Vote Dulu ya😊😊
Sebelum dimulai Author mau minta maaf karena kurleb 2 minggu tidak update karena sibuk mau UAS jadi cerita lumayan teringgal dari target update seharusnya🖤
--------
“ Ya, Arista benar..besok juga mungkin Aku dan Lhoris akan mencari tempat berlatih unttuk Kate dan Levius, akan lebih baik jika kita berlatih didalam hutan.”
“Begitukah? Aku serahkan pada kalian , jaga Kate dan Levius dengan baik.”
“ Haha, jangan khawatir.”
Ucap Lhoris, Shinon hanya mengangguk .
“ Istirahatlah , kau lelah bukan?”
Arista menoleh pada Alion yang sedang menatapnya.
“ ya..aku sangat lelah.aku ingin segera tidur"
Tok tok tok.
Semua menoleh ketika ketukan pintu terdengar,
Mereka semua tak yakin siapa yang mengunjungi Arista kali ini.
‘Ada apa lagi? Aku ingin istirahat.’
Batin Arista yang merasa jika kesempatan nya untuk tidur selalu saja terganggu.
“ Nona..”
Itu suara Louis, kepala pelayan keluarga preston.
“Masuk.”
Ucap Arista yang masih duduk di ruangan nya. Dengan cepat Four comannder menyembunyikan keberadaan mereka, seolah tak pernah ada percakapan serius yang terjadi di ruangan ini sebelum Louis datang.
Kriet
Pintu terbuka dengan perlahan, menampakkan seorang pelayan dengan pakaian rapi yang memberikan kesan ia adalah pelayan professional yang dimiliki keluarga ini.
“ Ada apa Louis?”
“ Aku membawa ini Nona, Duke memintaku memberikannya.”
Ucapnya sambil memperlihatkan kantung yang kelihatan cukup berat untuk di bawa satu tangan.
“ Apa itu?”
Seolah Arista melupakan apa yang akan Duke beri dari percakapan dengan Duke sebelumnya.
“Ini Emas nona, Duke memintaku agar Nona tak menolak pemberian nya.”
Ia berjalan mendekatiku dengan kantung ditangan nya ia serahkan padaku.
Dan benar saja kantung ini terasa berat bagi Arista karena sepertinya apa yang berada didalamnya cukup penuh.
“I-Ini? mengapa Duke memberikan ku sebanyak ini?”
“Aku tidak tahu Nona, ia hanya memintaku untuk memastikan Nona tidak menolaknya. baiklah aku permisi.”
Louis tahu, jika seorang pelayan mengunjungi kamar tamu keluarga tak boleh terlalu lama, ia meminta izin untuk pamit dan keluar dari ruangan Arista.
Arista sangat kaget dengan jumlah emas yang ada di dalamnya, sesaat ketika Louis pergi arista langsung membukanya , karena penasaran mengapa terasa sangat penuh?
“ Woah lihat itu? Keluarga ini benar benar kaya .”
Ucap Lhoris yang langsung menunjukan dirinya lagi dan mendekatiku karena penasaran dengan apa yang yang ada di tanganku.
“ Kelihatan nya kita bisa tenang dengan persediaan uang ini sampai beberapa waktu kedepan.”
Alion mengatakan hal yang memang masuk akal karena jumlah Emas yang telah dilihatnya.
“ Aku ingin mengembalikan nya, tapi bagaimana lagi, Duke tak ingin aku menolaknya . Baiklah kita manfaatkan Uang ini sebaik mungkin.”
Kemudian Arista dan Four Comander berbincang sebelum Arista benar benar pergi Istirahat dan Tidur.
Meriel telah pamit pada Arista untuk kembali ke Camelenor, sesaat sebelum Arista menuju tempat tidurnya.
Ia mengatakan akan segera kembali jika Elder tak memberikan nya tugas lain saat ia sampai di Camelenor.
*
*
Dilain tempat.. Pukul 8 malam.
Di Istana kerajaan Striadone, Seorang masih focus dengan apa yang dia fikirkan,setelah kejadian besar terjadi di istana pada hari ini.
Ia berada di meja kerja yang terlihat sangat mewah berwarna hitam,senada dengan semua ornament di ruangan ini.
“ Chris, aku dengar hewan itu berontak cukup kuat hari ini?”
Ucapnya sambil meletakan satu tangan di dagunya.
