KKN 17

Bởi bypnvu

868K 133K 92.7K

Bukan cerita dewasa [Side story of KKN] Thx to mbak joya for the adorable cover photo 🙏🏿 Xem Thêm

0.0 UGD
1.1 Grup Dewasa
1.2 Kasihan Woozi!
1.3 Rapat Kabinet
1.4 Observasi
1.5 The Hunger Games
1.6 Yoongi Namanya
1.7 Pesugihan?!
1.8 Gibahan Dosen
1.9 Teori Konspirasi
2.1 Pagi Kelabu
2.1.1 Yah, Namanya juga Hidup!
2.1.2 Sinetron Malam
2.2 Sudah Pagi
2.3 Awal Kegiatan
2.4 Dia Aneh
2.5 Curi Pandang Curi Rasa
2.6 Pagi Bersama Sandi Morse
2.6.1 Menghilang
2.6.2 Gulana
2.6.3 Gundah
2.6.4 Ayo Marah
2.6.5 Hari Teletabis
2.7 Rumah Kita
2.7.1. What Happen dengan Woozi?
2.7.2 Ternyata...
2.8 Hdp krs yg mpk ksr
2.8.1 Kamu adalah Kodomo
2.8.2 Sebalut Sembilu
2.9 Level Persahabatan
2.9.1 Kesaksian
3.1 Antara Kupu-kupu dan Lemper
3.2 Oh Mantan...
3.2.1 Gifted
3.2.2 Life is Short
3.2.3 Butterfly has come
3.3 Inang
3.4 Hari Ini
3.4.1 Mamah Prostitusi
3.5 Titipan
3.6 Toleransi
3.7 Ayah dan Abi
3.8 Orang Baik
3.9 Tragedi Gebrak Meja

2.5.1 Kenapa Harus Peduli?!

15.6K 3K 2.1K
Bởi bypnvu

Makasih ya buat yang udah ngasih saran dan masukan, kalian semua emang debest, lopyu 💕...btw ini panjang tiati bosen.

kamu cantik, kalau gak jelek, hehehe.- Jun Pakboi.


Sehabis sholat maghrib, semua member prostitusi mamah Chungha beserta pendirinya berkumpul di pelataran aula untuk membicarakan kegiatan Hoshi dan Wonwoo yang bertema Revitalisasi Desa sebagai Desa Pintar yang Berbasis pada Peningkatan Minat Baca melalui Pembuatan Kelompok Mengajar, bersama para petinggi desa seperti Pak Sekup sebagai kepala desa, Mang Jeonghan sebagai ketua karang taruna, dan beberapa petinggi desa lainnya.

Termasuk Pak Jos yang berperan sebagai tokoh masyarakat desa dan juga kepala sekolah, beruntung Pak Jos sedang tidak berada di luar negeri untuk mengurus perusahaan jangkriknya yang sudah melalang buana di berbagai negara, jadi dia bisa datang menghadiri diskusi ini dengan diantar Limosin mewahnya.

Ya, walau agak telat karena harus menghadiri acara celebrate party anaknya dan geng Barka yang berhasil menang turnamen gundu di rumah Haji Kodir kemarin.

Tak tanggung-tanggung celebrate party-nya diadakan di belakang rumah yang seluas danau toba dengan mengundang banyak artis ternama, seperti Ariana Grandong, Justin Bibir, Camila Sombrero, dan Shawn Dedes. Pun Sule Fernandez dan Andre Tauladan didapuk menjadi MC.

Memang anak sultan, kerjanya foya-foya terus bikin iri kaum rakjel saja.

Chungha mengambil duduk di sebelah Pak Yoongi yang masih kosong, sengaja, dia sedang tidak ingin duduk bersama Woozi.

Soalnya pas tadi mau sholat maghrib dia dan Woozi sempat bertengkar. Woozi hampir menjadi imam sholat, namun tiba-tiba Chungha berceletuk, 'gak mau ah gue diimamin sama bocah SD, belum pernah mimpi basah' akhirnya mereka pun gulat sampai harus mengulang wudhu. Dan akhirnya yang menjadi imam pun anaknya Pak Aceng.

Woozi menatap penuh benci pada Chungha, begitu juga sebaliknya. Gadis itu diam-diam mengacungkan jari tengah ke arah Woozi, membuat lelaki mini itu mengutuk tanpa suara.

Chungha memeletkan lidah sembari menjulingkan mata sebagai bentuk balasan atas kata-kata sarkas Woozi.

Hampir saja anak megalodon itu melempar batu, beruntung ponselnya bergetar, membuat fokusnya langsung tertuju pada layar ponsel yang tertera nama kontak 'Mamih'.

