Way to Your Heart [TAMAT]

By Blooming_lady

2.9K 290 90

Kumpulan kisah-kasih antara dua insan manusia dalam meraih kebahagiaan dan juga hati orang-orang terkasih yan... More

Irene X Rajendra (1)
Irene X Rajendra (2)
Irene X Rajendra (3)
Selena X Damian (1)
Selena X Damian (2)
Selena X Damian (3)
Selena X Damian (4)
Kanako X Akihiro (1)
Akihiro X Kanako (2)
Akihiro X Kanako (3)
Akihiro X Kanako (4)
Angeline X Javier (1)
Angeline X Javier (2)
Angeline X Javier (3)
Angeline X Javier (4)
Elizabeth X Henry (1)
Elizabeth X Henry (2)
Elizabeth X Henry (3)
Katherine X James (1)
Katherine X James (2)
Katherine X James (4)
Maxon X Gemma (1)
Maxon X Gemma (2)
Maxon X Gemma (3)
Benedict X Allegra (1)
Benedict X Allegra (2)
Benedict X Allegra (3)
Marion X Ardi (1)
Marion X Ardi (2)
Marion X Ardi (3)
Emiko X Daniswara (1)
Emiko X Daniswara (2)
Emiko X Daniswara (3)
Belinda X Respatih (1)
Belinda X Respatih (2)
Belinda X Respatih (3)
Belinda X Respatih (4)
Diska X Biantara (1)
Diska X Biantara (2)
Diska X Biantara (3)

Katherine X James (3)

28 4 0
By Blooming_lady

Dan bagaikan anak panah yang baru saja terlepas dari busurnya, James pun memutuskan untuk tidak algi menunda-nunda atau pun membuang-buang waktu, agar dapat selangkah lebih dekat dengan sang pujaan hati. Segala macam informasi, ia kumpulkan. Mulai dari latar belakang keluarga gadis itu, hingga makanan-makanan yang menjadi kesukaan sang pujaan. Kemudian, selain infromasi, tak lupa juga ia ikuti setiap gerak-gerik gadisnya itu. baik didunia nyata maunpun didunia maya, sehingga sedikit demi sedikit ia pun dapat mengetahui siapakah sesungguhnya gadis pujaannya tersebut. Dan setelah infromasi dasar telah terkumpul, maka barulah dirinya mulai melakukan pergerakan. 

Diawali dengan yang mudah dulu saja, bertukar sapa tatkala keduanya berpapasan. Tak lupa juga, melemparkan senyum manis nan memikat kala kedua mata mereka bertemu. Selain itu, jika ia memiliki kesempatan, akan selalu ia manfaatkan untuk menjalin interaksi yang baik. Sehingga, perlahan-lahan komunikasi itu pun dapat terbangun diantara keduanya. Apalagi jika mengingat keduanya yang sama-sama berada angkatan yang sama, sekaligus lingkungan pertemanan yang sama, maka kesempatanya untuk melakukan penjajakan akan terbuka lebih lebar bukan. Sebab, kata orang-orang cinta itu dapat terbentuk karena terbiasa, dan hal inilah yang sedang James upayakan untuk dapat terwujud.

"Eh, dokter Katherine, kok nggak pulang? Shiftnya udah kelar kan?"

"Iya, tapi, berhubung lagi hujan kayanya nggak jadi deh."

"Lah, emangnya mobil kamu kemana?"

"Lagi dibengkel, jadinya hari ini nggak aku bawa. Tadinya mau pesen taksi online, tapi tarifnya lagi nggak manusiawi. Sedangkan kalau nungguin kakakku, alamat aku nginep di rumah sakit lagi nantinya."

"Nggak barengan sama dokter Farah aja?"

"Nggak, dia lagi mau kencan sama dokter Fadil."

"Yaudah, kalau bareng aku, mau nggak?"

"Bareng kamu? Ngerepotin, nggak?"

"Nggak kok, kan sekalian pulang."

"Emangnya rumah dokter James dimana?"

"Di daerah Kebayoran, kalau kamu?"

"Aku di daerah Senopati, sih."

