U R My ...? [Terbit✓]

By Wan_Lia

10K 2.9K 3.7K

Follow dulu sebelum membaca yak❤️ "Rei gak mau saudaraan sama Gean!" ucap Rei dengan nada sedikit kesal, kemu... More

Prolog
Antara Aku dan Rei
Hari Pertama Sekelas dengan Rei
Serumah Dengannya Itu ....
Cast U R My ...?
Akhir Pekan denganya ....
Bulan yang Datang
Fisika yang Membelah Diri
Pulang Duluan
Kalo Gue yang Suka Rei, Gimana?
Teman Sebangku Baru
Dream
Sakit
Rei Antagonis yang Mati
Gue Pikir Lo yang Benci Gue
Apa Itu Kencan?
Akhir Pekan dengannya .... (2)
Perasaan Apa Ini?
Bertemu yang Tidak Ingin Ditemui
Masa Lalu
Tidak Bisa Kutemukan

Ge Suka Rei, Tenang Aja

246 131 114
By Wan_Lia

"Pokoknya gue main ke rumah lo," ucap Devan dari seberang sana melalui panggilan jarak jauh.

"Ha! Ngapain? Kalo mau ketemu gue aja yang main ke rumah lo," balasku dengan sangat panik.

"Ya kali udah hampir dua tahun temenan, tapi gue gak pernah main ke rumah lo. Lagian ini akhir pekan, jadi gue bebas, dong mau ke sana."

"Gila lo ya! Pokoknya jangan. Emangnya lo tau alamat gue?"

"Ya tau, lah! Pokoknya gue ke sana sore nanti," kesal Devan kemudian menutup panggilan.

Aku menghela napas kasar, Devan anak yang sangat keras kepala, pasti akan sulit menghentikan niatnya untuk datang ke mari. Sekarang yang harus aku lakukan hanya satu, yaitu memberitahu Rei.

Cklek!

Aku membuka pintu kamar dan berniat bertemu dengan penghuni seberang. Namun, tepat saat ini, Rei sudah berada tepat di depanku. Tidakkah kalian berpikir ini kebetulan yang sangat unik?

"Ada apa?" tanyaku dengan sedikit melihat ke bawah, karena Rei jauh lebih pendek dariku.

"Sora mau ke mari," ucapnya dan memandangku.

"Ha! Loh kok bisa gitu, sih? Si Devan juga bilangnya mau ke sini," kataku dengan panik.

"Jadi, gimana?" tanya Rei.

"Gak tau. Gimana, dong?" jawabku.

Hening, aku dan Rei saling bungkam, kami terlalu asik dengan pikiran tentang cara agar salah satu dari kedua tamu itu tidak datang berkunjung. Bukankah akan sangat canggung nantinya, jika Devan dan Sora datang bersamaan? Ha ... memikirkannya saja, sudah membuatku hampir gila.

"Gimana kalo gini, lo bukain pintu waktu Devan bilang di depan, dan langsung ke kamar aja. Nanti gue bakal bawa Sora langsung ke kamar gue juga," jelas Rei dengan rinci.

"Oke, intinya terus pandang hp, 'kan?"

"Hm."

"Eh! Tunggu dulu, btw Sora datang jam berapa?"

"Katanya sore ini, dia gak kasi tau jamnya."

Aku menghela napas lagi, entah kenapa rasanya setiap hari ada saja kejadian yang mengaitkanku dengan Rei. Aku merasa tidak enak saat ini, karena Rei juga harus terpaksa menyembunyikan yang sebenarnya dari Sora.

"Rei?"

"Hm," jawab Rei dan melihatku.

"Maaf."

"Bukan salah Lo," ucap Rei dan berbalik, kemudian berjalan menuju pintu kamarnya.

Cklek!

"Ge?" panggil Rei sebelum masuk.

"Iya," jawabku.

"Lo mau jadi pacar gue?" tanya Rei, lalu memutar arah hingga kami saling bertemu pandang lagi.

"Ha?" ucapku bingung.

"Ya jawab aja, gue latihan drama buat festival bulan depan. Ekspresi gue harus meyakinkan kalo serius," jelas Rei dan memandang datar.

"Oh itu, ya mau," jawabku dan tertawa sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal.

"Oke makasih, lain kali bantu gue latihan lagi, ya?"

"Iya."

Blam!

Kemudian Rei masuk dan menutup pintu dari dalam. Entah kenapa, meski hanya latihan drama, itu saja sudah cukup membuatku kebingungan dan bisa-bisanya Rei mengatakan itu dengan sangat santai.

Sore harinya, waktu yang aku dan Rei sangat takuti. Aku menunggu pesan dari Devan di dalam kamar, setelah makan siang. Aku kembali menyembunyikan diri di sini, karena masalah kedatangan Devan tidak bisa dianggap remeh.

Tok! Tok!

Pintu kamarku diketuk, sepertinya itu Rei, aku segera melangkah dan membuka pintu, melihat gadis mungil itu ada di hadapanku.

"Gimana?" tanya Rei.

"Belom ada kabar, mau masuk dulu?" tawarku sambil menunjuk ke dalam kamar.

"Gak," jawab Rei dan masih berdiri di depanku.

"Jadi, mau berdiri aja?"

"Ya udah kalo dipaksa," ucap Rei dan langsung melangkah untuk masuk. Jujur saja, aku tidak memaksanya sama sekali.

Aku membuka pintu lebar seperti biasanya, tentu saja agar tidak terjadi kesalahpahaman antara aku dan Tante Mila.