Woozi terdiam lalu mengubah mode getar menjadi silent tanpa niat mengangkatnya, kembali memasukkan ponselnya ke dalam kantung celana.

Tak lama ponsel Pak Yoongi juga ikut berdering, membuat lelaki itu pamit untuk menerima telepon.

Woozi yakin orang yang menelepon Pak Yoongi adalah orang yang sama yang tadi meneleponnya.

Pak Yoongi sudah kembali duduk di tikar ice bear, sambungan pun telah mati. Kini mata itu bertukar pandang dengannya. Ntah kenapa Woozi malah jadi salah tingkah, beruntung Pak Yoongi mengedipkan mata dan berpaling duluan, membuatnya bisa menghela napas.

Alih-alih menjauh, Jeka malah duduk di sebelah sang DPL, karena tidak ada yang mengambil tempat di situ, semua pada membuat radius aman dari sang megalodon. Dia menoleh, mendapati Bebby duduk di belakang dekannya.

"Mpok, sini mpok" kata Jeka bergeser agar Bebby bisa duduk di sebelahnya, lebih tepatnya memisahkannya dengan lelaki bau danur tersebut. Ngeri juga duduk di sebelah Pak Yoongi.

Bebby menggeleng. "Gak ah, Bebby mau di sini aja" tolaknya.

Jeka tak mampu memaksa, dia hanya mengangguk mengerti lalu fokus ke depan, namun Yoongi menepuk pahanya, mendekati telinga Jeka hingga membuat adik Pak Jinan itu bergidig ngeri. Dia pikir dia mau dimakan, ternyata...

"Jevan, jadi dokumentasi ya," bisik Pak Yoongi.

Jeka langsung mengangguk menyetujui, dia pun mengambil kameranya di dalam aula. Ini lebih baik daripada harus duduk di sebelah Pak Yoongi. Mau tidak mau Momo yang harus bergeser untuk bersebelahan dengan sang megalodon, aduh mana bau danurnya kecium banget lagi.

Tapi tunggu, baunya kok enak? Kaya wangi matcha.

Ah, pasti hidungnya Momo yang salah. Masa iya danur jadi matcha.

Aneh-aneh aja lu, Mo. Gumamnya dalam hati sambil geleng kepala.

Bebby memperhatikan langkah Jeka, "Bebby jadi dokumentasi juga deh" gumamnya saat melihat Jeka sudah keluar lagi bersama kameranya.

Gadis itu berdiri, namun belum juga pergi Yoongi sudah menahan tangannya. "Di sini aja," pinta Yoongi pelan.

Bebby menunduk, menatap mata sang dosen. Cukup lama mereka saling betukar pandangan sampai akhirnya Yoongi mengedipkan mata dan melepas genggamannya.

"Ya udah deh kalau maksa" seru Bebby kembali duduk, membuat Chungha yang duduk di sebelahnya jadi menahan tawa.

"Ehem" Yoongi berdehem, berusaha menormalkan dirinya lagi. "Mo, bantuin Jevan jadi dokumentasi" pinta Yoongi menyerahkan kamera sultannya pada Momo.

"Siap pak" balas si cantik berkacamata itu dengan semangat. Hah, akhirnya dia bisa lepas dari bau danur Pak Yoongi.

Mereka sudah membuat lingkaran di atas karpet legend milik sang Arjuna tercinta. Ditemani dengan banyak makanan yang tersedia di tengah mereka, seperti putu mayang, kelepon, dadar gulung, dan jangan lupakan makanan favorit sang megalodon yakni lemper yang dibuat langsung oleh Chef Desa Bauwangi, yakni Mang Jeonghan.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" salam Yoongi untuk pertama kalinya tidak bertugas jadi seksi dokumentasi kelompok.

Dia sebenarnya agak panas dingin kaya mau sidang STNK, dia bukan orang yang suka bicara di depan banyak orang soalnya.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka bersama.

"Terima kasih untuk bapak-bapak yang sudah hadir di acara diskusi kami, berkenaannya kami mengundang bapak-bapak ke sini adalah untuk meminta bantuan dalam melaksanakan kegiatan KKN kami," jelasnya.

"Mungkin selanjutnya akan dijelaskan oleh mahasiswa saya, silahkan Hoshi..."

Hoshi yang hampir melahap lemper ketiganya langsung melotot saat namanya dipanggil, "Hoshi?" gumamnya dengan mulut penuh lemper kedua.

Yoongi meliriknya tajam, matanya bergerak seakan memintanya untuk cepat berbicara.

