The Morning Star

By Song_Hua

102K 12.3K 2.5K

[TIDAK DIREVISI. HARAP MAKLUM BILA ADA SALAH KATA DAN TYPO] Chao Xing tidak ada pilihan lain selain setuju ak... More

PENTING SEBELUM MEMBACA!!!
Chapter 1: Kedatangan Dua Kultivator Mencurigakan
Chapter 2: Lawan Aku
Chapter 3: Kediaman Li
Chapter 4: Pengawal Baru dan Pohon Kebahagiaan
Chapter 5: Makan Malam
Chapter 6: Sandiwara adalah Keahliannya
Chapter 7: Ucapan Terima Kasih
Chapter 8: Kota Besar Taiyang
Chapter 9: Ujian
Chapter 10: Ujian Akhir
Chapter 11: Tabib dan Undangan
Chapter 12: Rumah yang Besar
Chapter 13: Ulang Tahun Pemimpin Sekte
Chapter 14: Wajah Li ZhangXun
Chapter 15: Patah Hati
Chapter 16: Mabuk dan Candu
Chapter 17: Festival Perahu Naga
Chapter 18: Malam yang Menyiksa
Chapter 19: Ketakutan
Chapter 20: Hukuman yang Pantas
Chapter 21: Tipuan
Chapter 22: Hukuman Lagi
Chapter 23: Keinginan yang Sederhana
Chapter 24: Mulai Bercerita
Chapter 25: Hutan Shemu
Chapter 26: Awan Putih, Langit Biru
Chapter 27: Di Kelas
Chapter 28: Qing Er
Chapter 29: Musim Gugur
Chapter 31: Lili Laba-Laba Merah
Chapter 32: Penjemput
Chapter 33: Bingung
Chapter 34: Waktu Berlalu Begitu Cepat
Chapter 35: Keluarga Kecil
Extra Chapter: Bagaimana Jika...

Chapter 30: Pengobatan

1.5K 202 26
By Song_Hua

Chapter 30

Pengobatan

*****

Chao Xing hampir mengamuk ketika tidak menemukan Ming Zi di Bai Yun Lan Tian. Li JiuYuan berkata, Ming Zi mengundurkan diri dari sekolah kemarin.

Apa-apaan itu? Bukankah dengan begini dugaan Chao Xing semakin terbukti bahwa Ming Zi-lah yang meracuni suaminya?

Jika diingat-ingat kembali, yang mengantarkan makanan dan minuman di perjamuan makan beberapa hari yang lalu adalah Ming Zi. Hanya laki-laki itu yang melayani meja Li Huan dan Chao Xing, tidak ada orang lain. Bukankah itu adalah peluang besar bagi Ming Zi untuk menaburkan racun ke dalam makanan dengan mudah?

Chao Xing tidak bisa melanjutkan pelajarannya hari ini karena perasaan di hatinya tidak tenang. Selain memikirkan kondisi Li Huan yang kian memburuk, Chao Xing juga meredam emosi pada Ming Zi yang tidak diketahui keberadaannya.

Tepat menuju jam makan siang, Chao Xing minta izin pada Li JiuYuan untuk pulang. Walau tidak mendapat alasan yang jelas dari Chao Xing, Li JiuYuan mengizinkannya.

Informasi yang didapatkan Chao Xing semalam tentang keberadaan Ming Zi mengatakan bahwa laki-laki itu bekerja sebagai pelayan di tempat perjudian di kawasan khusus hiburan malam yang letaknya cukup jauh dari pusat Kota Taiyang. Kali ini, Chao Xing hampir menyerah setelah mengetahui hal itu, tapi ketika ia mengingat kondisi Li Huan, Chao Xing memberanikan diri.

Kesulitan pertama yang ia hadapi adalah menyaksikan dua orang penjaga yang berdiri tegap di sisi pintu tempat perjudian. Mereka saat ini sedang menginterogasi seorang tamu yang datang. Dengan penampilan Chao Xing yang rapi dan kepribadiannya yang sopan, ia pasti tidak bisa menyakinkan penjaga-penjaga itu. Belum sempat Chao Xing berbicara dengan mereka, ia pun mengundurkan diri sambil menarik Li Shui ke sisinya.

Li Shui hampir menjerit ketika mendengar permintaan Chao Xing, "Tuan Muda, mana saya bisa! Saya tidak akan berhasil menyakinkan mereka."

"... Begitu, ya? Maaf. Aku tidak akan memaksamu...," ujar Chao Xing sedih.

"... B--Baiklah. Baiklah."

