Naga Senja (Segera Terbit)

By Annelysme

404K 23.4K 5K

[Amazing Cover By : Zfn_ya] [COMPLETED] Bagi seorang Anaise Loura Senja, menjadi mahasiswa itu tidak masalah... More

INTERMEZO
1. Ospek Melelahkan
2. Hmmm
3. Pertemuan Kedua
4. Orang Baru
5. Musuh dan Teman
6. Naga dan Si Keras Kepala
7. Failed Date
8. Reject You Again
9. Kembali Normal
10. Wrong
11. Tak Disangka-sangka
12. Zonk
13. Kegilaan Ria
14. Hurt
15. Pura-Pura Lupa
16. Pura-Pura Lupa (2)
17. Bencana Tipes
18. Tamu
19. Back to Campus
20. Semakin Dekat
21. Akhir Perjuangan Ardo
22. Kencan
23. Kenapa?
Naga dan Senja
Cast
24. Suara Hati
GC Naga Senja (Close)
26. Hopeless
27. Pahit Yang Terasa Manis
28. Berita Mengejutkan
29. Masih Abu-abu
30. End?
31. Terungkap
32. Mr. A?
33. Passwordnya
34. Tertampar Kenyataan
35. Tersakiti Lagi
36. Tidak Jelas
37. Kebenarannya
PERMISI
38. Mengenang
39. Ardo dan Rasa
40. Terkejut
41. Dia Yang Terluka
42. Raga
43. Rindu dan Sendu
44. Hanya Naga dan Senja
45. Endless Love
46. Menuju Pernikahan
47. Memilikimu Seutuhnya (END)
Extra Part : 1
Extra Part : 2
Extra Part : 3
Extra Part : 4
Extra Part : 5
Wajib Baca
Announcements

25. Lara

5.2K 370 20
By Annelysme

"Aku lebih suka mendengar bentakan mu daripada tawa indahmu yang timbul karenanya."

•••♥•••

Di semua kehidupan, tidak semua orang akan merasakan kebahagiaan. Di semua derita, pasti ada kesan bahagia yang terlukis di hatinya. Namun, jika sakit hati yang sudah tertanam terlalu dalam dan mengusik jiwa setiap insan—mungkin, hatinya akan terasa pilu dengan rasa lara yang mengalun merdu.

Sakit hati yang bersarang di setiap hati manusia bukanlah hal aneh yang tak pernah terasa. Mungkin, bagi kalian para pemain cinta sudah sering merasakan yang namanya lara. Lara bisa karena apa saja, bukan? Bukan hanya karena sesosok orang yang dicintai kita, saudara kita juga bisa, bahkan teman baik kita pun terkadang membuahkan lara yang tak pernah termimpikan.

Bagi seorang gadis yang tak memiliki pengalaman baik dengan terjun di dunia percintaan yang selalu diliputi lara dan bahagia, pasti terasa berbeda. Ini adalah pengalaman pertamanya merasakan yang namanya cinta. Pengalaman pertamanya juga ia merasakan lara yang benar-benar membuat hatinya nelangsa.

Pedih rasa hatinya, mengingat kenyataan yang ada. Sesak dadanya, melihat setiap kata yang mengalun merdu yang tak pernah tercipta untuknya. Semua perasaannya tercampur aduk membuahkan derita untuk hati kecilnya. Apalagi, saat melihat pujaan hatinya tampak bahagia bersama dengan gadis lainnya.

Senja mengusap matanya yang mulai terasa panas, gadis itu mengambil kacamata miliknya untuk menutupi matanya yang berkaca-kaca karena lara. Helaan napas terdengar dari bibirnya, gadis itu mencoba tersenyum selayaknya orang yang selalu merasa bahagia di hidupnya.

"Senja."

"Y-ya?" sahutnya pelan dengan tergagap, gadis itu takut ketahuan kalau diam-diam berkaca-kaca di hadapan pujaan hatinya. "Ada apa, Pak?" tanyanya dengan nada seperti biasanya, Senja mencoba menutupi segalanya.