Hoshi pun menelan lempernya dengan susah payah, lalu melirik Wonwoo yang ada di sebelahnya. "Baik, silahkan Hoshi, jelaskan..." kata Hoshi menepuk pundak Wonwoo sembari terkekeh.

Semua temannya langsung tepuk jidat, begitu juga dengan Mang Jeonghan yang tertawa, dia mulai hafal nama-nama anak KKN. Sedangkan Wonwoo sudah memberi tatapan tajam yang lebih menyeramkan daripada tatapan megalodon.

Wonwoo pun berdehem, mendorong kacamata bulatnya yang agak melorot. "Bismillah. Terima kasih untuk bapak-bapak sekalian yang sudah berkenan hadir di diskusi kami. Kali ini kita akan membahas soal kegiatan individu saya bersama teman saya yang bernama Hosh..."

Hoshi mencubit paha Wonwoo membuat Wonwoo segera merubah ucapannya.

"...maksud saya Wonwoo. Mengenai pembuatan kelompok mengajar" lanjutnya sembari batuk kecil, memberi kode pada Hoshi kalau dia akan membunuhnya setelah ini.

Lelaki berbadan chubby tersebut tak menghiraukan peringatan itu dan malah asyik lanjut makan lemper, membuat Yoongi berdoa dalam hati agar dia bisa kebagian lemper juga kali ini.

Wonwoo menjelaskan secara detail tentang rancangan kegiatan yang sudah dibuatnya. Mulai dari tujuan kegiatan, pihak mana yang terlibat, sampai keberlangsungan kegiatan setelah KKN.

"Sebenarnya kali ini saya dan teman-teman ingin mengajak para aparat desa untuk ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan belajar-mengajar kami yang sudah dilakukan selama seminggu ini, agar kegiatan KKN kami memiliki keberlangsungan untuk desa," jelasnya dengan penuh wibawa yang membuat semua orang pasti tertarik untuk mendengar penjelasannya, kecuali Hoshi dan Deka yang kini berebut lemper.

Zelo yang duduk agak jauh dari keduanya sampai melotot meminta mereka untuk berhenti, keduanya pun menunduk takut, tapi tak bertahan lama mereka kembali berebut lemper lagi.

"Hanya saja kami memiliki banyak kekurangan dalam kegiatan ini, sehingga kagiatan yang kami gawangkan kurang efektif dan kurang mampu membawa lebih banyak massa."

"Jika memang ada masukan atau tambahan dari bapak-bapak sekalian, kami persilahkan," katanya.

"Sebenarnya A', desa udah sering buat kegiatan seperti ini sampai kerja sama sama desa lain, tapi masyarakat tetep susah diajakin..." curhat Pak Kades.

Bebby mencolek bahu Yoongi. "Boleh minta tolong gak?"

Yoongi menoleh, "apa?"

"Jelasin ulang dong, Bebby kurang paham hehe" katanya dengan senyum polos.

Yoongi menjelaskan kembali apa yang sedang mereka perbincangkan dengan berbisik.

Bebby mengangguk mengerti, "oh begitu... Bebby boleh kasih saran gak?"

"Angkat tangan aja" pintanya.

Bebby pun mengangkat tangan.

"Silahkan Bebby," kata Woozi bertugas sebagai moderator.

"Bebby boleh kasih saran gak?" tanyanya.

Yang lain mengangguk. "Boleh"

"Saran Bebby, kalau mau narik warga biar ikut berpartisipasi, kita harus punya bukti konkret kalau desa memang berkomitmen mau ngajak warganya biar pinter" jelasnya, membuat semua pasang mata fokus padanya.

"Jadi harus punya bukti, misalkan, memberi fasilitas memadai, kaya ruang belajar yang nyaman, buku bacaan yang banyak, pengajar yang berkompeten..."

"Pokoknya yang bisa memudahkan mereka dalam mengakses pelajaran. Kalau begitu kan kita jadi gampang buat narik massa, terlebih sekarang kita punya tujuh murid, kita bisa minta tolong mereka buat ikut kampanye ke warga lain kalau belajar gak semenakutkan kaya mau disuntik ibu dokter, begitu"

Semua terdiam mencerna ucapan Bebby.

Pak Jos mengangguk setuju, "saya setuju sama sarannya Mbak Bebby, mungkin memang harus ada bukti nyata dulu untuk membangun trust di masyarakat" ungkapnya. "Pak, saya bisa bantu untuk membuat gedung sekolah khusus warga" kata Pak Jos yang langsung mendapat gelengan dari Pak Sekup.

