Naga Senja (Segera Terbit)

Von Annelysme

404K 23.4K 5K

[Amazing Cover By : Zfn_ya] [COMPLETED] Bagi seorang Anaise Loura Senja, menjadi mahasiswa itu tidak masalah... Mehr

INTERMEZO
1. Ospek Melelahkan
2. Hmmm
3. Pertemuan Kedua
4. Orang Baru
5. Musuh dan Teman
6. Naga dan Si Keras Kepala
7. Failed Date
8. Reject You Again
9. Kembali Normal
10. Wrong
11. Tak Disangka-sangka
12. Zonk
13. Kegilaan Ria
14. Hurt
15. Pura-Pura Lupa
16. Pura-Pura Lupa (2)
17. Bencana Tipes
18. Tamu
19. Back to Campus
20. Semakin Dekat
21. Akhir Perjuangan Ardo
22. Kencan
23. Kenapa?
Naga dan Senja
Cast
24. Suara Hati
GC Naga Senja (Close)
25. Lara
26. Hopeless
27. Pahit Yang Terasa Manis
28. Berita Mengejutkan
29. Masih Abu-abu
30. End?
31. Terungkap
32. Mr. A?
33. Passwordnya
34. Tertampar Kenyataan
35. Tersakiti Lagi
36. Tidak Jelas
37. Kebenarannya
PERMISI
38. Mengenang
39. Ardo dan Rasa
40. Terkejut
41. Dia Yang Terluka
42. Raga
43. Rindu dan Sendu
44. Hanya Naga dan Senja
45. Endless Love
46. Menuju Pernikahan
Extra Part : 1
Extra Part : 2
Extra Part : 3
Extra Part : 4
Extra Part : 5
Wajib Baca
Announcements

47. Memilikimu Seutuhnya (END)

9.4K 371 98
Von Annelysme

Penantian setelah dua tahun lamannya akhirnya terbayar sudah. Kesabarannya selama ini pun pada akhirnya membuahkan hasil juga.

Buktinya saat ini dirinya sudah mengenakan tuxedo berwarna hitam yang membungkus tubuh atletisnya. Rambutnya sudah disisir rapi tak lupa juga mengenakan pomade untuk mempertahankan gaya rambutnya. Namun, ia rasa kerapian pada rambutnya akan sia-sia saja dikarenakan tidak akan tampak karena dia memakai peci berwarna hitam untuk melengkapi penampilannya.

Senyumnya melebar saat melihat pantulan penampilan sempurnanya di balik kaca. Sejujurnya, dadanya berdebar-debar tidak tenang saat ini. Mau bagaimanapun juga, ini adalah momen yang paling mendebarkan dan akan terjadi sekali seumur hidup. Ia tidak mungkin biasa saja dan bersikap tenang seperti biasanya.

Semalam saja dirinya tidak bisa tidur dikarenakan terlalu gugup untuk menantikan hari ini. Bahkan pesan yang masuk di ponselnya ia abaikan begitu saja karena terlampau gugup dan takut berbuat kesalahan nantinya. Semalam juga ia belajar mengucap ijab qobul yang ternyata sulit sekali diucapkan walaupun terdengar begitu mudah. Namun, saat kau yang mengalaminya itu akan terasa begitu susah.

"Sudah siap?"

Kepalanya tertoleh saat melihat sang kakak berdiri di ambang pintu kamarnya. Kepalanya mengangguk sebagai persetujuan. 

"Kakak tunggu di bawah ya. Segera turun. Jangan-jangan lama-lama. Sudah banyak yang menunggu."

"Hm." Hanya dehaman pelan yang keluar dari bibirnya.

Raga tampak tak terlalu peduli dengan tingkah adiknya yang memang terlalu dingin dan kaku itu. Ia langsung pergi dari kamar adiknya. Ia rasa Naga butuh ketenangan untuk sementara.

Naga melirik Raga yang sudah menghilang. Ia kembali menghela napas dalam, senyum di bibirnya kembali terukir. Dengan memantapkan hati, dia melangkahkan kakinya keluar dari dalam kamarnya dan segera menemui calon pendamping hidupnya untuk ia miliki seutuhnya.

•••♥•••

Di sisi lain, di rumah kedua orang tuanya—pengantin wanita tampak menatap cemas pantulan wajahnya. Ia benar-benar gugup saat ini, badannya sedari tadi bergetar tidak nyaman sementara keringat dingin dengan jelas merembes di pelipisnya.

Saat ini dirinya sudah siap dengan kebaya berwarna putih dengan brukat-brukat indah yang melingkar di dada sampai punggungnya. Ia sudah mengenakan kain jarit untuk bawahannya. Sementara wajahnya sudah dihias dengan make-up dengan begitu indahnya. Rambutnya pun sudah disanggul khas pengantin Jawa dengan dihiasi bunga-bunga berwarna putih yang indah.

