Vote dulu yaa.. ❤🤗 Comment juga kalian pengen Arista sm siapa Akhirnya😁
Sebelumnya ~
“.. Nak..aku rasa datang terlambat bukan masalah. karena sorotan utama kali ini ada pada kedua pangeran sebagai perwakilan resmi antar Kerajaan.”
Ucap Lhoris. Arista sedang tergesa gesa melangkah karena gaun yang ia kenakan cukup mengganggu karena terlalu panjang. Ia mengangkat gaunnya selama berjalan. Diikuti Levius dan Kate di belakangnya.
Four Commander yang menyembunyikan keberadaan mereka melihat Arista berjalan dengan kesulitan.
Alion berbicara Pada Arista kini.
“ akan lebih cepat sampai pada Aula dengan menggunakan sihir terbang Arista.”
“Eh??” Arista syok mendengar apa yang diakatakan Alion dengan wajahnya yang datar .
“ A-Alion.. Apa kau tahu, aku menggunakan gaun seperti ini agar bisa sampai disana dengan cara yang normal?”
Arista tidak bisa membayangkan, ia sampai di pintu gerbang tiba tiba dengan cara terbang dan membuat para penjaga terkejut?, lagipula mantra Fly di dalam istana akan membuat Arista seperti anak anak yang sedang bermain main di istana.
Apa Alion ingin aku terlihat aneh??
“..Pffttt.. kukira tidak ada salah nya mencoba Arista.”
seseorang membuat Arista menoleh dengan cukup cepat.
“ Lhoriissss.” Arista protes dengan candaan yang dilontar kan Lhoris padanya.
Arista kini berjalan tergesa gesa. Sambil mengangkat Gaun nya untuk menuju bagian terluar Benteng tempatnya tinggal di istana.
Setelah ia membuka gerbang keluar dari benteng, Arista mulai memasuki bagian taman Istana untuk menuju Istana Utama.
‘..hmm bukankah Aula berada di bagian kedua Istana? setelah masuk dari pintu utama, Sebuah lorong akan membawaku ke bagian dalam Aula.’
Itulah yang Arista ingat setelah berbincang dengan Levius. Levius mengetahui bagian Istana dari teman teman nya selama ia berbaur dengan Prajurit Striadone.
Namun.. ketika ia memasuki Gerbang utama yang di bukakan oleh dua penjaga yang mempersilahkan Arista masuk dengan cara yang sangat terhormat.
Seseorang berdiri di dekat Lorong, seolah dia kebingungan dengan jalan yang akan ia tuju.
Arista menghampiri orang itu..namun ia tiba tiba terhenti ketika orang yang akan dia hampiri menoleh akibat suara langkah kaki Arista.
‘eh?...'
'Mata biru?'
'Warna rambut emas? Jangan jangan….’
Batin Arista tiba tiba menjadi liar.
Fikiran nya mulai menyimpulkan hal hal yang menurutnya masuk akal.
Mengapa di tempat seperti ini?
Mengapa ia barus bertemu dengan orang yang kemungkinan besar adalah kakaknya disini?
Arista mengingat dalam ingatan saat dia pingsan di perbatasan Brumuz. Ingatan saat suara ibunya terdengar.
Seorang anak yang memiliki mata Biru dengan rambut pirang seolah itu berwarna emas karena ia terlihat sangat terang.
‘..Aiden? apa itu Aiden?' Batin Arista...
Selangkah..ia mendekat dengan kakinya yang sedikit gemetar.
Setidaknya dengan ingatannya jika orang ini adalah kakakku, melihat rambut dan warna mataku akan membuatnya ingat aku adalah Adiknya..
Namun jika dia tidak mengingatnya, apakah harapan ku bertemu dengan kakak adalah harapan kosong?
Jika dia tidak mengingat aku.. warna rambut dan mataku.. apakah kakakku bukan berada diantara orang orang Grevalon?