"Ah jangan Pak Jos, saya jadi tidak enak hati. Ini kan desa kita, jadi kita semua yang harus bertanggung jawab"

Pak Jos tersenyum lembut, adem sekali. Yujin sampai terbuai melihat senyumnya. Rela deh dia jadi bayi gula kalau om-omnya modelan Pak Jos.

"Pak Jos udah berbini belum, Ji?" bisiknya pada Woozi.

"Udah punya cucu" balas Woozi asal.

Yujin pun cemberut mendengarnya. Tapi tak masalah, Yujin juga rela kok jadi nenek simpanan untuk cucunya Pak Jos.

"Bapak selalu saja menolak pemberian saya," kata sang juragan jangkrik agak kecewa. "Saya kan juga punya tanggung jawab untuk desa pak, jadi biarkan saya membantu dalam hal ini," pinta Pak Jos.

"Iya pak terima aja!" seru Mang Jeonghan dan beberapa aparat desa lainnya.

Pak Sekup terdiam. Agaknya dia merasa bersalah karena terus menyusahkan Pak Jos. Desa mereka memang tertinggal dalam hal perekonomian, sosial, apalagi kecerdasan, tapi Pak Jos terus saja memberi fasilitas pada desa secara cuma-cuma, padahal desa belum bisa memberikan apapun pada warganya, terlebih pada Pak Jos.

Ini juga sebenarnya yang menjadi alasan kenapa dusun tempat tinggal Pak Jos lebih baik secara ekonomi dan sosial daripada dusun lain di Desa Bauwangi, karena Pak Sekup selalu menolak semua pemberian Pak Jos untuk desa. Padahal tadinya Pak Jos punya mega project untuk desa, yakni membuat desa mereka menjadi seperti meikarta, membangun gedung sekolah, puskesmas, pasar, tempat bermain, kalau bisa mall juga dia bangun. Selain itu dia juga ingin membuat toilet di rumah-rumah agar warga tidak lagi mandi di kali, lalu memperbaiki distribusi air sungai ke rumah-rumah agar air kran yang mengalir tidak lagi seperti pipis Hoshi.

Namun dengan segala ketidakenakan hati pak kades, akhirnya mega project Pak Jos pun ditolak. Namun Pak Jos tak kehilangan akal, dia memaksa Pak Kades untuk menerima mini project yang akan dia bangun untuk dusunnya, setidaknya dia ingin tetangga-tetangganya makmur. Beruntung, pak kades pun menerimanya, walau dengan berat hati.

Fyi, selain jadi mandor jangkrik, Pak Jos juga seorang arsitek, beliau lulusan teknik sipil S2 di Amerika, jadi tidak heran kalau dia pandai membuat dusunnya seperti Arendelle.

"Saya rasa usul Pak Jos bisa kita tampung Pak, untuk urusan desa bisa membalas atau tidak, bisa kita pikirkan nanti, jika memang semua sudah berjalan dengan semestinya" usul Yoongi.

Pak Jos terlihat senang karena memiliki banyak massa yang menyetujui usulnya.

Namun Pak kades masih terlihat sangsi sepertinya, disatu sisi dia merasa tidak enak karena selalu merepotkan Pak Jos, tapi di sisi lain dia memang butuh dana besar untuk membangun desanya.

"Iya udah aja atuh pak, jadi lama pisan mikir na" celetuk Mang Jeonghan yang sudah tidak sabar mendengar kata 'iya' dari bibir kakak iparnya.

Iya, Mang Jeonghan adiknya Bu Saskia.

Pak Sekup pun menghela napas, sebelum akhirnya mengangguk setuju, membuat mereka serempak mengucap syukur.

"Alhamdulillah sah!" teriak Deka tepuk tangan, disusul oleh siulan Changkyun.

Pak Jos pun tersenyum lebar. "Terima kasih banyak pak," katanya menjabat tangan pak kades dengan rasa penuh terima kasih. "Jadi saya minta izin untuk mulai membangun gedung sekolah di wilayah kosong dekat sini esok hari ya pak, dan beberapa jalan alternatif agar masyarakat mudah mengaksesnya" jelas Pak Jos membuat yang lain melotot.

Besok? Langsung dibangun? Pak Jos ini jinnya Aladdin apa Rahwana sih? Bisa-bisanya membuat gedung kaya ngajak bikin bakwan.

"Pak Sekup dan yang lainnya tidak perlu khawatir, semua saya yang tanggung" jelas Pak Jos seperti paham isi otak para rakyat jelata itu.

Memang beda ya vibe-nya orang kaya yang dermawan, mudah sekali menghamburkan uang, coba yang pesugihan, ngeluarin duit lima ribu buat bayar ale-ale saja masih suka menyesal.