Suasana ruangan itu terlihat hening karena sang empunya ruangan sedang kalut dalam fikiran nya sendiri.
“Ya Tuan, aku yang menanganinya ketika itu terjadi.”
“Kau berada di tempat ketika itu terjadi?”
Gabrien menoleh dan mulai memperhatikan Chris yang berdiri di hadapan nya.
“Ya, kelihatannya dia terganggu dengan gelombang mana yang terjadi tadi siang.”
(Maksud gelombang mana ini adalah mana Dienne yang Arista gunakan dari Bola sihir peninggalan Dienne)
“Mengapa itu bisa terjadi? Apa gelombang tadi menganggunya?”
“ Aku khawatir Tuan, tapi itu terlihat seolah ia bukan terganggu.”
“ Apa maksudmu?”
Gabrien mulai mengerutkan kening atas apa yang didengarnya dari Chris.
Faktanya, Chis memang tidak menemani Gabrien pada saat pertemuan besar siang tadi.
Ia ditugaskan Gabrien untuk menjinakkan hewan sihir di ruangan bawah tanah istana.
Namun, walaupun begitu, Chris mengetahui apa yang terjadi di istana setelah ia kembali dari ruang bawah tanah, karena suasana cukup ramai setelah pertemuan usai, tak membuatnya kesulitan jika hanya mendapatkan informasi dari apa yang telah terjadi.
“ Gerakan nya tidak agresif tuan, ia hanya terlihat ingin menuju pusat gelombang mana, yang tiba tiba muncul siang tadi. namun karena Rantai yang mengikat lehernya, ia hanya bisa berontak.”
“ Itu aneh, bahkan sampai saat ini kudengar, dia tak pernah menunjukan tertarik akan hal apapun.”
Ucap gabrien yang disambut persetujuan oleh Chris.
“ Benar tuan.”
“ sampai saat ini..apa hewan itu bisa bicara?”
Gabrien tahu, jika Hewan itu adalah hewan sihir, maka setidaknya dengan ukuran besar sepertinya itu memungkinkan hewan itu telah menguasai cara berbicara dengan manusia.
“ Aku menyesal tuan, Hewan itu tak pernah berbicara kepadaku.”
“ Baiklah aku mengerti.”
Gabrien yang masih dalam posisi duduk sedikit menunduk sampai akhirnya menyandarkan punggungnya di kursi, agar dia bisa merasakan otot tubuhnya sedikit santai.
Banyak hal yang membebaninya hari ini.
Suara jangkrik malam hari semakin terdengar seiring waktu berlalu , Gabrien seolah masih memikirkan banyak hal di fikiran nya, Chriss memperhatikan Tuan nya yang tak seperti biasanya.
Chriss mengira,mungkin jika Gabrien sedang mendapatkan masalah atau sebagainya.
“ Chriss..”
Ucap Gabrien dengan posisi kepala yang melihat langit langit dan bersandar di kursi mewahnya , memanggil nama Chris dengan pelan.
“ A-ah ya tuan?”
Chriss sangat gugup setelah Gabrien tiba tiba memanggilnya.
“ Apa kau pernah tertarik pada seorang wanita?”
Ia masih melihat langit langit ruangan, seolah apa yang dikatakan nya adalah ucapan yang keluar tanpa ia sadari.
"....." hening..
“HAH?!”
Chris yang terkejut sedikit membuka matanya . Membuat Gabrien membenarkan posisinya seperti semula dengan memejamkan mata.
“ Tidak,Lupakan.”
Ucap Gabrien singkat.
Mendengar ucapan Gabrien , Chris berkeringat, ia bisa merasakan punggungnya mengeluarkan keringat lebih banyak daripada biasanya.
‘Apakah aku melewatkan sesuatu? apa aku rak salah dengar?--’
Fikir Chis.
Gabrien yang tertunduk setelah membenarkan posisinya kembali berbicara.
“ Chris aku ingin kau mengurus Undangan pada Duke Preston dan Arista Reinhardt. Buat pertemuan itu dilaksanakan dua hari dari sekarang, kirim pada mereka secepatnya.”
“ Baik tuan, Tapi apakah itu baik baik saja? Maksudku bagaimana izin dari Raja…?”
Chriss sangat berhati hati, bisa saja apa yang dilakukan Gabrien bisa memicu kemarahan Raja lagi.
