The Morning Star

By Song_Hua

102K 12.3K 2.5K

[TIDAK DIREVISI. HARAP MAKLUM BILA ADA SALAH KATA DAN TYPO] Chao Xing tidak ada pilihan lain selain setuju ak... More

PENTING SEBELUM MEMBACA!!!
Chapter 1: Kedatangan Dua Kultivator Mencurigakan
Chapter 2: Lawan Aku
Chapter 3: Kediaman Li
Chapter 4: Pengawal Baru dan Pohon Kebahagiaan
Chapter 5: Makan Malam
Chapter 6: Sandiwara adalah Keahliannya
Chapter 7: Ucapan Terima Kasih
Chapter 8: Kota Besar Taiyang
Chapter 9: Ujian
Chapter 10: Ujian Akhir
Chapter 11: Tabib dan Undangan
Chapter 12: Rumah yang Besar
Chapter 13: Ulang Tahun Pemimpin Sekte
Chapter 14: Wajah Li ZhangXun
Chapter 15: Patah Hati
Chapter 16: Mabuk dan Candu
Chapter 17: Festival Perahu Naga
Chapter 18: Malam yang Menyiksa
Chapter 19: Ketakutan
Chapter 20: Hukuman yang Pantas
Chapter 22: Hukuman Lagi
Chapter 23: Keinginan yang Sederhana
Chapter 24: Mulai Bercerita
Chapter 25: Hutan Shemu
Chapter 26: Awan Putih, Langit Biru
Chapter 27: Di Kelas
Chapter 28: Qing Er
Chapter 29: Musim Gugur
Chapter 30: Pengobatan
Chapter 31: Lili Laba-Laba Merah
Chapter 32: Penjemput
Chapter 33: Bingung
Chapter 34: Waktu Berlalu Begitu Cepat
Chapter 35: Keluarga Kecil
Extra Chapter: Bagaimana Jika...

Chapter 21: Tipuan

2.8K 324 152
By Song_Hua

Chapter 21

Tipuan

*****

Chao Xing membelalak. Pria di atasnya ini tersenyum sambil menatap dengan sayu, membuat siapa saja ingin memukul wajah bodoh itu. Tapi, ketika Chao Xing ingat bahwa Li ZhangXun memiliki kemampuan untuk mengubah wajahnya menjadi menyeramkan, Chao Xing tidak yakin ini adalah Li Huan yang selama ini ia rindukan. Bisa saja Li ZhangXun mengganti penampilannya menjadi Li Huan. Atau, ini hanyalah khayalan Chao Xing belaka, karena akhir-akhir ini di pikirannya hanya ada Li Huan, sehingga wajah Li ZhangXun adalah Li Huan di matanya?

Chao Xing mendorong pria itu dengan ketakutan, "Menyingkir dariku! Jangan menirukan wajah Li Huan!"

Li ZhangXun mengerjap bingung, "Bagaimana bisa kau menganggapku meniru wajah Li Huan--wajahku sendiri?"

"Li Huan sedang terluka, sedangkan kau baik-baik saja," kata Chao Xing menjadi panik. Melihat Li ZhangXun yang mengerjap tadi mengingatkan reaksi Li Huan jika dia heran dan bingung pada pernyataan Chao Xing.

"Ah...," ujar Li ZhangXun kemudian membuka jubahnya satu per satu sambil tertawa, "Luka itu palsu. Di balik perban itu, tidak ada sedikit pun luka. Luka di wajahku juga palsu. Huo pandai membuatnya menggunakan campuran riasan wajah."

Ketika pakaian atas terbuka, Chao Xing bisa melihat dada yang bidang serta otot perut yang terbentuk sempurna. Tidak ada goresan luka sama sekali di sana. Yang ada hanyalah tato badan naga yang melingkar di perut bagian bawah.

Menyaksikan ini, Chao Xing semakin takut. Bahkan bentuk tubuh dan letak tato itu sama persis seperti yang dimiliki Li Huan.

Chao Xing mundur sedikit hingga ke sudut tempat tidur untuk memperhatikan Li ZhangXun dengan jelas. Wajah dan bentuk tubuh pria itu benar-benar seperti Li Huan!

"Aku... Aku tidak percaya!" Chao Xing menggeleng kuat, masih sangat terkejut.

Li ZhangXun mendekatinya dan sedikit memiringkan kepala ke kanan, menunjukkan bekas luka barunya di bagian leher, "Satu-satunya luka di tubuhku hanya ini. Jika aku, Li ZhangXun, meniru Li Huan--yang mana itu aku sendiri--tidak mungkin, kan, aku tahu luka sedetail ini pada orang yang kutiru?"

Chao Xing memperhatikan luka itu dengan seksama. Ada bekas gigitan berbentuk melingkar di leher bagian kiri Li ZhangXun. Luka itu mirip luka Li Huan ketika Chao Xing menggigit lehernya.

Chao Xing menjadi bingung. Ada perasaan senang, takut, dan sedih menjadi satu. Dia senang karena di depannya ini adalah Li Huan, tapi dia takut kalau semua ini hanyalah tipuan Li ZhangXun, dan Chao Xing sedih karena jika memang ini Li Huan, kenapa dia mempermainkan Chao Xing seperti ini?

Chao Xing menggeleng lagi sambil kembali terisak, "Bohong... Bohong! Li ZhangXun bukan Li Huan dan Li Huan bukan Li ZhangXun!"