"Nah, kebetulan tuh. Searah kan jalan pulang kita. Yaudah, yuk bareng aku aja."

"Beneran, nih?"

"Iya."

"Ntar nggak ada yang marah kan?"

"Maksudnya?" Tanya James kebingungan

"Ya, kali aja dokter James udah punya pasangan. Kalau aku main nebeng aja, kan jadinya nggak enak."

"Oh, nggak kok, nggak."

"Yakin?"

"Yakin." Iyalah, wong calonnya aja situ. Gimana bisa marah, coba?

"Kalau begitu, okay deh. Aku numpang ya, dokter James."

"Silakan" Kata James sembari membukan pintu penumpang mobilnya untuk gadisnya yang jelita ini.

Kemudian perjalanan panjang mereka pun, James manfaatkan untuk bertukar pembicaraan. Apa saja, asalkan keduanya dapat terus berbicara sehingga keheningan pun enggan datang untuk melingkupi keduanya. Lagi pula, ini adalah kesempatan langka yang mungkin tidak akan lagi ia dapatkan dikemudian hari. Maka harus ia gunakan sebaik mungkin, tanpa menyia-nyiakannya sedikit pun.

"Nah, rumah aku yang ini. Udah sampai deh, kita. Makasih ya, dokter James, udah nganterin aku pulang. Maaf loh ya, kalau aku ngerepotin."

"Nggak, kok. Kamu nggak ngerepotin." Malah kalau bisa sering-sering aja minta antar jemput aku. Kan lumayan, bisa berdua-duaan.

"Hati-hati dijalan ya, Jem. See you!"

"Okay. Oh, iya kalau semisal aku jemput kamu besok pagi, boleh? Kan katanya mobil kamu masih dibengkel, sedangkan kamu nggak bisa nebeng kakakmu sering-sering, gara-gara kakakmu yang orang kantoran itu mesti dateng tepat waktu ke kantornya. So, mengingat tujuan kita yang sama dan daerah rumah yang berdekatan, kamu mau nggak kalau barengan sama aku?"

"Yakin kamunya nggak repot? Aku masih bisa naik taksi online kok, Jem. Atau bareng sama Farah."

"Dan membuat kamu jadi obat nyamuk?"

"Ya, nggak gitu juga, sih" ucap Katherine sambil meringis pasrah.

"So? Ayolah, Kat."

"Yaudah, deh, iya."

"Sip, besok pagi ya, jam Sembilan."

"Iya, jam Sembilan. Eh, kalau kamu udah sampai bilang, ya. Takutnya kamu malah nunggu kelamaan lagi. Eh, kamu punya nomor aku, nggak sih?"

"Em, nggak" Kata James berbohong. Ya, mana mungkin kan kalau dia bilang secara jujur, ia memiliki nomor gadis itu melalui si Rachmat. Yang ada dirinyalah yang malu nanti, akibat keinginan hatinya yang dapat terbaca jelas.

"Emangnya, kamu nggak gabung di grup angkatan?"

"Gabung, Cuma kan aku sempat ganti handpone. Gara-gara, handphoneku yang sebelumnya udah rusak dan nggak bisa diperbaiki lagi. Jadinya, semua data dan grup, hilang deh. Tak bersisa."

Padahal sih aslinya, emang dianya aja yang males gabung ramai-ramai begitu. Alasannya, biar handphonenya nggak berisik dan penuh dengan notifikasi yang nggak jelas juntrungannya itu.

"Oh, gitu. Yaudah, siniin HP kamu. Bia raku masukkin nomor aku."

Sontak saja, James yang telah menyimpan nomor sang gadis, langsung kelabakan untuk menghapus nomor yang telah tersimpan itu. Agar kedoknya tersebut, tidak diketahui ataupun dicurigai oleh pujaan hatinya ini. Lalu, selepas memastikan tak ada lagi kontak sang gadis yang tersisa di handphonenya kini, dengan senang hati ia pun menyodorkan ponsel pintarnya kehadapan wanita tersebut.

"Ini udah aku masukin. Simpan ya, dokter James. See you tomorrow!"