“ Aku dan Leonis mendapatkan Otoritas itu, kau sudah mendengar apa yang terjadi tadi siang bukan?”
“ Aku sudah mendengar semua yang terjadi tuan, Baiklah, aku akan mengurus itu sekarang juga.”
“ Aku mengandalkanmu.”
Ucap Gabrien dengan ekspresi masih kesulitan di wajahnya.
**
*
Seperti sebelumnya saat mereka akan menuju Istana,memaksanya harus bangun pagi, Arista yang telah bangun di waktu subuh cepat bersiap dan berkemas untuk pergi.
Lhoris bahkan telah memberitahu Levius dan Kate ke ruangan mereka ketika Arista tertidur, agar bangun lebih pagi karena banyak hal yang harus dilakukan hari ini.
Arista sadar jika Meriel sudah menghilang diantara mereka.
‘Meriel pasti sudah kembali.’ Fikir Arista yang kini sedang bersiap untuk pergi dari kediaman Preston.
Namun tak lama setelah itu,
Tok tok tok.
Suara ketukan pintu, yang membuat semua orang yang berada diruangan menoleh.
“Ini aku Arista.”
Suara Ian terdengar dibalik pintu.
Ian ingin bertemu dengan Arista sebelum ia pergi dari Mansion .
“ Masuklah Ian”
Ucap Arista yang kini sedang merapikan rambutnya . Dan pintu pun terbuka. Walaupun ini masih pagi pagi sekali, bangsawan biasanya bangun dari tidur antara pukul 7 dan 8.
Melihat Ian sudah rapi sepagi ini, pasti karena ian ingin menyampaikan sesuatu sebelum Arista pamit pergi.
Seperti biasanya, ketika orang lain muncul, Four Comander menyembunyikan keberadaan mereka dengan cepat.
“ Ah, kau sedang bersiap?”
“ Hampir selesai.”
“ Arista , Aku..”
Ian bicara dengan intonasi yang baru Arista dengar. Ian biasanya ceria ketika bersamanya.
“ Jika kau ingin membahas masalah kemarin, tak perlu khawatir Ian, aku yang akan kesulitan jika kau terus seperti itu.”
“ tetap saja, Aku harus minta maaf sebelum kau benar benar pergi dari kediamanku.”
Mendengar itu, Arista maju selangkah dan mendekati Ian.
Arista memukul pelan dada Ian dengan kepalan tangan nya.
Puk..
Ouch!
Ian sedikit merintih.
“Dengan ini aku telah memaafkan mu.”
Ucap Arista, walaupun Ian tahu, itu belum seberapa jika melihat kenyataan Arista terusir dari kediaman nya Karena tunangan nya sendiri. Ian hanya bisa tersenyum sendu.
Melihat raut wajah seperti itu dari Ian, Arista mulai membuka obrolan.
“ Aku akan mulai menginap di penginapan Ibukota, tak usah khawatir, Duke telah memberiku itu..”
Arista mengarahkan telunjuknya pada meja , di atasnya ada sekantung emas, Ian sadar dengan jumlah sebanyak itu pastinya Arista tak perlu khawatir tentang kehidupan nya kedepan.
“ Sepertinya ayahku telah mengirimkan nya dengan cepat.”
Ian sedikit tertawa mengingat seberapa tangkas ia dengan cepat mengirimkan Arista uang.
“ Ya tadi malam Louis yang mengantarkan nya, dan terimakasih Ian, aku berhutang banyak.”
“Tak perlu difikirkan, kita saling membantu disini.”
Arista hanya tersenyum ketika mendengar ucapan terakhir dari Ian, tak lama setelah itu Levius dan Kate menyapa ku.
Dan mereka masuk ke dalam ruangan, karena melihat Ian sebelumnya, membuat mereka agak canggung sekarang .
“ sepertinya sudah semuanya berkumpul.”
Ucap Lhoris dengan Mind Connection. Aku hanya mengangguk dan mulai bicara pada Ian.
“ Lady Pharse mungkin akan segera bangun Ian, dan juga aku akan segera pergi karena semua sudah disini sekarang.”
Ruangan Pribadi Arista sudah terlihat seperti ruang rapat, karena banyak orang berkumpul,
“ Baiklah Arista. Apa perlu aku antar kalian ke bangunan terbuka? Itu jauh lebih baik jika kalian memang akan pergi dengan sihir terbang.”
