KEYVANO [Selesai]

Par Elsvg02

186K 7.9K 1.3K

[FOLLOW SEBELUM BACA] Kalau cinta jangan maksa! Mungkin, kalimat itulah yang harusnya dia ucapkan terus-mener... Plus

Prolog
1. Sleeping lion, unlucky encounter.
2. Remuneration
3. Cooking for Vano
4. The decision : girlfriend?
5. Darkside himself
6. Wrong fokus : Not Vano
7. What should i do?
8. Discussion lossed: Iam Devano
9. Kiss?
10. Understanding about feeling
Information : Cast
11. Express reason: Dating
12. Tree house: Vanya?
13. On the past
14. Beginning without disscussion
15. Bully
16. Punishment
17. Become awkward
18. Trying to stay away
19. Humiliated again
20. Tissue and Chewing Gum
21. A kidnapping mission
23. I am not Vanya, but I am Keysa
24. Am I jealous?
25. Fall in love?
26. Keysa is really in love
27. Day 1 : become Vano's girlfriend
28. Day 1 : river
29. A mistake
30. Call : Sayang?
31. Embarrassing
32. Something
33. Weak point
34. Mom in a coma?
35. Where is Vano?
36. Vano?
37. Not Vano
38. Chiko's explanation
39. First kiss?
40. A pict
41. Change of a Vano
42. Vano was furious
43. Crying in the rain
44. Vano is jealous
45. I miss you, Disa.
46. Date
47. Bioskop
48. Assumption of Vano
49. Threat message
50. A unnamed letter
51. A foreign man
52. Overprotektif
53. An initial
54. Vano's annoyance.
55. Coming out of a coma
56. Gift by a God
57. A doll
58. As fobia
59. I will get it
60. Keysa passed out.
61. Hard to believe
62. Studying together at the cafe
63. Study groups
64. Rag
65. Something hurts.
66. Hospital
67. Promise to mama
68. Going to mall
69. Vano and Aletta?
70. I love you, can you still wait?
71. School exams
72. Think with logic.
73. Are you still love me?
74. A vacation plan
75. I am guilty
76. Hesitating
77. Dinner
78. Big hidden?
79. College Pass
80. Beach
81. Keysa wants to kill Aletta?
82. Stab wound
83. Blood donors
84. He's gone, Keysa. [Selesai]
85. Extra Part
86. Epilog
Penting

22. Between Artha and Vano

2.2K 109 45
Par Elsvg02

Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.

•••

Uangnya sudah saya transfer.

"Berapa?"

100M

"Ok, thanks!" Vano mematikan sambungan teleponnya secara sepihak. Cowok itu menghela napasnya.

"Dari siapa tuh 100M? Client lagi ya?" ujar Fafa menoleh ke arah Vano yang masih saja terdiam. Cowok itu berdehem keras.

"Killed someone?"

"Yes ofc." Vano menjawab ucapan Fafa. Radit menghela napasnya. "Van?"

"Kenapa?"

"Yakin lo, nggak mau berhenti?"

"Gue nggak tahu, mungkin ini yang terakhir," ujar Vano tersenyum. Cowok itu membuka ponselnya lagi.

Elang menatap ke arah Vano serius. Dia hanya memberikan smirk senyum tipisnya.

Vano tiba-tiba teringat akan Keysa. Cewek itu sedang apa? Entahlah, Vano tidak bisa mengganggu cewek itu. Meskipun tak lagi berdekatan seperti saat itu.

Vano
Udah plg?

Dia memasukkan ponselnya ke dalam saku Jeansnya lagi.

"Geng sebelah bikin onar, sok mental gede mereka!" ujar Keanu menatap ke arah ponselnya. Melihat gambar berupa data-data dari para anggota geng Rajawali yang sering memberi informasi.

Vano menoleh ke arah Keanu. Dia mengernyit. "Geng mana?"