Pak Naga menoleh ke arahnya dengan ekspresi datar. Matanya pun tetap tajam seperti biasanya. "Menurut kamu, lebih baik saya membelikan cincin pernikahan yang mana untuk kekasih saya?"

Ah, dadanya Senja serasa ditusuk sesuatu yang tumpul berulang-ulang. Gadis itu mencoba meneguhkan hatinya, dan mencoba menahan sesak yang membuat matanya semakin panas.

Bagaimana kau tidak sakit hati, jika orang yang kau cintai membelikan sebuah perhiasan indah demi sebuah pernikahan untuk gadis yang lain? Bagaimana kau tidak terluka, jika kau yang memilihnya dan menemaninya tidak mendapatkan yang seharusnya? Bagaimana kau tidak kecewa saat ragamu dimanfaatkan untuk kepentingan cinta orang yang kau suka bersama yang lainnya?

"Senja, jangan diam saja!" bentak Pak Naga yang begitu kesal melihat tingkah Senja yang selalu kurang tanggap dan suka melamun di mana saja. "Bantu saya," lanjutnya datar.

Senja menghela napas pelan, mengepalkan tangannya kuat-kuat. Gadis itu mendekati Pak Naga yang berada di depan etalase toko perhiasan kelas atas yang sedang mereka kunjungi saat ini. Senja mendekat, menatap berbagai macam perhiasan indah yang terpajang dengan rapi. Gadis itu meneliti satu persatu perhiasan yang ada, mencari mana yang terbaik untuk diberikan pada Anna, calon istri Pak Naga.

"Pak Naga, memangnya Bu Anna seleranya seperti apa?" tanyanya memastikan, tanpa menoleh pada Pak Naga—gadis itu sibuk memilah perhiasaan mana yang kira-kira indah dan cocok dengan kesukaan Anna.

Naga mendekat ke arah Senja, mengikuti tatapan gadis itu yang tak bosan-bosan melihat perhiasaan yang di hadapannya. Naga memejamkan matanya sejenak, mengingat-ingat apa yang disukai gadisnya.  Senyum terukir saat dapat mengingat semuanya dengan jelas, "Dia suka yang sederhana. Namun, indah dipandang mata. Sesuai sekali dengan kepribadiannya yang lembut dan sederhana. Namun, begitu mempesona di mata saya."

Senja tersentak mendengar suara lembut Pak Naga yang terdengar begitu menenangkan di telinganya, gadis itu bahkan sempat terpesona sejenak mendengar bait kata yang dihaturkan Pak Naga untuknya—namun, sayangnya—bait kata yang terdengar merdu itu tercipta karena gadis lainnya. Senja serasa memakan manis dan pahit bersamaan, rasanya tak menenangkan. Namun, begitu mengenaskan.  Apalagi Pak Naga memuji gadisnya yang jelas-jelas terdengar luar biasa di matanya. Apalah Senja, kalau begini kenyataanya. Dirinya hanyalah seorang mahasiswa biasa yang sama sekali tak akan pernah menarik perhatian Pak Naga. Bahkan, dengan perjuangan sekeras apa pun—Senja yakin, Pak Naga tak akan pernah memilihnya.

"Jadi, menurut kamu yang mana, Senja?"

Pak Naga memang begitu dekat dengannya, tidak ada satu meter jarak yang terbentang di antara keduanya. Sayangnya, Senja tak hanya dapat melihat itu sebagai perbandingannya. Semakin dekat Pak Naga degannya, bukan berarti semakin lama Pak Naga akan mencintainya. Namun, sebaliknya—semakin dekat Pak Naga dengannya sama dengan semakin butuhnya Pak Naga akan bantuan Senja untuk melancarkan rencana pernikahannya.

Astaga, menyedihkan sekali kisah cintanya. Senja bahkan membiarkan hatinya semakin tergerus lara karena membiarkan Pak Naga memanfaatkannya tanpa tahu apa yang sebenarnya.

Naga sebenarnya bingung sekaligus jengkel dengan Senja yang hobinya melamun itu. Terhitung sudah dua kali dalam sehari Senja melamun saat di dekatnya. Sebenarnya gadis itu kebanyakan imajinasi atau kebanyakan bermimpi? Sampai-sampai tak ingin keluar dari otaknya dan memilih menatap dunia nyata.  Kalau bukan karena hubungan simbiosis mutualisme di antara keduanya, Naga mungkin sudah menendang Senja sejak lama.

