HAPPY...READING💜
Di tempat dengan penerangan minim Jennie terduduk lemas tak sadarkan diri. dengan kaki dan tangan terikat di kursi serta mulut yang telah ditutupi dengan kain.
Setelah pingsan hampir 5 jam Jennie akhirnya terbangun dan mendapati dirinya sudah terduduk di sebuah kursi dengan kondisi terikat serta mulut tertutup.
Jennie tak dapat berteriak, yang bisa ia lakukan hanya sedikit berontak agar tali2 yang mengikat dirinya dapat terlepas. Namun mustahil baginya untuk melepaskan tali2 itu, karena tali itu terikat sangat kuat.
Ia berhenti karena tak dapat melepaskan tali itu, bahkan saat ini tangan dan kakinya sudah memerah akibat terlalu memaksakan untuk melepaskannya.
Mmphhh mmphhh hiks - teriak Jennie dengan mulut tertutup.
Tolong aku hiks - teriaknya melemah dalam hati, ia tak punya tenaga lagi walaupun hanya sekedar berteriak.
Ceklek..
Pintu ruangan itu terbuka menampakkan seorang pria dengan smriknya.
"Oh kau sudah sadar rupanya" ucap pria itu yang tak lain adalah orang yang membawanya kesini.
"Bagaimana kondisimu sekarang heum nona Kim?" Ucapnya lagi menekan kan kalimat terakhir dengan smrik seraya mendekati Jennie yang sudah ketakutan.
Ya pria itu adalah Jimin, Park Jimin !
Jimin membuka kain penutup mulut itu dengan pelan, kemudian ia mengangkat dagu Jennie agar bisa menatapnya.
"Lihat aku nona Kim".
"Apa kau tahu siapa aku?"
"Aku Park Jimin, yang tak lain adalah musuh suamimu"
"Ya mungkin kau belum tahu apa hubungan ku dengan Taehyung yang sebenarnya" ucapnya berjalan mengitari Jennie dengan tangan yang berada di saku celana.
"Aku dan Taehyung dulu adalah sahabat, bahkan kami bisa di bilang sudah seperti saudara"
"Aku mengenal keluarganya, kerabatnya bahkan saudaranya"
"Tapi dia telah berkhianat, dia bukanlah orang baik"
"Apa kau tahu!..." ucap Jimin berbalik badan dan langsung mengangkat dagu Jennie kembali "...dia yang sudah merebut Jisoo kekasih ku!" Lanjutnya seraya menjauhkan tangannya dari dagu Jennie dengan kasar.
Jennie semakin takut, ia takut jika orang itu akan menyakitinya bahkan membunuhnya nanti.
"Jisoo wanita itu wanita yang sangat aku cintai, dan dengan gampangnya ia memutuskan ku demi pria seperti Taehyung. Aku akui dia memang lebih kaya dariku, tapi tak sepantasnya bukan mereka memperlakukan ku seperti itu. Aku sudah tau jika kau dan Taehyung menikah, dan bukannya melepaskan Jisoo, Taehyung justru semakin tak ingin jauh dari wanita itu" jelasnya panjang lebar walupun terjeda.
"Lalu apa maumu! kenapa kau menculik ku?! hikss.." Teriak Jennie
"Karena aku ingin orang terdekatnya menderita termasuk dirimu. Karena kau istrinya!" Bentak Jimin di akhir kalimatnya.
"Aku akan membuat Taehyung hancur sehancur2nya. Dengan hadirnya dirimu itu akan berpeluang besar untukku" ucap Jimin seraya melipat tangannya di dada.
"Dengarkan aku nona Kim akan ku buat dia gila karena kehilangan dirimu" ucap Jimin lagi lalu meninggalkan Jennie sendiri di ruangan cahaya minim itu.
Usaha mu untuk membuat Taehyung gila karena kehilangan ku hanya akan sia sia! Karena dia tak pernah peduli padaku!!
"KENAPA KAU JAHAT SEKALI HAH!! KELUARKAN AKU DARI SINI!" teriak Jennie sekencang2nya saat Jimin keluar.
Hikss..hikss oppa tolong aku hikss - gumam Jennie dengan tangisannya.
.
.
"Chagi dimana Jennie nya? Lama sekali ia datang" rengek Rose yang sudah tak sabaran menunggu Jennie.
"Mungkin ia tidak datang hari ini, besok saja kita tunggu yah" ucap Yoongi dengan senyuman manis.
Rose hanya mengangguk, ia sedikit kecewa padahal hari ini ia sangat ingin sekali memasak bersama sahabatnya itu.
.
.
