STM Love Story' (Selesai)

By TiaraYulita2

218K 23.5K 962

BUDAYAKAN MEMFOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA. CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. JADI SAYA MINTA JAN... More

Prolog
Izin orang tua
Pertemuan Pertama
STM Pelita Angkasa
Hukuman
Alaric Reynand Abraham
Cowok Sialan
Preman Komplek
Razia
Rencana Liburan
Pertemuan Tak Terduga
Liburan di Hari Pertama
Hampir Ketauan
Ketos Mesum
Liburan Hari Terakhir
Kembali ke sekolah lagi
Rahasia Keluarga Abraham
Kecemasan Agus
cast
Dia siapa?
Cemburu?
Cowok aneh itu lagi?
Kenyataan?
Balas Dendam (1)
Agatha Kemana?
Balas Dendam (2)
Kebenaran
Tawuran
Goodbye Angga ಥ╭╮ಥ
Bangkitnya Agatha
Dijemput
Kebenaran & Penyesalan
Kesedihan Cecep
Wanita itu?
Perasaan Agatha
Sedikit tentang Amora
Nikah Muda?
Kebahagiaan Alaric
Happy Ending♡♡
Epilog

Tragedi

5.6K 640 6
By TiaraYulita2

Jangan lupa vote dan komentarnya guys.

Maaf typo bertebaran.

Happy reading all.
____________________________________
____________________________________

°orang yang paling sering tertawa adalah orang yang paling banyak memendam rasa sakit dan kesedihan di dalam hatinya.°
•Agatha•

꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Seorang gadis terlihat sedang duduk di halte bus sambil menatap kearah sepatunya. Gadis cantik itu sedang menunggu bus, tapi sudah 30 menit dia menunggu dan bus itupun tidak juga datang.

"Ck! lama banget," ujar gadis itu sambil menatap layar ponselnya.

"Masa iya gue jalan kaki? bisa segede kaki gajah kaki gue," celetuk gadis itu benar-benar kesal.

"Telepon Angga aja? eh nggak deh, itu anak pasti udah molor," gumam gadis itu frustasi.

"Ini kagak ada bus apa, kalo nggak ada yang lewat kenapa di berdiriin halte di sini. Dasar halte kang PHP," ujar gadis itu kesal sambil berjalan meninggalkan halte tersebut.

Dia benar-benar kesal, dan harus pulang secepatnya. Agatha benar-benar mengantuk, dan juga capek.

"Anjim banget lah," celetuk gadis manis itu sambil berjalan dengan kesal.

Saat sedang berjalan, gadis manis itu melihat sebuah botol plastik bekas. Dengan kesal setengah mampus, gadis cantik itu menendang botol tersebut dengan keras.

"Anjir, siapa yang lempar gue!" teriak seseorang dari arah depan Agatha.

Agatha menegakkan kepalanya, di depannya dia dapat melihat seorang pria berbadan besar. Dia lebih parahnya lagi pria itu tidak sendirian, tapi berlima.

"Anjim kena kepala orang."

"Heh! lo yang lempar ini botol kan?" tanya pria itu kepada Agatha.

"Huaaa maapin gue om!!" teriak gadis itu sambil mengambil langkah seribu.

"Woii! berhenti lo!" teriak pria itu sambil mengejar Thata bersama dengan teman-temannya.

"Huaaaa Mama Thata di kejar raksasa!!!" teriak gadis itu lebay.

"Berhenti woi!" teriak pria itu lagi.

Agatha menoleh kebelakang, kalau dia melawan dia bisa babak belur. Pria itu berlima sedangkan dirinya hanya sendirian.

Saat sampai di depan minimarket, gadis itu melihat sebuah mobil hitam. Dengan langkah cepat gadis itu masuk kedalam mobil itu.

"Ya Allah lindungilah hamba mu yang cantik jelita ini," gumam gadis itu sambil bersembunyi di dalam mobil tersebut.

Sedangkan di luar, kelima pria tadi sudah menahan kesal karena kehilangan gadis tadi.

"Udah lah cabut, masuk minimarket kek nya. Kalo kita masuk kita bisa di hajar," saran salah satu teman dari laki-laki tadi.

