Hellenium•Kth✓

By Vivi_Kim

158K 17.2K 3.2K

[ Complete Story ] Story About Kim Taehyung and V Kim. They are the twins brother. Story by, Vivi_Kim Cover... More

Prologue
Ch1. Cold that Warm
Ch2. V!
Ch3. V is My Inhaler!
Ch4: Visit My Mother!
Ch5: There is Love in His Eyes
Ch6: Could I Love Her?
Ch7: Memoria
Ch8: Young Forever
Ch9: This is Not Fair!
Ch10: Singularity
Ch11: Miss The Past
Ch12: Selfishness
Ch13 : Fake Smile
Ch14 : Worried About Taehyung.
Ch15 : Date?
Ch16 : Stubborn
Ch17 : Hope of V!
Ch18 : We are Twins!
Ch19 : Bad Feeling!
Ch20 : Maintaining Relationship
Ch21 : Regret?
Ch22 : Faithfulness in the Love!
Ch23: Park Jimin!
Ch24 : Jung Yerin!
Ch25 : Jaehyun-ie!
Ch26 : Sick!
Ch27 : The Twins in Danger!
Ch28 : Kidnapped?
Ch29 : Survive!
Ch30 : Sweet Dream of the Twins!
Ch31: Revenge?
Ch32 : Mission Success!
Ch34 : Winter Bear.
Ch35 : Simple Happiness!
Ch36 : I'm so Tired.
Ch37 : Where is Taehyung?
Ch38 : Welcome back, Tae!
Last Chapter, 39 : Give Up or Regret?

Ch33 : Dinner.

2.4K 396 135
By Vivi_Kim

Chapter sebelumnya belom sampe 200 vote, sisa sedikit lagi tapi masih ada aja yang nyiders 🦍

But gapapa. Karena vivi memikirkan kalian yang udah jadi pembaca Setia cerita vivi dan berwujud manusia 😂 jadi Vivi bakalan update lagi buat kalian.

Biasakan menghargai orang lain jika ingin dihargai 🎇 komentar yang banyak yaa 💜


Tidak sia-sia si kembar menghabiskan uang tabungan untuk menyewa cafe. Misinya berjalan sukses.

Sepulang dari cafe, mereka berkumpul di ruang keluarga. Perasaan bahagia masih melingkupi hati keluarga Kim.

"Anak-anak, maaf Appa belum bisa menjadi ayah yang baik untuk kalian. Tapi Appa janji untuk hari ini dan kedepannya Appa akan berusaha yang lebih baik lagi untuk memperbaiki semua kesalahan Appa. Kalian mau memafkan Appa, kan?"

Keempat anaknya mengangguk mantap dengan senyuman lebar.

"Jaehyun-ie sini, Nak." Taesung mengisyaratkan bungsunya untuk mendekat.

Tanpa berkata apa pun, anak itu bangkit dari sofa, ia mendekati sang ayah dan berdiri di depannya.

"Maaf kalau selama ini Appa tidak mau bermain denganmu, ya?"

Jaehyun mengangguk. "Tidak apa-apa. Kata Eomma, Appa sibuk di kantor. Jadi kalau Appa di rumah itu waktunya istirahat, bukan bermain dengan Jaehyun-ie."

Taesung menatap Hyunra yang duduk di sebelahnya. Ah... wanita ini pintar mencari alasan agar Jaehyun tidak berpikir aneh-aneh tentang dirinya.

Ia harus mengucapkan terima kasih setelah ini.

"Besok dan seterusnya kita akan bermain bersama, ya?"

Terpancar sinar bahagia dari raut wajah Jaehyun. "Benarkah? Appa janji?" Ia menyodorkan jari kelingkingnya.

Karena tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, Taesung menautkan kelingking besarnya. "Hu'um, Appa janji."

"Benar, ya? Jangan bohong. Kata Taehyung Hyung, kalau orang yang tidak menepati janji nanti jari kelingkingnya di makan buaya."

Hah?

Semua yang ada di sana tertawa mendengar perkataan polos Jaehyun. Mereka yakin, pasti Taehyung mengatakan itu semata-mata hanya ingin membuat adiknya tidak mengingkari janji.

"Oh, benarkah? Nanti digigit buaya?" Taesung berakting seakan-akan apa yang diucapkan Jaehyun itu benar.

"Iya. Tae Hyung yang bilang begitu." Selanjutnya bocah itu menguap lebar, langsung ditutup mulutnya oleh sang ayah.

