Naga Senja (Segera Terbit)

By Annelysme

404K 23.4K 5K

[Amazing Cover By : Zfn_ya] [COMPLETED] Bagi seorang Anaise Loura Senja, menjadi mahasiswa itu tidak masalah... More

INTERMEZO
1. Ospek Melelahkan
2. Hmmm
3. Pertemuan Kedua
4. Orang Baru
5. Musuh dan Teman
6. Naga dan Si Keras Kepala
7. Failed Date
8. Reject You Again
9. Kembali Normal
10. Wrong
11. Tak Disangka-sangka
12. Zonk
13. Kegilaan Ria
14. Hurt
16. Pura-Pura Lupa (2)
17. Bencana Tipes
18. Tamu
19. Back to Campus
20. Semakin Dekat
21. Akhir Perjuangan Ardo
22. Kencan
23. Kenapa?
Naga dan Senja
Cast
24. Suara Hati
GC Naga Senja (Close)
25. Lara
26. Hopeless
27. Pahit Yang Terasa Manis
28. Berita Mengejutkan
29. Masih Abu-abu
30. End?
31. Terungkap
32. Mr. A?
33. Passwordnya
34. Tertampar Kenyataan
35. Tersakiti Lagi
36. Tidak Jelas
37. Kebenarannya
PERMISI
38. Mengenang
39. Ardo dan Rasa
40. Terkejut
41. Dia Yang Terluka
42. Raga
43. Rindu dan Sendu
44. Hanya Naga dan Senja
45. Endless Love
46. Menuju Pernikahan
47. Memilikimu Seutuhnya (END)
Extra Part : 1
Extra Part : 2
Extra Part : 3
Extra Part : 4
Extra Part : 5
Wajib Baca
Announcements

15. Pura-Pura Lupa

6.1K 439 7
By Annelysme

" Jangan datang lagi cinta

Bagaimana aku bisa lupa

Padahal ku tahu kenyataannya

Kau bukanlah untukku."

--Sebait Rasa, Senja--

•••♥•••

Berita panas menerpa mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia akhir-akhir ini. Semua itu bermuara pada gadis berambut sebahu bernama Ria Anjasrana yang semakin gencar mendekati Pak Naga.

Gadis itu tak ada lelah-lelahnya mencuri kesempatan di mana ia bisa mendekati Pak Naga. Bahkan harga dirinya dan image-nya di hadapan orang lain ia abaikan begitu saja. Dirinya sudah terlanjur buta dan tuli akibat cinta.

Ria mengabaikan banyaknya orang yang mengatainya tidak tahu malu, murahan apalah itu. Soalnya, di matanya cuma ada Pak Naga dan dirinya bisa bersanding di sana yang lainnya cuma numpang lewat aja. Ria bahkan buta saat tahu dengan jelas bahwa dosen-dosen di jurusannya sudah tahu tentang kegilaan yang satu ini. Balik ke atas, semua ini hanya karena cinta. Emang susah kalau sudah cinta.

Sekarang saja Ria sedang menempeli Pak Naga di kantin. Ria sudah berani terang-terangan mendekati Pak Naga setelah merasa kecewa dengan 'mantan' teman-temannya. Bahkan, Ria tak mengingat kata malu.

"Bapak mau apa? Biar saya pesankan," tawar Ria yang duduk manja di dekat Pak Naga. Penampilan Ria sudah berubah saat ini, ia sudah berani menggunakan make-up dan seringkali menggunakan gaun dan heels.

Naga sebenarnya sudah puyeng menghadapi tingkah Ria yang tidak gentar mendekatinya. Selama beberapa hari ini, dirinya sudah menolak mentah-mentah kehadiran gadis itu. Namun, gadis itu tetap nekat mengintilinya. Naga benar-benar puyeng, apalagi ditambah mendengar gosip yang beredar. Membuatnya tidak tenang hidup saja.

"Saya sudah menolak kamu berulang kali. Lebih baik kamu pergi, jangan dekati saya lagi." Peringatan itu sudah Naga ucapkan beberapa kali pada Ria. Sayangnya, Ria kebal dengan itu.

"Bapak kenapa tidak bisa memahami saya? Saya sedang jatuh cinta pada Bapak, dan sudah seharusnya Bapak membalas itu." Ria memasang wajah menggemaskan di depan Naga, berharap dosen super itu luluh akan rayuannya.

Mahasiswa atau mahasiswi yang mendengar dan melihat adegan itu, merasa risih sendiri. Bagaimana tidak tahu malunya Ria mendekati Pak Naga. Perlu di-ruqyah anak itu.

