The Calyx - Story Of Azka & A...

By NRMusdjalifah

42K 2.8K 259

Bagaimana bisa aku mencintai gadis yang sangat ceroboh seperti dia. Dekat dengan gadis itu membuatku benar-be... More

KELUARGAKU
KOTA MALANG
BENARKAH INI BERKAH?
ORANG ANEH
TOM & JERRY BERDAMAI
SAHABAT
BIDADARI MASAK GITU
FARZANA
CEROBOH
FAKTA TENTANG AZKA
TRIPLET ABDULLAH
CURHAT
ADA APA DENGAN SYILA
MENIKAH???
Cuma Mau Numpang Lewat
PERTENGKARAN
PUKULAN LAGI?
TAKDIR YANG MEMAKSA
UNTUK ISTRIKU
KELUARGA ARSYILA
BERJUANG BERSAMA
LAMARAN BANG DHIA'
DUKA MALA
KELUARGA AZKA
BANG DHIA' DAN CINTANYA
LAMARAN BANG DHIA' (LAGI)
HARUSNYA BAHAGIA
PENYESALAN
SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA
KABAR GEMBIRA
OPEN PO YAAAA
KABAR BAIKK

TRAGEDI YANG MERUBAH SEGALANYA

1.2K 93 14
By NRMusdjalifah

Graha Cakrawala sudah mulai ramai sejak tadi sore ada banyak pameran yang digelar digedung megah milik Universitas Negeri Malang. Pameran itu diadakan oleh dua universitas yang bersebelahan memang patut dibanggakan. Pameran ini adalah acara amal yang diusulkan oleh Ketua BEM dimasing-masing kampus. Dengan tujuan menyalurkan bakat mahasiswa dan membantu saudara-saudara yang membutuhkan. Ada berbagai pameran disini, fotografi, buku, kerajinan tangan,makanan, music dan hiburan lainnya.

"Kebiasaan deh. Main comot makanan orang aja. Gak sopan Zia." Kata Syila kesal. Bukan apa-apa. Syila memang tak pernah menyukai orang lain mengambil makanannya. Sedari kecil. Saat ini Syila, Zia, Nadia dan Ina memang sedang duduk di kafetaria yang disediakan dipameran ini.

"Hehehe... iya-iya maaf. Aku lupa Syil."

"Kenapa sih?" Tanya Nadia bingung. Syila masih bungkam. Menyerahkan batagor miliknya pada Zia. Zia yang sudah mengenal Syila lama hanya mampu pasrah.

"Syila itu paling gak suka kalau ada yang ngambil makanannya. Terutama kalau orangnya asal comot aja." Jelas Zia.

"Kok bisa Zi?" tanya Ina

"Itu gara-gara abangnya yang dulu kelewat iseng mbak. Dulu waktu mereka kecil, Syila sering banget diusilin abangnya, ya dengan ngambilin makanan yang sedang dimakan Syila, suka nyomot sembarang, ya gitulah."

"Tapi kamu sama lho Syil sama mas Azka." Kata Ina sukses membuat Syila terkejut

"Nah bener itu. Tapi bedanya Azka lebih nyeremin kalau ada yang ganggu dia makan. Raqi yang paling sering kena semprot si raja e situ." Kata Nadia menambahi.

"Lagi ngomongin siapa sih? Kok kayaknya serius gitu?" tanya Raqi sambil mencomot batagor milik Syila yang ada didepan Zia.

"Kebiasaan kamu gak bisa apa kamu hilangin. Gak sopan bang. gak semua orang suka makanannya asal kamu comot aja." Tegur Azka.

"Tuh... apa aku bilang. Baru juga diomongin udah kebukti." Kata Nadia.

"Apaan sih? Kok aku gagal faham." Kata Raqi duduk disebelah Ina dan Syila sedang Azka memilih duduk di dekat Nadia tepat dihadapan Syila.

"Syila sama mas Azka itu ternyata punya kesamaan bang. mereka sama-sama gak suka diganggu makanannya." Kata Ina sukses membuat Raqi dan Azka terkejut.