"Yeah, see you tomorrow, Katherine."

***

Jika ada satu kata yang dapat menggambarkan seluruh perasaan yang tengah ia rasakan ini, maka James akan menggambarkannya dengan kata bahagia. Bahagia sebahagia-bahagianya, kalau perlu di capslock, dibold, diitalic dan juga digaris bawahi, supaya kata tersebut akan terus tersemat di dalam otaknya kini. Dan kebahagiaan itu tentu saja bersumber pada kemujurannya dalam bertemu dengn san kekasih hatinya itu. Ya, bayangkan saja bagaimana James tidak bahagia, jika paginya ini diisi dengan visual rupawan sang pujaan, yang tidak hanya cantik tetapi juga begitu menawan dengan make-up tipis ala-ala artis korea, yang membuat wajahnya yang sudah cantik semakin terlihat cantik dan juga segar. Selain itu, jangan lupakan senyum manis yang juga turut serta dalam pemandangan indah yang tersaji di depan matanya kini. Senyuman yang tidak hanya semakin menambah kecantikan yang dimiliki oleh gadisnya itu, tetapi juga membuat dirinya kian terpesona dengan mahluk ciptaan Tuhan yang paling indah versi dirinya ini.

'Ya, Tuhan, terima kasih atas karunia-mu yang indah ini. Beneran deh, Tuhan, kalau begini ceritanya, gue kudu sering-sering bersyukur dan berterima kasih atas nikmat yang telah engkau berikan kepadaku ini. Ya, ampun tanpa senyum aja udah cantik banget kamu, neng. Pakai senyum pula, tambah ambyar nih hati abang. Kaya kalau lagi belanja di mini market tiba-tiba dapet potongan diskon tambahan gitu, bahagia banget rasanya. Duh, yang begini boleh langsung bungkus bawa pulang, nggak sih? Takut nggak kuat iman gue, salah-salah gue main nyosor lagi. Apa langsung dihalalin aja, ya? Biar nggak ada lagi yang bisa salip-salip gitu. Kan kalau sah, guenya juga bisa liatin dia pagi, siang, sore, malem. Ih, jadi seneng deh guenya, ngebayangin kehidupan kita nanti, neng.'

"Selamat pagi, dokter James" sapa Katherine dengan riang.

"Selamat pagi juga, dokter Katherine." Aduh, suaranya halus banget ya, neng. Merdu gitu. Kaya si Raisa. Nggak dapetin Raisa, kamu pun jadi, ihiw.

"Sudah siap?"

"Sudah, dong. Oh, iya, Jem, kamu udah sarapan belum? Kalau belum, aku udah siapin nih bekal sarapan buat kamu. Isinya sih sederhana aja, Cuma sandwich tuna gitu. mudah-mudahan kamu suka, ya."

'SUKA NENG, ABANG SUKA. APA PUN YANG KAMU KASIH, MAU DIKASIH BATA JUGA ABANG TETEP SUKA NENG! Ya, Tuhan ini mah emang rejeki anak soleh banget. Udah dapet pemandangan yang seger-seger, dikasih sarapan pula. Beneran deh ini, istir idaman lahir batin banget, ya Tuhan. Aku mohon ya Tuhan, yang ini buat aku aja ya. Jangan kasih ke yang lain. Udah yang ini aja, dibayar tunai dengan seluruh hati aku.'

"Ya, ampun, Kat. Kamu kenapa repot-repot, begini sih? Kan aku bisa beli, atau pesen ke kantin. Nggak usah repot-repotlah" ujar James mengelak, padahal sih dalam hatinya dia lagi jingkrak-jingkrak jungkir balik, gara-gara dapat bonus berkali-kali lipat. Tapi, demi harkat dan martabat, tentunya dia harus menjaga image, dong. Yakali dia langsung ngegas gitu aja, tengsinlah. Harus tetap stay cool dalam segala situasi dan cuaca, meskipun dalam hati mah udah ngelirik-ngerlitik terus itu Tupperware, sambil mupeng banget pengen dikekepin tupperwarenya, biar awet sepanjang masa.