"Saya tidak akan membalas kamu, Ria. Pergi, atau saya akan berlaku kasar pada kamu!" Naga mencari jarak terjauh dari gadis yang terus-terusan menempel padanya itu.

"Ish, Bapak! Nggak usah malu-malu gitu. Saya anaknya easy going kok. Udah, sini deketan sama saya." Ria menarik lengannya.

Naga menepisnya risih, baru kali ini dirinya merasa terancam selama mengajar di YIU. Naga mengacak rambutnya kasar, matanya bergulir melihat banyaknya masa yang menonton drama ini. Naga juga melihat Senja yang diam-diam memperhatikan ini, mata mereka bertemu—namun dengan segera, gadis itu mengalihkannya. Ia rasa, gadis itu bahagia melihat penderitaannya. Naga tersenyum licik, ia kembali melirik Ria.

"Ria."

Ria tersenyum senang saat Pak Naga memanggilnya, "Ada apa, Pak?"

"Bisa tolong carikan buku saya di perpustakaan. Saya meninggalkan buku itu di sana. Sampulnya berwarna biru, di situ ada nama saya."

Ria mengangguk cepat, ia sangat bahagia. Akhirnya Pak Naga mau menanggapinya. Tanpa pikir panjang Ria langsung berlari menuju perpustakaan.

Naga merasa lega saat melihat gadis itu sudah pergi, buku itu cuma alibi. Sebenarnya ia tidak meninggalkan bukunya di sana, mau sampai kapanpun dicari buku itu tidak akan ketemu di perpustakaan.

Naga beralih menoleh pada Senja yang tampak menyantap makanannya tanpa halangan apa pun. Ia rasa, Senja ada hubungannya dengan perilaku Ria. Ia tahu jika kedua gadis itu berteman dekat. Menginterogasi Senja yang lebih mending sepertinya perlu ia lakukan, jika ingin terbebas dari Ria selamanya.

Naga berdiri dari duduknya, menghampiri Senja yang duduk bersama teman-temannya. Perasaan ingin segera lepas dari gadis gila bernama Ria itu membuatnya nekat berperilaku mencolok seperti ini.

"Boleh saya berbicara dengan kamu, Senja?"


•••♥•••

"Ja, lo tahu nggak kalau akhir-akhir ini Ria sering deketin Pak Naga?"

Senja yang awalnya sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas mengangkat kepala, "Oh ya. Emangnya kenapa?"

Riana mendengkus, memberi jitakan kecil pada dahi Senja. "Ja, sebagai mahasiswa yang baik hati. Seharusnya kita menjauhkan Ria dari jangkauan Pak Naga!"

Tidak ingatkah Senja kalau Pak Naga sudah memiliki kekasih dan akan bertunangan yang menuju kepada ikatan sakral, yaitu pernikahan. Sebagai seorang manusia yang baik hati. Mereka harus menghalagi Ria bagaimanapun caranya, kasihan kan Pak Naga dan kekasihnya jika harus diganggu gadis seperti Ria.

"Itu bukan urusan kita, Riana. Biarin Pak Naga ngurusin hidupnya sendiri. Aku yakin kok, Pak Naga bisa menghadapi Ria. Kalau Pak Naga orangnya beneran setia, dia nggak akan kegoda sama Ria."

Senja sadar diri. Dirinya dan Pak Naga tidak memiliki hubungan spesial, yang dimana dirinya harus ikut campur dan segala kehidupan pribadi Pak Naga. Pak Naga memang pernah ke rumahnya, mengantarnya pulang, dan berjalan bersamanya. Namun, itu semua tidak tulus—itu semua karena tekanan seseorang. Senja rasa mencampuri kehidupan orang lain tidaklah baik, apalagi jika Senja pada akhirnya akan terikat perasaan dengan dosen itu.

Memilih mundur adalah jawaban yang tepat untuk kebimbangannya. Lagi pula, menghalagi orang lain untuk berjodoh bukan suatu tindakan yang bermoral.

"Ja, sumpah gue bingung sama lo!" Riana menjambak rambutnya kesal, "kemarin aja lo kelihatan nggak rela Pak Naga punya pacar. Sekarang, lo malah nggak peduli. Maunya lo itu gimana?"

"Kan aku sudah bilang, aku nggak mau ngurusin kehidupan orang lain untuk saat ini. Percuma, Na—aku ngurusin kehidupan Pak Naga, kalau nggak ada timbal baliknya. Aku malah sakit hati jadinya."

