The Love or The Wedding Ring

Galing kay alhista06

2.1K 1K 2.7K

[HIATUS] DIJODOHKAN. Entah kenapa Xinxin begitu membenci satu kata tersebut. Rasa itu semakin membuncah kala... Higit pa

Chapter 1. What??!! Married?!
Chapter 3. Let Me Laugh
Chapter 4. Meeting
Chapter 5. Hard to Say
Chapter 6. Feeling
Chapter 7. Am I really ready?
Chpater 8. PROPOSE & SANGJIT (送礼)
Chapter 9. Learn to Cook
Chapter 10. Huang Family
Chapter 11. "Let's Break up"
Chapter 12. Spend the Day Together
Chapter 13. Spend the Day Together (2)
Chapter 14. Bad Dreams
Chapter 15. Preparation
Chapter 16. Preparation (2)
Chapter 17. Met Xuxi's Extended Family

Chapter 2. You Should Know, Guys

229 126 251
Galing kay alhista06


Wang XinXin on Mulmed

______________________

"Mama!" XinXin berlari kecil ke arah Ibunya yang sedang membuat teh untuk Ayahnya di dapur.

"Eh? Ada apa, Sayang? Loh, kok udah rapi begini? Mau keluar?" Nyonya Wang menatap Putrinya yang sedang berdiri manis didepannya dari ujung kaki hingga ujung rambutnya.

"Aku ingin izin keluar sebentar, Ma. Boleh, tidak?"

"Keluar? Kemana? Sama Siapa malam-malam begini?"

"Cuma mau ke rumah teman kok, Ma."

"Oh ya, Mama mau tanya sesuatu padamu."

XinXin menaikkan sebelah alisnya "Tanya apa, Ma?"

Nyonya Wang menatap anaknya dengan tatapan agak ragu. Ragu untuk mengeluarkan pertanyaannya untuk Putrinya itu.

"LinYi ...." Nyonya Wang mengerling ke arah Putrinya, sedang XinXin malah sweatdrop mendengar nama yang disebutkan Ibunya. Wanita paruh baya itu seakan tau kalau anak sulungnya sedang memikirkan lelaki itu saat ini

"Ah, sudah lupakan! Pergilah cepat dan jangan pulang terlalu larut malam." Nyonya Wang menjeda perkataannya sebentar kemudian melanjutkannya kembali dalam beberapa detik "Mama harap dia tidak kecewa dan bisa menerima ini semua."

XinXin terkejut sekilas. Dan keterkejutannya semakin bertambah saat Mamanya kembali melanjutkan perkataannya.

"Oh, ya. Dan jangan lupa, sayang. Lusa, XuXi dan orang tuanya akan datang menemui keluarga kita. Dan dengan tujuan terutama untuk memintamu dari Ayah dan Mama."

XuXi? Diakah pria itu?

--------

XinXin membanting tubuhnya di kasur empuk milik sahabatnya, Liu Li Wei, setelah menerobos masuk rumah yang megah bak istana milik orang tua sahabatnya itu yang hampir tidak ada seorang pun didalamnya. Hanya ada Li Wei, Pembantunya, dan sahabatnya, Xu YiHua yang kadang-kadang menginap di rumah Li Wei untuk menemaninya.

"XinXin, kau kenapa? Lagi galau ya?" YiHua menatap XinXin yang berbaring disisinya. Namun anak itu bukannya menjawab malah menutup mukanya menggunakan telapak tangannya. Bukan karena Ia malu, tapi karena frustrasi. Disela-sela itu Ia mendengus berat lalu mengindahkan telapak tangannya dan menatap dua sahabatnya yang sekarang tampak memandang heran padanya.

"Aku ingin memberitahu kalian sesuatu." XinXin bangkit dari pembaringannya dan menatap kedua sahabatnya dengan sorot mata yang memiliki banyak arti. Serius, sedih, takut dan emosi.

"Ada apa? Sepenting itukah berita yang ingin kau sampaikan pada kami sampai kau harus menatap kami dengan tatapan seperti itu?" Li Wei bergidik kecil saat menatap tatapan mata XinXin yang cukup sulit diartikan.

"Huft... Aku dijodohkan oleh Orang Tuaku."
XinXin membuang nafas berat. Matanya hampir mulai berkaca-kaca namun Ia mencoba menutupi itu dengan tersenyum ke arah sahabat-sahabatnya seakan Ia benar-benar senang menerima perlakuan orang tuanya itu padanya.

"Lalu...? Kau dengan senang hati menerimanya begitu saja?"

"Bukankah kau sangat membenci sebuah perjodohan?"

"Siapa yang bilang aku menerimanya begitu saja? Ingin sekali aku melawan kehendak orang tuaku itu mati-matian, Ingin sekali memarahi mereka karena mereka telah menganggapku seakan aku tidak bisa menemukan jodoh yang baik untuk diriku sendiri hingga aku harus dijodohkan dengan pilihan Mereka yang menurut Mereka adalah yang Terbaik. Tapi, pantaskah seorang anak melakukan hal keji yang tidak pantas itu kepada kedua orang tuanya?"

"Wait! Wait! Aku masih belum percaya ini. XinXin dijodohkan? Dan sebentar lagi akan menikah? Aku masih tidak bisa percaya seorang XinXin yang sangat berambisi terhadap karirnya akan menikah sebentar lagi dan akan mulai menjadi Ibu Rumah Tangga." Li Wei mengerling ke arah XinXin sambil tertawa mengejek

"Leluconmu tidak lucu, Li Wei!" XinXin menatap kesal sahabatnya sejak SMP itu.