"Pak, sepertinya calon istri Anda terharu dengan keromantisan Anda, karena itu dia melamun," sahut salah seorang pegawai yang menjaga toko perhiasan ini dengan wajahnya yang terlihat jelas sekali menahan tawa, melihat pasangan di hadapannya ini saling tidak peka.

Ekspresi Naga mengeras, matanya semakin menajam kuat, tangannya pun sudah mengepal erat di sisi tubuhnya. Kenapa wanita itu malah ikut-ikutan menguji kesabarannya dengan berkata suatu hal yang menipu kenyataannya?  Tidak tahukah jika dirinya sudah kesal setengah mati pada gadis yang ada di sebelahnya? Apa penjaga toko itu mau juga jadi salah medan pelampiasan amarahnya? Kalau begitu, Naga tak masalah—mulut sok tahu wanita itu perlu dibungkam sesuatu yang lembut. Namun, begitu menusuk.

"Anda tidak usah ikut campur dalam urusan saya. Jangan bicara seolah-olah Anda tahu apa yang sebenarnya. Lebih baik Anda diam saja. Saya lebih suka orang yang bisu, daripada orang yang bisa berbicara. Namun, tak menggunakan kelebihan itu dengan semestinya."

•••♥•••

"Bapak gila ya?!" bentak Senja jengkel.

Setelah memarahi salah satu pegawai toko perhiasan tadi Pak Naga malah menarik lengannya dengan kasar. Itu sangat menyakitkan untuknya, apalagi tarikan Pak Naga bukan main-main kencangnya.

Senja hanya bisa mendengkus saat bentakannya diabaikan begitu saja oleh Pak Naga. Pak Naga ini terbuat dari apa sebenarnya? Kenapa orangnya harus setengil ini? Apa salahnya coba? Kenapa Senja selalu merasa diinjak-injak harga dirinya oleh Pak Naga? Kenapa juga Senja bisa jatuh cinta pada Pak Naga?

Semuanya rumit astaga! Senja jadi ingin keluar dari hidupnya. Rasanya tidak enak sekali, benar-benar menyengsarakan hatinya. Mungkin, ini saatnya Senja angkatan bicara Pak Naga—sebelum Pak Naga semakin keterlaluan padanya.

"Pak," ujarnya pelan. Senja menepis kasar tangan Pak Naga yang melingkari pergelangan tangannya. "Boleh saya berbicara?"

Naga menoleh dengan malas ke arah Senja, laki-laki itu tampak diselimuti amarah yang belum reda dari tadi, dan sekarang—amarahnya harus diuji lagi oleh gadis kurang ajar di depannya ini.

"Ada apa?" balasnya datar. Naga sama sekali tak tertarik dengan apa yang ingin Senja katakan. Palingan juga sesuatu hal yang tidak penting sama sekali.

Senja mengehela napas pelan, gadis itu mencoba mengumpulkan keberanian dan suka stok kesabarannya untuk menghadapi Pak Naga yang benar-benar luar biasa orangnya. Kalau Senja tidak siap mental, mungkin Senja akan mental sebelum berpendapat. "Saya akan mulai ya, Pak? Saya harap Bapak mendengarkan saya."

"Jangan bertele-tele! Saya tidak suka!"

Sebelum bicara saja, Senja sudah dibentak sejenak jidat oleh Pak Naga. Bagaimana kalau Senja bicara ya? Mungkin, Pak Naga akan benar-benar membunuhnya. Ngeri memang, tapi kalo tidak sekarang berbicara—bagaimana nanti kedepannya?

"Satu menit ... waktu saya terbuang satu menit karena kamu. Cepat berbicara atau saya tinggalkan kamu sekarang juga?! Saya tidak punya waktu untuk menghadapi kamu!"

