Aeon

By Kancutt_Suga

285K 15.2K 1.6K

"Sejak pertama kali bumi ini dibentuk, semuanya sudah di rencanakan, sayang. Jadi, jika kita memang ditakdir... More

cogan? keak orgil jalanan:v
hey
sayangku
hari ini
aku syantik
senin
selasa
alasannya kerja
rabu
kamis
les privat katanya
jumat . sabtu
sampai minggu
ko masih g ketemu
semalam
bobo dimana
bobo sama siapa
ngapain aja
ciat
awokawok
ewh
đź’•
đź’•đź“Ś 18+
hwhw
lu
cinta luna
B
A
N
T
E
T
n@3n@
ini nama nya pizang🍌
ga bisa buat judul:(
18++ ?
aduh yank
P
A
R
K
J
I
M
I
N
anzinc
T0sL0L
duh gatel
pantad gue
Hiatus ?
mau g sama om?
Iya Aqhu Maw Sama Om:(
Udah Cukup Aing Lelah
ena ena
hmmmmmmmm
ayok
hmm~
lonte kokopay
ujep jimin🙂
gtw nieh ddq
ku hanya dyam:)
So Delicate
setan
Without
You,
I'm Nothing
Sebagian
Punya Jimin
Kim?
Ta3
hYuNG
dispatch anjeng
blAcK bIRd
punya Q
kimi kiliir diliin
Iya ges
yupp
omamamay
Reflection
Dionysus
Set Me Free
Nama saya Al*ira
Dari Gugus Sembilan
Finally

Buka🔞

4.5K 146 94
By Kancutt_Suga


Tidak terasa, sekarang sudah 2 bulan Hana dan Jimin berada dikelas 12. Walaupun berbeda kelas, mereka berdua tetap saling berinteraksi dengan datangnya Jimin sambil membawa cimol atau batagor kesukaan Hana. Karena Jimin tahu, dia akan diusir istrinya jika menghampirinya tanpa tujuan.

Tapi ada kalanya Hana yang menghampiri Jimin. Entah itu meminta beberapa uang atau hanya ingin mencari gara-gara dengan Jimin.

Kalo gabut.

Kalo kaga mah, yodah lah ya.

Suka suka Hana.

Aku awtor bisa apa.

Baiklah, kembali ke jalur cerita.

"CAGI MOLLOSO BADAGA DULYOOO~, KUNU KONNOSO SEPENOMOROOO HOOO~".

Suara bak malaikat itu seketika menyeruak ke dalam semua rungu pada kelas 12 IPS 2, hanya saja itu tidak berpengaruh kepada Hana.

Seakan menuli, Hana hanya melanjutkan membaca cerita fiksi pada ponselnya--membaca dengan penghayatan penuh, mendalami setiap adegan-adegan di dalam cerita. Hingga tidak sadar bahwa ada seseorang yang mengintip sedari tadi. Ralat, bukan mengintip lagi namanya kalau posisi Pria itu tepat di samping Hana dengan hidungnya yang menyentuh kulit leher Hana--bermanja-manjaan dengan menggesekkan hidungnya ke kanan dan ke samping seakan Hana adalah sebuah tisu.

Hehe.

Keterlaluan kamu, Jim. Istri sendiri dikata tisu,-
-Awtor paripurna jodoh Jungkook.

"Jimin woi!".

"Hm"

"Itu bapa bersinar mau masuk kelas lu". Ucap Kai sambil menyurai rambutnya di depan cermin. "Hmm, iya."-Jimin menegapkan tubuhnya kemudian menatap Hana-"Hana, aku ke kelas dulu ya".

Perkataan Jimin hanya dibalas beberapa anggukan dari Hana--bersamaan dengan jemari lentiknya yang bergerak menyembunyikan helaian rambut yang menutupi wajahnya ke belakang telinga.

Menimbulkan efek gemas bagi Jimin, entah berapa kali dan seberapa jauh Jimin jatuh karena Hana. Entah dilapisan keberapa Hana sekarang di hati Jimin. Jemari gagah itu mengusap pucuk kepala Hana sebelum beranjak keluar dari persegi kelas.

