The Calyx - Story Of Azka & A...

By NRMusdjalifah

42K 2.8K 259

Bagaimana bisa aku mencintai gadis yang sangat ceroboh seperti dia. Dekat dengan gadis itu membuatku benar-be... More

KELUARGAKU
KOTA MALANG
BENARKAH INI BERKAH?
ORANG ANEH
TOM & JERRY BERDAMAI
SAHABAT
BIDADARI MASAK GITU
FARZANA
CEROBOH
TRIPLET ABDULLAH
CURHAT
TRAGEDI YANG MERUBAH SEGALANYA
ADA APA DENGAN SYILA
MENIKAH???
Cuma Mau Numpang Lewat
PERTENGKARAN
PUKULAN LAGI?
TAKDIR YANG MEMAKSA
UNTUK ISTRIKU
KELUARGA ARSYILA
BERJUANG BERSAMA
LAMARAN BANG DHIA'
DUKA MALA
KELUARGA AZKA
BANG DHIA' DAN CINTANYA
LAMARAN BANG DHIA' (LAGI)
HARUSNYA BAHAGIA
PENYESALAN
SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA
KABAR GEMBIRA
OPEN PO YAAAA
KABAR BAIKK

FAKTA TENTANG AZKA

977 82 3
By NRMusdjalifah

Syila POV

Aku tak bisa menyembunyikan kebingunganku atas sikap aneh Kak Azka padaku hari ini. Bagaimana tidak, kalau biasanya dia akan mengomel sepanjang masa saat melihat kecerobohanku tadi sama sekali tak mengomel hanya menasehati sedikit. Bahkan aku tanpa sengaja melihatnya tersenyum. Seorang Azka Shagufta Raffasya Abdullah tersenyum. Sesuatu yang sangat amat langka.

Apa karena tadi aku menabraknya sehingga otaknya sedikit ada yang gak beres? Ah itu gak mungkin, ya kali yang kepentok tulang ekornya yang error otaknya? Jauh lah antara tulang ekor dan otak mah. Lalu apa yang bikin dia berubah? Gak biasanya aja gitu aku gak kena omel dia. Rasanya sangat aneh ketemu dia tapi tak diomeli padahal biasanya dia akan ngomel-ngomel padaku setiap bertemu. Selalu saja ada yang salah denganku setiap bertemu dengannya.

Ah entahlah. Harusnya kan aku senang hari ini gak dapat omelan dari dia padahal dua kali aku berlaku bodoh didepannya. Semoga saja ini akan berlangsung lama. Biar aku bisa tenang kuliah tanpa ada beban karena takut padanya. Ok aku mulai mengeluh lagi karenanya. Lupakan dia Arsyila.

Saking asyiknya aku memikirkan sebab musabab berubahnya Kak Azka aku tak sadar kalau aku telah berada di Fakultas teknik tempatku biasa menunggu Zia. Aku mengeluarkan Hpku untuk memberitahu Zia bahwa aku telah sampai di Fakultasnya, belum selesai aku mengetik pesan aku tanpa sengaja menabrak seseorang. Hpku terjatuh entah kemana. Haduh kenapa aku selalu menyusahkan orang? Siapa kali ini yang beruntung ku tabrak. Tunggu... seperti Kak Azka? Gak... gak mungkin Kak Azka. Seingatku tadi dia gak pakek baju ini? Gaya rambutnya pun berbeda. Tapi kenapa dia mirip sekali dengan Kak Azka?

"Kak Azka..." Gumamku

"Hey... kamu gak papa?" tanya cowok itu melihatku yang masih melongo tak percaya. Emang ada gitu orang punya wajah mirip banget. Kecuali memang mereka kembar identik. Tapi apa iya Kak Azka kembar? Aku gak pernah tau.

"Hey... ada yang sakit atau apa? Respon aku dong." Katanya berusaha menyadarkanku dari keterkejutanku. Dia memang bukan kak Azka. Cara bicaranya beda.

"Hah? Iya saya gakpapa kok." Kataku mencoba mengembalikan kesadaranku. Aku mencari keberadaan Hp kesayanganku tapi aku tak menemukannya. Dimana dia? Gimana kalau Zia mencoba menghubungiku? Dimana coba benda pipih itu menghilangnya?

"Kamu mencari apa?" tanya cowok itu bingung melihatku yang tengah mencari sesuatu.

"Hmm... Hp... aku sedang mencari Hpku." Kataku tanpa melihatnya dan masih sibuk mencari Hpku. Dia pun ikut membantuku mencarinya.

"Ini bukan?" tanya nya tak berapa lama sambil menunjukkan Hpku. Aku langsung menerimanya.

"Makasih... tapi kok basah? Gak bisa nyala juga." kataku sedih. Kecerobohanku kali ini benar-benar menyusahkanku.

