STM Love Story' (Selesai)

由 TiaraYulita2

218K 23.5K 962

BUDAYAKAN MEMFOLLOW AUTHOR SEBELUM MEMBACA. CERITA INI MURNI DARI PEMIKIRAN SAYA SENDIRI. JADI SAYA MINTA JAN... 更多

Prolog
Izin orang tua
Pertemuan Pertama
STM Pelita Angkasa
Alaric Reynand Abraham
Cowok Sialan
Tragedi
Preman Komplek
Razia
Rencana Liburan
Pertemuan Tak Terduga
Liburan di Hari Pertama
Hampir Ketauan
Ketos Mesum
Liburan Hari Terakhir
Kembali ke sekolah lagi
Rahasia Keluarga Abraham
Kecemasan Agus
cast
Dia siapa?
Cemburu?
Cowok aneh itu lagi?
Kenyataan?
Balas Dendam (1)
Agatha Kemana?
Balas Dendam (2)
Kebenaran
Tawuran
Goodbye Angga ಥ╭╮ಥ
Bangkitnya Agatha
Dijemput
Kebenaran & Penyesalan
Kesedihan Cecep
Wanita itu?
Perasaan Agatha
Sedikit tentang Amora
Nikah Muda?
Kebahagiaan Alaric
Happy Ending♡♡
Epilog

Hukuman

6.2K 695 13
由 TiaraYulita2

"jangan kebanyakan gombal, kalo nggak mau tanggung jawab di saat anak orang baper." Agatha Farica Anderson.

(☆▽☆)(☆▽☆)

Seorang gadis terlihat berjalan celingak-celinguk di sepanjang koridor sekolah. Di sepanjang koridor banyak yang menyapa dan melayangkan rayuan kepada gadis manis itu. Tapi reaksi gadis cantik itu hanya datar dan biasa saja, dia paling benci dengan pria seperti itu.

"Ck! kemana sih itu bocah," gerutu gadis manis itu kesal.

"Oooh ayo lah, gue lapar anjir tapi ini bocah kemana coba," kesal gadis itu sambil berusaha menghubungi sahabatnya.

Saat gadis itu melewati lapangan basket, gadis itu dapat melihat Kedua sahabatnya sedang berdiri di tengah-tengah lapangan itu. Padahal saat itu cuaca begitu terik.

"Ngapain jadi patung di situ sih goblok," gumam gadis itu kesal sambil berjalan menyusul kedua sahabatnya itu.

"Lo berdua ngapain jadi patung di sini pea," semprot gadis itu kesal.

"Lo ngapain kesini?" tanya salah satu cowok itu.

"Gue seharusnya yang nanya, kenapa lo berdua jadi patung di sini. Lo kagak liat itu matahari terik banget," semprot gadis cantik itu setengah berteriak, dan berhasil membuat ketiganya menjadi pusat perhatian.

"Nggak usah teriak-teriak Tha," tegur Angga pelan kepada sahabatnya yang cantik tapi galak itu.

"Gimana gue nggak teriak-teriak, lo berdua liat ini terik banget dan lo malah Kel orang begok di sini," jawab Agatha marah.

"Kita di hukum," jawab Fahri yang semakin membuat perempuan itu marah.

"Siapa?"

"Adam."

"Ck! udah, lo berdua ikut gue ke kantin," putus gadis itu final sambil menarik tangan kedua sahabat kesayangannya itu menuju kantin.

"Tha, nanti hukuman kita di tambah, dan lo mungkin juga bisa di hukum," jelas Angga mencoba menghentikan sahabatnya itu.

"Dan gue nggak peduli, kalo di hukum tinggal jalanin aja," celetuk gadis itu enteng dengan menarik tangan Angga dan Fahri di sepanjang koridor.

"Lo tau di mana kantinnya?" tanya Fahri saat melihat sahabatnya itu begitu mengenali sekolah baru mereka itu.

"Nggak, pake insting gue aja. Gue kalo lapar gampang nemuin tempat makan," jawab gadis itu sambil cengengesan.

"Tukang makan," gumam Angga pelan.

"Biarin."

Ketiganya terus berjalan menuju kantin dengan tenangnya, mereka tidak mempedulikan tatapan dari beberapa siswa yang terlihat agak aneh.