Li ZhangXun menghela napas, "Maaf, Chao Xing... Aku bodoh. Seharusnya dari awal aku tidak mempermainkanmu," kata Li ZhangXun mencoba untuk menyentuh Chao Xing namun segera ditepis laki-laki itu.

"Jangan sentuh aku!"

Li ZhangXun menatapnya kemudian terkekeh, "Sepertinya begini saja," kemudian ia melepaskan mahkota di rambut panjangnya dan mengeluarkan ikat rambut untuk menguncir kuda rambutnya.

Ketika pria itu selesai dengan rambutnya, Chao Xing lagi-lagi membelalak. Dengan rambut yang seperti itu, ia merasa akrab.

"Bagaimana?" tanya Li ZhangXun merapikan rambutnya.

Chao Xing menggeleng. Ia bahkan takut pada pikirannya sendiri yang menganggap ini semua hanyalah imajinasi saja.

"Masih belum percaya? Bagaimana kalau ini?" tanya pria itu kemudian mendaratkan ciuman di bibir Chao Xing.

Chao Xing yang masih menduga bahwa pria ini adalah Li ZhangXun terkejut dan takut. Tapi, berselang beberapa detik merasakan bibir lembut yang sangat dikenalinya ini, pundak Chao Xing turun dan ketegangannya perlahan menghilang.

Bibir ini adalah bibir yang disukainya, yang membuatnya ketagihan dan ingin merasakannya terus-menerus. Chao Xing bisa mengenali dengan baik karena dia sangat terbiasa pada bibir Li Huan. Tidak mungkin ada orang yang memiliki bibir lembut dan manis seperti bibir Li Huan. Setiap orang punya ciri khas masing-masing, begitu juga Li Huan. Pria itu memiliki aroma mint di mulutnya dan cendana di tubuhnya.

Dan pria yang mencium Chao Xing ini memiliki kesamaan itu.

Tidak salah lagi. Ini memang Li Huan, pria yang sudah membuat perasaan Chao Xing kacau balau.

Sambil terisak Chao Xing memeluk leher pria itu dan bertanya, "Kenapa?" dengan suara lemah. "Kenapa kau mempermainkanku, Li Huan?"

Li Huan duduk di hadapan Chao Xing, masih dipeluk laki-laki itu, "Karena aku mencintaimu."

Chao Xing menatapnya tidak berdaya. Ia akhirnya menangis lagi sambil menghela napas lega, "Jadi... selama ini... yang menakut-nakutiku, yang membuatku menangis..."

Li Huan mengangguk, "Ya, itu aku. Sekarang, kau sudah percaya bahwa Li ZhangXun dan Li Huan adalah orang yang sama?" tanyanya sambil mengusap pipi Chao Xing.

Chao Xing menggigit bibir ketika menatap mata emas cantik itu. Sekali lagi, ia memeluk pria itu, menenggelamkan wajahnya di dada Li Huan sambil terisak keras. Sesekali, ia memukul dada itu dengan lemah, "Jahat... Jahat! Kau kejam..."

Li Huan mengusap kepalanya dengan lembut, "Maafkan aku, Chao Xing..."

Setelah mengusap kepala Chao Xing beberapa saat, akhirnya laki-laki itu berhenti menangis. Perasaannya mulai membaik.

Sambil menegapkan badannya dan menyeka air mata, Chao Xing menatap Li Huan dengan serius, "Namamu... Siapa namamu yang sebenarnya?"

Li Huan mengerjap dan berkata dengan enteng, "Li Huan nama lahirku. Li ZhangXun nama kesopananku."

Chao Xing mengerutkan alis, "Apa? Kenapa kau tidak memberitahuku?"

"Karena kau tidak bertanya," jawab Li Huan sambil mengangkat pundak.

Chao Xing hampir melayangkan tinjunya, tapi ia menahan diri dan kembali bertanya, "Apakah itu dirimu ketika aku makan malam dengan 'Li ZhangXun'?"

Li Huan mengangguk sambil mengangkat kedua sudut bibir, "Benar."

Chao Xing menyeka air di hidungnya dengan tangan terkepal kuat, "Tapi, siapa yang menjadi Li ZhangXun ketika aku bersama Li Huan?"

"Oh? Itu asisten nomor satuku! Li Feng. Dialah yang selama ini menggantikan aku selama aku menjadi pengawal," Li Huan masih tersenyum.

"Tentang kucing...," gumam Chao Xing dengan dada bergetar, menahan sesuatu.

"Chao Xing, kenapa kau tidak peka? Padahal aku sudah menunjukkan beberapa kesukaanku yang sama dengan 'Li ZhangXun'. Bukankah kau pernah mengatakan waktu itu 'kalau kita mencari kucing untuk Li ZhangXun, tapi bukan mencari kucing untukku'?" Li Huan terkekeh. "Sehari sebelum festival perahu naga, kau bilang kalau aku mirip Li ZhangXun kalau aku tidak tersedak. Padahal itu benar. Pfft... Tapi, saat perlombaan perahu, di samping kiriku waktu itu, yang memakai penutup wajah, adalah Li Feng."

"Jadi, saat Nona Li QianFei di sini..." Chao Xing masih mengerutkan alis, "Yang jadi Li ZhangXun..."

"Aku," Li Huan menunjuk dirinya sendiri dengan ibu jari. "Oleh sebab itu, aku menugaskan 'Li Huan' ke luar padahal sebenarnya aku menugaskan Li Feng."

