Aeon

By Kancutt_Suga

285K 15.2K 1.6K

"Sejak pertama kali bumi ini dibentuk, semuanya sudah di rencanakan, sayang. Jadi, jika kita memang ditakdir... More

cogan? keak orgil jalanan:v
hey
sayangku
hari ini
aku syantik
senin
selasa
alasannya kerja
rabu
kamis
les privat katanya
jumat . sabtu
sampai minggu
ko masih g ketemu
semalam
bobo dimana
bobo sama siapa
ngapain aja
ciat
awokawok
ewh
๐Ÿ’•
๐Ÿ’•๐Ÿ“Œ 18+
hwhw
lu
cinta luna
B
A
N
T
E
T
n@3n@
ini nama nya pizang๐ŸŒ
ga bisa buat judul:(
18++ ?
aduh yank
P
A
R
K
J
I
M
I
N
anzinc
T0sL0L
duh gatel
pantad gue
Hiatus ?
mau g sama om?
Iya Aqhu Maw Sama Om:(
Udah Cukup Aing Lelah
ena ena
hmmmmmmmm
ayok
hmm~
lonte kokopay
ujep jimin๐Ÿ™‚
gtw nieh ddq
ku hanya dyam:)
So Delicate
setan
Buka๐Ÿ”ž
Without
You,
I'm Nothing
Sebagian
Punya Jimin
Kim?
hYuNG
dispatch anjeng
blAcK bIRd
punya Q
kimi kiliir diliin
Iya ges
yupp
omamamay
Reflection
Dionysus
Set Me Free
Nama saya Al*ira
Dari Gugus Sembilan
Finally

Ta3

1.7K 111 26
By Kancutt_Suga

- Taehyung Focus -

Mmpus lu pada:)

.

. .

Hana menatap jam yang melingkar pada pergelangan tangannya, lagi. Jarum itu mengarah ke angka tiga, artinya sudah tiga jam Hana duduk di parkiran dengan es krim yang sekarang hanya tersisa stiknya.

Wanita itu mengehela napas, dirinya berandak membawa dompet, pasti sudah pulang menggunakan taksi sejak tiga jam yang lalu. Namun apa daya, Hana tidak punya dompet, karena Jimin lah yang bertanggung jawab atas Hana.

Sekarang, mana Jimin? Pribadi berambut hitam lebat itu tak kunjung datang. Ponsel Hana pun tertinggal, tertinggal di mobil Jimin.

:)

Mobilnya pun tidak ada sejak Hana memasuki area parkiran, mood Hana semakin kacau kalau begini.

Akhirnya Hana memutuskan untuk pulang dengan jalan kaki, siapa tahu ada om-om tampan yang mengantarkannya pulang? Eh, tapi bagaimana kalau om-om tampannya berniat jahat?

Aduh, Hana jadi pucink.

Hana berjalan lesu menuju trotoar, benaknya kadang takut. Takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tapi secepat kilat Hana menghapus pikirannya itu. Sekarang hanya makian yang memenuhi benaknya, entah itu menyumpah sosok Jimin yang tidak bertanggung jawab atas dirinya dan lain sebagainya.

"Aduh Jimin mana sih? Jangan-jangan ke kantor, tapi kok ga bilang" ujar Hana sambil menendang batu kecil.

Bangunan sekolah mulai tidak terlihat, Hana mendengar suara motor yang berasal dari belakangnya. Awalnya Hana tidak peduli, tapi lama kelamaan, suara motor itu seperti mengikutinya.

"Sutt! Kiw cewe,"

Suara itu membuat Hana berhenti berjalan, menunduk merupakan pilihan yang tepat pikirnya. Hana melihat pada sisi kanannya, terdapat moge yang familiar dimatanya.

"Han, oit!" Panggil pria itu lagi, Hana akhirnya menoleh.

Pria dengan kemeja putih sekolah yang penuh coretan spidol dan semprotan warna. Rambut birunya terlihat basah ketika pribadi berbahu lebar itu melepas helm-nya.

"Gue kira siapa anjir! Ngikutin udah kayak penjahat gitu lagi," sewot Hana sambil menendang ban motor Taehyung.

Iya Hana tahu dia salah, kakinya jadi sakit karena menendang ban motor sialan itu.

"Makanya jangan ditendang kerdil! Kasian ban-nya kesakitan," ujar Taehyung yang kemudian mematikan mesin motornya.

"Cih, mahalan ban moge Jimin," sindir Hana.

"Mau nebeng kaga nih?" Taehyung menyalakan mesin motornya lagi, dengan cepat Hana menaiki moge tersebut dengan berpegangam pada pundak lebar Taehyung. "Pegangan ya, nanti jatoh," ujar Taehyung setelah memasang helm-nya.

Hana menatap wajah Taehyung melalui kaca spion, "ciye khawatirin diriqhu, ciye ciye ciye," Hana menyubit pinggang Taehyung, kemudian menurut--memegangi pinggang Taehyung ketika motor itu mulai melintas di jalan raya.

"Hilih kinthil. Bukannya khawatir ya, tapi kalo jatoh dari kendaraan mah gue yang babak belur. Jatohnya nyusahin, belum lagi kalo ada lecet di elu, rumah sakit mahalll," ujar Taehyung lebay.