"Oh ya, daripada mbak-mbak dan mas-mas yang sedang KKN ini tinggal di aula, lebih baik tinggal di rumah saya saja, masih banyak kamar kosong..."

"IYA MAU!" seru Yujin yang langsung mendapat pelototan dari berbagai pihak, salah satunya Yoongi yang sudah mengeluarkan suriken dari tatapannya.

Yujin yang merasa terintimidasi hanya bisa terkekeh malu sembari menunduk, "maksudnya teh, iya maunya terserah Pak Yoongi aja saya mah" dia memilih mundur dan bersembunyi di belakang punggung Jun.

Pak Yoongi pun tersenyum lebar, "tidak perlu repot-repot pak, tinggal di aula pun sudah lebih dari cukup" kata Pak Yoongi yang langsung disahuti,

'MENURUT LU CUKUP MENURUT GUE MENDERITA!' oleh semua anak didiknya dalam hati.

Iya dalam hati, mana berani mereka beneran bicara begitu, yang ada pulang-pulang tinggal nama.

"Kenapa sih gak mau? Padahal rumahnya si bapak kan gede kaya istana, pasti punya kamar mandi yang airnya ngucur kaya air terjun....mphhh" celetuk Bebby yang mulutnya langsung disekap oleh Jeka.

"Jangan macem-macem mpok, saya masih mau hidup" bisiknya saat melirik Pak Yoongi sudah melotot dengan mata kecilnya.

Pak Jos pun tersenyum, "ya sudah kalau begitu, tapi kalau butuh apa-apa beri tahu saya ya, pak, dek" katanya pada Pak Yoongi dan anak-anak KKN.

"Hehe iya pak" balas anak KKN dengan senyum penuh beban.

Dalam hati mereka menyesal setengah mati menolak permintaan Pak Jos, tapi mereka masih sayang nyawa, lebih baik mereka mandi di kali rame-rame daripada harus ngulang KKN tahun depan, duh nasib.

Diskusi pun selesai dengan beberapa hal yang telah disepakati, seperti pembuatan gedung sekolah untuk warga yang ditangani oleh Pak Jos, sosialisasi kegiatan KKN yang akan dilakukan oleh karang taruna, serta partisipasi dan dukungan dari desa untuk seluruh kegiatan KKN.

Pukul sembilan lewat sepuluh malam, para petinggi desa sudah pulang, Pak Jos bahkan mengantar mereka dengan Limosin ke rumah masing-masing. Hanya saja Pak Sekup dan Mang Jeonghan menolaknya, kalau Pak Sekup rumahnya di dalam gang, jadi mobil tidak bisa masuk, sedangkan Mang Jeonghan mau ngapelin pacarnya.

Tengsin katanya kalau diantar orang.

Ngomong-ngomong, pacarnya Mang Jeonghan itu kerja di kota, liburnya cuma satu hari dalam seminggu, jadi pulangnya tidak menentu, kadang seminggu sekali kadang sebulan sekali. Dengar-dengar pacarnya Mang Jeonghan janda desa beranak satu, begitu sih yang Hoshi bilang dalam forum gibah.

Anak-anak prostitusi membereskan pelataran aula dibantu oleh Pak Yoongi. Momo dan Yujin bertugas menyapu pelataran, Zelo dan Jun membuang sampah, Jeka dan Deka melipat tikar, Chungha, Wonwoo, dan Changkyun membersihkan aula yang lebih mirip sarang ular, Bebby, Yoongi, dan Woozi bertugas memungut gelas plastik dan sampah, sedangkan Hoshi bertugas menghabiskan makanan sisa di pojokan pelataran aula.

Sisa putu mayang dan lemper, mana duluan yang harus Hoshi makan ya? Duh Hoshi jadi bingung.

"Bli, bantuin dong!" seru Deka yang sedang mengangkut tikar ke dalam aula.

Hoshi hanya mengangguk-angguk dan sibuk menggoyangkan mulut, mengunyah putu mayang dan lemper terakhir di waktu bersamaan.

Gagal lagi Yoongi makan lemper.

"Unu guu buntu" katanya sibuk mengunyah.

"Bantu apaan lu duduk doang?!" tandas Zelo.

"Bantu doa" jawabnya terlena akan campuran rasa putu mayang dan lemper di mulutnya. Gordon Ramsay sekali pun tak akan paham bagaimana nikmatnya kedua kue tersebut jika dimakan bersamaan.

Tiba-tiba Chungha keluar aula membawa gagang sapu lalu menyabet badan Hoshi hingga membuat anak pemerintahan itu meringis kesakitan.