"Hah?"

Li Huan kemudian menjentikkan jari ketika mengingat sesuatu, "Oh, iya. Selama di Istana Li, saat menjelang hari ulang tahun Ayah, aku jadi sibuk dan tidak bisa tidur denganmu. Tapi, kau malah merindukan Li Huan? Jadi, aku mengambil kesempatan itu untuk mengikat rambutku dan tidak mengenakan jubah. Akhirnya kita bisa tidur bersama meski hanya di Hutan Shemu."

"..."

"Ketika kita pulang dari Istana Li, aku menakut-nakutimu, berubah menjadi wajah hantu ketika kau penasaran pada wajahku. Ingat? Kupikir, karena keisenganku itu, kau sudah mulai menyadari bahwa Li ZhangXun adalah aku," kata Li Huan enteng.

Chao Xing membelalak lagi. Entah sudah yang ke berapa kali dia terkejut hari ini, "Lalu... yang di ruang bawah tanah waktu itu?"

"Yang diikat adalah Feng. Luka di tubuhnya juga palsu. Darahnya terbuat dari jus tomat buatan Huo dan sobekan dibuat pada pakaiannya agar menjadikan luka itu nyata," jawab Li Huan tanpa berdosa kemudian ia bersungut-sungut, "Tapi, kau malah menangisi Feng--"

"Aku menangisimu!" teriak Chao Xing keras. Akhirnya perasaan sebal itu meledak keluar. "Lalu, kenapa kau menyeretku dari ruang bawah tanah kembali ke halaman kanan waktu itu?!"

Li Huan mengerutkan bibir, "Aku marah karena kau menangis Feng," kemudian menyengir. "Aku juga segera mempercepat pernikahan kita setelah kau mengatakan bahwa kau mencintaiku. Bukankah aku pernah bilang 'Ingin rasanya aku menikahimu sekarang juga'? Kupikir kau sudah mendapatkan petunjuknya."

Chao Xing lagi-lagi terkejut kemudian bergumam dengan rasa tidak percaya, "Jadi... selama ini, tunanganku sendiri yang..."

Li Huan mendesah pelan saat Chao Xing terdiam, "Aku melakukannya agar kau mencintaiku, Chao Xing...," katanya merendahkan suara dan menatap Chao Xing dengan lembut. "Aku yakin, kau pasti termakan oleh rumor itu. Memang benar wajahku rusak karena dicakar monster, tapi itu sudah lama sembuh. Aku juga telah berbuat hal yang kejam pada musuh-musuhku. Aku yakin, kau tidak akan berani mendekatiku. Oleh sebab itu, aku sedikit bertukar peran dengan Feng dan menjadi pengawalmu. Dengan cara itu, aku bisa lebih dekat denganmu."

Hati Chao Xing perlahan melunak ketika mendapatkan tatapan lembut itu. Dengan penasaran, ia bertanya, "Jadi, kepribadianmu yang sebenarnya, yang mana?"

Li Huan tersenyum dengan riang, "Menurutmu yang mana?"

Chao Xing menatap mata emas itu. Ada cahaya dari lentera yang bergeletar di mata Li Huan, membuatnya jadi sangat cantik.

"Keduanya?" kata Chao Xing sambil tersenyum tipis.

Li Huan mengangguk, "Sekarang, semua sudah jelas, bukan?" kemudian ia hendak melingkarkan tangannya lagi, tapi segera dihentikan Chao Xing.

Senyuman Chao Xing menghilang, digantikan oleh nyala api yang muncul di matanya, "... Kau puas mempermainkan aku seperti ini? Apakah itu menyenangkan? Tidakkah kau memikirkan bahwa apa yang kau lakukan ini sungguh keterlaluan?!"

Li Huan gugup dan takut. Nyala api itu semakin membesar dan Li Huan refleks menundukkan kepala seperti anak anjing menggemaskan yang dimarahi, "... Chao Xing--"

"Li Huan, Li ZhangXun, aku marah padamu! Sungguh tidak bisa dipercaya kalau aku dipermainkan oleh tunanganku sendiri! Selama sebulan aku memikirkannya, sehari semalam aku menangis karena tertekan pada pernikahan yang tidak kuinginkan, dan aku bahkan tidak menikmati bagaimana upacara pernikahan berlangsung!" Chao Xing mendorong Li Huan dengan kasar lalu beranjak dari tempat tidur, membuat bantal berjatuhan. "Ternyata rumor itu memang benar! Li ZhangXun memang kejam!"

Li Huan merangkak dari tempat tidur, hendak menahan Chao Xing, "Xing Xing, mau kemana?"

Chao Xing menatapnya dengan tajam serta wajah merah padam akibat amarah yang meluap-luap, "Apa-apaan dengan panggilan seperti itu?!" kemudian ia melemparkan bantal-bantal yang jatuh tepat ke wajah Li Huan dengan keras, melampiaskan kemarahannya, "KAU JAHAT, MENYEBALKAN, MENJENGKELKAN, KETERLALUAN, TIDAK BERPERASAAN! KAU PANTAS TIDUR SENDIRI DI MALAM PERNIKAHANMU!"

Li ZhangXun membelalak dan menatap Chao Xing dengan horor, "Chao Xing, bagaimana dengan adikku yang sudah bangun?"