"Parah, kalo sampe Alaric sama Adam tau bisa dalam masalah itu ketiganya," ucap salah satu pria yang melihat ketiga remaja itu.

"Benar banget, Alaric paling nggak suka kalo ada yang bantah perintahnya," jawab pria lainnya.

"Gue tebak bentar lagi ini STM bakalan rame," ucap pria itu lagi dan mendapat anggukan dari kedua temannya.

Agatha mendengar semua itu, dia tidak tuli. Tapi gadis itu tidak peduli, jika cowok angkuh itu berani menyakiti kedua sahabatnya, maka siap-siap saja adu jotos dengan dirinya. Selama beberapa tahun belakangan ini hanya kedua cowok itulah yang menjaganya.

Sedangkan di sisi lain, seorang cowok yang tadinya begitu menikmati makanannya kini berubah menatap tajam tiga orang yang baru saja memasuki kantin. Tangan pria itu pun menggenggam sendok itu dengan sangat kuat.

"Lah bukannya kedua bocah itu di hukum?" tanya salah satu dari teman pria itu yang tak lain adalah Agus.

"Berani benget mereka ngelanggar aturan," celetuk Bambang tidak percaya.

"Baru satu hari sekolah di sini udah berani ngebangkang, harus di kasih pelajaran," desis Alaric tajam sambil berjalan mendekati ketiga remaja yang sedang asik memakan makanan mereka.

"Ric ja-...." perkataan Adam terpotong saat sahabatnya itu menatapnya dengan tajam. Kalau sudah seperti ini dia tidak bisa menghentikan cowok itu, dia hanya berdoa semoga ketiganya baik-bsik saja.

Brak!!

Agatha dan ketiga temannya terloncat kaget mendengar kursi yang di tendang cukup keras itu. Angga dan Fahri sudah menahan nafasnya saat melihat siapa pelaku penendangan itu. Sedangkan Agatha malah tersulut emosi dengan kelakuan cowok itu.

"Maksud lo apaan anjing!" bentak cewek itu keras dan berhasil membuat seluruh penghuni kantin kaget bukan main.

Alaric yang mendengar perkataan dari gadis itu menatapnya dengan nyalang. Jika yang di depannya ini bukan perempuan sudah di pastikan dia akan berada di rumah sakit.

"Lo berdua ngapain ke kantin?" desis Alaric mencoba mengabaikan gadis itu.

"Ki-kita."

"Gue yang narik dia ke sini, kenapa?"

"Gue nggak ngomong sama lo."

"Gue juga nggak ngomong sama lo," jawab gadis itu sambil menarik tangan kedua sahabatnya dan membawanya meninggalkan kantin.

Alaric yang melihat hal itu semakin tersulut emosi, lancang sekali gadis itu. Dia belum selesai bicara dia dia malah pergi begitu saja.

"Satu langkah lagi lo ninggalin kantin, lo bertiga mati di tangan gue!" teriak pria itu tajam.

Agatha tidak menghentikan langkahnya, tapi kedua sahabatnya malah menariknya untuk berhenti.

"Kenapa?" tanya cewek itu dingin kepada kedua sahabatnya ini.

"Udah, gue nggak mau cari masalah. Mending ikutin aja kemauan dia," jawab Angga sambil tersenyum.

"Lo bilang apa? lo takut sama pria angkuh itu? eh, dia itu masih makan nasi, bukan bola mata nyamuk. Jadi nggak usah takut," cerocos wanita itu sambil kembali melanjutkan langkahnya.

"Tha, ingat kenapa kita di sini?" tanya Fahri yang berhasil membuat gadis itu kembali berhenti.

"Tapi dia nggak bisa kek gini sama kalian," bantah gadis itu.

"Kenapa? kan kita udah biasa di hukum?" tanya Angga sambil tersenyum jahil.

"Iya deh iya," pasrah perempuan berambut sebahu itu.

Adam yang melihat gadis itu mulai melunak mendekati temannya. Dia mencoba untuk menahan cowok itu agar tidak melampaui batasnya.

"Udah, suruh berdiri di depan tiang bendera aja," kata Adam dan mendapat anggukan dari Alaric.

"Lo berdua ikut gue," ucap cowok itu kepada Angga dan juga Fahri.

"Lah gu-.."

"Sstt,,, ikutin kita aja, jangan kebanyakan protes," potong Angga sambil mengikuti Alaric kembali ke lapangan.