"Nggak apa, Jem. Anggap aja sebagai balasan atas jemputanmu ini. Lagian, akunya juga sekalian bikin kok, tadi pagi. Jadi, santai aja, ya."

"Gitu? Beneran nih, nggak ngerepotin?" "Yaelah si eneng pakai balas-balas segala, nggak dibales juga nggak apa-apa atuh. Asalkan tiap pagi selalu berangkat sama aku ya, eh.

"Beneran, nggak ada yang direpotin, kok. Mau, ya?"

"Yaudah, deh. Kalau gitu, aku terima ya bekalnya. Makasih loh, dokter Katherine."

"Iya, sama-sama" balas Katherine ramah.

Dan seperti yang sudah-sudah, perjalanan kali ini pun tetap terasa menyenangkan, sambil diiringi dengan suara music yang mengalun dari pengeras suara mobil sekaligus celotahan serta canda tawa yang kerap kali keduanya lontarkan kepada pasangan masing-masing. Saking menyenangkannya, mereka sampai tidak sadar, bahwa mobil yang tengah mereka kendarai sudah terparkir dengan manis di tempat parkiran rumah sakit.

"Ya, sudah sampai, kita. Nggak berasa ya, Jem. Padahal dari RS kerumah kan lumayan jauh, apa karena kita berangkatnya pagian? Jadi, nggak begitu traffic?"
'Bukan Sayang, itu karena kita berdua melalui perjalanan ini secara bersama-sama. Jadinya tuh, semua terasa singkat dan membahagiakan. Padahal nih ya, niatnya aku pengenya muter-muter dulu gitu, biar kebersamaan kita nggak cepat berakhir. Tapi, apa mau dikata, kita memang mesti bertanggung jawab sama pekerjaan kita, kan? Mungkin dilain kesempatan, aku bisa bener-bener membawa kamu pergi kemanapun hati aku menginginkannya.'

"Kayanya, sih begitu, Kat."

"Wah, kalau begini ceritanya sih, aku bisa nebeng sama kamu terus nih, Jem. Abis, akunya nggak perlu stres lagi sambil ketar-ketir telat, gara-gara ngadepin macet dulu tiap paginya."

"Boleh-boleh, asalkan bayarannya pas, aku sih ayo aja. Apa mau sekalian antar-jemputnya bareng?"

"Beneran, nih, boleh? Ah, aku jadinya enak kan."

"Iya, beneran."

"Siip, cukup disogok sama sarapan, mempan nggak?" canda Katherine.

'Kalau pakai cinta kamu, bisa nggak?' ujar James membatin. Namun, karena jawaban ini terlalu receh dan juga tidak mungkin ia ucapkan begitu saja, maka James memilih untuk menjawab dengan jawaban lainnya yang jauh lebih aman dan juga netral.

"Bisa banget, dong."

"Baiklah, resmi ya kita sebagai teman seperjalanan."

"Iya, resmi." Dan semoga kita resmi juga sebagai pasangan di pelaminan ya, Kat.

"Okay, kalau gitu yuk, masuk biar bisa absen dan kemudain bertugas."

"Siap, 86 bu dokter."

***

Continue Reading

You'll Also Like

12.9K 625 3
Alex hanya punya waktu enam bulan untuk menyelesaikan tugas akhirnya di fakultas seni dan budaya Universitas Jakarta sebelum Pak Sasmito, rektor kamp...
504 120 5
Bagaimana jika ada dunia tanpa Roy? Mungkin itu pertanyaan yang tidak akan pernah bisa aku jawab. Selama ini hanya ada Roy, dan akan selalu hanya ada...
15K 806 27
NOVEL TERJEMAHAN - No Edit . . Penulis: Anggur Renyah Seledri Merah Status: Selesai Pembaruan terakhir: 10 November 2019 Bab terbaru: Bab 165 Cerita...
2.5K 402 4
Pergi mengunjungi Annecy menjadi hal tergila yang Luna lakukan, bersama Naren, tunangannya, ia mewujudkan keinginan sahabatnya yang telah berpulang...