"Dan batagor yang tadi kamu comot itu punya Syila Qi... tadi habis dicomot Zia. Makanya sekarang wajahnya ditekuk gitu." Kata Nadia menambahi.

"Eh..."

"Udahlah... gak perlu dipermasalahin. Aku bisa pesen lagi kok. batagor yang itu biar dimakan Zia atau kak Raqi aja. Aku mau pesen lagi. Ada yang mau nitip?" tawar Syila.

"Biar saya yang pesenin. Kamu duduk aja. Kebetulan saya juga lapar. Bang nitip gak?" tanya Azka mencegah Syila yang hendak bangkit. Syila pun duduk kembali setelah melihat tatapan dingin Azka. Tak bisa dibantah.

"Boleh deh mas. Yang pedes banget ya." Kata Raqi setelah berhasil menetralkan keterkejutan atas sikap kakak sulungnya.

"Eh... Zi, gimana fotomu udah ada yang laku belum?" Tanya Raqi memecahkan kebisuan yang terjadi setelah Azka menghilang. Hmm enggak hilang juga sih. Cuma pesen batagor aja kok.

"Hmm belum... kayaknya gak ada deh yang minat sama fotoku bang." kata Zia lesu.

"Pasti ada Zi... lagian kan pamerannya masih sampai 5 hari kedepan. Ini juga masih hari kedua." Kata Syila menyemangati sahabatnya.

"Nah bener kata Syila Zi... masih ada banyak waktu kok." kata Nadia menambahi

"Terus gimana jualan camilannya kalian? Wah pasti ludes habis nih? Buktinya ini 3 ibu-ibu PKK udah duduk manis disini?"

"Belum kok bang... tuh digantiin sama anak-anak yang lain. Kan kita shift-shift an. Kita udah dari sore tadi. Tapi Alhamdulillah banyak yang suka. Kripik balado buatan Syila memang bisa diakui enaklah. Top banget." Kata Ina sambil mengacungkan dua jempolnya

"Jadi beneran kamu yang bikin kripik baladonya Syil? Waduh... aku harus coba nih." Kata Raqi bangkit langsung menuju Stand tempat Syila dan teman-teman UKMnya berjualan.

"Hmm... aku ketoilet bentar ya. Kebelet." Kata Syila

"Syil... bareng deh... aku juga kebelet ini." kata Ina. Syila dan Ina pun berjalan bersama-sama menuju toilet yang berada agak jauh.

"Kok sepi ya Syil... jadi takut." Kata Ina takut membuat Syila terkekeh.

"Mbak kalau toilet rame malah kita yang susah harus ngantri panjang." Kata Syila dibenarkan oleh Ina.

"Yah... yang kosong cuma satu Syil... kamu apa aku yang duluan?" tanya Ina saat mereka melihat pintu toilet yang terbuka cuma 1.

"Mbak aja duluan. Nanti kalau udah ada yang buka aku baru masuk."

"yakin? Katanya tadi kamu kebelet."

"Yakin kok mbak. Udah sana masuk." Kata Syila. Ina pun mengangguk dan langsung masuk kedalam toilet karena memang dia sudah sangat kebelet. Sedang Syila masih menunggu. Namun karena toilet yang satunya tak terbuka-buka membuat Syila curiga. Terlebih Syila mendengar suara yang aneh dari dalam. Semacam suara desahan.

"Hmm... mbak... masih lama ta?" tanya Syila sambil menggedor-gedor pintu. Syila sangat terkejut melihat apa yang ada dihadapannya. Sepasang manusia dengan penampilan yang berantakan. Yang laki-laki tersenyum masam pada Syila. syila bingung apa yang harus dia lakukan.

"Hmm maaf... saya gak tau kalau..."

"Kalau apa manis? Kamu mau bergabung dengan kita? Boleh kok." kata laki-laki sambil menoel wajah Syila.

"To..." teriak Syila tertahan saat sebuah tangan membekap Syila.