Mata Arista dengan Orang ini bertemu..
“..Ah.. maafkan aku mengganggumu.”
‘..’ matanya melebar sekejap.. ia tidak membalas perkataanku.
Dilihat dari pakaian nya, ia sepertinya salah satu dari tamu Grevalon yang akan hadir, mengapa dia sendiri disini?
“..umm apa kau tersesat?”
Ucapku dan membuatnya tersadar dari lamunan singkat yag dilakukan nya tadi.
“..Aku terkejut..ini pertama kalinya aku melihat gadis secantik anda nona.”
Ucapnya dengan penuh tatakrama, aura yang di munculkan nya seolah mengatakan dia adalah orang orang bangsawan yang telah hidup dengan segala aturan dan kesopanan.
“ Anda terlalu memuji tuan.. “
Ucap Arista singkat.
Aku ingin mengetahu namanya.
Arista ingin memastikan nya secepatnya...
Namun Four Commander mulai bicara. Meriel terdengar paling awal.
“..hmm aku rasa pernah melihat orang ini saat aku melakukan pengintaian di Grevalon dahulu..aku melihatnya berlatih dengan seseorang yang memiliki rambut pirang juga, aku tidak ingat wajahnya karena aku mengintai dari jarak cukup jauh.”
“..Sepertinya..Siora dibutuhkan disaat saat seperti ini, karena dia satu satunya yang mengetahui kerajaan Grevalon setidaknya lebih baik darimu bukan?”
Ucap Lhoris mendapat Anggukan dari Meriel.
“…ahh.. ini terlambat, Arista apa kau mau aku kembali memanggil Siora ke Camelenor sekarang?, aku akan membawanya kemari.”
“..eh? tidak usah Meriel, aku akan memastikan nya sendiri, jika dia Aiden tapi dia tidak mengingat satupun tentang diriku, kurasa Aiden ini ...bukan lah kakakku.”
“..Eh? apa kau akan menyerah secepat ini?”
“..Bukan..aku fikir kakakku akan mengetahui aku adiknya dengan melihat Mata hijauku dan rambut putihku, karena ini hanya dimiliki oleh aku dan Ibu.”
“ Arista benar Meriel.. hanya Lalantha dan Arista yang memiliki rambut Putih dengan Mata hijau. Jika ia tidak mengenali Arista dengan ciri ciri lalantha di tubuhnya. Kemungkinan besar orang ini bukan lah kakaknya.”
Kembali pada percakapan Arista dengan orang di hadapannya . Arista dengan ragu menanyakan nama lelaki rupawan yang terdiam memperhatikan nya.
“..apakah anda salah satu dari utusan Grivelon Tuan?
Apakah…mungkin…
...nama anda..A-Aiden?”
Arista terbata bata, ia takut seolah ingin menutup telinga, ia tak ingin mendengar kata kata yang mungkin saja membuatnya Kecewa.
Kata ‘Bukan’ Adalah kata yang mungkin keluar dari mulut orang ini.
“..Umm..Ah…Yaa..Namaku Aiden..Aiden Hayward.”
Ucap orang itu dengan senyum ramah di wajahnya.
Ia mendekat pada Arisat dan melangkah selangkah demi selangkah.
Aista membeku. Sekujur tubuhnya membeku.
'Aiden Hayward?... dia bilang namanya Aiden bukan?.. '
Ia tidak bisa mngucapkan apapun sekarang.
‘Apa ini? apa orang ini adalah Aiden? Apa dia kakakku? Dia mnegatakan dia Aiden tapi tidak mengenaliku? Apa dia lupa tentang aku?’ Arusta membeku dengan ribuan pertanyaan dalam fikirannya.
Levius di belakang Arista mulai memperhatikan orang ini dan melangkah mendekati Arista.
“..Eh? apa mungkin anda Tuan Levius?? Levius Harper?”