Hana tertawa kencang, "lah kok lu yang babak belur, sih!?" Tanya Hana sambil teriak, agar suaranya dapat didengar Taehyung.

"Yaiyalah! Dipukul Jimin nanti, sakit tau ga!? Nih, nih, liet pipi gue, lebam gitu kan? Gede sebelah? Ini ggara Jimin!" Ujarnya dengan intonasi dimanja-manjakan, seperti anak kecil yang mengadu kepada Ibunya ketika melihat UFO yang terbang di langit.

Hana awalnya tertawa mendengar intonasi bicara Taehyung, tapi Hana sadar akan apa yang barusan dikatakan oleh Taehyung. "Hah? Lu pukul Jimin!?" Kaget Hana sambil memegang salah satu pipi Taehyung.

Keceplosan gua, FAK! -Tai@hyung

"Eh, engga, maksudnya dicakar Jungkook, hehe" alasan Taehyung sambil nyengir tidak jelas.

"Alasannya ga ada yang lain gitu?" Tanya Hana lagi.

Taehyung tertawa kecil, "sari-sari otak gue kek diserap sama soal IPA tadi, awoqwoqwoq," sahut Taehyung.

"Kenapa Jimin mukul lu?"

. . .

"Jadi gitu," Taehyung menunduk, layaknya anak kecil yang tengah dimarahi Ibunya. Baru saja Taehyung menceritakan kejadian pukul-memukul yang terjadi di depan kelas siang hari tadi.

Dan tentu saja, Taehyung tidak menceritakan hingga detail pembicaraannya dengan Jimin. Taehyung tidak mau Hana terluka saat ini, nanti saja, pikir Taehyung.

"Astaga, pipi lu masih sakit? Mau gue obatin?" Tanya Hana dengan wajah khawatir, tangan putih pualam itu bergerak mengusap rahang tegas Taehyung.

"Engga, gapapa. Udah sering ditonjok kali, hehe" ujar Taehyung sambil memegang tangan Hana, menahan tangan itu di meja, sedikit menekan(?) Atau menahan tangan itu agar tidak lepas dari genggamannya.

Tentu saja Hana berpikir positif dulu, wanita dengan seragam sekolah itu memilih diam. Menatap Taehyung yang mulai tersenyum aneh, "mau gue kasih tau seswatu ga?" Tanya Taehyung sambil mendekatkan wajahnya.

Hana mulai merasa agak aneh, pasalnya pribadi di depannya ini biasanya bertindak lucu, unik, dan agak tolol. Tetapi kenapa sekarang berlawanan. Hana menjauhkan tangannya, memiringkan kepalanya kemudian membuka suara. "Seswatu apa?" Tanya Hana.

"Ya gituuu," Taehyung menyandarkan punggungnya pada kursi kayu yang didudukinya. Cafe yang mereka tempati ini cukup sepi, tidak terlalu banyak pengunjung. Taehyung jadi merasa lebih tenang dan santai setelah beberapa kendala dengan Jimin.

"Yagitu apanya," Hana akhirnya penasaran.

"Masalah Jimin, gue tau semwanyaa hehe, lu mau tau ga nih?" Tanya Taehyung sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ohh masalah Jimin, gausah deh, gue udah tau kok semua masalah Jimin," ucap Hana tenang, membuat Taehyung membulatkan matanya seketika.

Pribadi berbahu lebar itu terlihat kaget, "ja-jadi lu udah tau semuanya? Siapa yang ngasih tau!?" Taehyung mendaratkan kepalan tangannya di permukaan meja, menimbulkan dentuman yang cukup nyaring.

"Yaiya, kan gue istrinya, masa gatau sih? Jimin itu kan kerja tuh, jadi dia insomnia gituu, ngerti ga sih? Itu kan masalahnya?"

Taehyung memejamkan matanya, menyandarkan punggungnya lagi pada kursi kemudian memijat pelipisnya. Hampir saja mulut Taehyung akan mengatakan yang sebenarnya.

"Lu kenapa?" Tanya Hana sewot.

Taehyung menggeleng, "kasian sama Jimin, sampe insom gitu ya?" Taehyung melanjutkan alur.

"Iya anjir, kasian banget, kadang gue ga tidur juga ggara dia ga tidur,"

"Tunggu-tunggu, masalahnya bukan itu," Taehyung menjeda kalimatnya, menghela napas panjang ketika Hana mengerutkan alisnya. "Ada yang lebih penting dari insomnia," tambah Taehyung.

"Apa?"

"Gue beritau kalo lu besok mau ikut gue," ujar Taehyung lagi.

"Ah ga asik lu mah, bilang di sini aja dong," sewot Hana.

"Ya gabisa lah, besok dah, gue jemput sekalian temenin ke salon hehe," Taehyung menampilkan senyum kotak seperti biasanya.

"Astaga, ngapain lu ke salon sat?" Tanya Hana.

"Ya ganti warna rambut lah! Ngapain lagi?"

"Ealah ketek dajal, mau diwarnain apa lagi tu rambut?"