"Ya sudah, sana tidur." Dia melihat Hyunra. "Kau juga, ya. Istirahat. Aku masih ada urusan dengan anak-anak remaja kita."

Wanita bermarga Go itu tersenyum kecil, lalu mengangguk. Setelahnya ia mengajak Jaehyun untuk pergi ke kamar.

Menyisakan Taesung dan anak-anak remajanya.

"Kim Yewon." Suara Taesung merendah.

Yewon menatap mata ayahnya. Setelah diperintahkan untuk mendekat, ia pun menghampiri dan berakhir duduk di samping sang ayah.

"Appa sadar, selama ini Appa terlalu membedakan kalian. Maaf, Appa sempat mencaci maki dirimu, Yewon-ie. Dan maaf, karena Appa tidak memberi uang saku untuk sekolah."

Yewon tersenyum. "Appa tidak perlu meminta maaf. Aku menerima takdirku, kok. Dengan Appa mau menerimaku di rumah ini saja aku sudah bahagia."

Taesung menunduk, ia merasa sangat bersalah pada putri satu-satunya yang sudah ia perlakukan buruk.

Ia jadi teringat kenangan saat itu. Di mana dia membakar semua album idol kesukaan Yewon. Satu rak penuh ia bakar dengan lightstick dan barang yang lain.

Semuanya hangus tak ada sisa.

Kejadiannya belum lama, tepatnya sebelum mereka ujian tengah semester. Dengan uang simpanannya, Yewon membeli tiket agar bisa masuk ke acara fansign Wannaone secara diam-diam tanpa ketahuan ayahnya.

Entah tahu informasi dari mana, Taesung langsung mendatangi tempat diadakannya fansigning. Saat itu Yewon sedang mengobrol dengan member yang berada di posisi terakhir; Kang Daniel. Dan Taesung dengan seenak jidat menarik Yewon untuk pulang.

Para member Wannaone dan juga Wannable melihat kejadian itu dengan kaget, sebagian besar kasihan. Sebagian lagi mencibir karena ayah Yewon berlaku tak sopan di depan idol.

Saat sampai rumah pun Taesung marah besar. Dia mencaci maki Yewon.

"Kau itu bodoh, Kim Yewon! Harusnya kau belajar lebih giat untuk menjadi yang pertama di kelas! Bukannya keluyuran bertemu dengan mereka!" ucap Taesung kala itu.

Sampainya di rumah, dia langsung mengacak-acak barang yang berhubungan dengan idol kesukaan anaknya. Dia membawa barang-barang itu ke taman belakang dan membakarnya tanpa belas kasihan, tak memedulikan Yewon yang menangis keras.

Sungguh, membayangkan semua itu semakin menyadarkan Taesung kalau dirinya sangat jahat melebihi monster sekalipun.

Di sofa lain, Taehyung dan V saling tatap sambil melempar senyum.

"Won-ie, mulai sekarang Appa janji tidak akan membedakan kalian lagi. Uang jajanmu akan Appa berikan secara penuh." Taesung menangkup kedua pipi putrinya yang lebih tirus dari sebelum ia tidak memberi uang jajan. "Dan juga, barang-barang yang Appa bakar dan buang waktu itu, Appa akan menggantikan semuanya."

Bola mata Yewon berbinar cerah. Senyumnya sangat lebar hingga ia memeluk ayahnya secara reflek. "Terima kasih, Appa. Terima kasih. Hiks." Saking bahagianya ia sampai sesegukan.

Taesung tertawa gemas, ia mencium pucuk kepala Yewon. Lalu melepas pelukan. "Nah, sekarang kau tidur sana. Sudah malam, tidak baik anak perempuan bergadang."

Perhatian dan kasih sayang yang Taesung berikan tidak main-main.

"Iya, Appa. Sekali lagi terima kasih, aku sayang Appa."

Yewon berlari menuju kamarnya, sesekali ia berjingkat karena terlalu girang akan mendapatkan banyak k-pop stuff yang baru dari sang ayah.

Ketiga laki-laki yang tersisa di ruangan itu menggeleng-gelengkan kepalanya.

Taesung kembali menatap putra kembarnya.

"Kim Taehyung, Kim Hansung."

Sudah lama Taesung tidak memanggil putra keduanya dengan nama asli. Dan hati V hangat mendengar itu.

"Appa ingin meminta maaf juga dengan kalian berdua. Di antara mereka, pasti kalian yang paling terpukul dengan keadaan ini, kan?"

Si kembar tidak menyahut, karena mereka sendiri pun bingung harus menjawab apa.