Ucap Orang itu melihat Levius yang melangkah maju.mendekati Arista yang tidak merespon perkataan nya sebelumnya.
“ ..?..Aku levius harper tuan, sebuah kehormatan bisa bertemu dengan anda, tuan Aiden .”
Sama dengan Arista, Ia baru bertemu dengan orang bernama Aiden hari ini.
Sehingga ia percaya dengan apa yang orang bermata biru ini katakan.
“..heeehh,, kau mengenali Aiden dengan baik rupanya.. ngomong ngomong..
Levius..Namamu terdengar sampai ke kerajaan kami setelah peperangan selesai.kau cukup terkenal di sana.”
Ucapnya , kini setelah mengatakan itu ia menoleh pada Arista yang seolah tidak bisa berkata apapapun pada Aiden yang tidak mengingat dirinya.
Terlebih .. mengapa dia mengatakan dirinya dengan namanya sendiri sebelumnya? Seolah nama itu bukan miliknya?
“…Umm.. Tu-Tuan Aiden…apakah anda mengingatku.?”
Arista ingin memastikannya sekali lagi.
“..Hm? nona ...aku khawatir tidak mengingatmu karena ini pertama kalinya aku melihat wanita seindah dirimu..”
Namun matanya membelalak teringat sesuatu.
“..Ah!! jika ini adalah Levius Harper maka..Anda..apakah anda Arista Reinhardt?”
Matanya berbinar binar. Ia seolah tengah berada pada sesuatu yang benar benar dia inginkan.
Matanya berbinar melihatku.
Apa maksud nya? apakah dia benar benar bukan Aiden yang selama ini aku cari?
Apakah Aiden memang bukan nama dari Kakakku?
Mengapa dia seolah tidak mengenaliku sama sekali.
“..Itu benar tuan Aiden. Aku Arista Reinhardt.”
Mendengar itu, orang yang mengaku Aiden ini tiba tiba meraih tangan Arista.
Dan berlutut dengan satu kakinya, ia mencium pergelangan tangan Arista hingga membuat Arista lagi lagi terdiam dengan perlakuan nya.
Four Commander berada pada keributan hebat di dalam fikiran Arista. terutama Alion. Namun mereka tidak berencana Keluar karena Meriel mengatakan sesuatu seperti
'itu adalah penghormatan seorang pria pada wanita yang dia hormati'.
Maka seketika keributan di kepa Arista mereda .
Walaupun mereda.
Arista belum ada pada kesadaran sempurnanya, ia masih terkejut hingga masih terdiam.
Di Koridor ini..Arista mengambil kesimpulan,
Orang ini bukan lah Aiden yang dia Cari..
Orang ini bukan lah kakaknya..
Orang ini merahasiakan sesuatu.
Itulah yang di simpulakan Arista sehingga ia berusaha merespon dengan baik apa yang dilakukan Pria itu dengan mencium tangan nya.
“..Suatu kehormatan bagiku bertemu dengan anda, Wanita yang dicintai cahaya...”
Ucap nya pada Arista, Ia tidak terkejut dengan julukan itu, mungkin Orang ini mendengar dari beberapa ksatria tentang Arista..
Kemudian Arista menjawab.
“..Ya..Tuan.. senang bertemu dengan anda.”
Ada perasaan sulit ketika dia mulai menyingkirkan fikiran bahwa orang dihadapan nya adalah Kakak laki-laki nya yang selama ini ia cari. .
Pria itu bangkit dan mulai berdiri dari posisi sebelumnya, tinggi badannya setara dengan Gabrien, sedikit lebih pendek dari Lhoris yang merupakan Four Commander paling tinggi.
Pria ini sangat harum, Arista bisa mencium itu saat ia bangkit dari posisi sebelumnya.
“ umm.. Tuan Aiden..bisa anda lepaskan tanganku?”
Arista heran mengapa Aiden masih menggenggam tangan nya.