Chao Xing tidak mengeluarkan kata-kata memohon, hanya dengan menghela napas berat dan kepala menunduk, ia berhasil menggetarkan hati Li Shui.

Tidak mau melihat tuan mudanya bersedih dan menyaksikan tuan yang mati perlahan karena racun, Li Shui memberanikan diri. Setelah ia mengganti jubah biru cantiknya dengan jubah hitam kelam, Li Shui melangkah ke tempat itu dengan perasaan takut yang dikubur dalam-dalam.

Chao Xing dari kejauhan mengintip Li Shui dari balik tembok. Laki-laki itu terlihat bercakap-cakap sejenak dengan para penjaga. Meski tidak tahu apa yang dibicarakan, melihat wajah ganas dua pria itu membuat Chao Xing tidak yakin Li Shui akan berhasil masuk. Tapi, sesaat kemudian ia menyaksikan pundak Li Shui dirangkul oleh seorang penjaga seperti teman akrab. Li Shui pun dipersilakan masuk. Ketika ia hendak melangkah ke dalam, penjaga yang satunya menepuk pantat Li Shui dan meremasnya pelan. Chao Xing menggigit bibir, meminta maaf dalam hati setelah menyaksikan itu. Pasti Li Shui sedang menahan tangis karena diperlakukan seperti itu dan ia akan menangis ke pelukan Chao Xing setelah ia keluar nanti. Tapi, di satu sisi, ini baik untuk Chao Xing. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika dia diperlakukan seperti itu oleh para penjaga.

Setelah Li Shui berhasil masuk, Chao Xing pun bisa menghela napas lega.

"Hah... Akhirnya dia masuk juga," ujar sebuah suara yang menyuarakan perasaan Chao Xing.

Chao Xing segera menoleh ke asal suara itu dengan cepat. Ia terkejut ketika melihat ada seorang laki-laki yang tidak lebih tinggi darinya berdiri tepat di sampingnya. Laki-laki itu mengenakan jubah berwarna merah gelap, seperti darah, dilengkapi dengan tudung yang menutupi kepalanya. Ketika ia menoleh dan bertatapan dengan Chao Xing, mata Chao Xing teralihkan pada tanda kecil di tengah-tengah dahinya berupa bunga lili laba-laba merah yang terbuat dari pewarna sinabar.

"Chao Er Gongzi*, apa kabar?" tanyanya membungkuk hormat kemudian menurunkan tudungnya. "Kudengar, Anda mencari saya?"

(Chao Er Gongzi = Tuan Kedua Chao.
Mau nyebut pake bahasa Indonya kurang sreg, jadi pakai bahasa Mandarinnya aja. Atau lebih enak sebutan yang mana?
Indo atau Mandarin? Please let me know pendapat kalian 😆)

"..." kedua alis Chao Xing dirajut. "Ming Zi..."

"Chao Er Gongzi, bagaimana keadaan Tuan Li ZhangXun?" Ming Zi tersenyum. Kedua matanya yang berwarna hitam cerah perlahan berubah menjadi merah, membuat Chao Xing terkejut.

"... Kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau meracuni suamiku?" suara Chao Xing bergetar. Untuk mengontrol dirinya, Chao Xing mengepalkan kedua tangan.

Ming Zi yang penakut di mata Chao Xing kini bertindak lebih berani, mengangkat kedua pundaknya sambil berkata, "Membunuh Li ZhangXun, lalu apa lagi?"

"Kau--"

"Chao Er Gongzi pasti ingin mencari penawarnya, bukan?" sela Ming Zi.

Chao Xing semakin mengeratkan kepalan tangannya, "... Ya, tentu saja. Berikan padaku!"

"Racun itu dibuat oleh kultivator iblis tingkat tinggi. Saya hanya ditugaskan untuk meracuninya saja," kata Ming Zi dengan nada ringan. "Kalau Chao Er Gongzi ingin penawarnya, Anda bisa ikut saya ke sekte."

Chao Xing menatapnya penuh curiga, "Aku tidak mempercayaimu."

"Saya bersumpah tidak akan melukai Anda. Anda bisa percaya pada saya."

Tetap saja, Chao Xing tidak bisa memercayainya dengan mudah. Bagaimana jika ini jebakan?

"Jika saya ingin mencelakai Anda, sekarang pun bisa saya lakukan," kata Ming Zi masih mempertahankan senyumannya.

"..."

"Bagaimana? Ikut, tidak? Kalau suami Anda tidak disembuhkan, dia akan mati malam ini lho..."