"AKU TIDAK PEDULI, DASAR ORANG MESUM!" teriak Chao Xing kemudian keluar dan membanting pintu kamar Li Huan keras-keras diiringi kekuatan spiritual yang dilepaskan sehingga berhasil membuat pintu itu menjadi retak.

Suara pintu itu terdengar ke seluruh penjuru Kediaman Li, membuat semua pelayan dan pengawal terkejut setengah mati, terutama Li Xue yang menjaga di pintu luar halaman kiri serta seorang pria yang duduk di atas atap. Keduanya merinding hebat ketika merasakan aura yang tidak biasa dan mencengkam keluar dari pintu depan yang dijaga. Mereka pikir itu adalah tuan mereka, tapi ternyata yang keluar adalah istrinya.

Wajah Chao Xing sangat merah, menyatu dengan baju pengantin yang ia kenakan, sambil melangkah terhentak-hentak. Kedua asisten kepercayaan Li Huan dibuat terkejut oleh Chao Xing yang sangat berbeda ini. Mereka seperti melihat sosok iblis ganas baru saja keluar dari neraka untuk menghancurkan kehidupan manusia di bumi. Dan mereka tidak pernah menyangka bahwa Li Huan sudah membuat Chao Xing yang sangat tenang dan lemah lembut bisa semurka ini.

Tanpa memperhatikan sapaan Li Xue, Chao Xing keluar dari halaman kiri dan berteriak, "Li Shui! Li Shui! Pasang penghalang di halaman kanan agar tidak ada seorang pun masuk, terutama si Penipu itu! Kalau sampai si Penipu masuk, aku tidak akan memaafkanmu!"

"B--Baik, Tuan Muda!" jawab Li Shui ketakutan.

Li Xue yang mendengar kemarahan itu segera menghela napas ketika Chao Xing menghilang dari pandangan, "Tuan Muda benar-benar marah. Feng, kau melihatnya?"

Seorang pria tampan yang berada di atas atap yang dipanggil Feng itu turun sambil tertawa terbahak-bahak, "Aku melihatnya dengan jelas? Hahaha! Malam pernikahan yang buruk bagi Huan!"

"Kita harus melaporkan ini pada Tuan Wen," kata Li Xue.

"Xue, kenapa setiap pergerakan Huan dan Tuan Muda harus kau laporkan pada Tuan Wen?" Li Feng menepuk pundaknya, "Bilang saja pada beliau, mereka baik-baik saja. Kasihan Tuan Huan kita. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi ibunya ketika mendengar kelakukan anaknya kali ini."

Li Xue menghela napas dan menyerah, "Baiklah...," kemudian ia menatap ke depan, pada sebuah pohon besar yang sedikit memancarkan cahaya yang muncul dari batang dan rantingnya.

Mata abu-abu Li Feng juga melihat pada pohon dan tersenyum, "Akhirnya, pohon itu akan bersemi."

Li Xue tersenyum tipis, mengangguk setuju, "Benar."

***

Li Shui hampir menangis mendapati sikap dingin dari Chao Xing, "Tuan Muda... Anda marah pada saya?"

"Tentu saja!" kata Chao Xing merengut sambil menyisir rambutnya di depan cermin. "Kalau kau tidak suka berbohong, lantas kenapa kau berbohong selama ini?"

Bibir Li Shui bergetar, "Saya... Saya dipaksa berbohong oleh Tuan... Hiks!"

Chao Xing menghela napas. Ia sekarang tahu kenapa Li Shui kadang ketakutan. Dia bukan takut pada Li ZhangXun, tapi karena dipaksa berbohong. Bagi Li Shui yang selalu jujur, jika disuruh berpura-pura bahwa Li Huan dan Li ZhangXun orang yang berbeda, dia tidak akan tenang lahir dan batin. Seminggu yang lalu dia menangis hebat bukan karena Li ZhangXun mencambuk Li Huan, tetapi menangis untuk Chao Xing karena ia tidak tega melihat tuan mudanya terus ditipu dan dipermainkan Li ZhangXun.

Chao Xing masih tidak habis pikir tentang tipuan dan kelakar yang dibuat Li Huan. Ia menduga, pria itu memerintahkan semua pengawal dan pelayannya untuk bekerja sama menipu Chao Xing. Mengingat bahwa Li Shui, Li Huo, Li Xue, dan Li Feng juga ikut serta dalam tipuan ini, Chao Xing semakin kesal.

"Permisi," tidak lama setelah itu, ada sebuah suara asing dari pintu dan Li Shui buru-buru keluar dari kamar Chao Xing.

Chao Xing selesai menata rambutnya dan merapikan jubah musim panasnya yang berwarna hijau muda kemudian berdiri untuk menghampiri pintu. Ketika Li Shui membuka pintu, seorang pria tersenyum kepadanya dan memberi hormat. Pria ini bertubuh tinggi tegap, hampir seperti Li Huan, hanya saja dia sedikit kurus. Wajahnya sangat tampan dengan rambut yang dikuncir kuda.

"Tuan Muda Chao Xing. Akhirnya kita bisa bertemu dengan benar. Perkenalkan, aku Li Feng, aku yang akan menjadi pengawalmu mulai sekarang," kemudian senyuman pria itu menjadi kaku. Ada kekesalan di balik senyumannya. "Tidak hanya Tuan Muda, aku juga korban dari tipuannya ini."

Chao Xing menangkupkan kedua tangan dan memasang ekspresi dingin, "Ya. Aku turut prihatin," kemudian ia melangkah keluar dari halaman kanan, meninggalkan Li Feng dan Li Shui.

