Angkasa [END] ✓

By shalsaalfiy

704K 32.4K 1K

(FOLLOW SEBELUM MEMBACA) Angkasa Gerald Anugrah, sang ketua geng motor The Blaze. Laki-laki yang dianggap bai... More

1. Angkasa
2. Murid Baru
3. Peringatan!
4. Angkasa Mau Yaaaaaaa?
5. Apa Semuanya Baik-baik Saja? Tidak!
6. Ada Gangster!!
7. Menjauh
8. Senja Tidak Menyerah!
9. Diary
10. Rumah Rahasia Senja (1)
11. Rumah Rahasia Senja (2)
12. Kode?
13. New Members
14. Rasa Yang Berbeda
15. Antara Aku, Kamu, Dan The Blaze
16. Sunset & Kehangatan Di Puncak
17. Ingkar
18. Danger Dengan Pelukan
19. Perubahan?
20. Ternyata Tidak
21. Togheterness
22. Jangka
23. Ancaman
24. Why Angkasa?!
25. Menjadi Kita (?)
26. Happy Birthday Senja!
27. Aku Merindukannya
28. Hancur
29. Pertengkaran
30. Malam Hari Bersamanya
31. Tujuan
32. Antara Rela Dan Tidak
33. Salah Paham
34. Gengsi
35. Bulan & Matahari
37. Karena Keadaan
38. Sakit (1)
39. Senyuman Luka (1)
40. Senyuman Luka (2)
41. Kejadian
42. Ls162! (?)
43. Aku Mencintainya
44. Maaf
45. WARNING
46. Sakit (2)
47. Hancur (2)
48. Dekapan Yang Dirindukan
49. Bentakkan
50. Kemana Kamu Yang Dulu (?)
51. Berjuang (Lagi)
52. Pertempuran Besar
53. Kehilangannya
54. Rindu
55. Malam Mencekam
56. Kembali Lagi?
57. Terluka
58. Dia Yang Tulus
59. Bersama Angkasa
60. Promise
61. Bersamanya (Selesai)
62. EXTRA PART : Langit Senja
SEQUEL ✨

36. 3 Hari (300juta Tahun)

7.4K 398 11
By shalsaalfiy

Aku akan menunggu sampai kapanpun hari itu tiba

Sampai kamu hanya jatuh sejatuh-jatuhnya dalam pelukku

Karena aku cuma mau kamu

Senja

****

Angkasa yang ia tunggu belum juga datang sampai sat ini, padahal biasanya  Angkasa pagi-pagi sekali sudah ada didepan rumahnya. Tapi kini belum juga ada tanda-tanda  cowok itu datang. Senja juga sudah menelfon Angkasa, tapi handphone nya tidak aktif. Kadang Senja selalu tidak dapat kabar dari Angkasa, tapi dia tidak pernah sekhawatir ini, hati nya sangat tidak tenang, jantungnya selalu berdegub sangat kencang.


Senja membuka handphonenya. Chat-chat yang ia kirim kesemua teman-teman Angkasa juga belum dibalas, hampir semua handphone mereka tidak aktif membuat Senja cemas. Otaknya selalu terbayang wajah Angkasa. Hatinya selalu mengingat cowok itu, dengan cepat Senja mengambil tas nya. Lalu dia keluar dari kamarnya.

Senja memesan taksi online. Bukan untuk menuju sekolah, melainkan menuju basecamp The Blaze. Senja masuk kedalam taksi itu, perasaan cemas masih ada didalam dirinya. Otaknya selalu terbayang wajah Angkasa. Hatinya selalu menyebut nama Angkasa. Sampai akhirnya dia sampai dimana tempat yang ingin ia tuju. Senja segera keluar dari taksi. Memberikan beberapa lembar uang kepada sopirnya, lalu ia berlari menuju basecamp The Blaze.

Senja masuk kedalam, melihat kanan dan kiri, didalam sini sama sekali seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Tidak ada suara apapun selain suara angin yang berlalu. Senja berlarian mengelilingi gedung yang besar ini, tapi tidak ada satupun orang yang bisa ia temui. Disana hanya ada sampah bekas makanan yang berserakan. Senja menjadi lebih cemas dari sebelumnya, gedung ini biasanya 24jam selalu ramai. Tidak pernah sesepi ini.

Senja semakin lebih cemas  lagi dengan keadaan ini. Lalu dia berfikir keras. Salah satu ide nya adalah ke rumah Angkasa! Senja pun langsung pergi meninggalkan gedung itu.