"BIASALAH SI BUAT ONARRRR!" ujar Keanu berdecih. Dia memperlihatkan gambar yang ada di dalam ponselnya. Membakar ban mobil di tengah jalan. Membantai anak-anak jalanan, dan balapan tak sesuai aturan. Yang membuat masyarakat tidak betah. Siapa lagi kalau bukan Cobra's King.

Cobra's King merupakan kumpulan dari anak-anak nakal yang memang bersekolah di SMA Pancasakti. Memang tidak semua. Namun, terlihat anggota-anggotanya paling banyak dari SMA itu. Tetangga sekolahnya. Perusuh.

"Biarin."

"Kenapa selalu dibiarin sih, Van? Gedeg gue sumpah dari kemarin! Ya kali dibiarin!" ujar Keanu, Fafa menganggukkan kepalanya. Chiko pun sama.

"Bener tuh, dari kemarin gue liat bikin rusuh terus, sok banget mental kertas padahal."

"Juancuk nggateli!" ujar Fafa dengan bahasa jawanya.

"Hm, selagi mereka nggak bikin ulah ke geng kita ya buat apa urusin?" ujar Radit. Vano mengangguk setuju.

"Gedeg ganggu masyarakat anjir!" ujar Fafa dengan kekesalannya.

"Si Artha-"

"Udah! Nggak usah dibahas!" ujar Vano setelah mendengar ucapan itu. Dia membaringkan tubuhnya di sofa. Membuka kaos oversize putihnya. Terlihat jelas dada bidang itu tereskpos. Vano berusaha memejamkan matanya.

Drrrrt drrrrrrt drrrrrrt

"Halo, siapa?" ujar Fafa seraya membuka ponselnya. Panggilan itu membuatnya mengernyit heran.

"Ini Fafa kan? Ini Asya temennya Keysa ..., Keysa sama Vano atau nggak? Gue ditelpon sama penjaga rumahnya Keysa, kalo dia belum pulang ke rumah."

"Hah, Lo dapet nomor gue darimana?"

"Keysa ada di situ atau nggak dongo! Suka suka gue lah dapet nomor dari siapa."

"Nggak ada, Sya." Cowok itu memijat pangkal hidungnya. Fafa memfokuskan pandangannya. "Lah tadi katanya dijemput, kan?" ujarnya.

Sopirnya nggak bisa jemput karena dia lagi di bandara buat nganterin orang tua Keysa, dia disuruh naik taxi tapi belum pulang juga.

"Sama temen kelas lo kali."

Nggak, udah gue chat tapi Keysa nggak sama mereka. Nomor Keysa juga nggak aktif. Dia benar-benar nggak sama Vano?

"Van, Keysa nggak nginep di apartemen lo kan?" ujar Fafa dengan bodohnya.

Vano yang sempat terpejam kini membuka matanya. Cowok itu menoleh ke arah Fafa. "Emang gue sama dia?" ujar Vano bertanya balik. Fafa terkekeh. "Ya nggak sih."

"GUOBLOUG, HAHAHAHAH." Keanu kini berbicara seraya tertawa.

Bener-bener nggak ada? Gue khawatir terjadi sesuatu sama Keysa, Tolong bantuin cari Keysa yaa.

"Iya, Sya. Kita berusaha bantu cari ya...," ujar Fafa, setelahnya panggilan telepon itu terputus.

"Keysa belum pulang?" ujar Chiko kini menatap ke arah Fafa.

Vano terdiam lagi. Dimana cewek itu? Apakah dia tidak pulang ke rumah? Atau Aletta semakin bersikap menjadi-jadi kepada cewek itu? Bahkan, pesan yang dia kirimkan juga belum dibaca. Jadi sekarang dimana Keysa?

"Belum, katanya Asya dia belum pulang. Ngga di rumah temen-temennya juga."

"Coba chat kali aja Keysa bales." Radit kini berbicara.

"Nomor ponselnya nggak aktif kata Asya." Fafa kini menoleh ke arah Vano. Cowok itu tampak datar dengan keseriusannya. Pikirannya kini menyorot akan cewek itu ; Dimana dia?

Dia membuka ponselnya. Belum juga dibalas.

