter 19. Elf Tribe.
S2 Chapter 20. Luxury Healing Potion.
S2 Chapter 21. Passing Gate..
S2 Chapter 22. Ian H.Preston.
S2 Chapter 23 Meet The Real Noble's
S2 Chapter 24. Suspicious??
S2 Episode 25- Hint Of my Lost Brother.
S2 Chapter 26 -Hint Of My Lost Brother (2)
Character. Pt.1
Character. Pt.2.
S2 Chapter 27. Calling Device!
S2 Chapter 28. Calling Device (2) .
S2. Chapter 29. Gaze
S2 Chapter 30 - You must be surprised.
S2 Chapter 31 - Crash
S2 Chapter 32 - Sleep in your Shoulder.
S2 Chapter 33 - Jealousy
S2 Chapter 34 - Training is begin
S2 Chapter 35 - Prepare
S2 Chapter 36 - Departures
S2 Chapter 37 - Alion's Guide
S2 chapter 38 - Second Meet With Him?
S2 Episode 39 - I Never Know
Character pt.3
S2 Chapter 40 - My Potion
S2 Chapter 41 - My Potion (2) - Your Gaze
S2 Chapter 42 - They were my Side?
43 . who do i like?
44. Dinning table/War?
45. you are interesting guy.
46. Levius's Revenge.
47. Gabrien being honest?
48. SHOCK
49. Alion & Arista
50. I Promise to help you.
51. Storm
52. West Forest (Elf Tribe 1)
53. West Forest (²)
54. Meriel Fainted
55. Sudden Truth
56. Something went wrong
Character 4
57 (1). Back
57 (2). Teal & Virion became Friend
58. Alexia Campbell
59. War (1)
60. Your Kind Gestures
61. intens
62. Ambush!
63. Periods
64. Levius Is Missing.
65. The only way to keep you warm
66 . HOPES
67. Who's Memories is this?
68. End Of first War
69. Guilty Feeling
70. Wrath
71. Bloom
72. Confused in the Ballroom.
73. Theodore being Silly
74. Wait for me?
76. You were beautiful
77. Present
78. Gentle Actions
79. Bell (Part 1)
80. Bell(Part2) You say sorry many times
81.Bell (Part3) Now we'll not be apart again
82. Goodbye Gabrien
83. A Woman, The Awakening and Bell the cuteness.
84. New life in the new Kingdom
Character pt 4 . Theodore Knight
85. Behind this secret
[ Pengumuman ]
86. Different Smiles
87. Theodore Regrets, Rise of the future King.
88. Rise Of the Future King (2)
89. Awake.
90. A Letter For You (1)
91. Culprit
92. Horses and Sunset
93. this kind of feeling
94. Before Everything's mess
95. Before Everything's Mess (2) ||Truth|| Agony||
96. Before Everything's Mess (3) || Erase the distance
97. Before Everything's Mess 4|| Theodore and Gremio
98. Before Everything's Mess (Last) || First Heart broken.
-FYI-
99. If i were you
100. That guy isn't 'Me'
101. Give me a Chance
102. Before Delegation
103. Anger
104. Delegation || I met you
105. Two heart. Two Hurt
106. They're both Love, The Princess.
107. The War
Promosi Cerita Lanjutan.
108. Heaven Falls || Alion was...
109. Arista's Wrath || Farewell, My Dear.
God And Goddess
110 . The Strongest Soldier's Awakening
111. You Die Too Soon
112. Born Of the Unexpected Rebellion
113. Nightmare (1) || Sorry.
114. Nightmare (2) || Six Protection
115. Nightmare (3) || unintentionally.
116. Nightmare || Virion, Trezaz. || Secret ending
117. We Are Dumped [I]
118 . Father, You're here!

75. Aiden is my Royal Brother.

489 87 30
By NoNoelle___

Vote Duluuuu❤






“ Lhoris, Alion, Shinon..aku ..ingin bicara pada kalian.”



Ucap Meriel setelah melihat Arista telah terlelap di tempat tidurnya.




“..?”

Ketiganya menoleh . sangat jarang bagi Meriel terlihat sangat serius seperti ini, sehingga Lhoris mewakilkan Alion dan Shinon bertanya..


“ ..ada apa?”

Itulah pertanyaan di otak mereka.



“ Langsung pada intinya..ini bagi kebagaiaan Arista..kuharap kalian mendengarkan ini dengan baik.”