Skip.

"Huaahh!". Lirih Hana sambil melemparkan tas serut bermotif Cooky-nya ke sembarang arah.

"Hidupin ac-nya Han, panas". Perintah Jimin bersamaan dengan mendaratnya tubuh semampai itu pada ranjang kesayangannya. Oh bukan, ranjang kesayangan mereka.

Setelah melakukan perintah Jimin, Hana mengambil ponsel sang suami pun ikut membaringkan tubuhnya di samping Jimin. "Jangan meluk, panas". Ucap Jimin sambil mengusap jidat Hana yang berkeringat.

"Iya-iya, aku tau". Jawab Hana sambil menggerakkan jari putih pucat nya--membuka kancing kemeja sekolah yang dia kenakan satu persatu. "Hana..", Panggil Jimin ketika tidak sengaja melihat warna bra yang Hana kenakan.

"Hmmhh panas, Jim, panas". Sewot Hana tanpa melepaskan pandangannya dari ponsel Jimin. "Iya, aku tau kok pan-nas". Ucap Jimin terbata-bata karena sesuatu yang tiba-tiba melonjak pada tubuhnya. Entah kenapa tubuh Jimin sekarang berbalik menghadap Hana--menelan salivanya dengan susah bersamaan dengan menatap wanitanya tidak kuat karena hasrat.

"Hana! Tutup baju kamu sekarang, atau aku perkosa sekarang juga!". Seru Jimin menepuk jidatnya sendiri, berbeda dengan manusia di sebelahnya. Hana kaget sekaligus bingung pun tidak tahu harus melakukan apa--lebih memilih menutup kedua asetnya yang masih terbalut bra menggunakan tangannya.

Pandangan Hana terlempar kearah suaminya yang duduk tegap dengan tangan kekarnya yang menahan dari belakang, pundaknya sampai naik-turun karena mencoba menormalkan nafasnya. Lagipun, Hana lebih memilih berkencan dengan alien berhati lembut berbadan bentol-bentol daripada bermain ranjang dengan Jimin.

E-eh, ga gitu juga kali.
Ddq mah mau aja sama mas Jim:3
-Hana

Cuih, gue buat Jimin jadi gasuka sama lu. Lu bisa apa?
-Awtor paripurna jodoh Jungkook

"Jimin-ah", panggil Hana sambil memposisikan dirinya di belakang Jimin, memeluk tubuh kekar itu dari belakang. Entah apa bedanya dengan memeluk dari depan atau belakang, rasanya cukup berbeda.

"Hm? Kenapa?". Sahut Jimin dan dengan otomatis menorehkan wajahnya ke samping--mencoba menatap wanitanya.

"Sana mandi, ke kantor. Appa kamu nungguin". Tutur Hana sambil menggerakkan jemari lentiknya pada pucuk kepala Jimin. Sontak membuat Jimin berbalik dengan tatapan tidak dapat diartikan.

"Cepat mandi, bapak! Kamu masih punya aku yang perlu dinafkahi!". Seru Hana sambil beranjak menjauhi Jimin dengan pergi ke dapur, meninggalkan Jimin yang masih terkekeh dengan ucapan Hana.

Tapi secara tiba-tiba tawa itu menghilang, berganti dengan mulut yang menggeram--rahang mengeras kesal, tangannya mengepal sprei kuat-kuat hingga kukunya memutih. Mata hitam Jimin terarah ke ponselnya yang berdering dengan tulisan 'eomma' pada layar ponselnya.

Tidak ada niat sama sekali untuk mengangkat telepon itu--lebih memilih membiarkan benda persegi hitam itu berdering. Tapi bagaimana jika terdapat tangan putih pualam yang tiba-tiba mengambil ponsel berdering tepat di samping Jimin? Hana menatap Jimin dengan alis berkerut tidak mengerti dengan Jimin, bagaimana bisa Jimin mendiamkan ponselnya yang berdering lebih dari dua kali? Terlebih lagi Eomma-lah yang meneleponnya.

