Streaming

idybooks

601K 113K 38.2K

Bermula dari BJ mukbang yang memakai topeng Iron Man ketika siaran, rasa penasaran Jeon Jungkook tergugah. Ia... Еще

[01]
[02]
[Trailer]
[03]
[04]
[05]
[06]
[07]
[08]
[09]
[10]
[11]
[12]
[13]
[14]
[15]
[16]
[17]
[18]
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[26]
[27]
[28]
[29]
[30]
[31]
[32]
[33]
[34]
[35]
[36]
[37]
[38]
[39]
[40]
[41]
[42]
[43]
[44]
[45]

[25]

11.5K 2.3K 1.3K
idybooks

Komennya ramein ya.
Biar aku semangat update.
Tenang gak pake target kok.

***


"Kau akan pergi pagi ini?" Jungkook tersenyum manis. Lebih tepatnya senyum yang tampak diplester.

Untuk sejenak lelaki itu terdiam. Senyumnya memudar.

Dia kembali berpikir. "Adakah yang ingin kau makan sebelum pergi?"

Kemudian menelengkan kepalanya ke kanan, meringis, dan merasa sosok berambut basah yang sedang memakai handuk hijau di cermin adalah salah. Salah besar. Setiap kali mencoba berbicara ada saja yang kurang.

Bukan begini. Katakan saja begitu. Seharusnya tidak begini, dan pikirannya tetap saja berkecamuk tentang apa-apa saja yang pantas ia katakan kalau bertemu Yeji nanti.

Sebetulnya kepergian Yeji bukan sesuatu yang patut dipermasalahkan. Tetapi Jungkook tidak menampik eksistensi Yeji cukup berpengaruh.

Sekarang harus bagaimana Jungkook mencegah kepergian Yeji?

Pasalnya, Jungkook lupa kapan terakhir kali ia merasa lega tinggal berdampingan dengan seseorang. Dia sudah pergi meninggalkan rumah saat usianya enam belas, dan sekarang sudah terhitung lebih dari lima tahun.

Pulang pun hanya beberapa kali dalam setahun. Ayahnya sepakat membelikan Jungkook tempat tinggal dan membiarkan dia mengurus hidup secara mandiri sesuai permintaannya.

Ya, sekarang Jungkook merasa kosong atas kepergian Yeji. Sedikit. Mulanya dia tidak suka seseorang tinggal dengannya, tapi ternyata tidak begitu buruk.

Lain kali dia harus buka sewa kamar untuk orang lain.

Jungkook menghela napas memperhatikan wajahnya sendiri di kaca. Kemudian pandangannya menjalar pada sikat gigi Yeji yang berdampingan di gelas kumur berbeda dengan miliknya.

Sikat gigi itu masih kelihatan lembab, lantai kamar mandinya saat masuk tadi juga masih basah. Kemungkinan Yeji bangun lebih awal untuk mandi dan membereskan segala hal.

Jungkook terus diam memperhatikan sikat gigi Yeji. Perlahan tangannya merambat menyentuh dadanya yang polos. Sesuatu menyeruak di sana. Terasa berat dan mengganggu.

Nanti kalau menikah harus terbiasa begini, kan?

Tiba-tiba dia menggeleng menampik bayangan mengerikan beberapa satu detik lalu.

"Apa yang baru saja kupikirkan?"

Dari mana datangnya pikiran tentang hubungan terikat secara hukum, logika, dan fisik? Pernikahan? Tidak. Jungkook tidak mengerti mengapa harus bayangan itu yang tiba-tiba muncul.

Jungkook mengacak rambutnya gusar. Dia pergi meninggalkan cermin dan kembali berlari ke sana.

"Jadi... kau memang berniat pergi sekarang?" Dia mencoba sekali lagi.

Tak berselang lama dia melepas napasnya yang kacau.

Sudahlah. Jangan. Tidak usah bilang apa-apa. Itu lebih baik.


***


Partikel debu berterbangan di sekitar wajahnya. Membuat Yeji terbatuk dan harus sesekali mengibaskan tangan.