Perempuan itu nekat datang ke rumah Angkasa, dia tak tanggung-tanggung untuk mencari laki-lakinya. Dia khawatir, begitu mengkhawatirkan Angkasa.

Senja menekan bel rumah Angkasa, tidak lama seorang satpam keluar dan membukakan gerbang.

Satpam itu melihat Senja dari atas sampai bawah, "Non ini pacarnya Angkasa yang waktu itu pernah dibawa  kesini kan?" tanya satpam itu.

"Iya Pak. Saya mau nyari Angkasa," balas Senja. "Angkasa nya ada?" tanya Ssnja.

"Waduh. Den Angkasa kan jarang pulang kerumah, paling kalo pulang cuma ngambil baju." jawab satpam itu.

"Yahhh gitu ya." Senja sedikit merasa  kecewa.

"Tapi, Non. Maaf sebelumnya, tadi saya denger tadi bapak ngobrol sama den Andreas, Den Angkasa itu ditangkep karena balapan liar," ucap satpam itu.

"HAH? yang bener?" balas Senja tak percaya. "Jadi Angkasa sekarang lagi dikantor polisi?"

"Ya mungkin. Soalnya saya cuma denger itu aja non, kalo den Angkasa dimana saya gatau."

"Ohh gitu, yaudah makasi ya pak, bapak ganteng!" ujar Senja lalu cewek  itu berlari.

Satpam itu tersenyum, "waduh. Pertama kalinya saya dibilang ganteng." ucapnya.

****

"Angkasaaa kenapaa kamu bisa di tangkep polisi?" tanya Senja heboh. Ketika cewek itu sudah bertemu dengan Angkasa. Dan mereka duduk di ruang jenguk, wajah Senja begitu sangat khawatir.

Angkasa mengelus pucuk kepala Senja, "kamu ga sekolah? Kenapa malah ada disini?" ujar cowok itu.

"Khawatirlah sama kamu. Kamu gaada kabar, temen-temen kamu juga sama. Aku cari ke basecamp gaada. Aku cari kerumah kamu juga gaada, aku khawatir." mata Senja nampak berkaca-kaca. Tatapannya juga memang orang yang sangat khawatir.

"Aku ga kenapa-kenapa. Gausah khawatir, aku bisa jaga diri. Udah jangan nangis ah. Cengeng!" Angkasa mengacak rambut Senja.

"Aku khawatirrrrrrrrrrrr!" rengek Senja. Angkasa hanya terkekeh pelan mendengarnya. "Kamu kenapa bisa ada disini?"

"Tadi malem kan aku balap-balapan dijalan. Terus ketangkep,"

"Jangan suka balap-balapan. Jadi kaya gini kan? Bahaya juga, aku gak suka kalo kamu balapan motor." balas Senja.

"Emang kamu siapa berani ngelarang aku?" ucap Angkasa bercanda.

"Pacar kamulahhhh!" suara Senja terdengar manja.

"Iya-iya pacar." Angkasa mengacak rambut Senja sambil terkekeh.

"Angkasa," panggil Senja.

Angkasa yang tadi menatap kebawah kini dia menatap wajah Senja, "apa?"

"Kamu sampe kapan disini?" tanya Senja.

Angkasa menatap lurus kedepan. "Kalo aturan sih paling tiga hari, tapi kalo papah dateng juga langsung bisa pulang, tapi dia gak mungkin dateng."

"Loh kenapaaa?"

"Dia sekarang udah jarang peduli lagi, dia kan cuma nganggep aku anak sampah. Sekalinya dia peduli juga pas dia lagi butuh," balas Angkasa.

"Nanti kalo kamu disini terus aku kangen. Tiga hari itu lama bangett!!! Udah kaya 300 juta tahun tau!"

"Tiga hari itu sebentar. Kalo mau ketemu aku tinggal kesini aja," ucap Angkasa.

"Gamau ah. Mau nya ketemu sama kamu terus, bukan cuma sering-sering. Kalo kamu disini juga aku gabisa nanyain kabar kamu, gabisa nanya kamu udah makan belum, kamu udah mandi belum, tidur apa nggak. Dan lain-lain," ujar Senja. Tapi cowok itu hanya diam. "Ihh Angkasa mahhhh!!!"

"Yaudah kalo gitu aku ikut sama kamu aja disini. Nemenin kamu, yaa?" ucap Senja.