"Iiiiii, pengen gue kubur hidup-hidup itu babi," kesal gadis itu sambil menendang meja di dekatnya dan membuat orang yang ada di meja itu kaget.

Setelah itu gadis itu berjalan dengan wajah menahan kesal setengah mati. Dia berjalan mengikuti kedua sahabatnya tadi, dia tidak akan membiarkan cowok angkuh tadi menyakiti kedua sahabatnya.

Adam yang melihat kelakuan gadis itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. Baru pertama kalinya dia menekankan gadis seunik itu.

"Unik tuh cewek, gue embat ah," celetuk Cecep sambil menyusul Agatha kelapangan.

"Gue tebak dia nggak akan mau sama lo!!!" teriak Bambang keras.

Sedangkan Agus dan Adam hanya menggelengkan kepala mereka pelan. Setelah itu kedua cowok itu berjalan menuju lapangan.

"Untung cewek gue nggak gitu," kata Agus pelan.

"Iya in yang udah punya pacar," jawab Adam jengah.

"Tapi itu cewek mirip seseorang yang pernah kita kenal baik, tapi gue lupa. Coba deh lo perhatiin wajahnya," ucap Adam yang mengundang gelak tawa dari Agus.

"Hahaha aneh-aneh aja lo, kan kita emang pernah liat itu cewek di mall pea," jawab pria itu sambil menepuk pelan pundak Adam.

"Masa sih, tapi gue beneran kek nggak asing sama wajahnya," batin cowok itu.

Adam berusaha untuk melupakan hal itu, mungkin saja dia salah orang. Karena tidak mungkin jika dia mengenal gadis itu sebelumnya.

Di lapangan, Angga dan Fahri sudah kembali di hukum oleh Alaric. Kedua cowok itu di suruh hormat ke tiang bendera selama 1 jam.

Agatha yang melihat hal itupun juga berdiri di samping kedua sahabatnya itu. Dia tidak mempedulikan tatapan tajam yang di layangkan oleh seorang pria kepada dirinya.

"Tha, lo nggak di hukum. Pergi sana," usir Fahri pelan.

"Nggak."

"Tha, liatin kita dari bawah pohon di sana aja. Kalo lo ngebantah gue laporin sama bokap lo," ancam Angga yang berhasil mendapatkan tendangan dari gadis itu.

"Kang ngancem," kesalnya sambil berjalan di bawah pohon yang di tunjuk oleh Angga tadi.

"Ck! Itu anak ya, kebangetan banget. Main tenang-tenang aja."

"Hahaha masih untung itu kaki lo yang di tendang, nggak adek kecil lo," kata Fahri sambil tertawa ngakak.

Sedangkan Angga hanya menatap temannya itu dengan kesal. Tapi, di balik itu semua dia juga agak lega karena gadis itu mau mengikuti perkataannya.

"Kalo Thata terus-menerus kek gini nggak nutup kemungkinan nanti Alaric ganggu itu bocah," ucap Fahri yang mendapat anggukan dari Angga.

"Lo bener banget, kita harus bisa ngendaliin itu bocah. Soalnya kalo dia dalam bahaya kita yang bakalan di mutilasi sama bapaknya."

"Bener banget, pokoknya kita harus bisa bikin dia nurut sama kita," kata Fahri lagi.

Di pinggir lapangan seorang gadis sedang menatap kedua sahabatnya itu dengan rasa bersalah. Andai saja tadi pagi dia tidak mencari gara-gara dengan cowok sialan tadi.

"Ekhem!" gadis itu mengabaikan suara itu, dia benar-benar tidak peduli dengan orang itu.

"Gue boleh duduk?" tanya orang itu lagi.

"Duduk aja," jawab gadis itu cuek.

"Gue mau nanya boleh?"

"Hmmmm."

"Bahasa Inggrisnya susu apa?" tanya cowok itu dan mendengarkan hal itu gadis manis itu sudah tau arah pembicaraan laki-laki tersebut.

"Milk."

"Kalo bayi?"

"Babi," jawab gadis manis itu dan berhasil mendapatkan ledekan dari teman-temannya.

Pria itu sudah memasang wajah masam karena di ledek oleh teman-temannya. Gadis di sampingnya ini begitu sombong.

"Sombong banget lo," ucap cowok itu sambil menarik tangan Agatha untuk berdiri.