Kemudian dia berjalan ke jendela dan membentangkan gorden sebelum membuka pengait jendela. Warna-warni jalanan mempercantik suasana.

Orang-orang di bawah sana berseliweran, dan toko-toko mulai aktif di bawah sinar langit pagi. Hari tampak cemerlang, awannya biru-gemuk, dan embusan angin bergeser sepoi-sepoi.

Dari lantai 13 ini dia melihat semuanya menjadi diperkecil seperti miniatur.

Ah, rasanya seperti terlalu lama pergi.

Dia rindu perasaan ketika melihat segala sesuatu dari kamarnya. Bukan jendela milik orang lain.

Kemudian dia menoleh ke ranjang. Seprai kasur masih terpasang dari yang terakhir dia ingat. Yeji lupa mencopot seprai sebelum dia pergi.

Baiklah, apa boleh buat. Seharian ini akan dia pergunakan untuk merapikan apartemen dan siaran. Lagi pula hari ini tidak ada jadwal kuliah.

Tersisa beberapa barang seperti kardus buku dan lainnya. Dia kembali lagi ke apartemen Jungkook, membereskan sisa barang dan memasukkan beberapa stel pakaian ke koper kedua dan tidak membutuhkan waktu lama mengemasnya.

Dia memandangi saksama kamar yang jadi kosong lagi.

Rasanya cukup lucu sekaligus mengesankan. Diingat-ingat baru kemarin ia menandatangani surat perjanjian aneh dengan 5 poin tidak terlaksana.

Yeji mengambil kertas terlipat persegi itu dari laci dan membacanya di bibir ranjang.

Aturan yang harus dipatuhi:

1.      Pemilik berhak mendapat 50 persen uang asuransi. Plus biaya primer
2.      Pengungsi tidak boleh berkeliaran di dalam   apartemen
3.      Pengungsi tidak boleh membawa satu pun pria
4.      Pengungsi harus selalu memenuhi segala perkataan dan sesuatu yang dibutuhkan pemilik
5.      Pemilik boleh mengusir pengungsi kapan pun dia ingin

p.s : Seluruh poin ini adalah keharusan.
p.p.s : Setiap poin terdapat pasal hukuman
p.p.p.s : Membatalkan kontrak akan dikenakan denda.

Bibirnya mengulum senyum.

Kalau ditarik ke belakang, poin-poin tersebut sama sekali tidak berguna, Jungkook seolah lupa dengan isi perjanjian yang dibuatnya.

Aneh memang, tetapi dua hari ini dia mengaku cukup terhibur dengan segala tingkah laku Jungkook. Sejak awal mereka tidak punya hubungan baik, tetapi belakangan dia merasa seperti punya teman baru.

Jungkook keluar dari kamar ketika Yeji menggeret kopernya. Mereka bertatapan sebelum akhirnya Jungkook menghilang lagi di balik pintu kamar tanpa sepatah kata pun.

Ada apa dengan sikapnya?

Yeji mengendik dan berjalan keluar. Saat itu juga dia bertemu seseorang perempuan—wanita setengah baya, perawakan sosialita, memakai kacamata hitam di lorong apartemen.

Dua barang yang mencolok dari wanita itu adalah kacamata gelap dalam ruangan dan pakaian nyentrik ala anak muda.

Dia menarik turun kacamatanya ketika melihat Yeji ada di depan pintu Jungkook. Jemarinya hampir penuh dengan aksesoris cincin berlian.

"Siapa ini?" Suara wanita itu setaraf lengkingan girang.

Yeji membungkuk spontan meski bingung. "Annyeonghaseyo."

"Duh, rupanya Jungkook punya teman baru, ya?"

Sebelum Yeji sempat menjawab pertanyaan wanita itu, suara Jungkook menyela dari balik bahunya, "Mrs. Seon?"

Kedua wanita itu kompak menoleh.