Rei berjalan menuju arah meja belajarku, melihat foto yang aku pajang di sana.

"Masih ada?" tanya Rei dan memegang bingkai tersebut.

"Iya, dulu Mama yang ambil foto kita, 'kan?" jawabku dan berdiri di sebelah Rei, ikut melihat apa yang dipandangnya.

Aku melihat Rei kecil di sana, rambut hitam pendek yang menghiasi wajah mungilnya. Entah kenapa aku sedikit tersenyum, karena melihat wajah dingin Rei ada di foto itu. Rasanya sewaktu kecil sangat nyaman untuk berdekatan dengan Rei. Namun sekarang, untuk berbicara dengannya pun terasa gugup.

"Rei!" panggilku begitu tiba di penitipan anak.

Aku tidak begitu ingat, hanya saja setiap hari kerja, aku dan Rei bertemu di sana dulu, mengingat ibuku dan Tante Mila selalu menitipkan kami saat mereka sibuk. Berbeda dengan anak-anak yang lain, Rei selalu menyendiri, dia hanya ingin berbicara denganku, itu juga karena ibunya yang pernah memperkenalkan kami.

"Gean?" ucapnya dan melihat ke arahku dengan membawa mobil-mobilan kesukaannya.

"Rei abis nangis? Mata Rei bengkak," kataku dan terus melihat ke mata besar Rei.

"Lei tunggu Ge datang dali tadi," jawab Rei lemah.

Sekedar informasi, meski Rei dingin, tapi, Rei kecil sangat manis. Aku ingat betul dia masih belum bisa mengatakan huruf 'R' dengan benar. Bahkan dia menggunakan nama untuk panggilannya, Rei kecil sungguh imut.

"Rei nangis karena itu?"

"Enggak," jawabnya dan menggeleng pelan.

Aku terdiam sejenak, kemudian Rei menarik tanganku dan mengajakku ke tempat rahasianya. Dia membawaku di sebuah ruangan yang terdapat banyak mainan, dan jauh dari anak-anak yang lain. Sepertinya ini gudang, tapi masih terawat dengan baik, pikirku.

"Rei kenapa bawa Ge ke sini?" tanyaku bingung.

"Lei mau tanya sesuatu ke Ge," katanya dan memintaku duduk di sebelahnya.

"Tanya apa?" Aku semakin penasaran.

"Apa anak laki-laki lebih penting? Soalnya ibu Lei kayaknya gak suka kalo liat Lei," tanya Rei dengan polos.

Sebenarnya, aku pernah mendengar pembicaraan antara ibuku dan Tante Mila, beliau berkata tidak suka melihat Rei karena itu mengingatkannya kepada ayah Rei. Aku sempat bertanya kepada ibu, kenapa Tante Mila membenci ayah Rei. Kata ibu, itu semua masalah penghianatan. Jujur saja, aku tidak mengerti maksud perkataan ibu.

"Gean juga mikil gitu?" Rei kembali bertanya, karena aku belum menjawabnya dari tadi.

"Gak, Gean gak gitu, kok," ucapku dan tersenyum lebar.

"Berarti Gean suka Lei?"

"Iya, Gean suka Rei, tenang aja."

"Lo dari dulu periang, ya?" ucap Rei yang berhasil membuatku tersadar dari pikiran tentang masa lalu, bagaimana pun rasanya jika diingat lagi, aku sangat malu karena pernah mengatakan hal itu kepada Rei kecil.

"Kalo Rei dari dulu dingin, ya?" Balasku dan menunjuk wajah kaku Rei yang ada di sana. Tanpa sadar, badanku semakin dekat dengan Rei, terasa bahu kami saling bersentuhan.

Rei mendongakkan kepalanya, melihatku yang berada tepat di sampingnya. "Terlalu dekat Ge," ucapnya pelan.

"Ha? Oh! Iya ya," jawabku, kemudian berjalan mundur menjauh dari gadis mungil itu.

Ting!

Notifikasi dari ponselku dan Rei bersamaan, aku segera mengambil benda pipih itu dan membuka pesan dari Devan.

Di depan ni.

"Ge?" Panggil Rei.

"Ya?"

"Sora bilang dia di depan," ucap Rei.

"Devan juga bilang gitu."

Ting!

Notifikasi kembali berbunyi, pesan kembali masuk dan dari orang yang sama.

Tebak gue jumpa siapa di sini?

Entah kenapa satu kalimat dari Devan membuatku menjadi semakin panik, aku melihat Rei yang tampak sibuk mengetikkan sesuatu di ponsel pintarnya. Kali ini, masalah apa lagi yang akan terjadi, Tuhan? Perasaanku semakin tidak karuan saja.

"Sora bilang dia liat Devan," ucap Rei yang berhasil membuat mataku membulat sempurna.


.
.
.
.

Hai manteman, gimana up kali ini? Maap pendek karena author lagi gak enak badan, jangan lupa buat vote, komen dan share yak😘😘 kalo udah baca tapi belom follow aku, segera di follow yak😶

Continue Reading

You'll Also Like

13.2M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...
5M 920K 50
was #1 in angst [part 22-end privated] ❝masih berpikir jaemin vakum karena cedera? you are totally wrong.❞▫not an au Started on August 19th 2017 #4 1...
9.7M 183K 41
[15+] Making Dirty Scandal Vanesa seorang aktris berbakat yang tengah mencapai puncak kejayaannya tiba-tiba diterpa berita tentang skandalnya yang f...
1.3M 10.9K 23
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...