"Hmm benar juga," ucap yang lainnya, setelah itu kelima pria itu berlalu dari sana.

Melihat kelima raksasa itu sudah pergi, gadis cantik itu akhirnya bisa bernafas dengan lega.

"Anjim, napas gue putus-putus," celetuk gadis manis itu sambil ngos-ngosan.

Saat sedang mengatur nafasnya, tiba-tiba saja masuk seseorang kedalam mobil itu. Pria itu tidak menyadari jika ada seorang gadis yang sedang bersembunyi di dalam mobilnya.

Setelah itu mobil hitam itu berlalu meninggalkan minimarket tersebut. Sedangkan Thata masih belum menyadari jika mobil itu sudah melaju.

"Mobil gue bau keringat?" gumam pria itu sambil mengerutkan keningnya.

"Wah buset! lo mau culik gue!!" teriak seseorang dari arah kursi belakang dan berhasil membuat cowok itu menghentikan mobilnya secara mendadak. Untung saja jalanan saat itu sedang sepi, jadi kelakuannya tidak mengakibatkan kecelakaan.

"Lo lagi?" kata cowok itu datar.

"Eh, ada Abang ketos," ujar Agatha sambil nyengir kuda.

"Turun!" perintah cowok itu yang tak lain adalah Alaric.

"Jalan dikit lagi ya ya ya, gue di kejar orang soalnya," jawab gadis itu sambil menunjukkan puppy eyes andalan.

Sedangkan Alaric hanya menatap gadis itu dengan datar. Dasar gadis bar-bar, dan gara-gara gadis itu mobilnya jadi bau keringat.

"Turun!" perintah cowok itu lagi.

"Malas," jawab Agatha sambil menyenderkan tubuhnya.

"Eh nggak usah nyender, mobil gue jadi bau anjing!" teriak cowok itu marah.

Mendengar perkataan cowok itu Agatha jadi teringat sesuatu. Dengan pelan gadis itu keluar dari dalam mobil itu. Dia bukannya sedih karena perkataan kasar dari Alaric, dia hanya teringat hal indah dalam hidupnya.

"Thank," ucap gadis itu pelan sebelum menutup pintu mobil Alaric.

Setelah itu gadis cantik itu berjalan meninggalkan Alaric yang masih cengo, dia masih belum paham.

"Gue kasar banget?" tanya cowok itu pada dirinya sendiri.

"Tapi masa iya cewek se bar-bar dia bisa sakit hati?" tanyanya lagi.

Alaric terus menatap gadis itu yang berjalan dengan langkah gontai. Ada sedikit rasa bersalah dalam hati pria itu, tapi kenapa? bahkan dia pernah sangat kasar pada wanita, dan dia tidak merasa bersalah. Lalu kenapa di saat melihat wajah murung gadis bar-bar itu dia merasa bersalah.

"Ck! nggak ada gunanya gue mikirin itu," ujar pria itu sambil melajukan mobilnya.

Sedangkan di sisi lain, ada seorang gadis yang berjalan dengan langkah gontai menuju rumahnya. Gadis itu terlihat beberapa kali menghela nafas pelan.

Seorang gadis cantik terlihat sedang memasuki sebuah mobil dengan entengnya. Dia tidak mempedulikan seorang cowok yang menatao dirinya.

"Tha! turun!" perintah cowok itu garang.

"Tak nak," jawab gadis itu santai sambil menyenderkan tubuhnya di sandaran kursi mobil tersebut.

"Thata! mobil gue ntar baru keringat elu, turun nggak?"

"Keringat Thata wangi tahu, nih coba cium," ujar gadis itu sambil mendekatkan tubuhnya ke cowok yang bernama Al itu.

"Buset, bau anjir."

"Bhuahahaha dasar pea,"  ucap gadis itu sambil tertawa ngakak.

"Sayang, turun ya. nanti mobil aku bau keringat, kamu ganti baju dulu setelah itu kita pulang," rayu Al agar gadis cantik itu mau menuruti perkataannya.

"Tapi aku nggak bawa baju ganti, ganti pake apa?" tanya gadis itu bingung.

"Nih, ganti sana. Kamu kan baru selesai olahraga, ganti ya," pinta Al dengan nada yang begitu lembut.