Kedua alis Jungkook menukik dengan cara tekejut yang tidak biasa. "Kau bilang akan datang besok? Kenapa hari ini?"

"Aku sudah mengirim pesan jauh-jauh hari. Besok adalah peresmian cabang butik baruku. Tapi kau selalu saja mengabaikan pesan semua orang."

"Aku jarang pegang ponsel."

Yeji hanya berkedip memandangi interaksi wanita itu dan Jungkook silih berganti. Ia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri.

Jungkook menoleh pada Yeji. Menyadari ada orang lain di antara mereka, dengan bimbang Jungkook menggosok tengkuk dan berkata redup, "Ibuku," katanya memperkenalkan dengan nada malu.

Kening Yeji berkerut, tetapi ia tidak mengatakan sesuatu sebelum akhirnya membungkuk ulang kepada wanita itu. Memberikan sapaan yang lebih sopan.

Wanita di depannya melipat tangan dibarengi senyum lebar. "Pacaran tidak?"

Yeji tertegun. Nah, apa maksudnya?




***



"Gadis tadi itu sungguh manis. Gayanya mengingkatku saat masih muda dulu."

Mrs. Seon mengeluarkan beberapa kotak susu dan kaleng minuman yang baru diantar supir pribadinya beberapa menit setelah kepergian Yeji.

Dalam sekejap kulkas yang sebelumnya hanya terisi makanan-makanan beku sisa minggu lalu, selai kacang dingin, daging berjamur, kotak kimchi sisa, dan botol susu kosong sudah padat oleh makanan dan minuman instan yang baru.

"Dulu, saat remaja, aku juga senang pakai celana pendek ke mana-mana."

"Mrs. Seon. Sudahlah. Berhenti membahasnya."

"Jadi, ayo ceritakan apa saja yang sudah kalian lakukan selama dia ada di apartemenmu," todong Mrs. Seon saat mengambil gelas kosong dari lemari penyimpanan dan menyerahkannya pada Jungkook.

"Tidak ada."

"Masa sama sekali tidak ada? Jangan bohong." Mrs. Seon cekikikan. Tangannya bergerak menuang susu ke dalam gelas.

Sementara Jungkook merasa tidak ada hasilnya menjelaskan segala sesuatu pada Mrs. Seon. Karena biar bagaimana pun Jungkook tahu tabiat wanita ini yang hanya mau dengar berita bagus seputar kisah asmaranya.

Selagi mengeluarkan roti panggang dari toaster kemudian mengoleskan selai kacang ke atas permukaaan, Mrs. Seon mulai menggoda Jungkook lagi, "Bahaya, lho. Nanti kalau tidak mengaku bisa-bisa diambil orang."

Jungkook membuka mulutnya hendak bicara, tapi Mrs. Seon jauh lebih cepat, "Zaman sekarang kalau tunggu waktu yang pas tidak akan keburu. Wanita sepertinya bisa jadi incaran."

Mrs. Seon mendorong piring berisi tiga lembar roti selai kacang ke depan meja Jungkook dan ikut duduk bersama secangkir teh chamomile yang dibelinya tadi saat melewati pasar tradisional.

"Omong-omong, Mrs. Seon, kau tidak akan katakan pada ayahku kalau dia pernah tinggal di sini, kan?" tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Jelas saja..." Mrs. Seon menahan ucapannya untuk meneguk minumannya, lantas menyambungkan, "pasti kuberitahu nanti."

"Ayolah, Mrs. Seon. Dia hanya menumpang beberapa saat di rumahku. Aku tidak ingin membuat harapan palsu bagi ayah."

"Tentang?"

"Ayah akan mengira dia kekasihku atau apa."

"Itu kabar bagus."

"Mrs. Seon." Jungkook merengek, hal yang sangat jarang dia lakukan.

"Undang saja dia makan malam di rumah kapan-kapan. Sekalian saja besok. Kebetulan aku masak banyak."

Jungkook menggaruk rambut belakangnya dengan gemas. "Ayah tidak perlu tahu masalah ini, oke?"