Jimin menatap Hana dengan mata memohon agar tidak mengangkat teleponnya. Tapi tidak semudah itu untuk membujuk sosok Hana.

"Ndee, Eomma?"

"Oh, Hana"

"Iya, Eomma. Kenapa?"

"Mana Jimin?"

"Dia lagi.."

Ucapan Hana terhenti karena Jimin yang tiba-tiba meraih pinggang rampingnya dan meremasnya kuat tapi tidak menyakiti Hana, layaknya anak kecil yang merajuk karena tidak dibelikan kue susu oleh Eomma-nya.

"Hana?"

"Jimin lagi.. mandi Eomma"

Jawab Hana datar dengan tatapan lurus kearah hazel hitam Jimin bersamaan dengan meraih satu pundak Jimin dan duduk di pangkuannya. Menatap wajah Jimin dengan mata berbinar seperti menatap sebuah bongkahan berlian yang begitu besar.

"Cepat suruh dia ke kantor"

"Ndee.. Eomma"

Setelah terdengar dering mati ponsel Jimin, secara tiba-tiba Jimin menyatukan bibir tebalnya dengan bibir Hana. Menyesap pelan bibir Hana dan tidak perlu menunggu waktu yang lama, Hana juga sudah membalas ciuman Jimin--mengalungkan tangannya pun memainkan surai coklat Jimin.

Menghentikan ciuman hanya untuk saling memandang dan tertawa pelan, kemudian melanjutkan ciuman mereka. "Kita harus cepet". Ucap Jimin dengan senyum menggoda andalannya.

"Aku tau". Jawab Hana bersamaan dengan tangannya yang bergerak menyurai surai coklat Jimin ke atas, membuat jidat Jimin terpampang jelas."yaudah, cepat berbaring", Ucap Jimin sambil menggerakkan dagunya menyuruh Hana untuk berbaring. "Kamu yang harus berbaring, aku mau di atas".  Rasanya Hana ingin berhomina-homina menatap wajah Jimin yang begitu seksi penuh keringat dengan alis yang terangkat kaget mendengar lontaran kata darinya.

"Astaga, dimana Hana ku yang polos?". Ucap Jimin sebelum dirinya berbaring dengan tangannya yang menjadi bantalan kepala, membiarkan Hana bermain di atasnya. Ribet anjing, membiarkan Hana memperkosa dirinya. "Kayak kamu polos aja, Jim". Hana menjalankan jari putihnya dari pipi hingga dada pun turun menjelajah benda tepat beberapa centi di bawah ikat pinggang kulit yang dikenakan Jimin.

"Ayolah, jangan langsung inti. Lakukan sesuatu yang bisa membuatku semakin tergoda". Ungkap Jimin dengan tatapan datar--menatap wanita yang duduk nyaman di atasnya.

"Katanya harus cepet". Sahut Hana dengan nada cemberut bersamaan dengan tangannya yang bergerak melepas kancing kemejanya--melepas kemeja itu sambil membusungkan dadanya.

Menatapnya saja membuat sesuatu pada tubuh Jimin melonjak hingga tenggorokan. "Why are you getting sexier, huh?". Ucap Jimin dengan smirk yang terukir pada bibirnya, membiarkan Hana melepas ikat pinggang kulit yang dikenakan Jimin.

"Because of you, mr.park". Jawab Hana sambil mencondongkan tubuhnya kearah Jimin, menyesap bibir tebal itu sesukanya. Tidak perlu ditanyakan, tentu saja Jimin membalasnya.

Jemari lentik putih pualam Hana bergerak menjelajah dada bidang Jimin tanpa melepas pagutan bibir mereka. Jimin sampai bergidik karena usapan-usapan kelewat sensual yang diberikan Hana. Suara decakan memenuhi persegi kamar, sekaligus menjadi saksi adegan panas yang mereka lakukan. Hingga Hana memberi jaraka antara wajahnya dengan wajah Jimin, bernafas sejenak kemudian berbicara. "Jimin, lakukan sesuatu". Ungkap Hana penuh kepolosan pada wajahnya, padahal dia lah yang sedang berada di atas Jimin.