"Panggil yang lain sayang. kita punya mainan baru." Kata lelaki itu pada seorang perempuan yang tadi menjadi pasangannya. Cowok itu membawa Syila ke dalam gudang yang tak jauh dari toilet. Syila meronta sekuat tenaga namun segala usahanya sama sekali tak membuahkan hasil. Tenaga lelaki yang membekapnya terlalu kuat.

"Syil..." Ina terkejut saat tidak menemukan Syila diluar.

"Hmm mungkin Syila udah duluan. Dia kira aku udah duluan. Ah kesalahan tadi makan sambal kebanyakan jadi lama di toilet." Kata Ina sambil berjalan meninggalkan toilet. Ina tak menyadari jika Syila sedang dalam bahaya.

"Loh Syila mana?" tanya Ina dan Zia bersamaan. Ina telah kembali namun tak menemukan sosok Syila.

"Lho bukannya tadi Syila sama kamu Na?" tanya Nadia bingung karena Ina justru menanyakan keberadaan Syila.

"Iya tapi aku pikir Syila udah balik duluan. Soalnya di toilet dia udah gak ada orang. Kosong. Makanya aku langsung balik kesini."

"Kamu yakin dek?" tanya Raqi mulai khawatir.

"Cob hubungi dulu Hpnya." Perintah Azka berusaha tenang. Meskipun sebenarnya dia juga khawatir dengan gadis ceroboh itu.

"Hpnya disini kak." kata Zia saat mendengar nada dering hp Syila berasal dari dalam tasnya.

"Ceroboh. Kemana coba anak itu." Gumam Azka geram.

"Gimana dong Mas... bang... ini udah malem dan Syila kemana?" tanya Ina khawatir. Air matanya mulai membasahi pipi cubby Ina. Nadia mencoba menenangkan sepupunya dengan memeluk Ina

"Harusnya tadi aku gak masuk ketoilet duluan. Harusnya tadi..."

"Hey... udah dek... ini bukan salah kamu. Kamu jangan nyalaihn diri kamu sendiri. kita cari Syila bareng-bareng. Ok?" kata Azka mencoba menenangkan adiknya.

"Kita mencar ya. Bang... kamu sama Zia nyoba nyari di sekitar pameran siapa tau Syila ada disana. Terus mbak Nad hubungin bagian keamanan dan Informasi kalau ada orang ilang. Terus aku sama Ina bakal ke toilet siapa tau Syila masih ada disana. Ok.?" Kata Azka membagi tugas. Diangguki oleh semuanya.

"Dan nanti siapapun yang udah nemuin Syila langsung menghubungi yang lain. Yaudah kita mencar sekarang." Kata Azka sambil menggandeng tangan adiknya. Azka dan Ina memulai pencarian disekitar toilet. Tempat terakhir Ina dan Syila bertemu. Sedangkan Nadia berlari menuju pos informasi dan keamanan sedangkan Raqi dan Zia sesuai perintah Azka mencari disekitar tempat pameran.

"Mas... Syila dimana? Adek khawatir bang." kata Ina mulai terisak lagi.

"Hey kamu yang tenang dong. Kita nyari pelan-pelan ya. Kita susurin aja lantai ini. siapa tau Syila kesasar." Kata Azka mulai menenangkan Ina.

"Tolong...." Teriak Syila samar-samar.

"Hmm kamu diam dulu dek. Mas kayak mendengar orang minta tolong." Kata Azka mulai mencari sumber suara.

"Tolong... jangan... saya mohon... hiks...hiks... jangan buka kerudung saya... jangan... saya mohon... lepaskan saya... tidak!" teriak Syila samar-samar tertangkap indera pendengaran Azka. Azka membekap mulut adiknya saat Ina hendak berbicara.

"Dari gudang. Brengsek." Umpat Azka setelah itu mengucap banyak istigfar.

"Dek... dengerin mas. Sekarang kamu keatas. Kasih tau keamanan suruh bawa semua anggotanya kesini. Digudang. Mas gak tau didalam itu Syila atau bukan tapi yang mas yakini digudang ada sesuatu yang gak beres. Mas akan awasi dari luar. Adek mengertikan?" tanya Azka dibalas anggukan oleh Ina. Ina pun langsung berlari melakukan perintah kakak sulungnya.