Sebenarnya, seharusnya dirinya sudah siap melaksanakan ijab qobul pada hari ini. Namun, tidak ada yang tahu jika ada kegugupan dan kecemasan yang melanda rasanya akan sesulit ini.

Gadis itu berulang kali menghela napas dan meremas jari-jarinya yang gemetar dan berkeringat dingin. Ia begitu berdebar sekaligus gugup menunggu momen sakral ini. Sangat-sangat gugup.

"Astaga, Senja! Make-up kamu rusak itu!"

Senja menoleh pelan saat suara kakak perempuannya menyapa telinganya. Kakak perempuannya yang sudah menikah dan memiliki anak itu tampak cemas menatap dirinya.

Renata adalah nama kakak perempuan Senja. Wanita itu langsung mendekat pada Senja dan mengeluarkan tisu untuk mengelap keringat yang merembes di pelipis Senja sampai ke lehernya. Dengan telaten dan penuh kehati-hatian Renata menyeka keringat itu.

Senja hanya terdiam pasrah menerima perlakuan kakaknya yang dari dulu selalu penuh perhatian padanya.

"Kowe keringetan ngene iki kenopo?" tanya kakaknya dengan bahasa Jawa yang lancar. (Kamu keringatan begini kenapa?)

"A-aku gugup, Mbak," jawab Senja pelan nyaris tak terdengar.

"Aja nemen-nemen, kowe arep nikah lek pomone gugup teros ya bakal rusak mengko riasanmu. Seng tenang wae lah." (Jangan berlebihan, kamu mau menikah kalo seandainya gugup terus ya bakal rusak nanti riasanmu. Yang tenang saja.)

"Angel, Mbak," ungkapnya jujur. Untuk tidak gugup itu sangat susah astaga. (Susah, Mbak.)

"Dicoba dulu, jangan mikir macem-macem. Tenang aja, Ja. Donga marang Gusti, muga-muga diparingi kelancaran acarane." (Berdoa pada Tuhan, semoga diberi kelancaran acaranya)

Senja mengangguk pelan, gadis itu memejamkan matanya dan mulai berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga ijab qobul-nya diberi kelancaran oleh Tuhan Yang Maha Esa—amin.

•••♥•••

"Saya terima nikah dan kawinnya Anaise Loura Senja binti Suherman dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

Suara lantang Naga memecah keheningan yang semula tercipta. Senja yang mulanya terdiam di dalam kamarnya menangis haru, air matanya luruh begitu saja saat mendengar pernyataan Naga yang meresmikan hubungan keduanya.

Di dalam kamarnya Senja ditemani oleh sang kakak, dan juga sahabat-sahabatnya yang turut hadir di momen sakralnya. Mereka tampak begitu bahagia sekali bahkan saling berpelukan erat.

Sungguh, kebahagiaan ini tidak dapat ditahan lagi rasanya. Ah, menangis ataupun berteriak pun ia rasa tidak bisa mewakili kebahagiannya ini.

"Ayo, Ja. Keluar. Udah ditunggu suamimu itu," ujar Claris yang saat ini memakai kebaya berwarna biru muda, gadis itu tampak begitu memukau dengan riasan sederhananya.

Suami, ya? Senja masih tak menyangka jika Naga sudah sah menjadi suaminya. Bahagia sekali rasanya.

"Please deh, jangan nangis mulu! Luntur make-up lo tuh!" decak Riana yang agak jengkel dengan Senja yang lagi-lagi menangis.

"Nggak bisa tahu," ujar Senja parau sembari mengusap air matanya yang kembali turun tanpa diminta.

"Dibisain aja, Ja."

Bibirnya mengerucut, Riana tidak peka sekali pada perasaanya saat ini. Padahal ia benar-benar tidak bisa menahannya.

"Riana, ish!"

"Udah-udah," lerai Azzura. "Ayo cepet keluar udah ditungguin itu." Azzura membantu Senja berdiri dari atas ranjang.

Senja meraih uluran Azzura dan mencoba berjalan dengan dibantu sahabatnya itu. Riana dan Claris mengikuti dari belakang. Mereka seperti pengawal untuknya yang mengantarnya sampai pelaminan.

Saat membuka pintu kamar, Senja langsung disambut oleh sang ibu yang berkaca-kaca di hadapannya. Satu hal yang diketahuinya, ibunya juga bahagia.

Senja melepas genggamannya pada tangan Azzura dan langsung memeluk erat tubuh ibunya, "Ibuk," ujarnya parau dengan air mata yang kembali meluncur.