"Apa?". Jawab Jimin sambil menaikkan salah satu alisnya, menatap Hana lekat-lekat bersamaan dengan lidahnya yang bergerak membasahi bibir bawah--menambah kesan seksi pada dirinya. Kemeja Jimin yang setengah terbuka, menampakkan otot perut berbentuk kotak-kotak dan disisi lain bagian bawahnya yang terlihat lebih menonjol dari sebelumnya. Keringat bercucuran membasahi jidat bahkan seluruh tubuh, padahal masuk aja beloomm wkwk.g

Hana menggigit bibir bawahnya ketika berhasil mendapatkan ide cemerlang dari otaknya. Hana meraih tangan Jimin kemudian meletakkannya pada salah satu gundukan besarnya dengan tatapan memohon. "Ayo, Jimin-ah", rengek Hana sambil menggerakkan bokongnya menggesekkan bagian bawahnya tepat pada tonjolan di celana berwarna abu-abu yang dikenakan oleh Jimin.

"Ohh, dengan senang hati". Setelah mengatakan itu Jimin melakukan apa yang diminta oleh Hana. Meremat salah satu payudara Hana yang masih terbalut oleh bra berwarna hitam--"ahh, Jimin". Desah lebay alay Hana untuk membuat Jimin tergoda.

"Buka". Ucap Jimin singkat, sukses membuat Hana mengerutkan keningnya, "buka yang mana? Ini apa ini?". Tanya Hana bersamaan dengan tangannya yang menyentuh bra kemudian menyentuhkan jari telunjuknya kearah celana Jimin yang menonjol tepat beberapa centi di bawah ikat pinggangnya.

"Keduanya".

"Yaudah, yang duluan apa?".

"Terserah lah".

Hana menatap tubuh Jimin, kemudian tatapannya berhenti pada pusat tubuh Jimin--tersenyum ramah menatap Jimin tanpa dosa. "Sepertinya aku harus membuka yang ini dulu, aku penasaran". Ucap Hana bersamaan dengan jari lentiknya yang bergerak menjamah titik sensitif Suaminya yang masih dibalut kain celana.

"Ngghh..". Erang Jimin sambil menengadahkan kepalanya dengan senyuman bangga yang terukir di bibir tebalnya.

Oh tentu, bangga sekali Jimin kepada Istrinya yang seketika kehilangan sisi kepolosan dirinya.

Sukses membuat keduanya terdiam ketika mendengar dering ponsel, Hana yang baru saja menorehkan kepalanya--menatap layar ponsel Jimin seketika kaget setengah mati.

Bukan karena ponsel nya.

Tapi karena Jimin yang tiba-tiba duduk dan melepas pengait bra-nya.

Hey, jangan bilang Hana alay! Ini semua karena ulah Jimin.

"Ahh",

Okay, NC mulai. Kalian yang di bawah umur atau yang masih polos jangan berani nongol. Kalo bisa lewatin aja oke?

Jimin menciumi payudara berisi Hana, mengisap layaknya bayi yang kekurangan ASI. Iya, bayi besar wkwkw. Aduh, aku ganggu mulu.

Hana menggerakkan tangannya untuk menjambak rambut hitam Jimin--menekan wajah Jimin pada payudaranya.

Aduh, Jimin sama Hana lupa waktu. Mamihnya Jimin nunggu wkwkw.

"Sshhh, Jimin-ahh",

Tangan Jimin bergerak melepas ikat pinggang hitamnya sambil menciumi payudara Hana.

Harus cepat -batin Jimin

Jimin membuat beberapa tanda pada leher, dada dan payudara Hana.