"Setuju. Tapi!"

Napas Jungkook tertahan. Kenapa harus ada 'Tapi' dalam sebuah kesepakatan.

"Apa?"

"Kau harus pulang minggu ini. Bila perlu besok."

Jungkook memutar bola matanya dan merasa tak punya pilihan lain. "Oke."

"Tunggu dulu!" Tiba-tiba Mrs. Seon menyela dengan nada serius. Tangannya mengudara ke arah wajah Jungkook. "Sejujurnya sejak tadi aku mendengar suara gaduh."

Jungkook menoleh ke samping kanan-kiri untuk memeriksa suara yang dikatakan Mrs. Seon dan dia tidak sedikitpun mendengar suara, kecuali desauan mesin-mesin di dapur dan hembusan napas mereka.

"Ah, sudah kuduga," seru Mrs. Seon usil. "Suara jantungmu. Kukira apa. Aku sampai kaget karena suaranya sangat berisik sejak di pintu tadi."

"Mrs. Seon, tidak lucu."

"Kau jelas-jelas lucu. Sekarang ajak calonmu itu dan undang untuk sarapan bersama."

"Tidak mau."

"Kenapa? Takut jantungmu meledak?" Mrs. Seon terbahak.

Namun Jungkook sama sekali tidak berpikir ada yang lucu. Kejengkelannya meluap, membakar darah dalam jantungnya sampai mendidih. Dia menggigit rotinya dalam potongan besar.

"Baiklah, baiklah. Sepertinya aku mulai keterlaluan. Tapi aku serius ingin kau pulang. Temui ayahmu. Katanya Tessa juga rindu wajah tampanmu."

Jungkook meletakkan rotinya ke piring dan meneguk susu di gelasnya. "Rasanya aku juga rindu. Lama sekali tidak bertemu. Bagaimana kabar Tessa?"

"Kondisinya semakin baik dan bertambah aktif, tapi aku tidak bisa membiarkannya keluar terlalu sering."

"Kenapa?"

"Terakhir dia bertengkar dengan temannya. Itu akan mempengaruhi kondisinya sepanjang hari."

"Baiklah." Jungkook mengangguk mantap. "Kalau begitu aku akan pulang sebentar."

"Dia pasti senang."



***



Sebuah notifikasi muncul saat Jungkook sedang menjalani perkuliahan dan dia mulai duduk gelisah.

AfreecaTV
New Streaming by Ylien

Sial!

Kenapa? Kenapa harus di saat sekarang?

Sepatu kanannya mengetuk-ngetuk tribun kelas dengan intensitas pacu tanpa menimbulkan bunyi. Sementara tangannya masih serius memindahkan catatan perkulian.

Tidak, men. Fokus, fokus, fokus.

Yeji akan mengupload videonya lagi ke YouTube.

Untuk sekarang utamakan masa depan.

Argh, sial. Dia tidak tahan lalu melepas alat tulisnya menarik keluar ponselnya dari laci, menonaktifkan volumenya serta merta dalam hitungan detik.

Tayangan Mukbang itu masih berjalan. Banyak komentar sudah bermunculan dan makanan masih memenuhi meja.



***


"Umm, belakang aku memang sedang sibuk. Maka dari itu, waktu siaran pun harus dikurangi." Yeji tersenyum dan masih menjepit sumpitnya saat merespons salah satu komentar.

Matanya membaca komentar-komentar menarik lainnya yang berada di pojok kiri layar. Kemudian diletakkannya sumpit dan memasang sarung tangan plastik untuk makan menggunakan tangan.

Yeji memeriksa jam di atas komputernya sesaat. "Sekarang pukul sepuluh lewat lima belas menit. Aku tidak tahu, apakah ini termasuk makan siang atau hanya sarapan." Dia tertawa atas ucapannya sendiri.

Hyena.ss: Sebentar lagi memasuki jam makan siang. Apakah kau akan tetap mendapat makananmu?