"Dimana wanita itu, sudah malam seperti ini masih belum pulang juga dasar jalang!" Gumam Taehyung kesal.
"Ah sudahlah untuk apa aku memikirkannya, bukankah jika ia tak ada maka hidupku akan kembali tenang. Biarkan saja mungkin ia menginap di rumah Yoongi Hyung" lanjut Taehyung lagi bermonolog lalu merebahkan dirinya di kasur.
.
.
Pagi ini Taehyung pergi lebih pagi dari biasanya, ia bahkan tak ada niatan untuk memikirkan Jennie. Namun perasaan khawatir pada Jennie tiba2 saja muncul di pikirannya.
Namun ia mengabaikannya, bersikap dingin dan acuh pada orang lain memang sudah jadi kepribadian Taehyung. Taehyung juga menganggap Jennie orang lain jadi untuk apa peduli padanya.
Jangankan untuk mencari, menanyai keberadaan Jennie saja ia tidak ada niatan. Semenjak pagi kemarin ia tak pernah menghubungi Jennie lewat ponselnya.
Di jalanan menuju ke kantor, ia hampir tidak fokus pada jalanan sebab pikiran khawatir itu tak mau hilang dari dirinya.
Ia berusaha mati2an untuk membuang perasaan buruk itu, namun tidak bisa. Akhirnya dengan berat hati ia akan mencari Jennie setelah pulang dari kantornya nanti.
Kini ia sudah sampai di kantornya dengan Namjoon yang sudah ada di hadapannya.
"Ada apa?" Tanya Namjoon yang bingung melihat ekspresi khawatir Taehyung.
"Tidak apa2 Hyung, hanya saja pikiranku dari tadi selalu muncul perasaan buruk tentang jennie" jelas Taehyung seraya memijat kepalanya karena sedikit pusing.
"Memangnya ada apa dengan dia?" Tanya Namjoon juga dengan wajah khawatirnya.
"Dia tidak pulang dari semalam, dan aku kira dia sedang menginap di rumah Yoongi Hyung" jelas Taehyung seraya menjambak pelan rambut halusnya.
"Lalu apa kau tidak mencarinya? Apa dia sudah pasti ada disana?" Tanya Namjoon lagi yang semakin membuat Taehyung merasa sedikit bersalah.
"Aku tak memperdulikannya, tapi mengapa perasaan ini terus menghantui pikiranku dan aku akan mencarinya setelah pulang dari kantor nanti" jelas Taehyung mengusap kasar wajahnya.
"Jika Jennie hilang dan kau benar2 tak menemukannya, maka Yoongi Hyung akan terus menyalahkanmu dan bisa saja nanti dia akan membalas perbuatan mu ini" jelas Namjoon lalu meninggalkan Taehyung sendirian di ruangan itu.
Taehyung tak menjawab, ia bukannya takut pada Yoongi hanya saja ia tak mau menambah musuh. Musuh lama nya saja pernah menerornya beberapa hari belakangan ini. Dia terus mengancam Taehyung dan berniat ingin menghancurkannya.
Atau jangan2 Jennie di culik oleh dia, sial ! Umpat Taehyung dalam hati.
.
.
.
.
Yoongi mencoba menghubungi Jennie dan ingin bertanya kapan Jennie bisa datang, namun lagi2 Yoongi tak dapat menghubunginya. Perasaan takut mulai menghantui pikiran dan perasaan Yoongi.
"Kemana anak itu?" Keluh Yoongi mengacak rambutnya kasar.
"Apa aku langsung kerumahnya saja?" Monolog Yoongi bertanya pada diri sendiri.
Yoongi bergegas kerumah Jennie dan juga Taehyung, mengendarai mobil dengan kecepatan sedang.
Kini Yoongi sudah sampai di depan pintu besar rumah jennie, tangannya mulai terangkat untuk menekan bel rumah itu.
Ting nong.. Ting nong..
masih belum di bukakan pintu...
Ting nong.. Ting nong..
Sudah berkali2 Yoongi menekan bel namun sang pemilik rumah masih enggan untuk membukanya. Entahlah apa Jennie tidak dengar atau memang ia tak ada dirumah.
Yoongi pergi dari tempat itu dan segera menjalankan mobilnya menuju kantor Taehyung. Ia hanya sekedar memastikan apakah Jennie ada bersama Taehyung dan perasaan khawatir yang ia pikirkan sekarang tak benar2 terjadi.
TBC
V&C
Bonus
Capek yah mangkanya rebahan😂
Asgftahtjagtsgd jiminnnnn💜
Biasa aja Oppa natapnya gausah garang gitu wkwk😂💜