"Lepas rok nya", ucap Jimin bersamaan mendongakkan kepalanya untuk menatap Hana. Hana hanya mengangguk pelan--mencoba berdiri dengan tangannya yang bertumpu pada pundak Jimin.

Hana melepas rok abu-abunya, menampakkan celana dalam berwarna hitam--senada dengan warna bra nya. Jemari gagah Jimin bergerak mengusap paha putih mulus Hana kelewat pelan, membuat Hana bergidik.

Kali ini bukan Hana yang melepas celana dalamnya, tetapi Jimin lah yang tidak sabar untuk bertamu lagi.

"Sabar dong kampank",

"Harus cepet kan, sayang",

Jimin mengusap kepunyaan Hana sensual--membuat Hana melirih tidak jelas.

"Udah, ge pe el",

Ucap Jimin yang kemudian membuka celananya.

Hana membeku. Bukannya kenapa-kenapa ya, Jujur, Hana sering melihat benda pusaka milik Jimin tetapi kenapa kali ini terlihat lebih besar?

Walaupun masih terbalut dengan sempak, tetap saja terlihat besar.

Uwaw.

Perlahan Jimin melepas sempaknya, menampakkan benda pusaka pribadinya yang telah mengeras--ujungnya pun sudah memerah.

Aduh, aku tuh gatau apa-apa masalah beginian. Percaya deh, hp aku dibajak jenglot kek nya.

"Ayo, kamu kan di atas", ucap Jimin sambil berbaring di bawah Hana.

Tanpa Hana sadari, dirinya menelan keras salivanya.

"Jimin..",

"Kenapa?",

Malu sekali Hana untuk mengakui hal ini, tapi memang harus dipertanyakan!

"Kok makin gede sih, kan jadi takut",

Hana menunduk malu dengan wajahnya yang memerah ketika mendengar gelak tawa Jimin.

"Kamu yang di atas apa aku nih?", tawar Jimin.

"Aku di atas",

"Yaudah cepet dong, sshh.. ga sabar nih burung", ucap Jimin sambil menggerakkan benda pusakanya agar menyentuh paha Hana.

Hana bangkit dengan kedua lututnya yang mengungkung tubuh Jimin, menatap ke bagian bawahnya--memperkirakan apakah benda milik Jimin bisa masuk sepenuhnya apa tidak.

Dengan hembusan nafas tenang, Hana mengarahkan benda pusaka tersebut ke arah liang senggamanya.

Bahkan Hana menutup matanya ketika punya Jimin sudah masuk setengah.

Cukup.

Hana tidak bisa.

"Jimin, ga bisa.. sakit", lirih Hana sambil menatap Jimin nanar.

Jimin menghela nafas, rupanya istrinya ini hanya bisa mengatakan--tidak bisa berbuat. Jimin memegang kuat pinggang ramping Hana, kemudian menurunkannya dengan cepat.

Jlebb..

"Akhh, Jimin!!"

Tau kan apa yang terjadi?

Jimin mengulas senyumnya, "naik turun, ayo".

Kali ini Hana mengulum bibirnya, menurut Hana desahannya itu menjijikan. Entah apa yang disukai Jimin dari desahan Hana.

Hana bergerak naik-turun, dibantu oleh tangan Jimin yang mengatur tempo naik-turunnya tubuh Hana.

Jimin menengadah ke enakan, Hana juga merasakan hal yang sama tapi agak.. perih? Ngilu? Atau apalah itu, Author tidak tahu.

Hana meletakkan tangannya di dada Jimin sebagai tumpuan agar dia tetap bergerak naik-turun.

Tangan Jimin bergerak mengelus perut Hana, menambah rasa geli pada tubuh mungil Hana. Suara penyatuan mereka seperti candu pada rungu, Jimin ingin Hana lebih cepat tetapi Hana nya tidak sekuat Jimin, hm.

🌚

"Jimin, cape", Hana kali ini berkata jujur, di atas memang lebih enak tetapi lebih menguras tenaga.

Kalau tahu begini, Hana lebih memilih berada di bawah kungkungan Jimin. Membiarkan Jimin berkuasa di atasnya.