Napas Chao Xing tercekat. Tentu saja ia tidak bisa percaya begitu saja pada omongan orang jahat ini, tapi mendengar penuturan terakhir itu, Chao Xing percaya. Hatinya mengatakan bahwa Ming Zi tidak ada niatan untuk melukainya. Pikirannya pun setuju mengenai ucapan laki-laki itu tadi tentang jika dia ingin membunuh Chao Xing, sekarang pun bisa dilakukannya.

"Ayo. Cepat tolong suami Anda," ujar Ming Zi lembut dan meyakinkan sambil mengulurkan tangan.

Chao Xing menatap uluran tangan itu sejenak. Pikirannya kini berdebat, haruskah dia menerima uluran tangan itu atau tidak. Bagaimana jika ia menerimanya, Ming Zi malah menjebaknya? Tapi, bagaimana jika Chao Xing tidak menerimanya, Li Huan benar-benar akan mati? Tidak. Tidak boleh! Chao Xing tidak akan membiarkan hal itu terjadi pada suaminya. Ia mencintainya dan tidak bisa hidup tanpa Li Huan. Chao Xing tidak siap kehilangannya. Mereka baru saja memulai hidup baru, baru saja membangun sebuah rumah tangga yang harmonis, baru saja menemukan kebahagiaan. Tidak seharusnya Chao Xing ditinggalkan begitu saja dengan mudahnya dan harus menjalani hidupnya tanpa Li Huan di sisinya. Ketika Chao Xing ditinggal sendiri sebentar saja tanpa Li Huan, ia sudah kesepian dan gelisah. Apa jadinya kalau Chao Xing ditinggal selamanya?

Ming Zi tersenyum lebar ketika sebuah tangan jatuh di atas telapak tangannya dengan lembut. Dengan riang, ia menggenggam tangan itu sembari berkata, "Mari, kita segera ke sekte."

***

Li Huo tegang, Li Feng tidak berhenti berdoa, sementara Li Xue berusaha untuk tidak menunjukkan kekhawatirannya. Saat ini, ada seorang laki-laki cantik sedang berdiri di samping tempat tidur yang ditempati Li Huan. Laki-laki itu merentangkan tangan. Kedua tangannya perlahan-lahan mengeluarkan cahaya merah temaram. Cahaya itu segera menyelimuti seluruh tubuh Li Huan, bergerak dengan pelan. Ketika ia mengangkat kedua tangannya, Li Huan berteriak tertahan seiringan bercak-bercak hitam itu mulai terangkat, mengambang di udara seperti serpihan pasir, dan menempel di telapak tangan laki-laki itu.

Rasa sakit itu begitu menyiksa, seperti pisau tajam yang merobek-robek kulit, menyebabkan Li Huan tidak henti-hentinya mengerang. Laki-laki yang membantu mengeluarkan racun itu pun mulai berkeringat.

Seiringan waktu, rasa pedih di kulit Li Huan mulai mereda, bersamaan dengan seluruh racun yang diangkat. Ketika semua racun telah dikumpulkan, Li Huan pun akhirnya bisa bernapas lega.

Laki-laki itu terhuyung ke belakang. Suaminya dengan sigap menahannya dan bertanya dengan khawatir, "A-Xian, kau baik-baik saja?"

Chang Xian mengangguk, "Aku baik-baik saja. Aku hanya sedikit lelah mengingat aku hampir tidak pernah berkultivasi seperti ini lagi."

Li Huo segera menyodorkan baskom kayu berisi air yang telah dicampur oleh beberapa cairan ajaib pada Chang Xian untuk membasuh tangan. Ketika Chang Xian membersihkan tangannya di baskom, racun yang berwarna hitam itu mengendap, kemudian mengeras dan menjadi kepingan batu.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Chang Xian pada Li Huan yang perlahan bangun dari tempat tidurnya.

Li Huan memegang dadanya yang menyisakan rasa sakit, "Aku baik-baik saja, Papa. Terima kasih. Kalau tidak ada Papa, mungkin aku sudah mati."

"Kenapa kau bisa lengah seperti ini? Kau diracuni, tapi kau sendiri tidak menyadarinya," Chang Xian memarahi, tapi jelas sekali bahwa dia sebenarnya khawatir.

"Maafkan aku, Papa... Ini memang kelalaianku," Li Huan menunduk, bahunya merosot pasrah.

Chao MoShang bertanya sambil mengamati batu di dalam baskom itu, "Apakah hanya kau yang diracuni? Bagaimana dengan Xing Er?"

"Chao Xing baik-baik saja," kata Li Huan mengerutkan dahi dan mulai berpikir.

Beruntung hanya dia yang diracuni dan Chao Xing tidak. Tapi, kenapa Chao Xing tidak diracun? Memangnya siapa yang melakukan ini pada mereka dan apa motifnya?