Li Feng juga hampir menangis, "Tuan Muda, ini pertemuan pertama kita, kenapa aku juga dimarahi?"

Li Shui menepuk-nepuk pundaknya dengan sedih. Kemudian kedua laki-laki itu berpelukan dan menangis karena dicampakkan oleh tuan muda kesayangan mereka.

Chao Xing merasa bersalah pada Li Feng. Setelah dipikir-pikir, memang benar, pria itu juga korban. Siapa selama ini yang mengurus semua pekerjaan Li Huan selain bukan dirinya? Sementara Li Feng menggantikannya, Li Huan hanya di rumah, menggoda dan menggangu Chao Xing sana-sini, menipunya berkali-kali.

Mengingat Li Huan, Chao Xing kembali merengut. Dengan langkah terhentak, ia berjalan ke halaman tengah.

Saat itulah tatapannya teralihkan oleh sebatang pohon besar yang terdapat beberapa kelopak bunga yang mulai bermunculan di rantingnya. Pohon itu hampir dilupakan oleh Chao Xing meski ia melihatnya setiap hari. Tampilannya yang biasa saja kini mulai menarik ketika Pohon Kebahagiaan itu sudah mulai tumbuh. Di bawah pohon, ada seorang pria berdiri sambil mengelus seekor kucing di tangannya. Kepalanya mendongkak, menatap pohon sambil tersenyum tipis. Untuk sesaat, Chao Xing tidak bergerak dan memperhatikan pria itu.

Jubahnya berwarna hitam, tapi sedikit berbeda dari pakaian yang sehari-hari dikenakannya. Jubah itu sangat cantik. Di punggung serta pundak terdapat pola naga emas sementara di setiap ujung lengan dan bagian bawahnya terdapat lukisan awan berwarna putih kelabu. Ketika angin berhembus, hanfu itu akan berkibar dengan lembut dan elegan. Tidak hanya jubah itu, rambut yang panjang pun ikut diterbangkan oleh angin dengan hati-hati. Biasanya, rambut itu selalu setengah dikuncir dan terdapat mahkota perak yang diukir menyerupai naga yang melingkar dipakai di sana. Chao Xing tidak menyadari betapa cantiknya mahkota itu jika ia tidak memperhatikannya dengan seksama. Yang membuat Chao Xing semakin tidak teralihkan adalah wajah pria itu. Tidak ada kain hitam atau pun merah yang menutupi wajahnya. Pria itu memiliki fitur wajah yang menawan, di atas rata-rata. Tidak ada kecacatan dan noda sama sekali. Pria itu berdiri tegap dan sempurna. Sosoknya yang seperti ini bagaikan kultivator abadi, tapi Chao Xing lebih senang menyebutnya sebagai Dewa Kematian.

Chao Xing masih tidak bergerak dari tempatnya. Pikirannya mulai tenggelam. Ia masih tidak percaya bahwa pria itu sudah menjadi suaminya. Upacara kemarin bagaikan kegiatan biasa saja yang tidak berkesan bagi Chao Xing. Jika saja pria itu tidak menipunya, dia akan menjalani upacara dan ritual yang sangat meriah dalam hidupnya, bukan?!

Teringat akan kenakalan Li Huan, Chao Xing kembali menekuk wajah. Dengan marah, ia mengibaskan tangan diiringi kekuatan spiritual, membuat salah satu ranting pohon bergerak ke arah Li Huan, bermaksud menampar pipi pria itu, tapi yang menjadi korban adalah Bubu.

Sambil mengeong keras, Bubu segera melompat dari gendongan Li Huan dan berlari meninggalkan halaman, membuat pria itu sedih.

Li Huan menoleh pada Chao Xing kemudian tersenyum, "Chao Xing."

"Hm," jawab Chao Xing dingin sambil memalingkan pandangan.

Li Huan menatap Chao Xing dari atas sampai ke bawah kemudian memuji dengan tulus, "Kau sangat cantik hari ini."

Chao Xing mengeluarkan kipas, "Tentu saja. Aku harus tampil menawan di depan mertuaku," katanya sambil mengibaskan kipas itu pelan, bertingkah layaknya si cantik yang sombong.

"Chao Xing," rengek Li Huan dan takut-takut mendekatinya, "Kau masih marah padaku?" tanyanya sambil mengedipkan kedua mata, memohon.

"Menurutmu?" kemudian Chao Xing memukul pucuk kepala pria itu dengan sebal menggunakan kipas, "Sudah, jangan banyak bicara. Ayo pergi. Ke rumah orang tuaku dulu."

"Mau naik pedang terbang bersamaku?" tanya Li Huan lembut.

Chao Xing mengeluarkan pedangnya sendiri tanpa menjawab kemudian naik ke atasnya dengan percaya diri, membuat Li Huan hampir jadi orang ketiga yang menangis pagi ini karena sikap dingin Chao Xing.

Li Huan juga naik ke pedangnya sendiri dan segera menyusul Chao Xing. Untuk berjaga-jaga, ia melemparkan kertas Mantra Pengendali, memastikan pedang Chao Xing tidak memberontak.

"Kau tahu arah Kota Huanxiang?" tanya Li Huan kini terbang di samping Chao Xing.

Chao Xing tidak menjawab, tapi raut wajahnya sedikit berubah dan itu membuat Li Huan tertawa.