Meriel memberi tahukan jika kehadiran Four Commander ada adalah untuk melindungi Arista dalam bahaya, dalam segala ancaman di dunia manusia selama roh kegelapan masih berkeliaran.



Namun, Meriel menegaskan kepada Four commander untuk tidak banyak mencampuri urusan lainnya selama Arista tidak memintanya.



Hal hal seperti yang bersangkutan dengan para pangeran hari ini bukan lah pengecualian, kedepannya..Arista pasti akan jatuh cinta, entah itu dengan manusia, atau roh, atau bahkan elf, sehingga hal itu bukan lah ada pada tanggung jawab mereka, selama Arista tidak memintanya.




Lagipula..Menurut Meriel, hal hal romantis adalah privasi, sudah menjadi kesalahan sejak awal jika four commander bisa melihat seluruh percakapan intens dari setiap orang yang berbincang dengan Arista.

Namun..

Satu satunya yang menolak pertama adalah Alion.



Bayangan Lalantha yang melekat sempurna pada Arista membuatnya berfikir Arista adalah Lalantha saat muda sehingga hal itu..tidak bisa ia setujui secepat ini.



Namun Meriel menjelaskan.



“..aku ingin kita menjaga privasinya juga. Dengan begitu , Arista akan bisa membedakan banyak perbedaan arti perasaan tanpa kita banyak mengganggu prosesnya. Maksudku, ketika hal hal seperti itu terjadi lagi pada Arista, kita hanya perlu mengamati tanpa menggebu gebu untuk muncul hanya karena ingin mereka menjauh dari Arista. bukan begitu Alion.?”

Meriel melirik Alion yang masih dengan ekspresi dinginnnya.



“…aku hanya melakukan itu karena aku tidak ingim Arista berada dengan pria yang salah.”




“Alion..aku mnegerti perasaanmu, tapi..tugas kita hanya menjaganya..terlepas salah atau tidak pria yang dekat dengan nya, Arista pasti meminta saran dari kita sebelum memutuskan semuanya, tenang lah, Arista kita cukup dewasa hingga ia mampu mengatasinya.”



“…” Alion berbalik namun menoleh dengan wajah sulit yang ia perlihatkan  pada Meriel, Lhoris dan Shinon sebelum pergi, ia tidak merespon perkataan Meriel saat itu. kemudian ia..Membuka jendela dan terbang keluar tanpa banyak bicara..



Malam itu, Alion pergi keluar dari tempat istirahat Arista. ia menuju bagian tertinggi menara yang diiliki Istana Striadone, karena ini sudah malam, bagian menara sepi, bahkan tidak ada penjaga.




Walaupun cukup berbeda, Tempat yang tinggi membuatnya dapat berfikir jernih, seperti kebiasaan nya di Camelenor.




Lhoris dan Meriel yang masih terdiam karena Alion pergi dengan tiba tiba, melihat arah kepergian Alion yang menuju menara, mereka yang melihat dari jendela ruangan Arista, Meriel yakin Alion akan kembali sebelum Fajar.





Alion sampai di atap menara.



Ia memandang langit yang telah berhenti mengeluarkan salju nya untuk turun ke daratan.



Udara dingin angin malam dan musim salju tidak membuatnya tertanggu. Ia duduk dan mulai menatap bulan yang terlihat diantara awan awan tebal di langit malam.




“…Lalantha..aku rela mengorbankan apapun yang terbaik untuk Arista..walaupun itu aku akan terlihat seperti orang yang mengekang..tapi..”




Alion terdiam seraya duduk dan menyandar di tembok tempat nya berada..ia menenggelamkan kepalanya diantara kaki nya yang kini menekuk..





Alion tidak banyak bicara, ia bahkan tidak bergumam, ia hanya diam seolah posisinya mampu menenangkan fikirannya.





“..Lalantha...Aku menganggapnya seperti keponakan ku sendiri..atau bahkan lebih dari itu, bolehkah aku berperan sebagai ayah nya disini?”




Alion menatap langit malam....hidungnya memerah..pundaknya bergetar.




“..Lalantha..Jawab  aku..”


Gemetar di pundaknya terlihat semakin jelas dengan gumamman gumaman kecil yang diucapkannya. Berharap seseorang mampu menjawab rasa kesakitan dalam hatinya yang selama ini ia pendam sendiri.




Tiba tiba ia mengingat kenangan saat Lalantha dan Four Commander lain saat muda .