“ Hm? Ah!!”
ia segera melepaskan tangan nya. dan meminta maaf karena itu sebuah ketidak sengajaan. Tidak ada kebohongan di wajahnya, tidak ada seuatu mencurigakan ketika dia meminta maaf.
“..Tuan Aiden..apakah anda tersesat?”
Ucap Arista sekali lagi, karena pria ini tidak menjawab kata katanya saat pertama kali mereka bertemu.
“..sepertinya begitu..Aku berkeliling di Istana ini dan memperhatikan seluruh prajurit Grevalon yang berada di Barrack kerajaan, aku ingin berterimakasih karena Striadone telah menyediakan tempat istirahat yang layak untuk prajurit kerajaan kami.”
[Barrack adalah tempat seperti Benteng istana tempat Arista tinggal saat ini, Istana Striadone sangat besar dan megah, Istana ini memiliki empat bagian Benteng yang melindungi sekitar istana]
setelah mendengar kata kata laki laki ini Arista sedikit memiringkan kepalanya bingung.
‘hmm? Ucapan nya seolah dia merupakan seorang Raja atau sebagainya…’
Mengapa ini terdengar mencurigakan lagi?
“ Ah begitu ya.. jika begitu..Tuan Aiden.. kita bisa pergi ke Aula pertemuan bersama..Aku juga diundang kesana.”
Arista yang menawarkan itu tersenyum dengan ramah pada Pria tampan berambut pirang di hadapannya.
Pria itu menoleh dan memperhatikan Arista..
“…Eh? Itu bantuan yang beaar... Terimakasih banyak.”
Ia membalas senyuman Arista dan mengulurkan lengan nya sebagi tanda ia akan berjalan beriringan dengan Arista.
Arista ragu pada awalnya...
Namun menerima uluran tangan dihadapnnya dan mulai berjalan ke Aula pertemuan bersama Pria misterius yang membuat Arista sedikit ragu padanya.
'Apa ini baik baik saja?' Fikir Arista saat ragu ragu menerima uluran tangannya.
“..?”
Ia terkejut ketika Arista meraih uluran tangannya.
‘kukira nona Arista akan menolak.’
Batinnya
Dalam genggaman nya, Arista merasa tangan Pria ini semakin hangat, Arista mecuri pandang ke sampingnya dan melihat telinganya berubah warna..
‘..apa dia demam?’ Batin Arista.
Di tengah perjalanan.. Arista semakin yakin pria disampingnya ini sedang tidak sehat karena lengan nya panas..namun Arista mengurungkan niat bertanya padanya karena ia berkata sesuatu.
“..Nona Arista..Maafkan aku telah menyembunyikan sesuatu... Setelah kita tiba, nona akan mengetahui yang sebenarnya.”
‘hm? Apa maksudnya? menyembunyikan apa?’
batin Arista saat berfikir jika orang Ini 'mencurigakan' semakin yain jika tebakan nya tidak meleset.
‘…’
Arista terdiam..melangkah sambil berfikir..apa bergendengan tangan dengan orang ini adalah hal yang baik baik saja?
Dia terlalu mencurigakan, walaupun tidak terasa niatan jahat sama sekali keluar dari dirinya.
Walaupun ini adalah tradisi dalam sebuah Acara pesta kerajaan, jika seorang Lady berjalan tanpa pasangannya, maka hal seperti ini adalah etiket bagi seorang pria.
Meskipun mereka pertama kali bertemu. Bukan didasari rasa suka, tertarik atau cinta, etiket kerajaan berjalan seperti itu di kerajaan Striadone, Grevalon dan Ciodelion (Dulu).
Jadi ini adalah suatu yang cukup normal.
(Levius tidak melalukan itu karena ia tidak mengetahui banyak Etiket Bangsawan, sehingga ia hanya menjadi pengawal bersama Kate disisinya.)