"Taehyung, maaf kalau selama ini Appa selalu memaksamu untuk menuruti semua keinginan Appa."

Taehyung tersenyum. "Tidak masalah, Appa. Dengan aku menuruti semua perintah Appa, itu membuktikan kalau aku ingin menjadi anak yang berbakti."

"Sungguh Appa tidak mengerti lagi harus bagaimana. Appa terlalu banyak dosa kepada kalian semua. Terlebih lagi dengan ibu kalian. Bahkan, sifat Hansung yang dulu sangat cerewet dan aktif sama sepertimu, berubah dalam sekejap hanya karena keegoisan Appa."

Kebanyakan anak kembar, selalu melakukan hal yang sama tanpa di aba-aba terlebih dahulu. Seperti saat ini, mereka bersama-sama bangkit, duduk si sisi Taesung dan memeluk laki-laki yang berstatus sebagai ayahnya.

"Appa jangan menyesalinya lagi, kita semua sudah memaafkan, kok," kata V.

Taesung mengecup pucuk kepala anak kembarnya secara bergantian. "Appa minta maaf, karena keegoisan Appa masa kecil kalian sampai remaja jadi hancur berantakan. Mulai sekarang, kalian bebas menentukan pilihan kalian, kalau itu yang terbaik, akan Appa dukung."

🖤

Setelah kejadian di cafe semalam, Taesung benar-benar berubah. Ia lebih banyak senyum dan bercanda dengan anak-anak; terutama Jaehyun.

Hari ini ia memutuskan untuk tidak ke kantor; padahal hari ini ada meeting dengan klien yang akan berpengaruh besar pada perusahaannya. Tapi karena tidak ingin mengulang kesalahan yang sama, ia membatalkannya dalam waktu kurang lebih lima detik.

"Bagaimana kalau malam ini kita adakan makan malam besar-besaran?" usul Taesung.

"Besar-besaran?" bingung Taehyung.

"Iya. Kalian undang teman-teman dekat kalian, kalau perlu ajak orang tuanya agar Appa bisa mengenal mereka semua. Bagaimana?"

"Setuju!" Itu Taehyung yang berseru semangat.

"Lalu, siapa yang akan masak? Eomma tidak sanggup memasak makanan sebanyak itu dalam waktu singkat," kata Hyunra.

Mereka berpikir kembali. "Bagaimana dengan Seokjin Hyung? Bukannya dia pandai memasak?" usul V.

"Hanya dua orang, tidak akan cukup membantu."

Taehyung, V, dan Yewon berpikir lagi. Mereka memasang wajah yang lucu, membuat Taesung maupun Hyunra terkekeh.

"Ah, aku tahu!" pekikan Yewon mengagetkan semuanya. "Sojung Eonni. Dia juga pandai memasak."

"Sojung? Dia kekasih Seokjin, kan?"

Ketiganya mengangguk kompak.

"Wah! Beruntung sekali pasangan itu bisa masak. Ya sudah, jam tiga sore nanti suruh mereka datang ke sini, ya. Atau... teman-teman perempuan kalian datangkan saja semuanya ke sini. Semakin banyak yang membantu akan semakin bagus, kan?"

🖤

"SELAMAT SIANG!"

Suara mereka berlima; Sojung, Yerin, Eunha, Yuna, dan Eunbi menggema di ruang utama keluarga Kim.

Well, padahal ini masih jam satu siang tapi mereka sudah datang.

Omong-omong, awalnya mereka sangat ragu untuk datang. Kenapa? Mereka punya satu alasan.

Yaitu takut pada kepala keluarga Kim.

Sejak insiden di rumah sakit karena si kembar terluka, mereka di marahi oleh Taesung. Itulah yang membuat mereka takut.

Tapi, setelah Yewon menjelaskan semuanya kalau ayahnya sudah berubah, teman-temannya senang. Itu artinya mereka punya banyak kesempatan untuk bermain ke rumah Yewon.

"Wah, kalian cepat sekali datangnya," ujar Taehyung.

Dia yang menyambut kedatangan teman-teman perempuannya. Sebenarnya tidak berniat menyambut mereka, sih. Dia hanya ingin menyambut kekasihnya saja; Jung Yerin.

Buktinya, hanya Yerin yang ditarik untuk masuk lebih dalam ke rumahnya.

Semua keluarga Kim sudah berkumpul di ruang santai. Menonton acara kartun kesukaan Jaehyun. Bocah itu duduk sendirian di karpet sambil memakan camilan.
Sedangkan yang lain di atas sofa.

"Eomma, Appa, lihat rumah kita sudah seperti asrama putri."