Hey Alion , ini pertama kalinya aku mempunyai waktu mengobrol ini denganmu. Jika aku berada diantara Meriel dan Lhoris, sepertinya aku sedikit sulit terbuka.




‘… apa kalian tidak akrab akhir akhir ini?




Yah..melihat tatapan Lhoris pada Meriel terkadang membuatku berfikir, apakah aku akan mendapatkan seseorang yang melihatku dengan sangat lembut seperti yang Lhoris lakukan pada Meriel?





‘..Ah..kau menyadari itu juga?’




Ya..aku menyadarinya baru baru ini, apa mungkin mereka memiliki hubungan spesial atau semacamnya?’



' hmm? Kurasa kau sudah tahu, Lhoris sudah pernah menyatakan perasaannya, namun Meriel belum menjawab itu.’



Lalantha terkejut, dan menoleh cepat pada Alion yang kini duduk di sampingnya menikmati pemandangan taman di Camelenor bersamanya.



mengapa Meriel menunda jawabannya?’





‘..itu karena beban Four Comander, dia berkata pada Lhorus akan menjawab nya ketika ia siap’




Eh?? Astaga..bagaimana Respon Lhoris?’



Lhoris berkata padaku, jika dia akan berperilaku seperti sebelumnya agar Meriel tidak canggung ketika kita bersama..’





Heehhh…Aku baru tahu jika Lhoris adalah orang seperti itu..aku senang untuk mereka berdua..kuharap bisa menemukan orang seperti Lhoris secepatnya untukku.’

Sambil tersenyum mengatakan itu membuat Alion muda membeku ditempat.





‘...?’ Alion mematung..dan tiba tiba  menoleh pelan pada Lalantha yang kini berdiri seolah dia akan pergi meninggalkan Alion sendiri di taman istana Camelenor.





Aku pergi dulu Alion..he-he senang mengobrol dengan mu

'Eh.. ?' Lengan Alion mencoba menggapai lengan Lalantha yang telah menjauh.. Ia berdiri seraya melihat kepergian Lalantha dengan tatapan kosong dan tersenyum sendu..


Lalantha berlari kecil dan meninggalkan Alion sendiri







Kenangan itu Alion ingat dengan jelas.





“..ini menyakitkan.”  Gumamnya.


Alion merasa dadanya sesak . perasaannya merasakan sesuatu yang menyakitkan hanya dengan mengingat kenangan itu. Ia terisak pelan dengan memegangi keningnya.




Ia terlihat mengeraskan giginya agar suara isakkan tangisnya tidak terdengar .



Sendirian, diantara langit malam ia merasakan kesepian..




Bayangan Lalantha dan Arista tumpang tindih membuatnya tidak berdaya.




jika dahulu..sebelum kau pergi aku meraih lenganmu dan mengatakan aku menyukaimu..apa semua ini takkan terjadi ..?”




Ia masih diposisi yang sama duduk sendirian di atap menara melihat langit malam yang seolah mendukungnya dengan suasana sedikit mendung dengan sinar bulan samar samar menyinarinya.




‘…haahh…aku menyesal tidak melakukan itu..’ Alion memejamkan mata dan menyembunyikan wajahnya kembali.




aku menyesal menjadi pengecut yang tidak berani mengungkapkan perasaanku..’


Aku..aku menyesal..’



Aku menyesal…walaupun ia mungkin saja menolakku, setidaknya aku sudah mengatakan nya..’




Lalantha..aku berharap suatu hari aku mampu bertemu denganmu kembali..’




Kini Alion mendapatkan jawaban dari apa yang dia tangisi. Membuat fikiran nya jernih dan berniat kembali agar Meriel, Lhoris dan Shinon tidak khawatir lebih lama.





“.. aku menangis cukup lama..ini konyol sekali...” Ia tersenyum sendu mengingat betapa menyedihkan dirinya..



Ia bicara pada dirinya sendiri, dan mulai berdiri, tersenyum pahit sebelum ia menghilang dari Atap dan kembali bersama Arista yang kini masih terlelap.



*
*
*





Keesokan harinya, seorang pelayan mendatangi ruangan Arista, dengan ketukan pintu lambat, Arista mempersilahkan dia masuk dan memperlihatkan pelayan yang tidak asing, ya..pelayan yang sama dengan saat ketika ia mengantarkan Arista ke Ruang makan istana sebelumnya.






