[taejin] ZOMBIE.ZIP

By teemaland

22.6K 3.5K 1.5K

Dunia bukan lagi tempat yang aman. Maka seorang ilmuwan yang bertahan, Kim Seokjin, berusaha menemukan cara u... More

Before we start ...
The Beginning
One Chance
Company
Overwhelm
The Wolf
Converse High
Secret Society
Hidden Plan
Familiar Face
Be With You
Explosion
Last Survivor
Be Our Guest
Unmated
Helping Hand
Flounder
Regret
Explain
Vaccine
Grateful
Success
Betrayal
Want
Longing
Dark
Experiment
Plan
Promise
Pleasure
Love
Safe and Sound
Author's Note

Unfortunate Event

668 132 14
By teemaland

"Tidak seharusnya aku setuju." Seokjin menggerutu.

Taehyung yang berjalan di depannya menengok dengan senyum lebar. "Oh, ayolah. Ini seru!"

Napas Seokjin keluar lebih berat. Rasanya seperti melarikan diri. Seluruh sel dalam tubuhnya mengatakan bahwa ini adalah kesalahan. Namun Taehyung terus melangkah lebih jauh, menuruni bebatuan dan keluar dari zona aman.

"Taehyung. Kita tidak punya senjata. Aku benar-benar tidak yakin jika ini adalah ide bagus."

Taehyung yang masih berusaha turun langsung menengadah. Seokjin di atas sama sekali tidak bergerak di mulut tebing. Taehyung pun menghela napas dan naik lagi.

"Kau takut?"

Kening Seokjin spontan mengerut dan ia mundur saat wajah Taehyung terlalu dekat. "Kau bercanda? Untuk apa aku takut?"

"Jika kau tidak takut, kau pasti mau ikut turun ke bawah."

"Aku tidak takut. Aku hanya..." Seokjin menyembunyikan tangannya yang gemetaran ke belakang. "Dengar. Aku ke atas untuk mencari perlindungan dan aku senang bisa bertemu kalian. Aku ke sini bukan untuk turun lagi, Taehyung."

"Hei, kau tidak sendirian." Taehyung mengambil sebelah tangan Seokjin dan memaksanya untuk bergenggaman erat. "Aku ada di sini, kan? Jangan khawatir."

Seokjin masih memicingkan mata. "Aku tidak begitu mengenalmu. Wajar jika aku khawatir."

"Oh, ayolah. Aku selalu pergi ke tempat ini setiap hari dan aku tidak pernah terlibat masalah. Berada di desa terus betul-betul bisa membuatmu jenuh. Kau harus keluar dari zona nyaman sesekali. Kau bisa percaya padaku."

Seokjin meneliti wajah Taehyung lamat-lamat. Karena pria itu adalah omega, Seokjin bisa melihat betapa halusnya kulit yang Taehyung punya. Rambut ikalnya tampak lembut dan halus, wajah cantik, dan pinggang ramping. Seokjin bisa katakan Taehyung itu hampir sempurna, jika bisa.

Tapi Seokjin tahu ia baru mengenal Taehyung tadi pagi.

"Ini sudah sore. Zombi aktif di malam hari. Dan aku baru sampai di desa ini kemarin, Taehyung. Aku belum pada tahap jenuh."

Bibir Taehyung menekuk tak suka setelah Seokjin bicara begitu. Namun, dua tangan mereka masih bertautan. Genggaman tangan Seokjin mengerat tanpa sadar.

"Tetap saja. Aku sudah memberimu makan siang. Tak bisakah kau menemaniku ke bawah? Aku janji aku takkan membiarkanmu terluka dan aku jamin kau akan melihat sesuatu yang keren!"

Sebetulnya Seokjin tak suka dengan ide 'Taehyung takkan membiarkan Seokjin terluka'. Itu seperti mempertanyakan keberadaan Seokjin sebagai seorang Alfa yang dominan. Dan Taehyung adalah seorang Omega. Seokjin tidak mau menggantungkan hidupnya pada Omega.