Jimin melepas penyatuan mereka, memberi kode ke Hana agar berbaring. Jimin membuka atau melebarkan[?] paha Hana dan bersiap memasukkan kejantanannya🌚.

Jlebb..

"Shh.. akhh",

"Emhhh",

Bangsad, gua nulis apaan nih🌚 -author paripurna jodoh Jungkook tapi udah jadi istri Hoseok.

Jimin bergerak lebih cepat dari Hana--tidak lupa Jimin ikut menciumi leher Hana hingga berbekas merah keunguan pada lehernya.

Hana mendesah tepat pada telinga Jimin, mencengkeram kuat pundak pria itu.

Yang ada di pikiran Jimin hanya cepat, harus cepat.

Jimin sampai lupa kalau Hana bakalan ngerasa sakit kalau dia kecepeta , Jimin seperti kerasukan setan yang suka enaena.

"Ah, jimh sak-sakit", lirih Hana.

Jimin memelankan tempo pada bagian bawah sana--menatap Hana sebentar kemudian mengecup singkat bibirnya.

Rambut basah, badan basah, ranjang basah, semuanya basah. Abis kebanjiran yak? Awoqwoqwoq.

"Ehmm," desahan berat ala Jimin dapat Hana dengar dengan jelas.

Hana hampir pada puncaknya--mengulum bibir, menutup mata pun melingkarkan tangannya pada leher Jimin.

Duh aduh ga kuat🌚.

Hana udah, Jimin belom. Jimin masih aktif bergerak, bahkan lebih cepat dari sebelumnya.

Hana mulai merasa perih pada bagian bawahnya, mengeluh kesakitan tetapi Jimin tidak peduli.

"Shhh, oohh",

Tepat setelah tiga hentakan yang dalam, Jimin mengeluarkan sel sperma dari tubuhnya.

Jimin menutup matanya sebentar, kemudian menatap Hana sambil mengatur nafasnya. Tatapan Jimin seperti menanyakan keadaan Hana.

Dan di balas berupa anggukan oleh Hana, tangan Hana bergerak--menyurai rambut hitam Jimin ke atas, kemudian turun ke pipi.

Hana mengecup bibir tebal Jimin, cukup singkat tetapi sangat berarti bagi Jimin.

"Sana, mandi.", usir Hana sambil menepuk pipi Jimin pelan.

Baru saja senyuman yang terukir pada bibir Jimin, sekarang malah sebuah manyunan khas Park Jimin.

"Cepet! Kamu masih punya aku yang perlu dinafkahi!", seru Hana yang di balas anggukan oleh Jimin.

Jimin bangkit, kemudian menatap bagian bawahnya. Mebelalakkan matanya setelah menyadari satu hal.

Hana yang tidak mengerti hanya mengerutkan keningnya.

"Hana! Aku ngeluarin di dalam!".




TBC

TBC ada dua arti, tapi dampaknya sama. Itu menurut gua.

TBC = To Be Continue

Yang satunya,

TBC = TuBerCulosis

Sedangkan dampaknya, sama-sama tidak sukai oleh para manusia.

Udah deh lanjut masalah cerita, btw gimana perasaan kalian?
Baru selesai hiatus, eh langsung disambut sama NC.

Bagi yang ikut kebanjiran kayak Jimin sama Hana boleh ikutin kegiatan di bawah..

Tuh ya, udah di kasih caranya:)

Semoga kalian suci kembali.

Anyway, tau kan cerita gue yang satu ini?

Nah, cerita yang satu ini mau dihapus nih guys.
Tapi tenang aja, bakal ada gantinya kok.

Tapi ada dua pilihan...

Jimin ?

J-  ?

🙂

- Shi   

Continue Reading

You'll Also Like

309K 25.7K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
430K 34.5K 65
"ketika perjalanan berlayar mencari perhentian yang tepat telah menemukan dermaga tempatnya berlabuhđź’«"
124K 9.9K 87
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
395K 4.2K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...