Ia berkata jika pangeran Theodore mengundang Arista untuk minum teh bersama, dengan meminjam salah satu taman Istana bagian timur.





Hubungan diplomatis antar kerajaan membuat nya dapat tinggal di Istana Stiadone seminggu dari sekarang.




Meminjam property seperti ini bukan lah hal yang dilarang untuk nya.




Lagipula, Raja William sendiri yang menjamin kenyamanan Theodore dan semua pengawalnya di Striadone selama mereka berada disini.



Berbeda dengan Gabrien, sejak peperangan pertama Usai, seolah mengambil alih tugas Raja yang kini sudah hampir pensiun, ia sibuk, dengan kunjungan ke daerah daerah besar kerajaannya untuk melakukan tugas tugas nya sebagai calon penerus Raja William. .





Menjawab perkataan pelayan wanita yang datang padanya, Arista mengangguk dan akan pergi ke tempat minum teh itu, di taman bagian timur Istana, Arista bersiap dengan baik dibantu Meriel , tidak seperti saat pesta, ia hanya menggunakan gaun yang sopan, tidak dengan riasan , ia terlihat cantik bahkan tidak dengan polesan riasan seperti sebelumnya.






ini kesempatan ku memastikan keberadaan kakak.’ Fikirnya.





Beberapa saat berlalu, setelah Arista bersiap , ia menuju tempat yang telah direncanakan.






Ditemani Alion dan  Meriel. Shinon dan Lhoris pergi berlatih dengan Levius dan juga Kate ke hutan, mereka pergi jauh dari Istana dan menemukan lokasi latihan yang baru.




Lokasi yang cukup stategis dan tanah lapang yang luas.




Arista melihat pemandangan taman yang belum pernah ia lihat sebelumnya, cukup terkejut, walaupun tidak seindah Camelenor, tempat ini sangat indah bahkan ada danau yang luas di hadapannya.






Langkah kaki Arista menapak di bebatuan , jalan dengan material batu mengarah ke taman dengan gazebo besar nan kokoh terbuat dari batu marmer khusus dengan Design ala zaman Romawi.




Di sana terlihat beberapa pria dan 2 wanita seperti menunggu kehadirannya.




Arista datang ditemani pelayan tadi, suara langkah kaki keduanya menyadarkan Mereka semua dan seraya berdiri mereka memberi hormat kecuali Theodore.




“ Selamat datang Nona Arista..”



Ucap Mathias dan Lady Rose sebagai salah satu dari semua kesatria yang berkumpul didekat Theodore di dalam Gazebo di taman ini.




Walaupun suasana salju menutupi sebagian besar taman, namun bunga bunga khusus yang ditanam saat musim dingin berbunga dengan cantik dan menyelimuti seluruh bagian taman.


Bunga yang di juluki winter sun, berwarna biru muda mengelilingi seluruh taman.


ketika Arista sampai..

Ada 3 staria laki laki, satu orang yang tidak arista kenal, lalu ada orang berambut pirang dengan penutup mata yang kini memperhatikan nya dengan intens seolah sedang mengingat ingat sesuatu, lalu ada Mathias, disebelahnya, ada Lady Rose dan Lady Alexia. yang kini tidak mengenakan pakaian dengan armor, mereka hanya mengenakan pakaian berlatih Bangsawan.





“…Ah..Nona Arista..anda datang sendiri?”


Theodore yang awalnya duduk, mendekat dan menyapa Arista. Arista melihat itu tersenyum membalas ..



“ ..Iya..aku datang sendiri yang mulia. Levius sedang berlatih diluar ibukota.”




“..eh? apa dia selalu seperti itu?” Matanya berbinar..


“ Kurang lebih seperti itu yang mulia .”

Arista duduk berseberangan setelah Theodore duduk di kursinya.



Lady Rosemary menuangkan Minuman panas berwarna kecoklatan dengan daun mint di dalamnya.




“Silahkan menikmati nona Arista..”

Ucap Lady Rose setelah ia menuangkan minuman untuk kami berdua.




Para Ksatria Theodore tidak mengikuti acara kecil minum teh ini, mereka hanya diam berdiri di belakang Theodore.

Bagi para bangsawan acara minum teh adalah acara untuk mempererat pertemanan.


“..Terimakasih.”

Ucap Arista singkat sambil tersenyum.. Ia melirik seseorang yang memiliki penutup mata di wajahnya.