"Baiklah," ucap Seokjin pada akhirnya. Sebelum Taehyung sempat bersorak gembira, Seokjin langsung memotong, "Tapi aku tidak mau bertanggung jawab jika terjadi masalah. Ini semua adalah idemu."

"Aku janji. Ini adalah tanggung jawabku." Taehyung membuat tanda silang di dada kirinya, menandakan sumpah. "Ayo!"

Taehyung berjalan lebih dulu dan Seokjin mengikuti di belakang. Genggaman tangan keduanya tidak lepas selama menuruni bebatuan besar yang curam itu. Saat mereka sudah sampai tanah, barulah genggaman tangan itu lepas.

Mungkin Taehyung tidak menampakkan reaksi apapun, tetapi rasa kulit Taehyung di tangan Seokjin membekas. Begitupun dengan feromon omeganya yang manis seperti bergamot.

Seokjin buru-buru menampar pipinya sendiri. Ia tidak boleh memikirkan Taehyung. Pria itu hanya Omega biasa.

Taehyung melompat-lompat bahagia di depan, berjalan terus menyusuri bebatuan lagi. Sementara Seokjin masih mengikuti di belakang, tampak was-was karena hari menjadi semakin gelap. Pohon-pohon tinggi di sekitar mereka juga membuat gunung itu semakin mengerikan. Seokjin lagi-lagi menampar dirinya yang tidak membawa senter atau lampu minyak untuk penerangan.

Namun, di samping itu, Seokjin bisa mendengar gemericik air.

Taehyung berjalan terlalu cepat untuk seseorang yang menapaki batu-batu itu. Untungnya, Seokjin bisa menjaga jarak mereka agar ia tidak ketinggalan. Suara gemericik itu terdengar semakin jelas dan kencang. Lalu Seokjin sadari bahwa suaranya berubah menjadi gemuruh.

Melewati semak belukar, pemandangan yang Taehyung janjikan langsung tersaji di depan mata.

"Wow." Seokjin terperangah.

Taehyung di sampingnya mengangguk-angguk puas. "Aku tahu."

Itu adalah air terjun. Air terjun pertama yang Seokjin lihat setelah bertahun-tahun menderita di pandemik gila ini. Air yang jatuh dari hulu menikam sungai di bawah dan mencipratkan titik-titik air sampai beberapa ratus meter ke depan. Air terjun itu tidak besar, tetapi tidak terlalu kecil juga. Cukup untuk menjadi pemandangan yang menyegarkan. Terutama ketika sungai di bawah mengalir dengan tenang dan jernih.

"Ayo."

Taehyung mengajaknya mendekat. Saat kaki Seokjin sudah sejajar dengan Taehyung, ia menilik ke bawah. Ikan-ikan bermacam jenis dan warna berenang-renang di sana. Mungkin Seokjin bisa pulang ke klinik di atas sambil bawa oleh-oleh lezat.

"Jadi, bagaimana?"

Mata hijau Taehyung sudah menatapnya saat Seokjin menoleh. Alfa itu tidak sadar ketika mulutnya menyimpan senyum. Ia hanya mengeluarkan jawaban, "Tidak buruk."

"Tuh, kan. Sudah kubilang. Kau pasti menyukainya."

Taehyung melompati batu-batu di tepi sungai dengan cekatan. Dari sana Seokjin tahu bahwa Taehyung memang sering ke sini. Saat Omega itu sudah dekat dengan air terjun, tiba-tiba ia membuka baju.

"Hei, hei, hei! Apa yang kau lakukan? Apakah kau gila?"

Seokjin tertatih-tatih menghampiri Taehyung di tengah-tengah usahanya membuka baju. Seokjin bisa melihat lengkung punggung dan perut yang mulus itu, cukup membuat wajah Seokjin semerah tomat.

"Kenapa? Aku mau berenang!"

Seokjin langsung menarik ke bawah ujung sweatshirt miliknya yang tadi pagi ia pinjamkan pada Taehyung. "Berenang ya berenang saja! Tidak perlu membuka baju!" omelnya.