"Bagaimana dengan naik bersamaku saja?" tawarnya.

Chao Xing membuang muka, "Hmph!"

Li Huan menunduk sedih sambil mengerutkan bibir. Chao Xing masih marah dan sepertinya tidak mau bicara padanya untuk sementara waktu.

Li Huan memimpin jalan menuju Kota Huanxiang. Berdasarkan tradisi, setelah upacara pernikahan, pasangan pengantin baru harus mengunjungi rumah orang tua dan mertua. Rumah yang akan dikunjungi adalah rumah orang tua dari pihak istri yang berarti harus mengunjungi rumah orang tua Chao Xing terlebih dahulu.

Chang Xian menyambut anak dan menantunya dengan senyuman sehangat mentari. Ketika kedua orang itu datang, Chang Xian segera memeluk Chao Xing dan berkata, "Kami sangat bahagia atas pernikahan kalian."

Kedua orang tua Chao Xing saling bertukar salam pada Li Huan yang membuat Chao Xing heran.

"Kalian sudah tahu?" tanya Chao Xing.

"Apa?" Chang Xian mengangkat kedua alis dan melirik Li Huan.

"Tentang itu, Papa," jawab Li Huan mengarah pada tipuannya.

Chang Xian mengangguk-angguk, "Oh, itu," kemudian di tertawa, "Tentu saja kami sudah tahu. Kau pikir kami tidak mengenal Li Huan setelah belasan tahun bertemu dengannya? Lagipula, Xing Er, kau seharusnya sadar sejak Papa menyebut Li Huan sebagai 'anakku'."

Chang Xian dan Chao MoShang terkekeh. Bahkan kedua orang tuanya pun ikut serta dalam tipuan Li Huan ini?! Cih! Suasana hati Chao Xing semakin buruk!

Sambil menekuk wajah, ia ikut minum teh bersama ketiga orang menyebalkan itu. Barulah ketika Chao Yue menunjukkan keterkejutannya karena tidak tahu bahwa Li Huan adalah Li ZhangXun, Chao Xing bisa merasa lega. Akhirnya di saat-saat seperti ini, ia merasa memiliki teman karena merasa sama-sama ditipu.

Setelah berbincang-bincang, Li Huan dan Chao Xing berpamitan undur diri. Kali ini, Chao Xing naik di pedang terbang Li Huan, berdiri di depan pria itu, karena permintaan ibunya. Chao Xing hanya bermaksud untuk menumpang sampai menghilang dari pandangan orang tuanya saja.

"Turunkan aku," kata Chao Xing dingin.

Kedua tangan Li Huan yang berada di pinggang Chao Xing semakin mengerat, "Tidak mau."

Chao Xing berdecih, "Li Huan!"

Li Huan menepatkan dagunya di pundak Chao Xing dan dengan manja, ia merengek lagi, "Chao Xing, maafkan aku..."

Chao Xing mendorong wajahnya, "Jangan peluk aku!"

Li Huan semakin memeluknya, "Chao Xing, apa kau tidak bahagia menikah denganku?"

Mendengar itu, Chao Xing diam.

Chao Xing jadi memikirkan kata-kata Li Huan. Karena diliputi oleh kemarahan, ia sampai mengabaikan perasaan bahagia di hatinya. Tidak mungkin dia tidak bahagia. Ia akhirnya bisa menikah dengan orang yang dicintainya. Selain itu, Li Huan adalah pria yang nyaris sempurna dari segi fisik dan juga penghasilan pribadi. Tidak ada alasan bagi Chao Xing untuk tidak bahagia, bukan? Hidupnya 180 derajat berubah menjadi lebih baik.

Chao Xing menunduk dan menjawab pelan, "... Tentu saja aku bahagia..."

Mendengar hal itu, Li Huan kembali tersenyum. Ia segera mencium pipi Chao Xing dengan sayang, "Aku senang mendengarnya."

"..." Chao Xing menatap pinggang di tangannya dan bergumam, "Aku masih tidak percaya bahwa kau adalah Li ZhangXun..."

"Apakah kau takut jadi padaku karena akulah Li ZhangXun?"

Chao Xing menggeleng, "Tidak sama sekali. Ternyata, Li ZhangXun tidak sekejam yang dikatakan rumor."

"Tidak, rumor itu benar. Feng, Xue, Huo, dan Shui bahkan bilang kalau aku sangat mengerikan kalau marah," Li Huan mencium pipinya lagi.

Chao Xing bersungut-sungut, menyindirnya keras, "Apakah akan mengeluarkan aura yang mengintimidasi dan bertindak kasar seperti yang kau lakukan padaku dan membuatku kencing di celana lagi dan membuatku pingsan untuk kesekian kali dan membuatku ketakutan sampai mati?"

"Xing Xing, yang kulakukan padamu itu tidak sungguh-sungguh, kumohon jangan marah...," Li Huan menempel di pundaknya lagi.

"Pertemuan pertama dengan Li ZhangXun, dia menghukumku selama seminggu," kata Chao Xing ketus, masih menyindirnya tanpa mempedulikan sikap yang memohon-mohon itu. Chao Xing jelas masih marah.

"Itu karena aku cemburu pada Hui Fan," Li Huan tidak kalah ketus, mengerutkan bibirnya. "Aku menyuruhmu untuk segera pulang waktu itu, tapi kau tidak mendengarkan. Jadi, aku menghukummu sedikit," katanya kemudian mencubit ringan hidung Chao Xing.