‘...mungkinkah ia bernama Aiden?..sejak tadi ia memperhatikan ku..’ .



Aiden memiliki tubuh tinggi tegap seperti Lhoris. Untuk seukuran manusia, ia memang tinggi. Rambutnya kuning pirang sedikit panjang, satu mata yang terlihat berwarna biru, dilihat bagaimanapun, dibayangan Arista , Dahulu kakaknya tidak seperti itu, apa benar dia orangnya?

Arista sedikit ragu..




“..Nona Arista, sejujurnya..aku memiliki permintaan.”  Ucap Theodore langsung ke pembahasan..




“..?”

Arista menatap Theodore sekejap dan mengedipkan mata beberapa kali. .. karena baru tersadar setelah memperhatikan orang dengan penutup mata di antara kesatria Theodore.




“.. Theo! Um..Pangeran Theodore, maafkan aku menyela...!” 

Arista sadar, setelah matanya bertemu dengan orang itu tadi, ia melebarkan matanya lalu menyela pembicaraan antara Theodore dan dirinya.



“.. Aiden..kau ini…” Theodore mengerutkan keningnya sambil menutup matanya karena percakapan nyadengan Arista terpotong karenanya.




“.. Maaf aku mengganggu, Tapi...Nona Arista boleh aku meminta waktumu sebentar?”



“..Hey Aiden! Apa yang kau perbuat? Perbuatanmu sangat tidak sopan dengan menyela percakapan Tuan Theodore! “


Ucap seseorang yang Arista belum mengetahui namanya, seorang Pria berambut coklat yang terlihat seperti penasihat.




“..tidak apa Dean.. Aiden, gunakan waktumu , dan jangan terlalu lama karena aku akan membicarakan hal penting.” Ucap Theodore menghela nafas panjang..




“ Aku mengerti.”


Arista tidak memahami situasi namun , sepertinya Aiden ini menyadari sesuatu yang ada pada diri Arista.



“..apa yang anda inginkan tuan..?” Arista ragu namun ia tetap berhati-hati.. bisa saja dugaan nya salah..




Mata hijau Arista serta rambut putih keperakan membuat mata Aiden yang berdiri di dekatnya kini berbinar.




“..aku ingin tempat yang lebih sepi..”



“..Huh? Tidak Aiden. Lakukan disini.”

Ucap Theodore dengan urat pelipis terlihat seolah kesal pada sahabatnya itu.



“..Aku membutuhkan obrolan serius dengan Nona Arista Theo..” .



“..Eh? mengapa kau seperti ini?” Aiden terkejut untuk pertama kalinya Aiden bertingkah seperti ini.



“..kumohon.”


“ ..... baiklah. Gunakan waktumu.”

Ucap Theodore sambil mengesap Teh hangat dan lagi lagi mengela nafas  panjang setelah perdebatan di hadapannya.



“ Aiden..kau tidak sopan dihadapan pangeran..!”

Ucap ksatria Theodore bernama Dean..lagi...


Arista mengerti..sepertinya obrolan ini akan serius dan juga..ia bisa memastikan jika…mungkin..

Aiden adalah kakakku.


Harapan itu muncul kembali.. Aiden mengulurkan tangan nya.





Arista mengangguk dan menerima uluran tangan Aiden dan berjalan menjauh dari Gazebo, setelah berjalan cukup jauh bersama Aiden tanpa banyak percakapan..ia menuju ke dekat pohon Oak yang berada di jarak sekitar 20 meter dari Gazebo Theodore berada.


Walaupun jauh, Theodore masih bisa dengan samar melihat Arista dan Aiden yang kini berdiri di dekat pohon Oak.




‘apa mungkin yang selama ini ia cari adalah---…’



fikiran Theodore dengan matanya menyipit memperhatikan dari jauh Asrista dan Aiden yang sepertinya telah memulai obrolan mereka.





*
*
*







Langkah kaki ku menghantarkan kami menuju pohon oak di taman besar milik istana Striadone. Aiden menyamakan langkahnya denganku sejak awal...





Tubuhnya tinggi besar, otot lengan dan dada nya terlihat sangat berbeda dengan Gabrien atau Theodore, namun walaupun begitu, sepertinya fisiknya mendekati Lhoris kurasa..




