Who is She?

By AzZaa21_

3.5K 785 2K

🍁New Version🍁 ⚠16+ [Romance-Fantasy] Pemilik darah kehidupan itu berada di planet lain, apa lagi yang haru... More

«Prolog»
«Part 02»
«Part 03»
«Part 04»
«Part 05»
«Part 06»
«Part 07»
«Part 08»
«Part 09»
«Part 10»
«Part 11»
«Part 12»
«Part 13»
«Part 14»
«Part 15»
«Part 16»
«Part 17»
«Part 18»
«Part 19»
«Part 20»
«Part 21»
«Part 22»
«Part 23»
«Part 24»
«Part 25»
«Part 26»
«Part 27»
«Part 28»
«Part 29»
«Part 30»
«Part 31»
«Part 32»
«Part 33»
«Part 34»
«Part 35»
«Part 36»
«Epilog»
☃️

«Part 01»

348 70 100
By AzZaa21_

"Pangeran! Awaas!"

Terlambat. Sosok bersayap hitam yang mendapat peringatan itu sudah kehilangan kendali, sayapnya terluka, tubuhnya oleng, bahkan kesadarannya hampir hilang.

"Pangeraann!"

Avega Tisya---gadis yang berteriak itu---segera menyusul; berusaha menyelamatkan sang pangeran. Namun, segerombol burung menghambat laju terbangnya.

Gagal. Vega kehilangan jejak, pangeran muda itu sudah terjun bebas menuju bumi. Gadis bersayap cokelat gelap tersebut menambah kecepatan terbangnya, dia terbang tak tentu arah, menelusuri tempat-tempat di bumi dari atas. Vega tidak bisa mendeteksi di mana pangerannya mendarat dengan insting, mungkin karena pangeran muda itu sengaja menghilangkan jejak.

Sementara itu, di bumi, tepatnya di salah satu kota besar, terjadi angin tornado yang datang tiba-tiba. Angin itu merusak kota, dalam sekejap membuatnya porak poranda. Jeritan dan tangisan bersahutan, bunyi bangunan roboh membuat telinga berdengung, pohon-pohon tumbang berserakan di jalanan, bahkan tidak sedikit kendaraan yang tertimpa.

Angin itu berhenti bersamaan dengan mendaratnya sosok bersayap, menyisakan gumpalan awan gelap yang masih menggantung di atas sana. Sedangkan sosok tadi mengerang lirih, dia sudah mendarat di bumi, tepatnya di balik semak-semak setinggi perut.

Mendengar banyaknya suara manusia dia segera meninggalkan tempat itu dengan terseok-seok, untung saja bencana besar tadi mengalihkan perhatian penduduk bumi sehingga tidak ada yang menyadari kehadirannya di sini. Merasa tidak kuat berjalan lagi, dia menggunakan kekuatan teleportasinya untuk sampai di tempat yang aman.

Pangeran tersebut muncul di bawah pohon besar di tengah hutan. Ia bersandar pada batang pohon, tubuhnya lemas, energinya terkuras. Sayapnya terluka karena gesekan dengan lapisan pelindung bumi, mungkin karena dia yang melamun hingga tidak memperhatikan sekitar.

Namun, suara langkah kaki dan jeritan tertahan memaksa kedua matanya kembali terbuka. Nampak seorang pria seusia 40 tahun tengah menatap penuh keheranan ke arahnya.

"Si--siapa kamu?" gugupnya.

Baru saja hendak menjawab, pria tadi mendekat. "Kauterluka? Pasti karena angin tadi. Ayo, kita pergi! Di sini tidak aman untukmu," ajaknya.

Sosok bersayap itu menurut, mereka berjalan masuk ke hutan. "Kita hampir sampai, bertahanlah!" suruh pria tadi.

Sampai di depan sebuah gubuk kecil sosok bersayap itu benar-benar kehilangan kekuatannya, tubuhnya ambruk. Untung saja pria tadi sigap, ia menangkap tubuhnya dan membawanya masuk.

"Sebenarnya siapa kamu? Malaikat atau manusia elang?" gumam pria itu.

"Bagaimana cara membaringkanmu? Bagaimana jika sayapmu patah? Daun pisang di samping gubuk tidak bisa menggantikannya jika saya mematahkan sayap besar ini." Ia memandangi gubuk kecil yang tidak sengaja ditemukannya saat berburu tadi. Namun, kejadian setelahnya membuat jantung pria itu kembali berdegup kencang.

Pria tersebut menatap heran makhluk aneh di sampingnya. "Kemana sayapmu? Bagaimana bisa hilang begitu saja?"

Lelaki tadi bergeming, membuat pria tersebut segera membaringkannya. "Istirahatlah, warga tidak mungkin menemukanmu," perintahnya.

***
"Bagaimana lukamu?"

"Sudah membaik."

Menyerahkan segelas air, pria tadi menyuarakan rasa penasarannya. "Sebenarnya siapa kamu? Darimana asalmu?"

Lelaki itu meletakkan gelasnya kembali, dia berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Saya ... Erick. Altair Maverick, pangeran dari Kerajaan Xannister."

Mengembuskan napas pelan, pria tadi menyahut, "Erick, nama yang bagus. Saya Antonio Yudhanegara. Orang-orang biasa memanggil Yudha, saya harap kita bisa berteman baik."

Erick mengangguk, saat ini dia memang membutuhkan teman dari kalangan manusia untuk misinya di bumi. Lagipula, dari aura Yudha terlihat bahwa dia pria baik-baik.