"Oke, tapi jangan di tinggal ya," jawab Agatha sambil mengambil baju itu.

"Nggak sayang."

Setelah itu gadis manis itu turun dari mobil dengan senangnya. Dia berlari-lari kecil munuju toilet sekolah.

"Gue kangen momen itu," lirih Agatha sambil mendudukkan tubuhnya di trotoar jalan.

Gadis itu bahkan tidak peduli dengan tatapan orang di sekitarnya. Tapi untungnya  di sini agak sepi, jadi tidak ada yang mengira bahwa dia gila.

"Kanapa sih Al, lo ninggalin gue? gue sendirian, gue kesepian kalo lo nggak ada," lirih gadis cantik itu sambil menatap langit yang mendung.

"Kenapa lo harus pergi secepat itu? kenapa lo harus janji kalo lo bakalan ninggalin gue? kenapa?"

Agatha menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Gadis itu sedang menangis, dia benar-benar merindukan Alvaro.

Dddrrrttt....

Ponselnya terus bergetar dari tadi, tapi selalu di abaikan oleh gadis cantik itu. Dia terus menangis dalam diam.

"Woi gila!" panggil seseorang yang berhasil membuat gadis itu mendongakkan kepalanya.

"Apa lo?" tanya Agatha ketus kepada pria di depannya itu.

"Ngapain lo di sini? mau ngemis?" pertanyaan yang begitu menusuk hati keluar dari mulut pria tampan itu.

Dengan kesal Agatha berdiri dari duduknya, dia menatap cowok di depannya itu dengan malas. Kenapa pria angkuh ini ada di sini? Pikir gadis itu.

"Kepo lo," jawab gadis itu sambil berjalan meninggalkan Alaric. Ya cowok itu adalah Alaric, dia terus merasa bersalah karena perkataannya tadi.

Alaric yang paling tidak bisa di kacangin langsung saja menyusul gadis itu dengan langkah lebar. Setelah itu dia menggendong Agatha seperti karung beras.

"Heh! Lo mau culik gue?" tanya gadis itu sambil memukul-mukul punggung kokoh milik pria itu.

"Iya, mau gue jadiin tumbal," jawab cowok itu enteng sambil berjalan menuju mobilnya.

"Wah parah lo, turun gue malaikat maut!" teriak gadis itu yang berhasil membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Alaric yang menyadari hal itu menggeram kesal. Dia paling tidak suka menjadi pusat perhatian seperti ini.

"Dia pacar saya, lagi ngambek," jawab cowok itu ngasal dan kangsung memasukkan Agatha kedalam mobilnya. Setelah itu di susul dengan dirinya yang masuk kedalam mobil itu.

"Heh gila! enak aja lo bilang gue pacar lo," kesal gadis itu.

Diam, hanya itu yang dilakukan oleh cowok itu, tidak ada gunanya juga jika dia melawan gadis ini. Wanita benar-benar menyebalkan.

"Rumah lo dimana?" tanya cowok itu.

"Jalan aja dulu ntar gue kasih tau," dengus Agatha.

Drrttt...

Ponsel milik Thata kembali bergetar, gadis itu menatap jam tangannya. Ini sudah lewat dari jam pulangnya, dan pasti sang ibu sekarang sedang menghawatirkan dirinya.

"Hallo Ma," ujar Agatha sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Thata! kamu di mana?  kenapa balun pulang juga?" gadis itu meringis mendengarkan rentetan pertanyaan dari sang ibu.

"Ini juga mau pulang Ma."

"Dari tadi kemana aja? kenapa nggak di angkat telepon Mama?"

"Oohh itu, tadi itu aku lagi nungguin bus Ma, tapi nggak ada yang lewat. Makanya jam segini belum pulang, dan salahin Angga aja. Kenapa dia bawa motor bukan mobil, kan aku nggak di bolehin bawa mobil sama papa."

"Ck! banyak alasan, cepat pulang sebelum papa kamu pulang."

"Iya Mama bawel kek Donal bebek," ujar gadis itu sambil mematikan sambungan teleponnya.

Dia yakin bahwa sang ibu di seberang sana sedang menahan kesal. Perempuan itu jadi terkekeh sendiri membayangkan mamanya yang marah-marah tidak jelas di rumah.