"Apa mending kita bantu laporin ke polisi aja?" ujar Chiko.

"Nggak ngaruh sebelum 24 jam." Vano kini mulai bicara.

"Bisa lacak nomor ponselnya terakhir dia ada dimana?" ujar Keanu memberikan ide. Elang, cowok itu terdiam. Cowok itu membuka laptopnya. Beberapa saat kemudian. Dering telepon dari seseorang mendominasi ruangan itu. Mereka tampak menoleh ke arah ponsel milik Vano.

Cowok itu mengernyit karena ada nomor tak di kenal yang menelponnya. Dia tak menjawab telepon itu. Vano memilih me-rejectnya. Namun, telepon kembali berdering. Rasanya terganggu sekali, siapa sih yang spam telepon seperti ini. Cowok itu dengan terpaksa mengangkat panggilan itu.

"Apa?"

PLAK AHSSDS SAKIT TOLONG!

AHAHAHAHA

PRETTY GIRL, BABY!

LEPAS!

Hai Vano, gimana kabar lo? Baik-baik aja kan? Ahahahah plak! Uh gemes sekali sayangku.

AAAAAAAA

Vano menajamkan matanya. Dia mengeratkan ponselnya. "Artha?" ujar Vano.

Iya ini Artha, siapa sih yang nggak kenal?

"Sialan." Vano berdecih.

NGGAK USAH PEGANG-PEGANG! CUIH!

UUU GEMESSHHH

SO SEXY BABYGIRL

FUCK! DUG!

BERANI BANGET LO, HMM TAPI CANTIK SIH TIPE LO KEREN VAN.

Vano yang mendengar ucapan-ucapan itu kini telah jengah. Dia menajamkan manik mata elangnya.

Vano berdecih. "Lo sentuh dia mati lo di tangan gue!"

AHAHAHAHA UUUU!

BIP

"Bangsat." Vano mengepalkan tangannya. Dia menoleh ke arah beberapa temannya.

"Kumpulin semua anggota geng Rajawali."

•••

"Cantik." Amartha Anggaraksa. Cowok ini merupakan ketua geng dari Cobra's king. Cowok dengan segala tingkahnya yang urakan ini mampu membuat siapapun naik darah bila dia membuat masalah. Artha terkekeh seraya mengelus pipi cewek itu yang sembab. Dia membuka kain yang menutupi bibir itu.

"Lepas!" ujar Keysa berusaha menarik tangannya dari ikatan yang begitu kuat.

"Kenapa di lepas hm?" ujar Artha terkekeh. Kini dia berada di sebuah ruang sempit seperti gudang. Entahlah rasanya Keysa ingin mati saja.

"Gue Artha, temen Vano eum itu dulu."

Keysa berdecih tak suka. Dia tiba-tiba meludah ke wajah Artha. "Cuih!"

Membuat cowok itu seketika menutup matanya. Lalu mengambil selembar tisue untuk mengelap wajahnya yang terkena ludah.

Dia membuka ponselnya. Memanggil nomor seseorang.

Apa?

Cowok itu menampar dengan kerasnya pipi milik Keysa. Menimbulkan teriakan-teriakan kesakitan yang timbul dari mulut cewek itu.

Artha?

Cowok itu menjawab panggilan itu. Menjawab dengan nama yang memang menjadi namanya. Lalu kembali memukul cewek di depannya hingga kesakitan. Kalimat umpatan dari panggilan yang terhubung itu mulai mendominasi. Beberapa saat kemudian dia mematikan sambungan telepon secara sepihak.

"Sakitkah?"

Keysa menunduk. Dia menangis. Rasanya benar-benar sakit. Penganiayaan.

"Maafin gue ya, mana yang sakit?" ujarnya mendekatkan dirinya ke arah tengkuk. Artha mengelus tengkuk Keysa membuat dia mendesis keras.

"Minggir! Hiks, jangan lakuin itu!" ujar Keysa terisak. Artha terkekeh. Beberapa cowok yang kini melihatnya tertawa terbahak-bahak.