Sementara Taehyung menatapnya sebal. "Kau bercanda? Berenang dengan baju basah itu tidak enak! Minggir!"

Taehyung mendorong Seokjin agar jauh-jauh darinya. Sebelum Seokjin sempat melakukan apa-apa, Taehyung sudah membuka seluruh kain dari tubuhnya. Mau tidak mau, Seokjin langsung berbalik agar tidak melihat.

"Woohoo!!" suara Taehyung melompat ke air menggema setelah seruan bahagianya. Omega itu berenang-renang dengan bahagianya, terdengar dari kecipak suara air sungai.

"Seokjin! Ayo turun! Airnya hangat!" Taehyung berseru dari bawah air terjun, membiarkan kepalanya diguyur basah oleh air dari atas. Rasanya seperti pancuran air alami.

"Tidak, terima kasih!" teriak Seokjin dari atas. Ia sedang duduk memeluk lutut di sebuah batu besar di tepi sungai. Punggung menghadap Taehyung.

Seokjin tak melihat ketika Taehyung cemberut. "Baiklah," gumamnya. "Rasakan ini!"

Cipratan air mengenai punggung Seokjin. Taehyung mengibaskan tangannya di air berkali-kali, membuat baju atasan Seokjin basah.

"Hei! Jika kau ingin berenang, berenang saja sendiri! Jangan membuatku basah!"

Emosi di ujung tanduk, Seokjin berbalik dan Taehyung sudah menjulurkan lidah padanya. "Tangkap aku jika kau bisa! Hahaha!"

Taehyung berlari ke arah air terjun, tampak tak peduli ketika Seokjin mampu melihat keseluruhan tubuhnya yang polos. "Bodoh," Alfa itu bergumam. "Omega mana yang berani bertelanjang ria di depan Alfa? Hanya anak idiot itu saja."

Meski sudah ikut basah, Seokjin masih tak tertarik untuk turun. Namun ia masih ingin membalas dendam. Ia kumpulkan kerikil-kerikil di dekat kakinya dan berdiri. "Kim Taehyung! Keluar!"

Taehyung menyembulkan kepalanya dari balik air terjun. Ia berada di sisi seberang sungai. Tawa kotaknya terdengar renyah dan bahagia. "Tangkap aku jika kau bisa! Wlee!"

Seokjin melempar kerikil itu satu per satu, berharap mengenai Taehyung. Tetapi Omega itu terlalu jauh dan berenang-renang di tepi seberang. "Tidak kena! Hahaha!"

Bibir bawah digigit kuat, Seokjin menggeram. Ia pun mengambil batu yang lebih besar dan berniat membuat cipratan air untuk Taehyung.

Namun, sebelum ia sempat melempar, Seokjin membelalak. Gerakannya terhenti.

Taehyung yang menyadari itu langsung tersenyum mengejek. "Kenapa? Kau takut? Ayo, lempar!"

"Tidak, Taehyung," Seokjin berbisik. Ia menjatuhkan batu di dekat kakinya pelan-pelan. Mata masih menatap lurus dengan was-was. Napasnya memelan.

"Aw, kau sudah menyerah saja? Kau benar-benar tidak seru!"

"Tidak, Taehyung. Pelankan suaramu!" Seokjin menaruh telunjuk di depan bibir dengan heboh dan arah pandang Seokjin jelas bukan pada Taehyung lagi.

Baru Taehyung sadari bahwa memang ada yang tidak beres.

"A-Ada apa?" ia akhirnya bertanya. Ia membeku di tempat.

Tampak Seokjin melihat ke arah Taehyung dan ke belakangnya bergantian. "Taehyung, jalan ke arahku pelan-pelan. Jangan bersuara dan tidak perlu melihat ke belakang."

Seokjin menjulurkan tangan padanya. Taehyung langsung menurut. Ia melangkah pelan melintasi sungai yang mengalir. Entah mengapa, aliran sungai malah semakin deras dan Taehyung mulai kesulitan.