"Ampun mak ampun!" serunya semakin memojokkan diri ketakutan.

"Bantuin Bebby noh mungutin sampah!" titah Chungha bertolak pinggang.

"Iya iya ini gue kerja" Hoshi segera mengikuti perintah Nyai Ratu dan membantu Bebby memungut gelas mineral dan sampah yang berserakan.

Chungha melotot menatap Hoshi seperti ibu bos, sedangkan yang ditatap hanya bisa melirik Chungha takut-takut. Bebby pun terkekeh melihat Hoshi ketakutan.

Malam itu angin berhembus dengan kencang, Momo sampai berhenti menyapu karena sampahnya kembali beterbangan, bahkan rambut Bebby sampai tersingkap memperlihatkan telinganya.

"Eh Beb, lu kok pake headset sih?!" seru Hoshi saat melihat telinga kanan Bebby. Dan seruannya membuat mereka berdua jadi pusat perhatian. "Jangan-jangan dari diskusi lu pake headset ya?! Ga dengerin diskusi lu ya?!" tuduhnya membuat Bebby gelagapan.

"Ah eh....engg..." Bebby bingung harus menjawab apa, dia tidak mungkin bilang kalau ini Alat Bantu Dengar atau ABD, tapi dia juga tidak bisa mengelak.

"Mending Bebby pake headset masih bisa ngasih saran, emangnya elu gak guna!" serobot Wonwoo yang baru keluar aula dengan membawa plastik sampah besar. Membuat Hoshi cemberut.

Pasalnya dia masih kesal dengan kelakuan Hoshi tadi, rasanya mau Wonwoo lelepin Hoshi di spitenk warga.

Bisa-bisanya dia jadi Hoshi. Mau ditaruh dimana muka Bapak Aceng punya anak kaya Hoshi?!

Anak psikologi itu berusaha terkekeh, "hehe, maafin Bebby ya, Bebby lepas deh" katanya sembari melepas ABD-nya, cepat-cepat dia masukkannya ke dalam kantung celana.

Guratan khawatir semakin terlihat jelas, namun dia berusaha agar tenang. Dia pun menghembuskan napas, lalu memberikan kardus sampah ke Zelo agar dibuang.

Woozi menatap Bebby yang masuk ke dalam aula, dia melihat dengan jelas ketakutan yang ada di wajah gadis itu. Namun dia geleng kepala berusaha untuk tidak peduli.

"Telepon dari Mamih kenapa gak diangkat?" tanya Yoongi disela-sela kesibukannya memungut sampah.

Woozi menoleh, sibuk mengumpulkan sampah lagi. "Hapenya di silent" jawabnya berbohong, sedikit.

Hening, tak ada lagi yang berbicara, hanya ada suara gelas bekas yang terus berjatuhan di dalam kardus.

"Sebenarnya Bebby kenapa?" tanya Woozi tiba-tiba.

Pergerakan Yoongi reflek terhenti, dia terdiam sepersekian detik. Tangannya pun bekerja lagi. "Itu urusan Bebby," jawab Yoongi dengan nada dingin.

Woozi berdiri tegak, tepat di depan sang ayah.

"Cepat atau lambat bapak yang harus tanggung jawab atas kesalahpahaman teman-teman saya terhadap Bebby" katanya sebelum berlalu pergi meninggalkan Yoongi begitu saja.

Yoongi mendangak, menatap kepergian Woozi dalam diam. Punggungnya ikut berdiri tegak, gerak matanya mengikuti langkah sang anak pergi, hembusan napas pun terdengar.

Apa salah jika Yoongi tidak ingin ikut campur dalam urusan orang lain?

---

Lagu Cinta Terlarang milik The Virgin yang dijadikan ringtone ponsel Woozi terus saja berbunyi, membuat sang empu merasa terganggu dalam tidurnya.

Dengan terpaksa, dia membuka mata menatap layar ponselnya untuk tahu siapa yang menghubunginya di tengah malam seperti ini.

Mamih

Kontak ini lagi. Woozi menghela napas, dia terduduk saat melihat notifikasi panggilan tak terjawab sebanyak tujuh kali dan chat pesan tertera.

Dia membuka chat tersebut.

Hembusan napas bagai tak pernah berakhir, tak tahu apa yang sebenarnya Woozi rasakan, tapi dia malah merasa tertekan. Dia memilih untuk melempar ponselnya ke samping dan mengusap wajahnya yang lelah. Tak berniat membalasnya.

Dia mematikan suara berisik Princess Sofia yang terus berbicara sendiri di ponsel Hoshi.

Pasti ketiduran lagi, nih anak. Pikirnya.