Lagi-lagi Senja harus menambah kesabarannya untuk menghadap Pak Naga yang tidak ada duanya di dunia. Semua sifat manusia yang menyebalkan Senja rasa ada di dalam diri Pak Naga. Itu fakta bukan mitos belaka.

"Dua menit ... cepat kamu bicara!"

Oke, baiklah. Senja akan berbicara. "Saya hanya ingin mengungkapkan keluh kesah saya." Senja meneguk ludahnya pelan, rasanya kelu mengungkapkan apa yang ada di pikirannya pada Pak Naga. "Bapak ini dosen macam apa? Ketengilan Bapak itu di atas langit ketujuh tahu! Apa Bapak tidak bosan dan Bapak terus menerus mem-bully saya? Saya bukan keset yang bisa diinjak-injak, Pak!" cerocosnya tanpa jeda.

Mulut Naga terbuka mendengar penuturan Senja yang terdengar begitu ajaib di telinganya. Sejak kapan Senja berani padanya? Kenapa bisa Senja mengucapkan kalimat tidak sopan pada dirinya? Apa gadis itu mau disembur diksi lagi? Kalau mau, ya sudah—Naga akan menerima dengan lapang dada.

Naga mengehela napas, ia sepertinya perlu meluruskan pikiran mahasiswinya itu. "Baiklah, saya akan menjawabnya."

Hampir saja nyawa Senja melayang. Namun, perkataan Pak Naga menyelamatkan jiwanya yang sempat hilang. Semoga saja Pak Naga mengomelinya dengan lembut.

"Yang pertama ... saya hanyalah dosen biasa. Jika kamu bertanya sikap saya pada kamu, saya hanya ingin menguji seberapa mental kamu dalam menghadapi kerasnya bangku perkuliahan. Ingat! Saya tidak tengil, saya hanya berusaha berpegang pada fakta yang ada. Apa saya tidak bosan mem-bully kamu? Saya rasa, apa yang saya lakukan bukan bully-an, melainkan didikan. Saya hanya ingin kamu disiplin dan menjadi mahasiswa yang tanggap, cerdas dan juga berdedikasi tinggi. Yang terakhir ...  saya tidak pernah menginjak kamu ... karena kamu memang bukan keset. Saya hanya ingin menekan harga diri kamu, agar kamu tidak mudah putus asa dan menyerah pada segalanya."

Itu barusan yang ngomong Pak Naga, 'kan? Astaga, kenapa panjang sekali? Baru kali ini loh Pak Naga berlaku layaknya manusia normal yang suka berbicara panjang, bukan singkat-singkat seperti sebelum.

"Bapak beneran Pak Naga, 'kan?

Naga mengusap wajah, "Saya bukan Naga. Saya hanya manusia bernama Naga Aswara Dewa."

Senja kembali melongo mendengar penuturan Pak Naga. Apa ini beneran Pak Naga kan  ya? Kenapa ngomongnya begitu ya?

"Bapak minum aqua dulu deh sana. Saya nggak paham soalnya."

••••

Halo semuanya! Kita ketemu lagi nih!

Makasih ya buat kalian semua yang udah vote Naga Senja kemarin. Aku seneng banget, akhirnya target vote aku terpenuhi 😭 makasih ya sekali buat kalian yang udah vote Naga Senja bahkan udah ada yang komen juga. Aku sangat senang dengan dukungan kalian semua.

Udah itu aja, babay semuanya semoga lancar ibadah puasanya.

Jangan lupa tekan bintang di bawah ini ya🥰🥰

See you on next part🥰

Continue Reading

You'll Also Like

121K 7.7K 23
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...
45.2K 6.3K 32
Sejak kecil Aksal tau wajahnya tampan. Karena itulah tak sulit bagi Aksal untuk bergonta ganti pasangan. Pemuda itu juga tidak takut dengan karma ka...
822K 22.4K 16
Selamat datang semester tujuh, selamat datang masa magang yang katanya, super sibuk dan harus berhadapan dengan momok serba dadakan. Kacung dadakan...
64.5K 3.6K 31
Ini adalah kisah cinta seorang wanita yang jatuh cinta pada sahabat nya sendiri. Hanya saja ada masalah yang terus menerus menjadi penghalang untuk k...