"Hmm dia masuk ke selokan." Katanya hati-hati. Aku menatapnya sedih. Kalau sudah begini berarti aku harus membawanya ke service center untuk memperbaikinya. Bagaimanapun Hp ini sangat penting untukku. Semua kontak ada dihp ini. Terutama kontak kak Azka. Kenapa aku bilang terutama? Karena aku ada urusan yang sangat penting dengannya dalam beberapa waktu ini. Acara penyuluhan yang dilakukan ormawa yang aku ikuti mengharuskanku menghubunginya sering-sering untuk menanyakan banyak hal karena akulah ketua panitianya dan dia sebagai pendamping kami.

"Ya... sepertinya dia ngambek kali ini. Sudah terlalu sering tak banting. Mungkin dia lelah." Kataku asal mencoba menghibur diri. Dia mengernyitkan alisnya bingung.

"Sering dibanting?"

"Hehehe... iya saking cerobohnya saya, jadi sering ngebanting hp deh gak sengaja. Maaf ya tadi saya nabrak kakak. Beneran deh gak sengaja."

" Iya aku tau kok. lagian bukan kamu aja yang salah, aku juga ceroboh tadi. Maaf ya. Hpmu biar aku yang benerin." Katanya menawarkan. Dia benar-benar beda dengan Kak Azka meski wajahnya sangat mirip.

"Hey kamu ngelamun lagi? Hobi ngelamun ya?" tanyanya membuyarkan lamunanku lagi.

"Hehehe... enggak. kamu mirip aja dengan seseorang." Kataku jujur.

"Mirip seseorang? Siapa? Hmm banyak yang bilang sih aku mirip Ilham Nur Karim." Katanya PeDe. Ilham Nur Karim? Emang sih sekilas dia mirip dengan Ilham Qori bersuara indah dengan wajah tampan rupawannya itu. Tapi hanya sekilas. Karena menurutku dia jauh lebih mirip kak Azka.

"Hmm sedikit. Tapi ada yang jauh lebih mirip sama kakak."

"Siapa emang?" tanya nya penasaran

"Azka Shagufta Rafasya Abdullah. Kamu sangat mirip dengan kak Azka." Kataku polos yang dibalas dengan tawanya yang menggelegar. Hey apanya yang lucu?

"Kenapa? Ada yang lucu kah?" tanyaku bingung. Dia menggeleng dan menarik nafas dalam mencoba menetralkan tawanya.

"Kamu kenal mas Azka?" tanyanya. Aku hanya mengangguk.

"Dia kakak tingkatku." Jawabku tanpa dia tanya.

"Kamu tau, kamu orang kesekian ribu yang bilang aku mirip dengan mas Azka. Jelas saja kita mirip, kita dilahirkan dari rahim yang sama. Cuma berselang 5 menit aku lahir setelah mas Azka."

"Jadi kalian kembar?" tanyaku polos. Dia terkekeh pelan lalu mengangguk.

"Iya kembar. Triplet lebih tepatnya."

"Kembar 3?" tanyaku tak percaya. Dia lagi-lagi mengangguk. Dia sangat berbeda dengan kak Azka. Lebih banyak tersenyum.

"Aku sempat mengira kamu tadi kak Azka."

"Namaku Raqi, Azraqi Saila Fasal Abdullah. Panggil aja Raqi. Kamu?"

"Saya Arsyila Romeesa Farzana. Kak Raqi bisa panggil aku Syila. Kalian ternyata sangat berbeda. Aku tadi sempat mengira kak Raqi itu Kak Azka." Kataku jujur. Saat itu kami telah duduk disalah satu bangku yang tak jauh dari incident kecerobohanku tadi. Kak Raqi duduk didepanku.

"Dan itu sebabnya tadi kamu sempat bengong lama banget?" tebaknya tepat. Aku mengangguk malu.

"Dan kamu pasti berfikir kalau mas Azka telah berubah jadi ramah?" tebaknya lagi. Aku terkejut mendengarnya. Tapi aku mengangguk.

"Diantara kami bertiga, mas Azka lah yang paling dingin. Hanya sama bunda dan Ina sifat itu tak berlaku."

"Ina?"

"Iya... Azrina Salsabila Mashel Abdullah. Dia adik kami yang terakhir. Triplet yang terakhir lebih tepatnya." Apa Ina yang dimaksud adalah Kak Ina yang sering mengisi kajian

"Apa dia yang sering mengisi kajian-kajian dan seminar?"

"Ya... kamu mengenalnya?"

"Iya... aku selalu mengikuti kajiannya kalau tidak ada halangan. Aku gak percaya bahwa Kak Azka punya adik se humble kak Raqi dan selembut Kak Ina." Kataku yang langsung ku tutup mulut emberku. Bagaimana bisa aku bicara seolah-olah kak Azka tak pantas menjadi kakak mereka. Kak Raqi terkekeh lagi. Apa sebegitu mudahnya bagi Kak Raqi tersenyum. Bahkan hal itu sangat sulit dilakukan oleh saudara kembarnya.

"Kenapa? Kamu mau bilang kalau Mas Azka itu terlalu menyeramkan untuk jadi kakak kami?" tanya nya. Aku langsung menggeleng cepat sebelum dia semakin salah faham. Dan mengadu pada Kak Azka. Bisa mati aku kalau Kak Azka sampai tau.