"Cewek Vano, gila nggak sih seksi." Artha mengelus paha cewek itu. Keysa, cewek itu semakin ketakutan. "Gue bukan cewek Vano! Gue nggak deket sama Vano! Hiks hiks!" ujar Keysa menangis. Artha memeluknya dari belakang. Hingga Keysa merasa risih. "Eum masa sih? Gue benci banget sama pacar lo, itu. Apa aja bisa dapetin."

"Jangan deket-deket atau gue bunuh lo!" ujar Keysa terisak. Mendongak ke arah Artha. Sungguh, dia sangat takut, Tuhan! Siapa yang akan menolongnya?

"Uuuuu takut banget kita! Hahahaha!" ujar Kevin tertawa. Keysa yang melihatnya menajamkan mata marah. "Gue kira lo baik! Nyatanya apa? Bajingan."

"GUE TANDAIN MUKA KALIAN SEMUA!"

"Takut." Artha kini yang menjawab ucapan Keysa. Cewek itu berdecih.

"Kita tunggu apa Vano bakal kesini? Cowok lemah itu," ujar Artha lagi. Keysa bungkam beberapa saat. Vano tidak akan kesini. Vano tidak akan menolongnya. Karena dia tahukan sudah tidak ada perjanjian apapun antara Vano dengannya. Tidak ada yang menolongnya kecuali Tuhan. Memang mustahil.

"Mungkin nggak bakal dia kesini, kita nikmatin dia aja." Salah satunya lagi berbicara lalu tertawa.

Artha terkekeh. "Hm, cara lo bagus juga."

Artha mendekatkan dirinya. Dia tiba-tiba berbicara lirih ke liang telinganya. Dadanya berdebar kencang ketakutan semakin menjadi.

"Wanna play with us, baby?"

Keysa berusaha melepas ikatan yang mengeratkannya. Dia menggeleng tak mau. Lalu mengeluarkan liquid bening. "Please, jangan...," ujar Keysa menahan isakannya.

Artha mulai membuka kancing pakaian sekolah milik Keysa. Cewek itu berusaha menyangkalnya. Namun, semua itu terasa nihil. Mereka mulai mendekat ke arah Keysa. Menangis, cewek itu tak kuat menahan semuanya. Pakaian itu tersingkap. Terlihat dengan jelas tanktop putih yang kini tampak kontras dengan kulit cewek itu. Keysa menangis tanpa henti ketika mereka mulai tertawa. Artha mengelus bahu Keysa.

"Minggir! Jangan pegang-pegang gue."

"Kenapa, hm?" ujar Kevin ikut mengelus lengan Keysa. Cewek itu berteriak dengan kerasnya.

"Nggak usah takut, sayang," ujar Kevin mencium tengkuk Keysa membuat cewek itu memejam. "Ja-ngan...," ujar Keysa terbata, air matanya semakin deras ketika Artha menyingkap rok sekolahnya. Ketakutan.

"Jangan hiks, please lepasin gue ..., Jangan...," ujar Keysa memohon. Artha terkekeh seraya memegang paha Keysa.

Dor!

"Buka! Bangsat!" ujar seseorang yang dari arah luar.

"Atau gue dobrak!" ujarnya lagi.

Artha berdiri dari jongkoknya. Lalu berjalan memutari Keysa. "Pahlawan lo ternyata dateng ya...," ujar Artha terkekeh. Dia bertepuk tangan.

"Buka pintunya!" ujar Artha kepada salah satu antek-anteknya. Dia membuka pintu itu lantas Artha tersenyum lebar.

"Hai sahabat lama." Artha meringis dengan gigi yang terlihat rapi. Vano memasuki markas itu. Berdecih. Menjijikan.

"Apa yang lo lakuin hah!?" ujar Vano melihat sesuatu yang berada di hadapannya. Melihat Keysa yang terlihat memprihatinkan.

"Sialan!" ujar Vano menyodorkan pistolnya ke arah Artha.