"Ya gaboleh lah, kamu gak ngelakuin apa-apa masa ditangkep?" balas Angkasa.

"Berarti aku harus ngelakuin apa-apa? Yaudah nanti aku balap-balapan aja kaya kamu."

"Emang kamu bisa naik motor?"

"Ya bisa dong! Kamu aja gak tau."

"Udah sana kamu sekolah. Belajar yang pinter, jangan kaya aku."

"Ini udah jam berapa?" Senja melihat ke jam tangan yang melingkar di tangannya. "Udah jam sepuluh. Ya kali aku berangkat sekolah jam segini, aku mau disini aja sama kamu."

"Pulang aja, waktu nya juga mau abis. Gak mungkin boleh lama-lama disini" ucap Angkasa.

"Kenapa gaboleh? Kan aku nemenin pacar aku? Kalo pulang aku bosen mau ngapain!" balas Senja.

"Yaudah jalan-jalan aja."

"Kemana? Kalo jalan-jalan maunya sama kamu, gaenak dong sendirian? Banyak yang godain aku. Kan mereka ngira aku jomblo, padahal aku pacarnya Angkasa Gerald Anugrah, seorang leader The Blaze," ujar Senja membuat Angkasa terkekeh mendengarnya.

"Udah sana pulang aja Senja." Angkasa mengacak rambut Senja. "Kalo mau main ke basecamp juga gapapa. Sekarang pasti udah banyak orang,"

"Banyak orang aja ga pernah cukup kalo gaada kamu."

"Bucin. Udah sana balik,"

"Kamu ngusir aku?"

"Iya. Sana pulang!"

"Ihh jahat deh." Senja memajukan bibirnya. "Yaudah, kalo gitu aku pulang dulu Angkasayangggggg. Jangan lupa jaga kesehatan." ujar Senja.

Cup!

****

"Hai, aku boleh ikut gabung?" ujar Senja. Cewek itu duduk diantara para cowok yang kini sedang berbincang asik.

"Ehhh Senja. Yaboleh dong silahkan-silahkan," balas Jarwo.

"Senja lo ga sekolah apa gimana?" tanya Pandu.

"Tadi abis nyamperin Angkasa." jawab Senja. "Aku disuruh pulang sama Angkasa. Tapi aku bosen, terus kata Angkasa disuruh main kesini aja." ucap Senja sambil tersenyum.

"Ohh gitu, enaknya jadi Angkasa. Kemana-mana dicariin pacar mulu," keluh Pandu. "Lah gue?" Pandu menunjuk dirinya sendiri menggunakan jari telunjuknya.

"Lah lo? Ya nasib," sahut Devan sambil tertawa, semuanya juga ikut tertawa.

"Ja. Kan Angkasa gaada nih, kita pacaran aja yuk?" ajak Herdi.

"Wahhh parahhh lu ntar gue aduin sama si bos lo. Gaboleh gitu lo Her, gaboleh. Nanti golok sama kampak saktinya Angkasa langsung melayang. Jangan macem-macem!" ujar Pandu.

"Jangan lah bro! Lu mah tega amat sama gue. Bercanda  doang elah," balas Herdi.

"Bercanda doang? Lo pikir Angkasa suka bercanda? Semua yang dia liat selalu dia seriusin. Lo abis nanti gue aduin sama Angkasa. Cepetan lo bikin surat wasiat sekarang sebelum lo pulang tinggal nama." sahut Jarwo.

"Yang jangan lah jangan. Jangan lo pada aduin, kasian kan gue kasian." ucap Herdi. "Plisss jangan. Lo semua kan temen gue, masa tega bangetsih"

"Lah, siapa bilang kita temen lo?" ujar Fadli. "Gaada yang pernah bilang."

"Lo semua mah gitu. Jahat amat, ntar muka gue yang ganteng nan tampan ini hilang dari muka bumi, bumi ntar jadi hampa tanpa gue coy." ucap Herdi.

Senja terkekeh kecil.

"Ehh kenapa ketawa?" tanya Pandu.

"Kalian lucu bercanda nya sampe bikin Herdi ketakutan." jawab Senja sambil terkekeh.

Semua cowok disana terbengong-bengong. Senja malah berfikir bercanda? Padahal mereka serius. Tapi lalu semuanya tertawa.

"Ja. Tapi kita gak boong! Serius deh sumpah. Angkasa kalo udah marah bakalan ada perang dunia," ujar Fadli. "Dia tau Herdi begitu pasti nanti Angkasa marah bet dah."