"Seorang makhluk dari planet lain bagaimana bisa sampai ke bumi? Terlebih kamu ini seorang pangeran," tanya Yudha to the point.

Sementara Erick bimbang, antara harus mengatakan kebenaran atau mengalihkan pembicaraan.

Melihat lawan bicaranya seperti enggan menjawab, Yudha menambahi, "Maksud saya, apakah kamu mengalami masalah? Kamu butuh bantuan saya?"

Mendongakkan kepala, Erick mengangguk samar. "Seperti katamu, saya makhluk luar bumi. Meskipun memiliki kekuatan super, tetapi saya tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan saya," jawabnya.

"Baiklah, saya mengerti. Istirahatlah dahulu, petang nanti kita pergi dari sini," suruh Yudha.

Setelah menepuk bahu Erick, Yudha melangkah keluar gubuk untuk mencari buah-buahan yang kiranya bisa mereka makan.

***
"Selamat datang!"

Erick menatap sekeliling, dia sudah sampai di tempat tinggal Yudha. Sebuah rumah minimalis dua lantai dengan nuansa klasik, tatanannya sederhana, tetapi terkesan mewah, hanya memandangnya saja Erick sudah bisa merasakan aura nyaman dari rumah ini.

"Di sana kamarmu." Yudha menunjuk salah satu pintu di lantai atas.

Erick manggut-manggut. "Terima kasih," ucapnya.

"Tidak masalah, anggap saja rumah sendiri. Meski kecil, tetapi setidaknya mampu menampungmu sampai kamu mendapat pekerjaan," kata Yudha.

"Ayah!"

Suara teriakan anak kecil disusul kemunculan bocah perempuan usia 5 tahun mengalihkan perhatian keduanya.

Yudha berjongkok, menyesuaikan tingginya dengan anak gadis itu. "Hai, Sayang! Udah makan?"

Gadis itu memeluk Yudha erat. "Udah. Ayah kok lama perginya? Aku kangen tau," adunya dengan bibir mengerucut di akhir ucapannya.

Yudha terkekeh, ia mengelus rambut putri semata wayangnya itu dengan sayang. "Maafin ayah, ya?"

Gadis kecil itu nampak berpikir sejenak, jari telunjuknya ia gunakan untuk mengetuk-ngetuk dahi. "Maafin nggak, ya? Emm ... nggak, ah. Aku nggak mau maafin Ayah," putus anak itu.

"O gitu, ya?" Yudha langsung melancarkan aksinya, dia menghujani putrinya dengan ciuman. Gadis kecil itu tertawa sambil terus memohon agar ayahnya menyudahi aksi tersebut.

Netra perak Erick menatap bocah itu tanpa kedip, suara tawa khas anak kecil miliknya membuat Erick teringat seseorang. Seseorang yang membuatnya bertaruh di planet ini.

"Namanya Ayunda, dia baru berusia 5 tahun. Anak itu memang sedikit aktif, kamu tidak merasa terganggu 'kan?"

Erick menoleh, menatap Yudha yang sudah kembali berdiri lalu menggeleng. Perlahan tangannya terulur menyentuh rambut sebahu Ayunda, senyumnya muncul begitu saja saat mata belo berwarna hitam itu bersitatap dengannya.

"Om siapa?"

"Ayunda, ini temen ayah. Namanya Om Erick," terang Yudha.

Ayunda menatap Erick lalu mengulurkan tangan mungilnya. Melihat itu Erick berjongkok, menyamakan tinggi mereka lalu menjabat tangan mungil bocah di depannya.

"Hai, Om! Aku Ayunda. Om kok ganteng banget, sih? Kata bibi kayak bintang film di TV. Om bintang film, ya?" sapa Ayunda menggebu-gebu.

Erick terkekeh, begitupula dengan Yudha. "Om bukan bintang film, Ayunda," jawab Erick.

Ayunda mengangguk, bibir mungilnya membentuk huruf O. "Om ... mau gendong," pintanya sambil melebarkan tangan.

"Om Erick mau istirahat, Sayang," peringat Yudha.

"Hanya menggendongnya, saya mampu," balas Erick yang merasa kasihan dengan bocah yang tengah cemberut itu.

"Saya tidak meragukan kemampuanmu, tapi lebih baik istirahatlah dahulu. Besok saya antar kamu ke suatu tempat," saran Yudha.

Erick mengangguk. Sebelum berdiri dan berlalu menuju kamar yang disiapkan untuknya, dia mengelus rambut Ayunda sekali lagi.

"Selamat istirahat, Tuan Putri," ucapnya.

Ayunda tersenyum lebar. "Dadah, Om."

Kemudian Erick meninggalkan anak dan bapak itu menuju kamarnya, dia perlu memulihkan tenaga untuk menyambut hari esok. Entah apa yang akan terjadi besok, Erick yakin Yudha mampu membantunya.

Semua keinginan Erick bukan kemustahilan. Dia akan mendapatkan semua yang ia inginkan, bagaimanapun caranya. Dia ini seorang pangeran dari sebuah kerajaan besar, terlebih ia memiliki kemampuan super, siapa yang bisa mengalahkannya? Namun, Erick lupa satu hal, dia saat ini berada di tempat yang tidak seharusnya. Dia berada di tempat yang berbeda dengan alamnya, tentang siapa yang lebih kuat, bukankah ia yang sudah lama menetap dan mengenal tempat ini?

••

#TBC

Continue Reading

You'll Also Like

12.9M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...