"Item, biar kek papa zola, hehe"

. . .

Hana sudah sampai di apartemennya dengan aman dan selamat, walaupun tidak menggunakan helm ketika dibonceng Taehyung tadi.

Hana melempar tasnya ke sembarang arah, kemudian melempar tubuhnya ke ranjang. Helaan napas terdengar, Hana mengeluh untuk kesekian kalinya.

Hingga Hana menyadari, suara percikan air dari dalam kamar mandi terdengar. Wanita itu skeetika bangkit dan menatap pintu kamar mandi dengan tatapan mengidentifikasi.

"Jim?"

"Hmm, tunggu bentar,"

Hana kembali berbaring, menatap langit ruangan yang berwarna putih. Hana memonyongkan bibirnya, seolah bibirnya itu dapat menyentuh langit ruangan, sungguh, bosan sekali rasanya.

Hana menutup matanya, tanpa berhenti memonyongkan bibirnya. Hingga Hana merasa ada sesuatu yang mendarat pada bibirnya.

Sesegera mungkin Hana memiringkan wajahnya, menatap pribadi yang mengungkung tubuhnya hanya dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya. "Aku capek ih," ujar Hana sambil mencoba mendorong tubuh kekar Jimin.

"Kamu monyong-monyong gitu, aku kira kan minta cium," ujar Jimin dengan intonasi lugu, seolah tidak punya kesalahan sama sekali.

Dua manusia itu terdiam, saling menatap tanpa mau berpindah posisi. Air dari rambut Jimin menetes, membuat Hana gemas kemudian menyurai rambut suaminya ke atas.

Tangan Hana bergerak memegangi pundak Jimin, kemudian membuka suara, "tiga jam aku nunggu di parkiran," ujar Hana tenang.

Sorot mata Jimin ke bawah, Hana tahu, Jimin pasti merasa bersalah sekarang. Tapi, Jimin tak kunjung menjelaskan.

"Maaf," lirih Jimin.

"Kamu ke mana?" Tanya Hana lagi.

Bukannya menjawab, Jimin malah bangkit dan berjalan menuju lemari. Membuat Hana bingung, dan akhirnya ikut bangkit dan berjalan mengikuti Jimin.

"Jim..," panggil Hana.

Jimin tidak menyahut, pribadi itu lebih memilih memasang pakaiannya dengan tenang.

"Jimiinnn," rengek Hana.

Hingga Hana melihat sebuah koper hitam yang terletak tepat di sebelah lemari, isinya beberapa baju dan celana.

"Ini apa?" Tanya Hana sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah koper tersebut.

"Tadi pulang sama siapa?" Tanya Jimin, tidak memerdulikan pertanyaan Hana sebelumnya.

"Kamu tadi ke mana? Mau ke mana?" Nada suara Hana mulai meninggi.

Jimin menghela napas, menghadap tubuh wanitanya kemudian memeluknya hangat.

"Tadi ke kantor, dapat kabar kalo aku bakal ke jepang besok pesawat pagi," ujar Jimin tenang sambil meletakkan dagunya pada pundak Hana.

Hana terdiam, lebih memilih melingkarkan tangannya pada perut Jimin tanpa bersuara.

"Trus tadi pulang sama siapa?" Tanya Jimin lagi.

"Aku pulang sama Taehyung masa?"

Kali ini Jimin yang terkejoed terherman-herman, "Taehyung? Dia ada cerita ga sama kamu?"

"Ya crita-crita gitu doang si, lagian kamu kenapa nonjok dia sih? Kasian tau anak orang,"

Jimin menghela napas, rupanya Taehyung ini labil.

PENGEN BERITAU TAPI GAJADI. JADIYAGITU.

Hehe -Tae

. . .

Bersambung..

Hwhw.

Taehyung mau ganti walna lambut gaiseu.

Btw aku maw taw dong, menurut kalian kelanjutannya gimana? Wkwkw

Appaga Hana akan bahagya?

Ataw Jimin sengsara?

Ataw Taehyung kena karma?

Komen ya:)
Soalnya aku suka bacain komentar-komentar kalian yang lucu-lucu, BIKIN GUA NGAKAK TENGAH MALEM:')

disangka kesurupan😏

Ya intinya gitu deh, semoga minggu ini bisa banyak update ya.




Masalahnya tuh begini..

- My Brain -
Akutuh kalo nulis harus ngebuat rangkaian cerita dulu, alias ngehayal hehe:)

Nah, otak aku ini random banget.
Pas pengen nulis, nalar ga jalan, jadinya gatau mau nulis apa.

Pas nalar jalan, eh mager nulis.

Aku harus apa:)
Dan, hayalan akutuh bisa muncul kapan saja selagi aku masih hidup.

Jam 2 malem tiba-tiba pengen nulis eh dicyduk papaqu karna lampu kamar masih nyala:')

Sekyan.

   - Shi   




Continue Reading

You'll Also Like

AZURA By Semesta

Fanfiction

219K 10.6K 23
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
156K 11.7K 86
AREA DILUAR ASTEROID๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...
89.1K 9K 37
FIKSI
48.7K 6.6K 31
tidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pus...