“ Baiklah, jika itu tidak merepotkan mu.”
“ Tidak sama sekali.”
Ucap Ian, ia seperti semangat mengantarkan Arista.
Kini mereka menuju bangunan yang memiliki atap terbuka dengan Ian memimpin di depan, mereka semua terdiam selama menuju tempat yang mereka tuju.
Namun Arista memecah keheningan dengan mengatakan sesuatu.
“ Ummm.. Ian,..tolong sampaikan pada Duke dan Duchess terimakasih , dan juga maaf aku tak bisa menemui mereka ketika akan pergi.”
“ sudahlah tak usah fikirkan itu.”
Ian mendekati Arista , kini, posisi mereka berhadapan. Kemudian ian menyentuh bahu Arista.Seolah ia akan mengatakan suatu hal serius.
“ Arista, aku akan mengunjungimu sesekali di penginapan. Ah dan juga boleh kah aku jujur kepadamu sesuatu?”
“Hmm?”
Arista hanya mengedip ngedipkan mata ketika Ian menjadi serius.
Seolah lupa kehadiran Four Comander, Kate dan Levius, yang berada di dekat Arista, dan Alion tak suka Ian menyentuh bahu Arista terlalu lama.
Namun ia hanya menahan kekesalan nya karena ia sadar Ian adalah teman yang baik bagi Arista.
“ Aku telah menganggapmu sebagai adikku, yah kutahu ini bodoh, tapi aku serius, juga ketika Julia bersikap tidak sopan padamu aku benar benar malu pada diriku sendiri..”
“ Benarkah? Terimakasih Ian, sangat terhormat bagiku jika kamu menganggapku sebagai saudara..”
Arista sangat tersentuh ketika tahu Ian menganggapnya lebih dari Teman.
Tidak terlalu buruk, Fikir Arista.
Ian yang terkenal sebagai bangsawan yang dingin sejak ia berusia sangat muda, menganggap Arista lebih dari teman membuat Arista sangat bersyukur , pertemuan nya dengan Ian dahulu seolah memang sudah menjadi takdir yang menuntunnya sampai hari ini.
Arista menatap Ian dengan tersenyum , begitupun sebaliknya, kami merasa pertemanan ini memang telah ditakdirkan . Dan semua kejadian di masa lalu mungkin adalah cara agar Arista dan Ian bertemu dan mulai berteman.
….
“ Arista Tanyakan pada Levius, apakah dia bisa menggunakan sihir terbang?”
Tiba tiba dengan Mind Connection Arista mendengar suara Alion.
“ Levius…”
Ucap Arista yang membalikan tubuhnya dan menghampiri Levius yang berada tepat di belakangnya.
“ Ya Nona?” Ia sedikit terkejut ketika Arista dengan santai berdiri dihadapan nya.
Rasa gugup yang benar benar terasa olehnya karena wajah yang Arista miliki sangat indah dibanding orang orang yang sejauh ini Levius temui.
“ Apa kau bisa menggunakan sihir terbang?”
“ Ya aku bisa Nona, Aku akan menggendong Kate bersamaku.”
Four commander bangga padanya. Fakta bahwa Shinon akan melatih levius mungkin ada pada tingkat dimana Shinon mengajari tehnik tehnik bertarung dengan Roh kegelapan , Bagimanapun Four Commander mengetahui gaya bertarung roh kegelapan, sehingga mengajarkan Levius yang merupakan Ahli pedang sejak ia muda, mungkin takkan terlalu menyulitkan Shinon.
Kemudian mereka benar benar terbang, Ian yang telah mengatakan selamat tinggal pada Arista, masih ditempat yang sama melihat kepergian Arista,levius dan Kate diudara.
Mereka mulai melayang dan perlahan melaju untuk menuju tempat yang telah direncanakan.
Karena ini masih pagi, dan matahari belum sepenuhnya terbit, mereka takkan di perhatikan oleh orang orang dari bawah yang melihat mereka terbang.
Sekejap, Ian merasakan hening disekitarnya.
Ia tersenyum hampa sendiri di tempat kepergian Arista.
‘mereka tak selamanya pergi, tapi..ini menjadi sedikit sunyi..’
Ian tersemyum ketika larut dalam fikiran nya ketika Arista benar benar sudah tak terlihat.
*
*
*