"Ck! lepasin gue!" teriak gadis itu dan berhasil membuat dirinya menjadi pusat perhatian.

"Santai aja, nggak usah marah-marah gitu," ucap cowok itu lagi berusaha menyentuh pipi gadis itu, tapi berhasil ditepis dengan kasar oleh Agatha.

"Lepasin gue, atau lo bakalan nyesel," desis gadis manis itu dengan tajam.

"Hahaha apa yang bisa lo lakuin ha?" tanya laki-laki tadi sambil tertawa senang. Angga dan Fahri yang melihat hal itu pun menatap kasihan kearah cowok itu.

"Lo boleh tolong teman lo," ujar Alaric saat melihat kelakuan kakak kelasnya itu.

"Hahaha nggak usah bang, bentar lagi itu cowok juga kena batunya," jawab Fahri sambil bertos ria dengan temannya. Dan hal itu membuat Alaric mengerutkan keningnya heran.

"Lepasin gue," desis gadis itu lagi.

"Gue nggak mau gimana."

Agatha hanya mengangguk pelan dan mengeluarkan senyuman jahatnya. Setelah itu gadis itu menatap kedua sahabatnya dengan mengangkat sebelah alisnya. Gadis itu seorang bertanya apakah dia boleh melakukan sesuatu.

"Gue dukung lo Tha!" teriak Angga dan Fahri kompak.

Gadis itu hanya mengedipkan sebelah matanya, lalu dia kembali menatap cowok sialan itu.

Bugh!

"Agrhhh!!" teriak cowok tadi sambil memegang adik kecilnya yang baru saja mendapatkan tendangan maut dari Agatha.

"Jangan mentang-mentang gue cewek, lo bisa bersikap seenak jidat lo sama gue. Sekali lagi lo berniat gangguin gue, gue bunuh lo. Oh ya, satu lagi, jangan gombalin anak orang kalau pada ujungnya lo nggak mau tanggung jawab di saat dia baper. Awas aja lo lupa, beneran gue gantung lo," ancam gadis itu sambil berjalan menjauh dari cowok yang sedang menahan sakit itu.

Mendengar perkataan gadis itu, membuat teman-teman dari pria tadi ketakutan. Mereka tidak ingin menghancurkan masa depan mereka hanya untuk mendekati gadis galak tadi.

Sedangkan Alaric dan teman-temannya cukup kaget dengan tindakan gadis itu. Ternyata dia juga bisa bela diri, jadi karena itu dia merasa aman berada di sekolah ini.

"Tha! mau kemana?" tanya Angga saat melihat sahabatnya meninggalkan lapangan.

"Tidur, udah jam tidur gue," jawab gadis manis itu santai sambil berjalan ke parkiran. Karena dia belum terlalu mengenal tempat ini, jadi dia memutuskan untuk tidur di mobil saja. Lagi pula kalau dia sembarangan tidur tanpa pengawasan dari kedua sahabatnya, bisa jadi akan ada hal buruk yamg terjadi kepada dirinya.

"Dia udah biasa gitu?" tanya Bambang keheranan melihat kelakuan ajaib Agatha.

"Dulu sih nggak, tapi semenjak kejadian itu dia jadi gini deh. Susah di atur," jawab Fahri sambil kembali melanjutkan hukumannya.

"Menarik," batin dari salah satu cowok tersebut.

"Hukuman kalian selesai," ujar Alaric sambil berjalan meninggalkan lapangan.

"Lah beneran? makasih bang!" teriak Fahri heboh.

Sedangkan Adam dan trio ABC cukup terkejut dengan perkataan sahabat mereka itu. Alaric bukan anak yang mudah untuk memaafkan orang lain, dan hukuman kedua bocah tadi belum selesai. Lalu kenapa dia bebaskan? pikir keempat cowok itu heran.

TBC

Jangan lupa vote dan komentarnya.

Biar author nggak malas-malasan buat up.

See you next part...

Tiara Yulita

@tiarayulitaputri

18 November 2020

继续阅读

You'll Also Like

RAYDEN 由 onel

青少年小说

3.4M 214K 66
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
1.7M 100K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
ARSYAD DAYYAN 由 aLa

青少年小说

1.9M 101K 56
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
little ace 由 🐮🐺

青少年小说

319K 25.5K 21
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...