"Iya-iya. Angkasa mah bisa matiin siapa aja, kita gak bercanda  Ja. Ntar kita aduin aja si Herdi, pasti nanti Herdi langsung lenyap. Hilang dari bumi ini," ucap Jarwo.

"Bener-bener. Nih ya, kalo Senja banyak yang godain, lapor aja ke kita-kita. Nanti orang itu kita serang!" sahut Pandu.

"Ih serem banget. Gaboleh tau berantem terus," balas Senja.

"Gapapalah Ja kalo sekali-kali mah. Asal jangan terlalu berlebihan aja, karena kalo belum berantem ya hidup belum tentram," ujar Devan.

"Emang kalo berantem buat hidup jadi tentram?"

"Wahhh ya tentu! Jangan salah lagi kalo itu mah Ja. Pasti tentram," balas Fadli.

"Eh bro! Liat noh si Herdi," Jarwo menunjuk arah pojokan tembok, disana terdapat cowok yang sedang duduk sambil memegangi kepalanya dan merunduk. "Tuh orang lagi mikirin hidup pasti," ucap Jarwo sambil terkekeh.

"Her, ngapain lu? Ngerenungin nasib? Hahaha." Devan tertawa mengejek Herdi.

"DIEM LU JAMET KUPROY!" bentak Herdi dengan nada malasnya.

"Wih santai bang jago. Gitu aja sewot," Devan terkekeh kembali.

"Udahlah Her. Mending sekarang lo persiapkan diri aja. Jangan malah dipojokan." ujar Pandu  sambil terkekeh.

"Gaboleh gitu. Gausah kasih tau Angkasa, kasian Herdinya. Aku juga gapapa kok. Kan Herdi cuma bercanda doang," sahut Senja.

"Nah iya bener. Senja aja kasian sama gue. Masa lo semua yang udah bertahun-tahun temenan sama gue gaada rasa kasian sedikitpun." ucap Herdi.

"Seneng lu ya Her dibelain?" ujar Jarwo.

"Yaudah iya deh. Atas perundingan kita dan atas perintah dari sang pasangan bos besar. Kita gak bakal deh kasih tau lo," kata Pandu.

"Nahhh gitu dong! Lo mah giliran gue udah hampir stress aja baru ngomong," ujar Herdi semangat. Cowok itu berdiri dan berjalan. Herdi duduk lagi ditempat duduk yang semulanya ia duduki.

"Lo udah hampir stress Her?" tanya Jarwo.

"Hampir. Ya lima menit lagi lah gue udah gila kaya nya dan akan masuk RSJ," balas Herdi.

"Ohh kalo gitu tadi nunggu lima menit aja dulu. Biar lo gila duluan," ucap Pandu.

"Jangan gitu lah. Masa ganteng-ganteng gini jadi orang gila?" ujar Herdi. "Ntar para fans gue nangis menyek-menyek liat gue make baju pasien RSJ."

"Yang ada dunia ini tentram kalo udah gaada spesies manusia kaya lo." Fadli mengambil cemilan yang ada  dimeja, lalu mengunyahnya. "Dasar playboy bukan kaleng-kaleng."

"Nah iya bener. Si Herdi juga pakboi bukan maen, kalo liat cewek langsung dipanggil sayang, dibaperin, dideketin, tapi kalo gasuka ya ditinggalin. Apalagi ceweknya numpuk kaya gunung. Kapan ya gue bisa lepas dari temen gue yang satu ini." Pandu berdecih pelan. "Setiap gue jalan sama dia. Terus pasti ketemu para cewek-ceweknya yang kaya cabe-cabean itu. Jijik gue liatnya. 'Sayang-sayang' sayang-sayang mata mu peyang!" ujar Pandu. Suara nya dimanja-manjakan seperti suara perempuan.

"Apapun hinaannya jawabnya tetaplah," balas Herdi. "IRI BILANG BOSSSSSS!!!!"

"Yeh udah dikasihani, nyolot lagi lu. Kurang ajar!" timpal Pandu.

***


VOTE GRATISSSSS!!!😭

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 284K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
5.4M 393K 55
❗Part terbaru akan muncul kalau kalian sudah follow ❗ Hazel Auristela, perempuan cantik yang hobi membuat kue. Dia punya impian ingin memiliki toko k...
2.6M 264K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
10.6M 674K 43
Otw terbit di Penerbit LovRinz, silahkan ditunggu. Part sudah tidak lengkap. ~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN D...