Setelah tiba, mereka berhenti dan Aiden mulai menghadap Arista dengan sedikit gugup dan keringat di pelipisnya. ia sengaja membelakangi Gazebo yang kini Theodore memperhatikan mereka. dengan postur tubuhnya yang kekar, Aiden mampu menghalangi Arista .






Arista yang juga ragu pada apa yang akan dia katakan melihat pergerakan dari Aiden yang kini sedang merogoh sesuatu di balik jubahnya.





Setelah ia mendapatkan nya, ia tidak memberi tahunya pada Arista, dibalik telapak tangan nya yang besar Aiden menyamakan warna antara batu hijau yang di pegangnya dengan mata Arista yang kini melihat apa yang dilakukan nya.





“..Tuan Aiden a---
Arista tidak sempat menyelesaikan perkataan nya.


“ Nona Arista..aku tahu ini lancang tapi..apa nona bukan berasal dari kerajaan ini?”





“..? Ya..aku bukan berasal dari kerajaan ini. ada Apa tuan Aiden?”


Arista mulai merasakan sesuatu. Apakah mungkin ini adalah waktunya?

Orang dihadapannya ini adalah orang yang selama 18 tahun berpisah dengan nya?


“…Aku…aku memiliki adik yang memiliki mata hijau sehijau milik anda…” Ucapnya dengan Ekspresi kesulitan..



‘eh??!’

Arista melebarkan matanya.



Perasaan yang sama saat ia mendengar suara ibunya ketika di daratan Brumuz , perasaan menyakitkan, perasaan rindu itu kembali terasa.





“…” Arista mematung..tidak percaya dengan apa yang di katakana. Pria dihadapannya apakah benar benar Kakaknya?



'Apakah ini kakakku? '


“ Nona..aku mendengar anda dilindungi oleh para Roh benar?”  Tatapan nya sendu.. dibalik mata birunya.. terlihat kegelisahan ..



Ia bertanya dengan hati hati..



“…” Arista masih tidak menjawab..pandangan nya mulai tidak fokus pada Aiden karena perlahan Air di matanya membuat penglihatan tidak jelas.



“..Ibuku..ibu sambungku adalah seorang Roh.”
(Note : Ibu sambung-Ibu tiri)

Ucap Aiden yang kini tertunduk dengan hidung kemerahan seperti Arista kini.

(Aiden mengetahui fakta Lalantha bukan manusia dari Ayahnya.)



Itu sudah di pastikan .





Orang ini..Orang ini adalah kakakku..

Fikiran Arista yakin.


Namun mengapa..begitu sulit untuk merespon? Ucapan Meriel dan Alion yang kini menyadarkanku tidak bisa kudengar jelas dalam mind connection...



aku terdiam tanpa bisa merespon apapun.. Aiden melihat Arista yang menatapnya dengan jejak Air mata mengalir di pipi kirinya sadar..mungkin..

Apa yang difikirkan nya benar..namun ia ragu untuk bertanya karena respon Arista yang hanya mematung tidak membuat Aiden begitu yakin..




‘ini..adalah saatnya..ini benar benar kakak..!’ Batin Arista benar benar sadar akan hal itu, namun tubuhnya belum bisa merespon apapun.




Aku melihatnya ada dihadapanku saat ini, satu matanya yang tertutup membuat Arista berfikir 'apa yang terjadi padanya selama ini?'



Melihat postur tubuhnya yang kokoh seperti ini, 'apa yang telah dia alami sehingga membuatnya memiliki tubuh seekuat itu?'.





“…Kakak..?”




Ucap Arista pelan, tetesan kedua mengalir dari matanya. Ia belum mengedip, seolah berkedip akan membuat sosok dihadapannya  menghilang.

.. Ia menahan kedipan matanya dan menatap Aiden dengan Airmata menumpuk di pelupuk matanya..



“ ....??!” Aiden yang tertunduk, menoleh cepat.



Ia melangkah tanpa fikir panjang memegang pundak Arista. lengan nya yang besar solah mencengkram kedua pundaknya.




“ ..Nona Arista, apakah ..apakah mungkin…---



Tidak sempat Aiden menyelesaikan kata katanya di tengah wajah kesulitan yang diperlihatkan Aiden dihadapan Arista.




“..Lalantha..itu nama ibuku..” Ucap Arista.





*Grab

Sebuah pelukan erat dirasakan Arista.






Dengan cepat tanpa memikirkan apapun ..Aiden memeluk Arista di dalam dekapannya. Dadanya yang bidang membuat Arista tidak terlihat.