"Kalem bosssss kalem!" ujar Artha tertawa. Kevin pun sama cowok itu terlihat tenang. Dia mendekatkan dirinya ke arah Artha, menonjoknya dengan membabibuta. Artha pun sama, dia berusaha memukul tubuh Vano.

"Udah lama! HAHAHAHA!"

"Gue bunuh lo sekarang juga."

Artha terkekeh. Ketika tonjokan itu berhasil mengenai mulutnya hingga berdarah. Vano mendorong cowok itu hingga terkapar. Kaki Vano menginjak dada bidang milik Artha hingga napas cowok itu tersengal. Antek-anteknya mulai maju menghadapi Vano. Namun, mereka di hadang oleh teman-teman cowok itu.

"Pansos! Cari mati!" ujar Fafa menendang salah satu antek Artha hingga terjatuh.

"Wow, Devano Gibrananta dan teman-temannya...HAHAHAHA!" ujar Kevin tertawa.

"Lo kira lucu? Kagak!" ujar Keanu menarik tubuh Kevin lalu memukulnya menggunakan siku hingga terjatuh. Dia menendang tubuh Kevin hingga cowok itu kesakitan. Menindihnya beberapa saat hingga cowok itu tidak bisa melawannya.

"Mau lo apa?"

"Hahahaha, mau gue lo jadi tersaingi!" ujar Artha yang kini ditindihnya.

Vano berdecih. Cowok itu terdiam beberapa saat. Menoleh ke arah Keysa untuk tetap tenang. Vano sedikit tersentak, ketika Artha menusukkan pisau kecil ke lengannya.

"VANNNN!!!"

"HAHAHAHHAAH!" Pisau itu ditarik Vano dengan kuat. Bibirnya sedikit bergetar menahan perih itu.

Vano berusahamenonjok wajah Artha lagi. Beberapa kali. Hingga cowok itu pingsan. Vano berjalan ke arah Vano, cowok itu membuka ikatan yang mengerat pada tangan dan kaki Keysa.

"Nggak usah nangis, cengeng." Keysa menangis lagi dan lagi.

"Pakai ini," Cowok itu menyerahkan hoodie hitamnya kali ini. Memakaikannya untuk menutupi tubuh cewek itu. Keysa yang baru berdiri tiba-tiba memeluk tubuh Vano dengan erat. Dia mendekapnya. Hingga Vano diam membisu. Dia hanya terdiam tanpa membalas pelukan itu.

"Gue-gue takut banget, Van hiks, gue takut..., Van ma-maafin gue, lo jadi berdarah gini," ujar Keysa terbata. Menangis di dada bidang milik Vano. Vano terdiam menatap wajah Keysa kosong. Darahnya mengalir deras pada bagian lengannya.

"Jangan takut ada gue."

Vano perlahan berusaha membalas pelukan Keysa. "Jangan nangis, cengeng," lirihnya lagi.

•••

TBC

jangan lupa follow, vote dan komen ya! Terimakasih!
Next skuy!











Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

GALVIO (COMPLETED) Par enyzenyznini

Roman pour Adolescents

138K 9.8K 48
Ini tentang Galang Alvaz Ganendra, si ketua geng ZAXANO yang paling berpengaruh di SMA Bhakti Dharma. Yang secara tidak sengaja di pertemukan dengan...
Dijodohin ; mark lee Par Ciadisinii

Roman pour Adolescents

261K 11.8K 34
⚠️markxyura⚠️ Ini ff pertama gw semoga suka ya Dan jangan lupa vote juga babay lope you 🔞🔞 Start: 27, agsts 2020 Finish: 17, mei 2020
Damaraza✔️ Par ini ocii

Roman pour Adolescents

260K 8.9K 36
"Aku bakal nikah sama cowok bad boy kayak dia? Yang bener aja, apalagi ini karena perjodohan, udah orang nya urakan, ketua geng, sering bolos, dan y...
She Is Mine Par gummy

Roman d'amour

37K 1.4K 33
Cowok dengan rambut acak-acakan dan seragam yang di keluarkan menyesap rokoknya dan menghembuskannya, ini pertama kalinya ia merokok di depan seorang...