Namun arah pandangnya langsung beralih ke jendela, nampak siluet seseorang sedang duduk di teras aula.

Arah pandangnya menelaah tempat tidur siapa yang kosong, dan ternyata itu Bebby. Samar-samar dia melihat gadis itu merunduk, terdengar pula suara berbincang dari ponsel.

Bebby terus menggerakan tangannya di atas buku sketch, perekam suara berputar dengan volume kecil, mengulang perbincangan diskusi bersama para petinggi desa tadi, sedangkan ponselnya terlihat disandarkan ke tempat pensil kumamon agar berdiri tegak.

Dia melakukan video call dengan Baekhyun yang kebetulan lagi di mobil.

"Ayah dari mana?" tanya Bebby.

'Dari kuburan bunda, habis benerin kuburan bunda,' jelasnya.

Hari ini hari ke-500 kepergian Brigitta. Wanita cantik itu pernah berpesan pada Baekhyun sebelum meninggal, kalau dia ingin kuburannya diberi rumput jepang dan batu nisan marmer seperti yang ada di taman makam pahlawan. Baekhyun baru bisa menyanggupi kemauan mendiang istrinya sekarang, makanya tadi sore dia membereskan kuburan Brigitta dengan dibantu oleh tukang.

Bebby manggut-manggut mengerti, wajahnya tidak menampakkan emosi apapun, marah, sedih, kesal, ataupun bahagia. Bahkan dia masih saja sibuk menggambar, seakan yang diucapkan sang ayah sama sekali bukan hal penting.

'Beb, kamu gak kangen bunda?' tanya Baekhyun hati-hati.

Wajah gadis manis itu terangkat, matanya menatap wajah tampan ayahnya di dalam gelap mobil.

"Apa kangen bikin bunda balik lagi ke Bebby?"

Pertanyaan Bebby langsung menohok hingga ke ulu hati Baekhyun. Dia merasa tersentil, sungguh.

Dibanding Bebby, Baekhyun lebih menyedihkan, dia masih sering menangisi kepergian istrinya, dia juga sering memeluk pakaian istrinya diam-diam hanya untuk mengingat bagaimana wangi istrinya semasa hidup.

Kalau boleh jujur, ini terlalu mendadak untuk Baekhyun, dia masih belum siap untuk kehilangan wanita yang paling dia cintai, tapi waktu memang tidak bisa diputar, dijilat, apalagi dicelupi.

Jika sudah takdirnya berpisah, apapun tidak bisa membuatnya tetap bertahan.

Dan kini Baekhyun kembali menitihkan air mata dalam keheningan.

"Sebenernya Bebby juga kangen bunda, mau ketemu bunda, tapi Bebby gak mau ngebebanin bunda sama air mata Bebby. Tugas Bebby sekarang harus berdoa sama Allah biar Bebby bisa ketemu lagi sama bunda, bisa pelukan lagi sama bunda di Syurganya Allah, terus Bebby harus jadi anak baik biar bisa masuk Syurganya Allah" katanya dengan penuh kepolosan.

Baekhyun tak bisa menahan senyumnya melihat kepolosan sang anak, hingga dia terkekeh dalam tangisnya.

'Aamiin' gumamnya. Cepat-cepat dia mengusap air mata dan tersenyum lebar.

Bebby terkikik melihat ayahnya menangis.

"Ih ayah cengeng" ledeknya.

'Gak tuh,' elak Baekhyun.

"Tadi ayah nangiskan?" ledeknya dengan membulatkan mulut.

'Gak lah. Ayah cuma kelilipan doang kok' elaknya lagi.

Anak itu hanya membalas dengan senyuman manis. "Iya percaya" katanya.

'Bebby gak tidur?' tanya Baekhyun saat melihat jam sudah menunjukkan pukul duabelas lewat delapan pagi.

"Apa yah?!" seru Bebby tidak mendengar.

'Bebby gak tidur?!' ulangnya agak mengencengkan suara.

"Oh... Sebentar ayah, Bebby lagi nyalin diskusi tadi" jelasnya.

Baekhyun kembali fokus pada jalanan yang mulai sepi, tangannya terlihat rileks memegang setir walau matanya mulai lelah menatap jalanan.

Cukup lama mereka terdiam, keduanya sama-sama sibuk pada kegiatan masing-masing.

'Beb,'

"Ya?"

'ABD-nya mending dipake terus, dilepasnya pas mandi sama tidur aja, biar Bebby bisa denger jelas' kata Baekhyun.

Seketika tangan Bebby berhenti bergerak, matanya kini beralih ke arah sang ayah.