Senja meraih tasnya, menyampirkannya di bahunya. Senja terdiam sejenak, menghela nafas dalam, menguatkan hatinya yang mulai rapuh. "Aku mau ke kantin."

Riana berdecak, sebenarnya mau Senja itu apa?

"Ja! Lo nggak mau tanggungjawab sama semuanya?!"

Langkah Senja terhenti, mengulang pernyataan Senja di benaknya. Riana ada benarnya, seharusnya dirinya dan teman-temannya bertanggungjawab atas semua ini.

Ria ngelunjak karena mereka yang tidak mendukung kisah cintanya. Tapi, Senja ragu. Harus bertanggung jawab macam apa? Mendukung Ria bersama Pak Naga atau mendukung Pak Naga bersama kekasihnya?

Keduanya sama-sama menyakitinya.


•••♥•••

Lagu Mahen 'Pura-Pura Lupa' menggema indah di kantin kampus yang ada di jurusan bahasa dan sastra Indonesia.

Bertepatan saat itu juga, Senja melihat Pak Naga bergandengan tangan dengan Ria dari sisi sana.

Astaga! Senja sudah berniat untuk lupa, dan menata hatinya. Kenapa hatinya bisa goyah hanya karena melihat pemandangan itu saja?

Senja mendengar bisik-bisik orang di sekitarnya yang membicarakan kedekatan Pak Naga dan Ria. Kedua temannya pun sama, Riana dan Azzura juga kompak menggunjingkan mereka. Padahal keduanya sudah tahu kenyataannya.

Dalam diam, Senja memperhatikan interaksi keduanya. Kentara sekali kalau Pak Naga menolak Ria, namun juga sangat terlihat jika Ria menggebu-gebu mendekati Pak Naga yang sama sekali tidak meliriknya. Saat pandangan mata mereka bertemu tanpa sengaja, Senja buru-buru mengalihkan tatapannya dengan pipi yang bersemu.

Astaga! Apa yang dilakukannya? Bukannya dirinya sudah berjanji akan melupakan Pak Naga dalam kamus hidupnya.

"Ja, katanya lapar. Kenapa nggak dimakan?" tanya Azzura yang memperhatikan tingkah anehnya.

"Ah, iya." Senja menyantap makanannya dengan kikuk, dan tampak terburu-buru. Senja bahkan merasa hambar dengan makanan yang ia makan sekarang.

"Ria emang keterlaluan anaknya." Riana kembali menggerutu di sampingnya, "udah tahu Pak Naga enggak demen sama dia. Masih aja dipepetin."

Senja hanya diam mendengarkan, tanpa menjawab ataupun menoleh.

"Emang dia udah keterlaluan. Mau gimana lagi, Ria anaknya emang nekatan. Sampai berani banget deketin Pak Naga, di hadapan umum tanpa tahu malu." Azzura menyahut dengan wajah yang masam.

"Nggak tahu apa? Kalau kelakuannya yang kayak gini bisa bikin pandangan orang sama dia itu buruk. Harusnya Ria nyadar, bukan terjerumus sama obsesinya."

Senja mengetuk-ngetukkan sendoknya dengan meja kayu, sambil memutar otaknya dalam.

"Ja, lo nggak ada ide apa gitu? Otak lo kan encer."

Keduanya memberikan tatapan memohon padanya. Senja memasang ekspresi bingung, sambil menggelengkan kepalanya.

"Kalau kalian tanya itu sama aku. Aku nggak tahu jawabannya, maaf ya?"

Riana dan Azzura kembali terdiam. Keduanya larut dalam permasalahan ini. Senja juga ikut di dalamnya.

"Boleh saya berbicara dengan kamu, Senja?"

Senja tersedak saat melihat Pak Naga berdiri di dekatnya.

Continue Reading

You'll Also Like

451K 38.6K 59
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
820K 64K 68
1 in metropop (15 Januari 2021) 1 in generalfiction (29 April 2021) "Jika saja aku bertemu denganmu lebih awal, Mungkin kisah kita akan berbeda." Cin...
45.2K 6.3K 32
Sejak kecil Aksal tau wajahnya tampan. Karena itulah tak sulit bagi Aksal untuk bergonta ganti pasangan. Pemuda itu juga tidak takut dengan karma ka...
22.9K 1.7K 43
"Gue bakal bikin lo suka sama gue setengah mati!" ucap Audrina. "Astaga cewek aneh binti ajaib namanya Nana bikin gue sakit kepala. Dia sempet nyebar...