Posisi Aiden yang menghalangi tempat Arista berdiri tidak bisa dengan jelas Theodore lihat dari kejauhan.




“..Apa ini mimpi?!”



Aiden memeluk Arista,dengan menekan kepala Arista dalam dadanya.




“…A-Auristella..Yv—
Lagi lagi ia terpotong oleh Arista yang dengan cepat menyela..


“ ...Yvanna Gleore.”

Arista melanjutkan ketika Aiden akan  menyebutkan nama asli Arista.



“....!!”


Matanya melebar sekejap, dan memeluk Arista lebih erat. Ia menangis..dan memejamkan matanya berkali kali..tangan dan pundaknya bergetar.



“Akhirnya..akhirnya…aku menemukan mu. setelah belasan tahun...”




Masih memeluk Arista dalam pelukan nya. Arista membalas pelukan Aiden sama kuatnya.

Keduanya merasakan kembali kehangatan keluarga.

“..kakak! hiks*apa anda benar benar kakakku?”





“ Ya..aku adalah kakakmu...” Aiden mengeraskan giginya dan menahan suara tangisnya agar tidak keluar..



Pelukan antara keduanya tidak melonggar sementara, keduanya jatuh dalam tangisan pelan masing masing, kedua saudara berbeda ibu yang baru saja bertemu dengan tidak terduga..



Bertemu dalam pertemuan yang diadakan kedua kerajaan. Menjadi hutang terbesar yang dirasakan keduanya. hingga mereka berdua bertekad membalas budi suatu hari nanti.




jadi selama ini..orang penting yang dibicarakan semua orang adalah adikku? Kemenangan perang besar melawan paman Mirza adalah kemenangan adikku?

Fakta itu membuat Aiden tidak bisa melepaskan pelukan nya dari Arista.
Ia benar benar merindukan adiknya.





Tidak dipungkiri, setiap hari tekad Aiden untu melatih fisikknya sehingga menjadi lebih kuat adalah untuk merebut kerajaan dan menemukan Adiknya yang hilang.





Seluruh Grevalon telah ia cari dengan dukungan keluarga angkatnya Hayward untuk mencari keberadaan Adiknya.



Namun rambuh putih sangat lah jarang ditemukan diantara kebanyakan orang, fisik Arista memang telah membuatnya yakin saat ia memasuki Aula denganTheodore malam itu, ia semakin yakin ketika melihatnya dari dekat ketika Arista duduk di hadapan Theodore saat berada di Gazebo itu.





Wanita yang dia yakini sebagai Adiknya ini memiliki warna mata hijau sehijau batu zambrud yang dia genggam dimanapun dia berada.

Keyakinannya memuncak saat ia berkata jika ibunya bernama Lalantha. Tidak segan segan ia memeluknya.



Aiden yang terkenal di Grevalon sebagai pria yang menyeramkan karena ia ‘kuat’.




Reputasi Aiden di Grevalon hingga membuat Theodore tertarik berteman dengan nya adalah karena ia berani mengatakan kebenaran jika itu memang benar, dan mampu mendeklarasikan kesalahannya jika itu memang salah, bukan hanya pada dirinya, para bangsawan korup yang telah melakukan hal hal buruk, Aiden sebagai tangan kanan dan sahabat dari Theodore menangani itu sebagai kesatria kepercayaan kerajaan Grevalon sementara waktu..




Dengan maksud mencari kepercayaan kerajaan agar dapat mendukungnya merebut kembali Ciodelion dengan melakukan Perang dan Kudeta.





Setelah Aiden saat itu mengatakan keadaannya pada Theodore, ia terkejut karena dengan terang terangan Theodore bersedia untuk membantu ketika Theodore telah resmi diangkat menjadi raja.





Masa pengangkatan Theodore resmi menjadi Raja ada pada 4 bulan kedepan, sejauh yang Aiden tahu. Pada masa itulah, mereka akan mendeklarasikan perang melawan Ciodelion.





Kini, adiknya berada di dalam genggaman nya, ia tidak ingin melepasnya lagi.




“..Yvanna....” Ucapnya singkat.



“..?”

Arista kebingungan dan melepaskan pelukan nya dari Aiden.



“..Yvanna , itulah caraku memanggilmu saat dirimu bayi..”



“..ibu memanggilku Estelle, dan kakak memanggilku Yvanna?” Arista mengedipkan matanya yang masih kemerahan setelah menangis dalam dada Aiden.