"S-Seokjin.."

"Kau melakukan kerja bagus, Taehyung. Sedikit lagi."

Seokjin tidak tahu darimana asalnya aliran deras ini, padahal barusan airnya tenang. Taehyung baru menyebrang sampai tengah dan jantung Seokjin rasanya seperti ingin meledak.

Kurang dari satu meter lagi Taehyung bisa mencapai tangan Seokjin yang terulur,

"Akh!"

Kaki Taehyung tergelincir dan tubuhnya sedikit terseret arus. Wajah Seokjin memucat saat pekikan Taehyung membuat sesuatu di seberang sana menengok.

"GAAAAH!"

Seokjin melompat ke sungai bersamaan dengan zombi di seberang. Ia mengejar Taehyung yang terbawa arus dan menangkap tangannya tepat waktu sebelum kepala sang Omega membentur batu besar di tengah. Secepat kilat ia membawa Taehyung naik.

"Ambil bajumu!"

Taehyung berlari tergopoh-gopoh dan ia menengokkan kepalanya. Mata terbelalak seketika.

Ia melihatnya. Taehyung melihat zombie setelah bertahun-tahun lamanya. Zombi itu adalah seorang Alfa pria, pakaian tercabik-cabik dan mulutnya penuh dengan darah merah kental. Makhluk itu, mengejutkannya, berenang lurus ke arah Seokjin.

"Seokjin!" Taehyung berteriak, memberi peringatan.

Sementara Seokjin hampir tak bisa naik. Mendengar zombie yang bisa berenang dan nyawanya sendiri terancam saat tak punya senjata benar-benar membuat Seokjin panik bukan kepalang. Namun, ia masih bisa naik sebelum zombi di belakangnya sampai ke tengah sungai. Saat Seokjin naik, ia melihat sebuah batu yang lebih besar di dekat kakinya. Langsung ia lempar ke arah zombi itu dan mengenai tepat di kepalanya.

Kepala zombi itu pun pecah dan tubuh tak berbentuk itu pun diseret air mengalir.

Napas Seokjin memberat. Ia bisa mendengar bagaimana telinganya berdengung dengan keras. Mendadak kepalanya pening. Wajah zombi alfa itu masih terngiang di kepalanya.

Jika ia kurang cepat, jika batu yang dilempar tidak tepat sasaran, jika Taehyung tidak langsung menurut padanya,...

"Seokjin,"

Seokjin tersentak saat bahunya disentuh. Wajahnya menatap horor Kim Taehyung yang sudah lengkap berbusana, nampak khawatir dan merasa bersalah. Seokjin pun mengepalkan dua tangannya yang bergetar hebat.

"Kau baik-baik saja?" tanya Taehyung pelan. Mata hijaunya memandang bagaimana Seokjin basah dari ujung kepala sampai kaki.

Tidak hanya tangannya, rahang Seokjin pun gemetaran. Rasa takut dan dingin menyerang sekaligus. Seokjin tak bisa berpikir jernih.

"A-Ayo, kita pul--"

Seokjin melangkah lebih dulu tanpa membiarkan Taehyung menyelesaikan bicaranya.

Di belakang, Taehyung menghela napas. Ia jelas merasa bersalah. Sebelah tangan pun menyisir rambut basahnya ke belakang. Tanpa suara, ia pun mengikuti Seokjin kembali ke desa.


***


To be continued

Ditunggu vote dan komennya yaa (~ ̄▽ ̄)~biar aku semangat yuhuuu

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 184K 70
"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ------------- Sejak mempunyai kekuatan membaca pi...
1.3M 101K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
2M 104K 47
"Tidur di luar dasar anak tidak tau diuntung,dan jangan berani-beraninya kamu masuk kedalam sampai saya menyuruhya"teriak ibu angkatku sambil mendoro...
23.5K 1.3K 25
Dua sahabat yang terpisah, satunya di takdirkan menjadi mate dari kaum Warewolf dan satunya lagi di takdirkan menjadi mate dari kaum Vampire. Kedua k...