Azka mulai mendekati pintu gudang. Pintu itu tidak dikunci. Perlahan Azka membuka pintunya. Dan amarah Azka langsung tak bisa ditahan lagi saat melihat apa yang ada dihadapannya saat ini. bagaimana tidak, dengan mata kepalanya sendiri Azka melihat Syila sedang dikeroyok oleh 5 orang cowok yang menatapnya dengan penuh nafsu. Tak ada lagi hijab yang selalu menutupi Syila, gamis yang digunakan Syila pun sudah tak berbentuk lagi. Tangan dan kaki Syila di pegangi oleh 4 laki-laki biadap itu dan yang satu sedang membelai tubuh polos Syila sedang bibir nya telah mencoba mencium bibir Syila. syila hanya mampu menangis dan berteriak minta tolong.

Azka benar-benar tak bisa menahan amarahnya lagi. Dengan hanya berbekalkan balok kayu yang ditemukannya didepan pintu Azka masuk dan menghajar cowok biadap yang sedang mengerayangi Syila.

"DASAR BIADAP.!!" Teriak Azka sambil memukulinya tanpa ampun. Melihat temannya dipukul, ke empat cowok yang sedari tadi memegangi Syila menyerang Azka. Beruntung Azka memiliki keahlian karate sejak SD dulu. sehingga Azka bisa mengimbangi serangan mereka.

"Dasar pemabuk." Kata Azka disela-sela perkelahian mereka. Syila hanya mampu mengambil bajunya yang telah sobek dan berusaha menutupi bagian tubuhnya bersembunyi.

"Mas... mas Azka..." teriak Ina saat Azka berhasil melumpuhkan kelimanya.

"Iya dek... mas didalem. Jangan boleh ada yang masuk. Ambilkan gamis, jaket, baju atau apalah yang bisa menutup seluruh tubuh sekarang." Perintah Azka pada Ina.

"Untuk apa tapi mas?" tanya Ina

"Jangan banyak tanya dek. Lakuin aja apa yang mas suruh. Cepet dek." Kata Azka lagi.

"Iya mas... tunggu sebentar."

Azka melihat Syila yang masih ketakutan dengan menutupi sebagian tubuhnya dengan hijabnya. Tangannya gemetar, tak ada suara isakan lagi tapi airmata itu terus saja membasahi pipinya. Azka berkali-kali beristigfar. Merasa bersalah dengan apa yang terjadi. Dia telah melihat tubuh polos Syila. seseorang yang sedari dulu selalu melindungi tubuhnya dari orang-orang yang bukan mahramnya.

Azka menghela nafas berat. Dia mencoba mendekati Syila. tatapan Syila kosong. Tapi gerakan tubuhnya menunjukkan penolakan saat Azka mendekat. Azka menjambak rambutnya marah. Ya Azka sangat marah sekarang. Dia telah gagal menjaga seseorang. Tangan Azka telulur memegang pundak Syila.

"Jangan... jangan... jangan pegang...saya...tolong..." gumam Syila pelan. Pertahanan Azka runtuh. Cairan bening mulai menetes dari matanya.

"Sssttt... ini aku Azka Syila... mereka gak akan berani gangguin kamu lagi. Kamu jangan khawatir. Kamu aman dengan saya sekarang. Saya janji akan menjaga kamu. Mereka gak akan menyakiti kamu lagi." Kata Azka meyakinkan Syila. gadis itu menatap Azka. Dan langsung memeluk Azka mencari perlindungan. Azka hanya mampu membiarkan Syila memeluknya.

"Ya Allah... astagfirullah. Semoga apa yang aku lakukan ini benar. Maafkan hampa-Mu yang gagal ini Ya Allah. Aku janji akan mempertanggungjawabkan semua ini nanti." Batin Azka.

"Syila...takut... kak... mereka...mereka..." isak Syila dalam pelukan Azka.