Chao Xing tidak menggubris tindakan itu. Ia bertanya dengan dingin, "Apakah menyenangkan melihatku tersiksa?"

Li Huan menyengir, "Hehehe... Apalagi kalau aku melihatmu ketakutan dan bertingkah sopan santun di hadapan 'Li ZhangXun'--aww!"

Chao Xing menarik hidung Li Huan keras-keras, "Kau pria paling brengsek yang pernah aku temui! Aku seperti orang bodoh! Kau mempermalukan aku di depan semua orang!"

Li Huan menggosok hidungnya sendiri, "Aku tidak bermaksud begitu..."

"Cih!" Chao Xing memalingkan wajah lagi, tidak mau mendengar alasan konyol lainnya.

Li Huan memeluk Chao Xing dan meletakkan dagunya lagi. Ia tersenyum dengan lembut dan berkata saat Chao Xing mulai tenang, "Saat melihatmu menangis, aku juga merasa sedih. Tapi, aku juga bahagia karena kau menangis untukku. Sungguh, masih tidak bisa dipercaya kalau aku dicintai olehmu, Chao Xing..."

Chao Xing diam lagi. Ia mulai merasakan pelukan itu serta kehangatannya di sekujur tubuh. Ada angin yang berhembus pelan, membelai Chao Xing dan ikut menenangkannya.

Setelah beberapa saat, Chao Xing menghela napas kemudian berkata sambil setengah berbisik "... Jangan ulangi lagi. Itu sangat melelahkan..."

"Tidak akan, tidak akan. Aku janji! Chao Xing, maafkanlah aku...," Li Huan meminta maaf sekali lagi dengan sungguh-sungguh dan tulus.

Chao Xing menarik napas dalam-dalam. Benar-benar tidak bisa dipercaya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka jalan cerita hidupnya akan seperti ini. Tentu saja Chao Xing marah karena Li Huan mempermaikannya selama ini, tapi semua itu mempunyai alasan yang tidak bisa Chao Xing perdebatkan.

Chao Xing mengusap tangan Li Huan yang berada di pinggangnya sebelum sedikit menaikkan tangan pria itu ke perutnya, "Waktu itu, aku sangat ketakutan. Pikiranku menjadi kacau. Aku bahkan sempat tidak menginginkan ini... Tapi, dialah yang menjadi bukti tentang hubungan kita..."

Cahaya di kedua mata Li Huan bergeletar. Ia menggigit bibir kemudian menunduk, penuh rasa bersalah, "Chao Xing... Aku benar-benar bodoh! Kehamilanmu berada di luar dugaanku," kemudian Li Huan berbisik dengan suara gemetar, "Terima kasih... Terima kasih kau tidak menggugurkannya."

"Aku sempat membayangkan, jika anak ini lahir dan Li ZhangXun membencinya, aku akan tetap melindungi anak kita," Chao Xing mulai tersenyum.

Mata emas Li Huan berkaca-kaca. Ia bergumam pelan, "Terima kasih... Terima kasih, Chao Xing. Aku mencintaimu."

Pundak Chao Xing mengendur dan ia sedikit bersandar di dada Li Huan, "Aku juga mencintaimu, Li Huan."

Li Huan menatap wajah cantik di rengkuhannya ini. Setiap kali memandang Chao Xing, jantungnya akan bergetar. Kebahagiaan terus mengalir tanpa henti dari dasar hatinya. Dengan senyuman, Li Huan tidak tahan untuk tidak mengecup bibir kecil dan bulat itu.

Chao Xing yang pada dasarnya sangat menyukai bibir tipis dan lembut ini pun tidak bisa menolaknya. Ia dengan senang hati menerima ciuman Li Huan. Ketegangan dan ketakutan yang selama ini menghantui Chao Xing disapu oleh bibir ini. Setiap gerakkannya menimbulkan sensasi yang menyenangkan, mampu membuat Chao Xing semakin lega dan tenang.

Akhirnya, Chao Xing bisa bahagia karena pernikahan ini. Memang awalnya ia dipaksa dan Chao Xing tidak menyukainya, tapi sekarang ia bisa menerima semua itu. Chao Xing menjadi berterima kasih pada orang tuanya yang menjodohkannya dengan Li Huan. Chao Xing juga sangat bersyukur ia pindah ke Kediaman Li karena dengan cara itulah ia bisa menjadi dekat dengan Li Huan--Li ZhangXun. Walaupun dia dipermainkan, Chao Xing tidak bisa tidak merasa bahagia karena hidupnya ini.

Chao Xing hanyalah kultivator rendahan dan tidak berbakat. Bukankah betapa beruntungnya ia bisa dicintai oleh orang sehebat dan setampan Li Huan?

Pedang terbang yang dinaiki Chao Xing dan Li Huan mulai merendah. Bingung kenapa mereka semakin turun, Chao Xing membuka matanya dan menyudahi ciuman mereka.

Chao Xing dibuat heran ketika Li Huan mendaratkan pedang di tepi hutan, "Li Huan, kenapa kita turun?"

Li Huan mengangkat pinggang Chao Xing dengan satu tangan dan melompat pelan dari atas pedang. Kemudian, ia mendorong Chao Xing ke sebuah pohon, menyudutkannya. Kini, kedua tangan Li ZhangXun berada di sisi kiri dan kanan pundak Chao Xing. Ia tersenyum kesal, "Aku mau menagih yang semalam."