Keduanya tiba di pintu depan Aula, dua orang penjaga melihat Arista kemudiam membungkuk hormat atas kedatangannya, kedua penjaga tidak mengetahui identitas dari orang yang menggandeng tangan Arista saat mereka tiba.
“.. Nona Arista, Levius dan Kate Harper, silahkan masuk, Acara telah dimulai 20 menit yang lalu.”
‘ eh 20 menit?’
Btin Arista tidak menyangka keterlambatan nya menjadi selama ini karena bertemu dengan orang ini di lorong sebelumnya.
Kedua penjaga mempersilahkan kami masuk. Pintu besar ini terbuka dihadapan mereka.
*Cklak*
Suara pintu membuat siapapin dalam ruangan sadar dan menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang baru datang.
Respon semua orang terkejut dengan kedatangan Arista dengan seseorang.
Beberapa orang yang mengenal Arista, dan beberapa orang yang mengenal orang yang kini menggandeng Arista mereka bersamaan terkejut..
“….Nona..Arista??!!” Gumam Leonis, dengan cepat melirik Gabrien.
“..Eh nona Arista?!!!!” Gumam Chriss , dengan cepat melirik Gabrien.
“…Eh..? Theo…”
Gumam Alexia dengan wajah kesulitan terlihat jelas melihat pemandangan di pintu masuk aula. Alexia menunduk dan izin segera meninggalkan ruangan, ketika melihat Arista masuk bersama Theodore ke Aula pertemuan.
“…Kau datang terlambat untuk ini Theo..?”
seseorang berambut pirang dengan penutup mata di salah satu matanya, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sebelum ia sadar siapa wanita di samping Theodore.
“…?!!!!” .
Dengan cepat seseorang yang telah lama duduk menanti pintu Aula terbuka, membuka matanya lebar lebar dan bangkit dari duduknya. Ia berjalan dengan cepat kearah Arista dengan pria yang sedang menggandeng Tangan nya.
Ia bisa menebak siapa pria ini..
Dari pakaiannya..siapapun bisa menebak...
'..sepertinya aku lengah sejauh ini. ' Gabrien mendekat dengan katupan gigu geraham nya terdengar.
Gabrien dengan langkah berat mendekati Arista yang kini masih kebingungan dengan Atmosfir yang barus aja tercipta setelah ia masuk ruangan.
Gabrien menuju arahnya. Ia ingin segera mengetahui apa yang terjadi sebenarnya?
Apa sesuatu seperti ini membuatnya marah? tapi kenapa?
Drap*
Gabrien berada di hadapan Arista.
Dengan cepat meraih lengan wanita yang dia tunggu selama berada di Aula, dengan paksa.. ia melepaskan dari gandengan Pria di sebelahnya.
“..?”
Theodore terkejut mendapatkan perlakuan mengejutkan dari Pangeran yang akan menjadi Kolega nya saat ini.
“..Gabrien?”
Arista melihat Ekspresi sulit dengan sedikit kesal di wajahnya. Sejauh ini, ia tidak pernah melihat eskspresi seperti ini dari Gabrien.
Wajahnya mengeras, giginya seolah ia katup kan dengan harapan bisa meredam amarahnya walau sedikit saja.
‘..mengapa? aku merasa kesulitan ketika melihat nya dengan pria ini?’
Gabrien menoleh pada Arista dan membawanya ke belakang tubuhnya.
Seolah ia menyembunyikan Arista karena berada pada tangan yang salah.
“ ..sepertinya anda datang terlambat PANGERAN Theodore?”
Urat di pelipis nya sedikit terlihat.
Ia marah.
Gabrien tidak bisa mengontrol ekspresinya.
Genggaman tangan nya pada pergelangan tangan Arista mengeras.
Berbeda dengan uluran tangan lembut dari pria itu..
Arista menyadari, sesuatu berubah antara dirinya dan Gabrien ketia orang baru diantara keduanya muncul.
Vote duluu. ❤❤🤗