"Iya, Nduk," balas ibunya dengan suara parau juga, Bu Diah—ibu Senja, beliau mengelus-elus lembut punggung putrinya itu.

Beliau masih tak menyangka jika putrinya ini tumbuh secepat ini. Baru kemarin beliau mengandung Senja, membesarkan putri bungsunya itu dengan penuh kasih sayang, menyekolahkannya hingga bangku perkuliahan. Baru kemarin juga untuk pertama kalinya putrinya berhubungan dengan seorang pria, dan dilamar oleh pria itu—dan sekarang, putrinya sudah menjadi tanggungjawab penuh pria itu. Menjadi istrinya, pendamping hidupnya, di usianya yang masih cukup belia ini. Ah, beliau masih tidak menyangka semua itu. 

"Kamu jadi istri yang berbakti ya, Nduk.Manut kandane bojomu, aja neka-neka ya. Buat suamimu itu bahagia, rawat dia, cintai dia sepenuhnya. Jadi istri yang patuh juga. Jangan pernah sakiti dia ataupun melawan kehendaknya," tutur Bu Diah lembut mencoba memberi nasehat pada putrinya itu. (Turuti perkataan suamimu, jangan macam-macam ya.)

"Saiki kowe dadi tanggungjawab e bojomu, dudu Bapak lan Ibukmu maneh. Kamu juga kudu bisa adaptasi marang keluarga barumu. Kudu manut moro tuamu barang," lanjutnya. (Sekarang kamu jadi tanggungjawabnya suamimu, bukan Bapak dan Ibukmu lagi. Kamu juga harus bisa beradaptasi dengan keluarga barumu. Harus patuh pada mertuamu juga.)

"Inggih, Buk." (Iya, Buk)

Ah, air matanya semakin nakal saja. Senja tidak bisa menahan air matanya walaupun dia ingin.

Bu Diah melepas rengkuhan keduanya, mengusap air mata putrinya dengan penuh cinta. "Mpun, aja nangis meleh. Ayo, ditunggu bojomu kae lo." (Sudah, jangan menangis lagi. Ayo, sudah ditunggu suamimu itu.)

Gadis itu mengangguk pelan, sebelum melangkahkan kakinya. Gadis itu mengusap air matanya dengan penuh hati-hati agar tidak merusak riasannya.

Senja mengandeng tangan ibunya, sementara ketiga sahabatnya dengan setia mengikutinya dari belakang. Senja memantapkan hatinya, saat ini dirinya sudah sah menjadi istri Naga Aswara Dewa, ia akan berusaha sebaik mungkin membahagiakan Pak Naga.

Saat melewati karpet merah yang membentang sebagai tuntunan jalannya untuk menuju di mana suaminya berada. Senja melempar senyum pada semua orang yang turut hadir di akad nikahnya. Semuanya tampak begitu bahagia menghadiri acara begitu luar biasa ini.

Tak terasa, kegugupan dan ketakutannya perlahan sirna. Gadis itu berjalan dengan anggun dan penuh percaya diri di depan tamu undangan. Senyumnya acap kali melebar saat melihat banyaknya orang yang mengucapkan selamat padanya.

Ternyata saatnya pun tiba, akhirnya Senja dapat melihat bagaimana rupa suaminya. Pak Naga begitu mempesona dengan balutan tuxedo yang melapisi tubuhnya, sementara peci berwarna hitam yang bertengger di kepalanya membuat ketampanan pria itu bertambah berkali-kali lipatnya. Untuk kesekian kalinya, Senja jatuh pada pesona Naga Aswara Dewa.

Tak berbeda dengan Senja, Naga—pria itu pun terpesona akan kecantikan istrinya. Kebaya yang Senja kenakan sungguh mencetak dengan jelas bagaimana keelokan istrinya itu. Make-up sederhana yang digunakan Senja pun tak ayal membuat kecantikan gadis itu semakin meluap. Sungguh, Naga rasa ... Senja adalah pengantin yang paling cantik di antara pengantin-pengatin lain yang pernah ia lihat sebelumnya.

Dadanya kembali berdebar, tak menyangka saat ini dia benar-benar memiliki Senja untuk seutuhnya. Gadis itu bahkan sudah duduk di pelaminan bersamanya, tak lupa dengan senyum menawan yang lagi-lagi menghanyutkannya.

Gadis itu mengulurkan tangan padanya, berniat mencium punggung tangannya. Dengan senang hati Naga menerima uluran tangan itu. Ia merasakan bibir kenyal Senja dengan lembut menyentuh punggung tangannya, selepas itu Senja menjauhkan diri darinya dengan senyum yang tak meluntur.