Sedangkan Alaric hanya diam saja, entah kenapa ada perasaan iri di dalam hatinya. Dia tidak pernah seperti itu dengan bundanya.

"Ck! sadar Alaric, Bunda lo udah mati," batin cowok itu.

"Stop, gue turun di sini aja," ujar Agatha kepada cowok di sampingnya itu.

"Di sini?" tanya Alaric lagi saat dia sadar bahwa dia sampai di depan sebuah komplek perumahan.

"Iya sampai sini aja, gue tinggal jalan kaki aja kedalam. Btw makasih ya kakak kelas yang baik hati," ucap gadis itu sambil keluar dari mobil Alaric.

Alaric merasa tidak asing dengan komplek perumahan ini, seingatnya dia sering kesini dulu. Apa mungkin? tidak mungkin, di komplek ini banyak sekali keluarga yang tinggal di sana.

Setelah itu cowok itu melakukan mobilnya menuju apartemen miliknya. Sesuai janjinya kepada sang ayah, jika ayahnya sudah berangkat ke LA maka dia harus tinggal di apartemen.

Sedangkan Agatha, gadis itu kini sudah berada di depan gerang rumahnya. Dengan langkah cepat gadis itu memasuki perkarangan rumahnya.

"MAMA!!!! ANAKMU YANG CANTIK JELITA-..."

"kek tikus Curug ini pulang," potong seseorang yang berhasil membuat gadis itu menatap kearah orang tersebut.

"Kak Ara, kakak di sini?" tanya Agatha tidak percaya.

"Iya gue di sini, udah lupa lo sama gue?" tanya gadis yang di panggil Ara itu.

"Lo cuma ngeliat Ara, gue nggak?" tanya seirsng gadis lagi.

"Huaaa kakak kesayangan gue!" teriak gadis itu lebay sambil berhamburan kepelukan kedua gadis cantik itu.

"Anjir nggak usah peluk-peluk juga," ucap kedua gadis itu kesal.

"Hehehe maapin deh."

"Eh kalian kenapa ada di sini? kalian nginap di sini? berapa hari? kalian lagi libur?"

"Satu-satu kalo nanya, eh tapi mending lo mandi dulu sana bau," ucap perempuan itu sambil tersenyum jahil kearah Agatha.

"Ck! iya deh iya, tunggu bentar ya," kata gadis itu sambil mengambil langkah seribu menuju kamarnya.

"Makasih ya karena kalian mau ke sini," ucap seorang wanita hang menghampiri kedua gadis cantik tadi.

"Nggak usah makasih Tan, dia juga adik kita. Kita nggak mungkin biarin dia gitu aja," jawab Tiara sambil tersenyum.

"Iya, kita tau kalo dia sebenarnya itu lagi sedih. Cuma ya, berusaha terlihat bahagia," kata Safira menyetujui perkataan sepupunya.

"Hmm, Tante harap dengan adanya kalian di sini dia nggak ngerasa kesepian lagi," ujar Lina dan mendapatkan anggukan dari kedua keponakannya itu.

Ya Lina memang sengaja meminta Tiara dan Safira untuk tinggal di sini sementara waktu. Mengingat kejadian di mana putrinya menangis dalam diam waktu itu membuat hatinya sedih. Dan karena itu dia memutuskan untuk meminta kedua gadis cantik itu tinggal di sini sementara waktu.

"Mama harap dengan adanya kedua kakak kamu di sini, kamu nggak ngerasa kesepian lagi Tha. Mama tau, mama nggak akan bisa menghilangkan duka kamu atas kepergian Al, tapi mama hanya ingin menghibur kamu," batin wanita itu lirih.

TBC

Jangan lupa vote dan komentarnya ya guys.

See you next chapter

Tiara Yulita

23 November 2020

Continue Reading

You'll Also Like

5.1M 215K 52
On Going ❗ Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.5M 214K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
4.8M 255K 57
Dia, gadis culun yang dibully oleh salah satu teman seangkatannya sampai hamil karena sebuah taruhan. Keluarganya yang tahu pun langsung mengusirnya...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

300K 15.5K 46
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...