Rean mengusap tangan keriput sang ayah. Pria itu tampak sedih melihat keadaan ayahnya yang memburuk. Sebelumnya, keadaan Raja Adyatama membaik dan menunjukkan tanda-tanda akan sembuh.
Adyatama menatap putranya dengan sendu. "Ada hal yang perlu kau ketahui, putraku."
"Apa itu, Ayah?"
Adyatama terbatuk-batuk. "Aku tidak akan lama lagi, jadi aku akan menceritakannya dari awal agar kau mengerti."
Rean mendengarkan dengan serius.
Raja Adyatama menikahi seorang putri dari kerajaan kecil, nama putri itu adalah Myraa.
Perempuan yang sangat cantik dam berbudi baik.
Mereka hidup dalam kebahagiaan dan dicintai oleh rakyat Gigarez.
Namun, permasalahan dimulai ketika Ratu Myraa tidak kunjung memberikan pewaris bagi kerajaan Gigarez. Ketika diperiksa para tabib, ternyata Ratu Myraa tidak bisa mengandung. Ada yang salah dengan rahimnya.
Itu membuat Ratu Myraa sedih, begitupun dengan Raja Gigarez. Hari terus berlalu dan kedua pasangan itu semakin tua. Seperti pasangan lainnya, mereka juga ingin memiliki anak.
Raja Gigarez setiap hari berdoa di kuil Dewi Amiless. Dia menginginkan seorang anak.
Setiap hari, Raja Adyatama menanam bunga treloss di siang hari dan menyalakan seribu lilin di malam hari agar Dewi Amiless mengabulkan permintaannya.
Di suatu malam, Dewi Amiless datang menemui Raja Gigarez di kuil.
Raja Adyatama sangat mengagumi kecantikan Dewi Amiless.
Rambutnya yang yang panjang berwarna putih, seputih salju. Ada tanduk panjang yang terselip di rambutnya. Sepasang iris mata berwarna merah pudar dan bibir merah merekah.
Kesadaran Raja Adyatama telah kembali, sehingga dia segera mengalihkan pandangannya dari Dewi Amiless.
"Aku menyukai bunga treloss dan gemerlapnya lilin di malam hari. Kau benar-benar memiliki keinginan yang kuat untuk mempunyai seorang anak," ucap Dewi Amiless dengan suaranya yang lembut.
"Seumur hidupku, aku hanya menginginkan seorang putra mahkota."
"Mau bagaimana lagi, Ratu Myraa tidak bisa memberikanmu keturunan. Kerajaan Gigarez akan mati dalam waktu 50 tahun kemudian dari sekarang. Saat itu juga kau akan mati."
Mendengar itu, Raja Adyatama semakin cemas.
"Apa Dewi bisa mengabulkan permintaanku?" Tanya Raja hati-hati.
"Tentu saja, tapi bayarannya cukup besar."
Raja Adyatama menatap Dewi Amiless dengan penuh harap. "Apa pun itu, aku akan melakukannya."
"Kau harus tidur denganku. Maka, benihmu yang lahir dari rahimku itu adalah anak yang akan menjadi Pangeran bagi kerajaan Gigarez."
Deg!
Raja Adyatama cukup terkejut mendengar itu. Mana mungkin dia berselingkuh dari Ratu Myraa yang sangat dia cintai.
"Hanya aku yang bisa memberikanmu keturunan. Putramu akan memiliki kekuatan yang luar biasa sepertiku. Kerajaan Gigarez akan selamanya menjadi kerajaan yang besar."
Apakah Raja Gigarez akan berpaling dari kesetiaannya terhadap Ratu Myraa?
"Ratu Myraa akan mengerti jika kau jujur padanya tentang ini. Tetapi, akan lebih bagus, jika dia tidak tahu."
Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, perselingkuhan pun terjadi. Demi kerajaan, Raja Gigarez memilih melakukan hubungan terlarang dengan Dewi Amiless.
Raja tidak memberitahukan tentang persetubuhannya dengan Dewi Amiless pada Ratu Myraa. Dia memilih untuk merahasiakannya.
Ketika usia kandungan Dewi Amiless 1 tahun lebih, dia memindahkan calon bayi yang ada di perutnya ke dalam perut Ratu Myraa.
Kebahagiaan di wajah Ratu Myraa membuat Raja sedih, mengingat anak dalam perut Ratu yang tiba-tiba muncul itu adalah hasil perselingkuhannya dengan Dewi Amiless.
Pangeran Rean terlahir ketika usia kandungan Ratu Myraa 1 tahun kurang. Banyak yang mempertanyakan Ratu Gigarez dan Pangeran Gigarez. Apalagi Pangeran Gigarez tidak memiliki kemiripan dengan orang tuanya.
Namun, Raja Adyatama membantah keraguan rakyatnya. Dia mengatakan, bahwa Dewi Amiless yang sudah memberkati kerajaan Gigarez dengan kelahiran Pangeran Rean.
Bukannya membuat rakyat berubah pandangan, justru kekuatan Pangeran Rean membuat rakyat ketakutan.