"Aaa..!!! XinXin..!! Aku tidak mau kau menikah dulu. Aku masih ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu dan Li Wei. Menikmati masa lajang kita sepuas-puasnya. Kalau kau sudah menikah, kita tidak akan bisa berjalan bertiga lagi dan menghabiskan waktu bersama." rengek YiHua seperti anak kecil sambil memeluk XinXin.

"Aasshh... Kau ini kenapa jadi lebay begini, sih?" XinXin tertawa kecil melihat tingkah YiHua yang merengek padanya seperti anak kecil yang tidak diperbolehkan membeli Es Krim.

"Lagipula, nanti kalau kau sudah menikah dan tidak bisa berjalan-jalan bersama kita lagi, tidak ada lagi yang bisa ngelindungin kita dari orang jahat. Biasanya kalau kita jalan-jalan kan sering ketemu preman di jalan, kalau nggak ada kamu siapa yang mau ngehajar mereka lagi? Nggak mungkin kan aku suruh YiHua yang kerjaannya cuma merengek sama makan banyak walaupun badannya nggak pernah gemuk-gemuk ini yang ngehajar mereka. Nggak lucu, sayang."

"Hei, Li Wei. Ngomongnya seenak jidat aja. Aku juga bisa beladiri tauk kayak XinXin."

YiHua tersenyum bangga sedang Li Wei malah mencibir. XinXin yang melihat tingkah konyol kedua sahabatnya itu hanya bisa tertawa-tawa. Untuk beberapa saat kesedihannya lenyap. Dia bersyukur karena keputusannya untuk datang berkunjung ke rumah Li Wei bukanlah hal yang salah karena dia bisa tertawa bahagia bersama sahabat-sahabat dekatnya dan melupakan masalahnya untuk sementara waktu.

"Eh, ngomong-ngomong, Laki-laki itu siapa? Tampan tidak?" YiHua menatap XinXin menunggu jawaban dari sahabatnya itu dengan semangat.

"Kebiasaan YiHua. Yang diingatnya cuma ketampanan doang kalau udah bicara soal Laki-laki."

"Ya biarin aja. Kamu iri sama aku ya, Li Wei."

"Dih... Siapa juga yang iri padamu? Alergi aku tuh."

"Yeeuu... Gitu amat sama sahabat sendiri"

"Hei, XinXin. Jawab pertanyaan aku, dong."

"Aku belum pernah bertemu dengannya."

"Kalau Namanya?"

"Namanya ... XuXi. Yah. Nama itu yang disebut Mamaku tadi akan datang melamarku."

"Lamaran? Kapan?"

"Kata Mama, Lusa."

"Secepat itu kah?"

"Aku juga belum siap."

"Oh ya ngomong-ngomong, LinYi sudah tau soal ini belum?" Li Wei bertanya dengan sangat hati-hati pada XinXin, takutnya anak itu malah marah.

Mendengar pertanyaan Li Wei, XinXin malah terdiam beberapa detik. Teringat perkataan Mamanya tadi

Mama harap dia tidak kecewa dan bisa menerima ini semua.

Dia tau Mamanya tadi pasti bukan hanya ingin mengatakan itu padanya. Ada hal lain lagi menyangkut LinYi yang ingin diberitahukan Mamanya padanya, namun terlihat bahwa Mamanya tampak ragu tadi.
Huft... Berbicara LinYi, XinXin jadi takut jika LinYi akan marah dan benci padanya karena hal ini. Apakah keputusannya untuk mengakhiri hubungannya dengan LinYi adalah sesuatu yang tepat?

"Aku belum memberitahu dia sama sekali. Aku yakin kalian juga tau apa sebabnya."

"Iya Iya. Aku mengerti."

"Tapi aku sudah putuskan bahwa aku akan memberitahu dia secepat mungkin. Dan ... Mengakhiri hubungan Kami."

Li Wei dan YiHua membelalakkan mata mereka pertanda kaget.

"Why?"

"Ya karena aku sebentar lagi mau menikah. Aku tidak akan mau rumah tanggaku hancur karena masalahku yang belum putus hubungan dengan LinYi."

"Lah? Kau ini bagaimana sih, XinXin? Tadinya kau bilang kau sama sekali tidak ingin menikah, sekarang kau malah khawatir rumah tanggamu berantakan? Bukannya bagus rumah tanggamu berantakan jadi kamu bisa pisah dengan laki-laki itu? Kalian kan tidak saling cinta."

"Aku hanya ingin menjaga perasaan kedua orang tuaku. Membahagiakan mereka walaupun sebenarnya ini semua sakit. Aku tidak bisa membayangkan seperti apa orang tuaku saat tau rumah tanggaku nanti berantakan karena salahku. Berapa besar malu yang harus mereka tahan di depan besan mereka karena aku."

Untuk sesaat Li Wei dan YiHua terdiam mendengar jawaban XinXin.

"Okay, kita balik ke topik calon suamimu. Dia orang yang seperti apa? Baik hati dan penyayang atau tidak?" interogasi Li Wei.

"Sudah kubilang tadi aku belum pernah bertemu dengannya. Bagaimana aku bisa tau sifatnya seperti apa."

"Oh, iya juga, ya. Aku lupa kalau kau sudah mengatakan hal itu tadi."

"Kalau dia tipe Laki-laki yang suka berbuat kekerasan dan dia mulai macam-macam denganmu, beritahu kami biar kita hajar dia sama-sama."

XinXin tertawa kecil "Semoga saja tidak."

____TO__BE__CONTINUED____

Jangan lupa tinggalkan jejak yah Guys..!! Vote dan Commentnya yah. Hilangkan kebiasaan menjadi pembaca gelap.

Aku sayang kalian semua yang udah mau mampir dan ninggalin jejak💋

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

490K 49.1K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
504K 5.4K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
199K 9.8K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
49.7K 423 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...