Chao Xing marah, tapi wajahnya memerah karena malu, "Di sini? Sekarang?!"

Li Huan meraba dadanya sambil mengecup ceruk leher Chao Xing, "Tentu saja."

Chao Xing memberontak, "Bisakah ditunda dulu? Kita masih harus ke rumah orang tuamu--"

"Tidak bisa," Li Huan meletakkan lutut di selangkangan Chao Xing dan tersenyum. Senyumannya kali ini sangat berada dari yang biasanya dan belum pernah Chao Xing lihat sebelumnya. Tepi bibir tipis itu terangkat, menampilkan senyuman licik yang menggoda.

Kedua kaki Chao Xing bergetar karena senyuman itu dan jantungnya segera berteriak kegirangan apalagi lutut pria itu mulai bergerak, membuat Chao Xing mendesah tanpa sadar.

Li Huan mulai melepas jubah Chao Xing sembari berkata, "Aku, Li ZhangXun, adalah suamimu. Dan kau harus melakukan semua yang kumau."

Tubuh Chao Xing gemetar ketika mendengarnya. Ada nada yang mendominasi dari suara yang dalam itu.

Cara bicara yang seperti itu memang sama persis seperti Li ZhangXun, cara bicara yang membuat Chao Xing menurut.

Sekali lagi, celana Chao Xing dibuat basah oleh Li ZhangXun.

Tapi, itu dalam artian yang berbeda.

*****

To be continued...

----------
Hayolo hayolo hayolo!!! 🤣🤣
Yang awalnya ga suka Li Huan siapa? Yang ga restuin mereka siapa?? Hayo ngakuuu!!! 🤣🤣🤭🤭

Ada beberapa orang yang bisa nebak dengan benar. Dan kalian menakut-nakutiku tau!! 😭

Tapi kebanyakan reader belom bisa nebak dan ragu-ragu yak 🤣👌
Seharusnya kalian udah tau dari awal. Ada beberapa clue, salah satunya kenapa Li Huan banyak muncul ampe belasan chapter 🤣 Ya alasannya ini 🤭🤭
Sadar gak kalian kalo setiap ada bagian Li Huan dan Li ZhangXun ketemu (tanpa ada Chao Xing), aku nyebut Li ZhangXun sebagai 'pria' dan bukan namanya?? Ya karna itu emang bukan Li ZhangXun pas sama Li Huan 🤣🤣

Dan maafkan aku kalo Li ZhangXun bukanlah pria yang selama ini kalian bayangkan 🙏🙏
Maafff banget...
Dia bukan tipe cowok irit bicara atau dingin atau sejenisnya itu. Dia banyak bicara, kalo sama Chao Xing dan keluarganya sih 😂
Sekali lagi maaf 😥🙏
Aku belum bisa bikin karakter yang dingin, misterius, bikin klepek-klepek, dan sempurna.
// ada sih satu, tapi itu bikin aku trauma dan malu sendiri jadinya 😂 plis jangan baca cerita gaje aku itu :")  Itu cerita lama, dari taun 2015

Omong-omong, to be honest, aku kadang suka karakter second lead gitu, yang dimana biasanya dia yang berjuang, dia yang paling tersakiti, jadi cerita ini aku berusaha untuk bikin kayak gitu.
Seolah-olah Li Huan ini adalah karakter kedua, tapi sebenarnya dialah karakter utama gong/seme 🤣🤭

Padahal aku mau bikin lebih banyak tentang cerita penyamaran Li Huan ini, tapi reader pada ga betah liat Li Huan lama-lama sama Chao Xing sih 🤣🤣
Sejauh ini, aku cuma liat ada 1 atau 2 reader doang yang ngedukung Li Huan sama Chao Xing 😂 sisanya Li ZhangXun x Chao Xing.

Nah, sekarang dah tau kan alurnya?? 😆
BACA ULANG SONO!!! 🤣🤣🤣 WHAHAHAHAHAHAHAHA
KALIAN BAHKAN ADA YANG NGESKIP ADEGAN PAPAPANYA JUGA AHAHAHAHAHAHA!!!!
// WOE UDAH

Kalo baca ulang, bakalan kerasa banget itu kejahilan Li Huan dan kebucinannya 🤣🙈

Anyway, jangan lupa vote dan komentar yaaa 😘
Jangan pelit-pelit amat lu! Ntar kuburan sempit baru tau rasa 😠👊

Sabtu, 4 Juli 2020.
----------

Continue Reading

You'll Also Like

26.3K 2.8K 16
Song Huanran tidak berharap kehidupan normalnya yang biasa dan nyaman berubah seketika dengan kedatangan seorang pria aneh di depan pintu rumahnya. P...
90.8K 12.9K 51
Dipaksa Untuk Membesarkan Anaknya Dengan Saingan 被迫和死对头一起养崽 Pengarang: Ni Yu Xhaya Waktu rilis: 2022-02-16 Lengkap: 50 Sudah diketahui di dunia bahw...
4.8K 412 11
Noah Syrne Greynouche, pria tinggi dengan paras malaikat, memiliki surai emas berkilauan dan permata biru memikat. Sebagai Putra Mahkota Kekaisaran N...
400K 32.5K 121
Manhua ini di adaptasi dari novel 废妻重生 dengan judul yang sama. Terjemahan Indonesia by me (melon 🍈) Terjemahan tidak 100% benar