Pangeran Rean pernah tidur di siang hari dan saat itu juga dunia drucless menjadi gelap tanpa sebab. Api padam, air berhenti mengalir, angin menghilang, tanah juga membeku.
Dewi Amiless mengatakan pada Raja Adyatama, jika itu adalah kemampuan milik Pangeran Rean. Warna mata Pangeran yang biru merupakan lambang langit.
Dengan begitu, Raja Adyatama melarang Pangeran Rean tidur di siang hari. Tapi, Pangeran Rean juga tidak tidur di malam hari. Dia memikirkan rakyat Gigarez yang tidak menyukainya.
Anak laki-laki itu pergi ke kuil Dewi Amiless dan berdo'a. Dia meminta agar dirinya dicintai oleh rakyatnya.
Untuk pertama kalinya Dewi Amiless melihat putranya secara langsung di kuil. Meskipun Dewi Amiless tidak menunjukkan dirinya di depan Rean, Dewi Amiless bisa melihat Rean.
Keinginan Pangeran Rean dikabulkan oleh Dewi Amiless. Semua rakyat di Gigarez sangat mencintainya seperti Raja Adyatama. Pangeran Rean senang sekali.
Suatu ketika, peperangan terjadi di perbatasan Utara kerajaan Gigarez. Raja Klavuar dari kerajaan Clovart yang menyatakan perang dengan kerajaan Gigarez.
Dua kerajaan besar yang terus berperang sampai beberapa tahun (di dunia drucless) lamanya.
Ratu Myraa sangat mengkhawatirkan keadaan Raja Adyatama dan Pangeran Rean di medan perang.
Ketika semuanya dalam kesulitan, Pangeran Rean menatap matahari yang mulai terbit di depannya.
Sebentar lagi perang akan dimulai.
Saat cahaya pudar matahari mulai menyentuh dunia drucless, para prajurit dari kerajaan Clovart datang menyerbu ke arah mereka.
"Kita akan kalah."
"Mereka sangat kuat dengan bantuan Dewi Amiless."
"Kita akan mati."
Rean merasa sedih mendengar keputus-asaan prajuritnya. Pria itu menggerakkan tangan kirinya dan menutup mata kanannya.
Tiba-tiba langit menjadi mendung, padahal tidak ada awan di atas sana. Semuanya yang berada di medan perang mendongkak menatap langit.
Matahari pudar itu tertutupi oleh lingkaran berwarna hitam seperti iris mata berwarna gelap.
Mata gelap itu adalah iris mata milik Pangeran Rean. Mata pria itu yang awalnya berwarna aquamarine berubah menjadi hitam kelam. Tanduk yang semula kecil dan tersembunyi di rambut putihnya tiba-tiba muncul keluar dan mencuat tajam
Para prajurit yang berada di sekitar Pangeran Rean tampak ketakutan melihat perubahan ekspresi wajah pria itu.
Dalam sekejap mata, dunia drucless berubah menjadi gelap gulita. Tidak ada angin yang berhembus. Suara aliran sungai pun mendadak hilang. Tidak ada suara apa pun di sekitar mereka.
Sunyi senyap.
Ketika mereka mencoba berbicara, tidak ada suara yang muncul. Mereka hanya bisa berpegangan tangan satu sama lain dalam ketakutan.
Beberapa saat kemudian, langit kembali cerah. Iris gelap berwarna hitam itu menyingkir dari depan matahari.
Para prajurit terkejut melihat prajurit lawan dari kerajaan Clovart berubah mejadi abu.
Kedua mata Rean perlahan berubah menjadi biru seperti semula.
Sejak saat itu, rakyat semakin mencintai Pangeran Rean. Meskipun Pangeran Gigarez itu memiliki kemampuan yang menakutkan, itu digunakan untuk melindungi mereka semua.
Banyak sekali rakyat dari kerajaan lain yang berpindah ke kerajaan Gigarez, termasuk dari kerajaan Zeroun. Karena masalah itu, hubungan antara kerajaan Zeroun dan kerajaan Gigarez jadi renggang.
Raja Adyatama tidak memikirkan hal lain, selain rasa bersalahnya karena telah berselingkuh dengan Dewi Amiless.
Penyesalan itu menghantuinya setiap saat. Meskipun dia bahagia memiliki Rean, rasa bersalahnya sudah menggunung dalam hati.
Rean membeku setelah mendengar kenyataan itu dari ayahnya.
Raja Adyatama menatap lurus. "Dewi Amiless tidak seperti yang dibicarakan oleh para drucless. Dia bukan Dewi, seperti yang mereka katakan. Dewi Amiless adalah iblis."
Rean tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Perasaannya sekarang menjadi campur aduk.
"Hanya satu yang ingin aku katakan, bagaimanapun juga, Dewi Amiless adalah ibumu, ibu kandungmu."
Setelah berkata demikian, Raja Adyatama menghembuskan napas terakhirnya.
Rean memeluk tubuh yang sudah tak bernyawa itu sambil menangis tanpa suara. "Ayaah."
-
19.54 : 4 Oktober 2019
Ucu Irna Marhamah