"Kamu gak perlu takut gitu. Sudah jadi rahasia umum kalau mas Azka itu galak. Udah banyak juga yang bilang kalau mas Azka itu terlalu dingin menjadi kakakku dan Ina."

"Emang." Celetukku. Haduh ini mulut kenapa gak bisa direm sih. Lagi-lagi Kak Raqi terkekeh.

"Tapi bagaimanapun Mas Azka itu kakak yang paling hebat buat kami. Dia sangat bijak dan penyayang. Kata Bunda, mas Azka itu duplikatnya ayah waktu masih muda."

"Kak Raqi jangan bilang ini ke kak Azka ya? Aku gak mau kena omelannya karena membicarakan dia dibelakang. Bisa ngomel siang malem. Belum lagi omongan-omongan pedesnya." Kataku lagi. Dan sekali lagi Kak Raqi tertawa. Bahkan sangat keras. Dimana yang lucu sih sebenarnya?

"Iya-iya... ah iya kamu kesini ada perlu apa?" kata Kak Raqi mengingatkanku bahwa aku sedang menunggu sahabatku. Dimana dia? Pasti dia sudah kelimpungan mencariku karena hpku mati.

"Ah iya aku sampek lupa. Aku kesini mau ketemu sahabatku Kak. Dia kuliah dijurusan Teknik Informatika. Dia pasti kebingungan nyari aku deh karena hpku gak bisa dihubungi." Kataku bingung.

"Teknik Informatika? Semester berapa?"

"Semester 2 kak. namanya Zia... Zia Mahveen Faaiza. Kakak kenal?"

"Kalau Zia sih aku kenal. Kebetulan kita satu UKM. Kamu bisa pakek hpku buat menghubungi dia." Katanya sambil menyerahkan hpnya. Aku menerima ragu-ragu. Belum sempat aku menghubunginya, orang yang aku cari muncul dihadapanku dengan tatapan kesal. Mati kamu Syila.

"Syila... dicariin kemana-mana juga taunya kamu disini. Hpmu kemana? WA, BBM, LINE, telpon gak ada yang aktif semua? Lama-lama tak buang juga hpmu. Punya hp tuh di gunain bukannya cuma jadi pajangan aja. Dan blablabla." Omel Zia panjang banget. Sampek-sampek aku gak ada kesempatan buat membela diri. Ku lirik Kak Raqi yang sedang menahan tawanya. Sepertinya Zia masih belum ngeh kalau ada orang lain selain aku dan dia.

"Gak nyangka ternyata kamu cerewet juga ya Zi." Komentar Kak Raqi saat Zia selesai ngomel. Dia nampak terkejut. Nah kan diem deh tuh mulut. Kenapa juga ekspresinya itu anak. Kayak salting gitu

"Bang Raqi? Kok ada disitu? Sejak kapan?" tanya Zia salting. Kini giliran aku yang menahan tawa.

"Daritadi... dari sebelum kamu dating malah." Kata Kak Raqi santai. Kini Zia menatapku tajam. Menuntut penjelasan. Lah salah sendiri dateng-dateng langsung ngomel. Kebiasaan.

"Tadi aku gak sengaja nabrak Kak Raqi waktu aku mau BBM kamu kalau aku udah disini. Terus karena incident dari kecerobohanku tadi hpku masuk selokan. Basah dan gak bisa hidup. Makanya kamu gak bisa menghubungiku sama sekali. Gimana bisa ngehubungi, hpnya aja gak nyala. Udah? Apa lagi yang kamu tanyain?" tanyaku sambil menunjukkan hpku yang masih basah.

"Hmm... terus kenapa Bang Raqi masih disini? Kalian?" tanyanya curiga.

"Kami baru kenal tadi Zi. Terus ya kita ngobrol aja. Syila mengira aku kembaranku yang kakak tingkatnya Syila. sekalian nunggu kamu keluar." Kak Raqi menjelaskan.

"Oh." Kata Zia singkat meski masih dengan tatapan tajam.

"Hmm Kamu udah selesai kuliahnya? Kalau udah kita pulang sekarang. Aku mau ngerjain tugas ini." Kataku yang hanya disambut dengan anggukan oleh Zia. Aku dan Zia pun berlalu setelah berpamitan dengan Kak Raqi. Pasti setelah ini aku akan diserang banyak pertanyaan oleh Zia. Aku melihat tatapan tak suka dari sorot mata Zia. Emang apa salahku?  Tbc

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 951K 52
[SEQUEL OF A DAN Z] Tumbuh dewasa tanpa kedua orang tua dan memiliki tanggung jawab yang sangat besar, terlebih harus menjadi sosok orang tua untuk k...
198K 10.9K 29
Spin off: Imam untuk Ara cover by pinterest follow dulu sebelum membaca.... ** Hari pernikahan adalah hari yang membahagiakan bagi orang banyak,namun...
2.8M 249K 69
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...
32.2K 4.3K 71
Adeeva Humaira Laskar Khaizuran. Seorang wanita yang jauh dari kata agama dan tidak mengenal apa itu agama, selain tidak ada niat untuk berubah dia j...