"Sssttt... aku tau...gak perlu kamu jelasin lagi ya. Kamu hanya perlu tenang sekarang. Kamu sudah aman sekarang."

"Tapi.... Aku... kotor." Kata Syila lagi sukses membuat Azka frustasi.

"Enggak... kamu masih suci Syila, mereka belum mengambil apa yang berharga yang selama ini kamu jaga. Aku jamin itu."

"Enggak... hiks... hiks... mereka sudah melihat tubuh Syila kak." kata Syila lagi.

"Lalu apa bedanya denganku Syil...aku pun telah melihatmu polos. Maaf kan aku. Kamu pantas membenciku setelah ini." batin Azka mencoba menahan airmatanya yang akan keluar lagi.

"Mas... ini bajunya mas." Teriak Ina. Azka melepas pelukan Syila. namun Syila justru semakin mengencangkan pelukannya.

"Aku mau ambil baju buat kamu. Kamu gak maukan mereka yang diluar juga melihat kamu dengan keadaan kayak gini. Cuma sebentar. Aku janji." Kata Azka meyakinkan. Perlahan Syila melepas pelukannya. Azka membuka pintu sedikit hanya mengambil baju yang diserahkan Ina. Dan menutup kembali.

Azka menghampiri Syila. wajahnya sangat kacau. Pipinya membiru seperti bekas tamparan yang sangat keras. Pergelangan tangan dan kakinya pun membiru. Azka membantu Syila memakai bajunya serta hijab. Airmata Syila lolos saat Azka mengenakan hijab untuknya.

"Aku kotor kak...aku..." isak Syila lagi.

"Enggak... kamu gak kotor. Semuanya akan baik-baik saja. Aku janji." Kata Azka meyakinkan Syila. Syila tak punya tenaga untuk berjalan. Terpaksa Azka harus menggendongnya.

"Tapi kak..." tolak Syila saat Azka mengangkat tubuh Syila.

"Kamu memangnya bisa jalan dengan keadaan kamu yang kayak gini. Maafkan aku Syila. aku harus melakukan ini. percaya sama aku, semuanya akan baik-baik saja." Kata Azka sebelum membawa Syila keluar gudang. Semua mata terkejut melihat Azka menggendong Syila. ada Zia, Ina, Nadia bahkan Raqi. Tatapan mereka penuh dengan pertanyaan. Namun Azka mengacuhkannya. Terlebih tatapan marah yang dipancarkan oleh Raqi. Sedangkan Ina, Nadia dan Zia hanya mampu menangis dalam diam

"Mereka ada didalam. Bawa mereka ke kantor polisi. Saya saksinya." Kata Azka saat melewati tim keamanan.

"Mas..." kata Raqi mencegah Azka yang hendak membawa Syila pergi. Syila kembali ketakukan melihat Raqi. Syila menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Azka. Dan mengeratkan tangannya yang berada pada leher Azka.

"Nanti akan aku jelaskan semuanya bang. sekarang aku harus segera bawa Syila kerumah sakit." Kata Azka tak memperdulikan Raqi.

"Maafkan aku bang... aku tau kamu mencintai Syila... tapi disini aku yang harus bertanggungjawab. Maaf." Batin Azka saat membawa Syila keluar. Ina, Nadia, dan Zia mengikuti Azka dari belakang. Sedangkan Raqi masih terpaku melihat pemandangan yang menyakitkan didepan matanya. Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

17.2K 1.9K 9
[ON GOING, UPDATE SETIAP KAMIS] || PEMBEKUAN UPDATE SEMENTARA || . . . ° Sesuai permintaan readers, saya melanjutkan au dari Can you see me? menjadi...
61.6K 7.4K 37
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
610K 26.4K 45
Cerita ini murni dari pikiran dan imajinasi ku Plagiat dilarang mencuri karya !!! Cinta pada pandangan pertama itu memang nyata, seperti yang terja...
436K 53.4K 15
Lentera Hati - Series keempat Lentera Universe Romansa - Spiritual - Militer "Dejavu paling berat adalah bertemu seseorang yang mirip dengan dia tapi...