'Temen-temen pasti paham kalau Bebby pakai ABD...'

"Tapi ayah gak paham perasaan Bebby," potong Bebby dengan suara lirih yang mengintimidasi.

Bahkan Baekhyun sampai tertegun saat mendengar suara anaknya.

"Dan semua orang gak bakal paham gimana rasanya jadi Bebby" dia pun mematikan panggilan secara sepihak.

Seketika perasaannya berkecamuk, tapi dia tidak mampu mengeluarkannya begitu saja, yang bisa dia lakukan hanya memukul-mukul kepalanya, berharap perasaan sesak di hatinya segera pudar.

"Bebby bego Bebby idiot Bebby tolol" dia terus bergumam seperti itu, tak peduli dengan ponsel yang terus berdering mendesaknya untuk diangkat.

Perasaannya luluh lantah namun tak ada yang bisa mengerti, begitu juga dengan dirinya sendiri. Bahkan Bebby benci pada dirinya sendiri karena tidak pernah tahu apa yang dia mau.

Dia menghembuskan napas. Agaknya ada beban yang memikul Bebby jika temannya sampai tahu kalau ada yang kurang dari dirinya, dia malu. Dia malu sama dirinya sendiri, kenapa dia harus berbeda dari teman-temannya? Kenapa harus dia yang seperti ini?

"Bebby bodoh, tolol, idiot..."

Setetes air mata lolos menemani rasa sesak di dada. Dia tidak sadar kalau dia sudah membasahi bukunya dengan air mata. Dan Bebby hanya bisa terus memukul-mukul kepalanya agar perasaan sesaknya cepat reda.

Tanpa Bebby sadari jika satu pasang mata masih memperhatikannya dari dalam aula, menatapnya dengan penuh nanar, namun sama, tak ada yang bisa dia lakukan selain menghela napas dan membiarkan Bebby menenangkan dirinya sendiri.

Woozi merebahkan diri memunggungi pintu aula dan berusaha tertidur walau itu sangat sulit, karena telinganya masih bisa mendengar isakan samar yang begitu mengkhawatirkan.

---

Yoongi terlihat sibuk dengan berkas-berkas yang mengampar di kasurnya, semua berhubungan dengan disertasi, matanya mulai lelah, wajahnya jadi kusut, pakaiannya sangat lusuh, dan tubuhnya mulai lunglai.

Sejenak Yoongi menghembuskan napas, lalu menyandarkan punggungnya pada kepala kasur, memeluk bantal bersarung boboboy dengan erat, dia menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan panjang. Kepalanya pening, sungguh.

Kalau tahu jadi manusia akan sepusing ini, mending dia milih dilahirin jadi ager-ager mamang gopean. Kadang dia suka mikir, kayanya hidup jadi ager enak juga, kerjanya cuma diem aja, paling cuma goyang waktu kesenggol doang.

Hm Yoongi jadi iri.

Ting

Dia menoleh ke layar laptop yang menampilkan notifikasi web chat. Dengan gerakan lemas dia membukanya, ternyata banyak juga chat masuk, mulai dari Jinan sampai tukang kredit panci, Yoongi jadi bingung mau buka yang mana.

Namun ada satu notifikasi yang membuatnya tertarik untuk dibuka, notif baru yang berasal dari Mas Baekhyun.

Dia mengernyit bingung.

Tumben banget Mas Bek chat tengah malem begini, ada apa? Pikirnya.

Dia duduk tegak, masih dengan memeluk bantal bersarung boboboy milik Boo. Lalu membuka chat tersebut.

Mas Baekhyun
Yoong, tolong bantu gue jaga Bebby
Demi Brigitta

Yoongi terdiam sesaat membaca pesan tersebut. Ada apa dengan Baekhyun? Kenapa tiba-tiba mengirimkan pesan seperti ini malam-malam?

---

mANA SINI YANG MASIH NGANGGEP PAK SEKUP ITU SEUNGCHEOL GUE SMOOTHING BULU KETEKNYA!

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

1.6M 47.9K 32
"Setiap pertemuan pasti ada perpisahan." Tapi apa setelah perpisahan akan ada pertemuan kembali? ***** Ini cerita cinta. Namun bukan cerita yang bera...
949K 2.4K 17
🔞 Bluesy area, mengandung 21+ 🔞 - oneshoot ! ranked; #1 Karina 24/6/2023 #1 Bluesy 25/6/2023 #1 Karinajeno 7/9/2023
809K 56.5K 48
Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang bahkan tak terlibat dalam scene novel sedikitpun. ia bahkan sangat bersyukur bahwa tubuhnya di dunia...
104K 5.8K 33
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...