"ZhangXun, apa kau pernah terlibat konflik dengan kultivator iblis?" tanya Chao MoShang mengambil salah satu batu dan terus mengamatinya.

Li Huan menggeleng, "Tidak pernah sama sekali."

"Lalu, kalau tidak, kenapa ada yang melakukan ini padamu?" tanya Chang Xian tidak mengerti.

Chao MoShang mengangkat kepalanya, "A-Xian, seharusnya kau tahu jawabannya," kemudian menyerahkan batu itu pada Chang Xian.

Chang Xian hendak mengamatinya ketika bertepatan dengan suara Li Shui yang tiba-tiba berteriak panik, "Tolong! Tolong! Tuan Muda menghilang!"

Li Shui masuk dengan air mata sudah membasahi pipinya. Sejenak, ia merasa lega melihat Li Huan ternyata sudah sadar, tapi ia kembali menangis dan bersujud di bawah kaki Li Huan.

"Tuan... Tuan, ampuni saya! Saya tidak bisa menjaga Tuan Muda dengan baik..."

Li Huan mulai cemas. Dengan tidak sabaran, dia bertanya, "Ada apa? Apa yang terjadi?"

"Tuan Muda...  Tuan Muda menghilang! Saya tidak bisa menemukannya," Li Shui masih menangis. "Tuan Muda mencari laki-laki yang bernama Ming Zi, tapi tidak menemukan laki-laki itu, dan malah Tuan Muda yang menghilang. Saya sudah mencari Tuan Muda kemana-mana, tapi tidak menemukannya."

Chang Xian membelalak dengan alis dirajut, "Apa katamu tadi? Ming Zi?"

Li Shui mengangguk-angguk.

Wajah Chao MoShang mulai menggelap. Ia bergumam dengan suara rendah, "A-Xian..."

Chang Xian mengerti apa yang dipikirkan oleh suaminya, "Ya, aku tahu," kemudian ia mengangkat tangannya untuk menatap batu itu. Warna mata Chang Xian yang semula berwarna biru muda cantik berubah menjadi merah menyala seiringan keluarnya energi negatif dari tangannya yang berhasil menghancurkan batu itu. "Ternyata dua orang gila itu memerintah Chang Zi untuk menjemput cucu mereka..."

Li Huan langsung mengerti maksud pembicaraan ini. Tidak hanya kedua mertuanya yang kini berwajah gelap, ia juga merasakan emosi yang membara di hatinya. Tangan Li Huan terkepal kuat dan alisnya berkerut dalam.

Dengan napas tertahan, Li Huan bertanya, "Papa, Ayah, bolehkah aku menghancurkan sekte itu?"

Chang Xian menarik sudut bibir, "Silakan saja. Aku sudah tidak ada urusan lagi dengan sekte yang dipenuhi orang gila itu."

"Kalau begitu, ayo kita ke Sekte Bianhua Chang dan menghancurkannya," desis Li Huan berbahaya.

*****

To be continued...

----------
Suami, emak, bapak mulai ngamok. Apakah yang akan terjadi?? 👀
Hmmm...

Simak terus kelanjutannya hari Kamis mendatang 😆❤

Jangan lupa vote dan komentar UwU)

Oh, ya. Ada yang ingat di awal-awal chapter kalau sebenarnya emaknya Chao Xing itu keluar dari sekte? Sepertinya sekarang kalian udah tau dari mana asal ibunya Xing Xing dan alasan kenapa malah Xing Xing yang diincar 👀

Selasa, 21 Juli 2020.
----------

Continue Reading

You'll Also Like

4.8K 412 11
Noah Syrne Greynouche, pria tinggi dengan paras malaikat, memiliki surai emas berkilauan dan permata biru memikat. Sebagai Putra Mahkota Kekaisaran N...
39.2K 3.7K 13
Ji Yan dan Yang Lin sama-sama berasal dari keluarga kaya terkenal di kota Y. Keduanya merupakan teman masa kecil sejak mereka lahir. Siapa sangka ket...
666K 113K 88
[BL TERJEMAHAN] [TERJEMAHAN MANUAL] [BAHASA INDONESIA] Judul Asli: 重生豪门总裁的O妻 Author: Hanmen Yatou Genre: BL, Mpreg, Omegaverse, Transmigrasi, Terjema...
57.6K 6.6K 42
Pict by Pinterest Author: 卷心西瓜 Jìn Ānnián dan Jiang Qihan telah menikah selama tiga tahun. Jìn Ānnián, yang telah menggunakan inhibitor selama tiga t...