Yeji tertawa lebar. Sambil menuang pepsinya dia menjawab, "Kurasa begitu. Perutku mudah lapar. Tapi aku senang sekali karena sekarang punya banyak ayam. Siaran kali ini aku telah memesan dua variant ayam goreng yang berbeda." Yeji menunjuk ayam dalam nampannya. "Dakgangjeong*, geurigo... Lemon Chicken. Karena cuacanya semakin meningkat, menu ini sangat cocok sekali disantap saat musim panas. I'll recommended for you guys."

Yeji mengambil satu potong ayam pedas, tidak lupa dia meneriakkan 'Jalmeokgesseumnida*' sebelum makan, dan membaca sebuah komentar yang tertangkap mata saat melahap potongan ayamnya sekali gigit. (*i ate well)

Sama ketika siaran sebelumnya, Yeji akan mengeluarkan suara-suara khas saat makan seperti; Mm, ah, sshh, wah, masitda, masisseoyo, dan berbagai ekspresinya kerap kali mendukung, seperti membulatkan mata, memejamkan mata, dan seolah-olah sedang bersuka cita.

Simpleman: Semua terlihat menggiurkan. Di mana aku bisa mendapatkan itu?

"Goban!" jawab Yeji antusias kemudian mengambil ayam lainnya dan meletakkan tulang ayamnya di sebelah nampan. "Kudengar, ayam di toko itu enak sekali. Kalian bisa membeli menu sepertiku, cukup katakan half&half, maka kalian mendapatkan dua rasa sekaligus untuk satu harga."

Yeji memakan ayamnya lagi dalam sekali gigit. Sambil tetap mengunyah, dia menjelaskan, "Aku sudah mencoba banyak sekali ayam goreng di Korea, tapi Goban punya rasa berbeda."

Dia menunjuk-nunjuk ayamnya penuh semangat. "Ini jauh lebih enak. Aku suka sekali dengan ayam pedasnya, saat itu berada di mulutmu, permukaan ayamnya memberikan kesan yang sedikit lengket manis juga pedas, tapi membuatmu tidak ingin buru-buru menelannya. Daging di dalamnya pun sangat lembut dan aku paling suka bagian luarnya yang masih renyah. Kalian bisa mendengar suaranya saat aku menggigitnya, kan?"

Spillthetea: Such a baby on mask.

Diambilnya lagi sepotong ayam. "Aku akan coba ayam lemonnya. Wangi citrusnya sangat kuat namun sama sekali tidak membuat perut mual."

Sebelum menenggelamkannya ke dalam mulut, dia menunjukkan bagian ayam utuh itu ke kamera.

Lagi-lagi impresi yang ditunjukkannya menggambarkan kata puas. "Ahh! Aku benar-benar tidak ingin semua ini cepat habis."

[ddori]: Just stop! I'm on diet!

Cherryhay: Hi, Ylien. I'm from Indonesia. May I challenge you to mukbang 'rendang' please? Hehe

Soobinss: Heol! Tolong singkarkan tayangan ini. Apakah kalian tahu rasanya makan ubi dan apel selama tiga hari? Tolong jangan kacaukan rencanaku.

Itzyuwu: Salah banget kayaknya gua nonton jam segini.

"Ah, dan ini... aku juga membeli seporsi penuh tteok." Diangkatnya salah satu wadah. "Aku sengaja memesan tteok saja sebagai pengganti nasi dan ingin sekali mencicipinya sekali seumur hidup bersama ayam goreng."

RandomGuy: Ok! Akan kucoba besok. Lol.

RichOppa: Nikmati makananmu! Kuberi banyak hadiah.

Rebahan: Anjir nyari ayam begitu di mana? Mujigae apa richeese?

Jolynlow: She still looks pretty with her iconic eye mask.

JULY: Menonton mukbang setiap hari, dan makan banyak. Bagaimana berat badanku turun jika begini ㅠㅠ

Meme69: Buka baju, dong.

Yeji menangkap komentar itu. Komentar barusan bukan hanya satu atau dua kali. Terkadang dia menerima lebih dari puluhan kali. Dia membacanya dengan jelas, dan menjaga emosinya tidak terpancing.