Sekarang gilirannya, pria itu mendekatkan wajahnya pada Senja, dengan penuh kasih sayang dia mengecup dahi istrinya. Beberapa saat keduanya memejamkan matanya untuk menikmati kecupan ini.

Namun, suara dehaman pelan menghentikan aktivitas mereka. Pipi keduanya sontak memerah saat melihat paru tamu undangan dan keluarga mereka menatap geli dan penuh arti pada keduanya.

"Dilanjut nanti malam aja!" seru salah seorang dari mereka.

Semua orang yang ada di sana tertawa kencang mendengar seruan itu, mereka tak menghiraukan kedua pengantin yang sudah sangat merona.

Namun, di balik itu Senja bersyukur karena semua orang bahagia dengan pernikahannya. Senja bahkan melihat bapak dan ibuknya berkaca-kaca menatapnya. Sementara kedua orang tua Pak Naga pun tak jauh berbeda, Bu Asri—yang tak lain ibunda Pak Naga tampak menangis haru melihat putranya menikah. Selain itu juga, walaupun terlihat tenang dan lebih kalem Pak Dewa—ayah Pak Naga tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Budhe Asih pun turut hadir menambah kebahagiaannya.

Setitik air mata kembali menyusuri pipinya, gadis itu lagi-lagi tak dapat menahan berbagai macam perasaan yang terkumpul di dadanya.

Melihat itu, Naga menyentuh lembut pipi istrinya dan menggenggam erat telapak tangan Senja yang berkeringat dingin.

Gadis itu menoleh padanya dengan lembut, tatapannya begitu menyendu—ah, Naga tak menyangka Senja akan sebahagia ini bersamanya.

Mereka sadar akan satu hal, ini bukanlah akhir dari perjuangan ataupun akhir dari kebahagiaan mereka, melainkan ini adalah titik awal di mana mereka memperjuangkan sebuah hubungan untuk menuju kebahagiaan yang sesungguhnya.

--TAMAT--


HUAA😭😭 AKU NGGAK NYANGKA NAGA SENJA AKHIRNYA TAMAT JUGA🤧

TERIMA KASIH BANYAK BUAT KALIAN SEMUA YANG SUDAH MENGIKUTI CERITA INI SAMPAI ENDING-NYA. TERIMA KASIH JUGA BUAT KALIAN YANG UDAH MERAMAIKAN LAPAK NAGA SENJA.

AKU MAU MINTA KESAN DAN PESAN KALIAN DONG UNTUK CERITA INI. SUPAYA AKU TAHU BAGAIMANA PERASAAN KALIAN DAN SUPAYA AKU BISA MEMPERBAIKI KESALAHAN YANG ADA.

MAAF KALAU ENDING-NYA KURANG NGENA, AKU BUKAN ORANG YANG PANDAI BERKATA-KATA DAN MEMBUAT SESUATU YANG TERASA BEGITU MANIS.

AKU JUGA BUKAN MAKHLUK SEMPURNA YANG TIDAK LUPUT DARI KESALAHAN. JADI, KALAU ADA KESALAHAN TOLONG DIMAAFKAN YA🙏

UDAH SEKIAN YA. JANGAN LUPA RAMEIN LAPAKNYA!! SAMPAI JUMPA LAIN WAKTU, DAN JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA.

JANGAN DIHAPUS DULU YA NAGA SENJA DI LIBRARY KALIAN, NANTI ADA EKSTRA PARTNYA KOK. JADI MOHON DINANTI YA🤣

ANNELYSME UNDUR DIRI🙏😊

SPECIAL PART!!

"Pak Naga suka senja di atas sana, nggak?"

"Tidak."

"Di samping sana?"

"Tidak."

"Di hadapan saya?"

"Tidak."

"Terus Bapak sukanya senja yang ada di sebelah mana?"

"Saya hanya menyukai Senja yang ada di sebelah saya."

Itu cuplikan buat ekstra partnya sebelum mereka jadian🤭 alias pas mereka masih unyu-unyu dan masih tahap pendekatan 🤣🤣

Yang kepo tunggu aja ya🤣

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

64.6K 3.6K 31
Ini adalah kisah cinta seorang wanita yang jatuh cinta pada sahabat nya sendiri. Hanya saja ada masalah yang terus menerus menjadi penghalang untuk k...
902K 2.8K 7
Elia menghabiskan seluruh hidupnya mengagumi sosok Adrian Axman, pewaris utama kerajaan bisnis Axton Group. Namun yang tak Elia ketahui, ternyata Adr...
16.7K 1.3K 32
Pada sebuah percobaan, tiga buah dadu dilemparkan secara bersamaan sebanyak dua kali. Hitunglah berapa peluang Yudanta bisa balikan lagi sama Shaleis...
121K 7.7K 23
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...