Ucapnya , Arista masih belum percaya keadaan ini, waktu dimana ia memanggil kakaknya dengan sebutan ‘kakak’ adalah mimpi terbesarnya..




“…Ibu? Mengapa kau mengetahuinya ?”  Aiden melebarkan satu matanya yang terlihat itu. Arista mulai penasaran apakah Aiden mempunyai luka di matanya?


Matanya melebar sekejap sebelum aku menjawab.




“ Sebenarnya..aku pernah bertemu ibu dalam mimpiku..dan pada saat itu,aku diperlihatkan bayangan ayah dan kakak..dan juga..ibulah yang memberi tahu jika kakak masih hidup.”





“..ibu memberitahunya?”

Tangan nya mengepal keras. Aiden kehilangan ibu kandungnya di usia 3 tahun, pada usia 4 tahun ia mendapatkan ibu pengganti, pada usia 5 tahun, ia kehilangan 'ibu'nya lagi beserta seluruh keluarganya.



‘Ratu-- tidak...ibu ku...benar benar menyayangiku..’ ia mengingat bayangan Lalantha yang menyayangi Aiden saat Aiden masih kesepian karena kehilangan Ibunya.



Kenangan bersama ibu kandung nya sedikit demi sedikit terhapus dan tergantikan dengan sosok Lalantha sebagai ibu sambungnya dan sebagai Ratu Ciodelion kala itu..




Seolah ingin kembali menangis. Aiden mengepalkan tangan nya keras tanpa sepengetahuan Arista.




“..Ya. lewat mimpi itu dan berkat ibu, aku tidak berhenti berharap jika kakak masih hidup, selama ini .....aku telah mencarimu kakak.” Arista kesulitan mengontrol ekspresinya.


Arista menatap sendu sambil meraih telapak tangan Aiden yang sejak tadi mengepal keras.




“..begitu juga denganku Yvanna..atau haruskah aku masih memanggilmu Arista?”


ia tersenyum sendu dan terpaksa, ia masih memikirkan banyak hal..


“..Ya..kurasa Yvanna akan menjadi panggilan yang sangat baru, aku tidak biasa dengan itu, jadi ..untuk saat ini Arista akan lebih baik kakak.”


Arista menggenggam tangan Aiden kuat. Ia senang..ia bersyukur.




Akhirnya…’ Senyuman kebahagian Arista untuk pertama kalinya membuat Alion bahkan Meriel yang berada di sekitar Arista terkejut..



Dari kejauhan Theodore tidak bisa dengan jelas melihat apa yang sedang terjadi diantara Aiden dan juga Arista..



Tubuh Aiden yang besar menghalangi Arista . keduanya kini berbincang sedikit tentang pertemuan tidak terduga ini.



hanya mengandalkan ingatan masa lalu dan juga ingatan Arista dalam ciri fisik Aiden, akhirnya keduanya bertemu.




Sebelum mereka berjalan kembali ke Gazebo dengan ekspresi cerah di antara keduanya.





Ketika keduanya sampai dan menghadap Theodore kembali , Aiden berkata dengan yakin pada semua orang di sini..



“..ketika kita kembali, aku akan membawa Nona Arista ke Grevalon. ”




“ Huh......?”


Theodore mengehntikan kegiatan nya , ia yang sebelumnya akan mengesap teh dari cangkirnya terhenti karena ucapan Aiden barusan..




Episode spesial.. jngn lupa komen ! ❤

Continue Reading

You'll Also Like

31.6K 5.8K 52
[The Elemental Trilogy | Book 1] Pada dasarnya, orang-orang dengan zodiak aktif hanya mampu mengendalikan satu dari empat elemen klasik. Api, tanah...
406 162 42
~Mesafira Scholastika~ Ketika hidup mulai menampakkan kekejamannya, maka kau harus bersiap untuk terluka dan terkejut! Kalimat itu relevan dengan kis...
816K 40.3K 34
alam semesta yang kau huni ini,, terdiri dari 3 dunia yang saling berdampingan. dunia manusia, dunia peri, dan dunia kegelapan. ketiga dunia itu terh...
2.3M 65.8K 8
[Réincarnation Series #3] #1 - Fantasy Aku terbangun dari kematian, dan aku tak paham sebenarnya apa yang terjadi saat ini. Hanya satu hal yang dapat...