Meskipun hatinya panas ketika menerima beragam komentar aneh, namun Yeji selalu berusaha menepis segala emosinya dengan senyuman.

"Guys, akhir-akhir ini banyak sekali komentar jahat dan tidak senonoh di internet. Aku ingin kalian lebih berhati-hati. Itu bisa melukai orang lain dan membuat mereka tidak nyaman."

Tetapi komentar dari akun sebelumnya justru semakin banyak.

Meme69: Kalau tidak mau buka masker, buka baju saja hehe.
Meme69: Pasti seksi.
Meme69: Selalu membayangkan having sex dengan Ylien.
Meme69: Aku tunggu.
Meme69: Kau milikku

Jnero: @Meme69
Jnero: Bajingan


***

Jungkook menggeram rendah ketika dia melihat pemilik akun Meme69 rupanya menanggapi komentarnya.

Meme69: @Jnero ada masalah, Bung?
Meme69: Aku bicara padanya.

Dengan rahang mengetat, Jungkook membalas; di mana tempatmu?

Meme69: Why?
Meme69: Aku punya alamatnya.
Meme69: Kita bagi bersama.

Jungkook segera menutup siaran dan pindah ke ruang chatting pribadi aplikasi. Dia mengetikkan akun Meme69 di atas kolom pesan.

Jnero: Bajingan, kau main-main denganku?

Menunggu beberapa menit, masuklah sebuah balasan.

Meme69: Kuberitahu, namanya Song Yeji.
Meme69: Masih kuliah.
Meme69: Aku membobol akunnya lewat url. Lol

Shit! Jangan katakan pria itu adalah stalker.

Jnero: Di mana tempat tinggalmu?!

Meme69: Jangan repot-repot. Kita bertemu saja. Atur tempatnya. Taruhan, kau juga penasaran dengannya, kan? Tapi tidak gratis.

Kemarahan terkumpul di dada Jungkook bagai singa siap mengaum.

Jnero: Sialan. Jika berani mendekat, kau orang pertama yang kucari.

Meme69: Bagi dua, Men.
Meme69: Dia serius seksi.

Jnero: Berengsek.
Jnero: Berani menyentuhnya, kubunuh kau.

Meme69: Serius.
Meme69: Kau bakal terangsang, Men.
Meme69: Cocok untuk fantasi pria.

Jnero: Kulaporkan ini ke polisi.

Meme69: Ah, berengsek.
Meme69: Salah ngajak rekan deh.
Meme69: Baiklah. Aku cari rekan lain.

"Sialan! Berengsek!" Jungkook meloloskan makian tanpa sadar sambil menendang kaki meja saat orang itu memutus sambungan chat mereka.

Detik berikutnya Jungkook benar-benar menyadari kesalahannya ketika isi kelas mendadak hening.

Jungkook berkedip dan memberanikan diri mengitip ke sekeliling dari balik bulu mata. Seluruh pasang mata mengintimidasi sampai sebuah seruan dari podium kelas membuat jantungnya seakan naik ke kerongkongan.

Profesor yang berdiri di sana membetulkan bingkai kacamatanya dan mengangguk tenang. "Kau mungkin senang bila kita bertemu lagi di semester depan. Siapa namamu, anak muda?" []


***

Hayo mau kasih pesan apa buat authornya?

Kalian sering nonton food vlogger?

Rekomendasi akun food vlogger favorit kali boleh dong?

Aku Hari Jisun, Ria SW, Mark Wiens, The Food Ranger, Travel Thristy, Nex Carlos.

Продолжить чтение

Вам также понравится

Adopted Child k

Фанфик

186K 28.8K 52
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
123K 19.3K 43
Jana was all ready to let her 6-year boyfriend, Luke, move to another city for college. But she wasn't really prepared for whatever distance could of...
917K 40.3K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
AMETHYST BOY AANS

Фанфик

358K 37.7K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...