Mereka menoleh, menyambut para gadis itu dengan baik.

"Hei, semakin banyak wanita suasananya semakin seru tahu."

Yuna menyenggol lengan Eunha. Ah, gadis pendek ini selalu saja berbicara asal.

"Ma-af." Gadis itu langsung ciut saat ditatap Taesung.

Bahkan ia menggeser tubuhnya, bermaksud bersembunyi di balik tubuh tinggi Sojung karena takut dimarahi Taesung.

"Selamat sore, Ahjumma, Ahjussi. Nama saya Kim Sojung." Yang tertinggi memperkenalkan diri.

"Namaku Choi Yuna."

"Aku Hwang Eunbi."

Tersisa Eunha dan Yerin belum memperkenalkan diri. Untuk Yerin, ia tidak berniat untuk memperkenalkan diri karena orang tua Taehyung sudah mengenalnya.

Tapi Eunha?

Sebagai orang tua, tentulah Hyunra peka terhadap perasaan anak remaja berambut sepunggung itu. Ia mendekatinya, menarik lembut tangan Eunha agar tidak bersembunyi lagi di belakang Sojung.

"Ya Tuhan, temanmu yang ini pemalu sekali, ya."

Teman-temannya yang lain mencibir. "Pemalu apanya? Malu-maluin, iya." Eunbi berkata pelan, tapi masih bisa di dengar oleh Hyunra.

"Maaf, Ahjumma. Dia memang sedikit penakut," kata Yuna, sambil merangkul Eunha.

"Apa dia takut padaku?" tanya Taesung to the point. Matanya tertuju pada Eunha.

Tubuhnya tersentak kecil, wajah gugup itu mengundang kekehan gemas dari teman-temannya. Minus Jaehyun yang asik menonton TV tanpa terganggu.

"Eung... tidak. Aku tidak takut." Suaranya bergetar.

Ya Tuhan, Jungkook. Apa ini yang membuatmu jatuh cinta pada gadis seperti Eunha? Batin Yerin.

"Nama saya Jung Eunha." Akhirnya Eunha memperkenalkan dirinya.

Taesung tersenyum. "Ya sudah, kalian duduk dulu."

Taesung menyingkir dari sofa dan mendekati Hyunra. Sedangkan para gadis itu duduk di karpet bersama Jaehyun.

Merasa ini perkumpulan gadis-gadis, V memilih untuk menyingkir. Dalam hatinya ia merutuk, "Andai ada Irene di sini."

"Jelly, ngobrol di taman belakang, yuk," ajak Taehyung.

Yerin mengangguk. Mereka meninggalkan tempat itu dan menuju taman belakang.

"Eomma, Appa, aku ke kamar, ya."

"Oke," jawab orang tuanya serempak.

Setelah tak ada lagi putra-putranya, Taesung merangkul bahu sang istri dan memandangi para gadis yang tengah asyik bercanda satu sama lain bersama Jaehyun.

"Taesung-ah, apa kau tahu kalau dulu Yewon sering di bully?"

Taesung terkejut. "Benarkah? Aku tidak tahu."

Wanita itu menghela napas. "Kupikir kau tahu. Tapi, ya sudahlah. Syukurlah sekarang Yewon sudah tidak di bully. Dia punya lima teman yang benar-benar ingin berteman dengannya."

"Aku benar-benar ayah yang buruk, ya," lirihnya.

"Astaga! Aku lupa menyiapkan camilan untuk anak-anak. Sebentar, ya."

Hyunra melepas rangkulan Taesung dan berlari begitu saja karena tidak ingin Taesung terus-terusan dirundung rasa bersalah.

🖤

Pukul 15.30 KST, Taehyung baru selesai mandi. Ia sudah siap dengan celana panjang dan kaus lengan pendeknya. Sementara rambutnya masih basah, ia mengeringkan rambutnya terlebih dahulu dengan handuk.

Tak berselang lama, suara dengkuran masuk ke gendang telinga. Ia menoleh, lalu terkekeh kecil melihat posisi tidur V yang lucu.

Omong-omong, sekarang V sudah tidak marah jika dipanggil Hansung. Oleh karena itu Taehyung akan memanggil V dengan nama asli. Kalau untuk sahabat-sahabatnya nanti, serahkan saja ke mereka.

"Jahil sedikit tidak apa-apa, kan."

Taehyung mengambil ponselnya, mendekati ranjang V diam-diam dan mengabadikan momen saat V tertidur dengan ponsel canggihnya.

"Astaga lucu sekali," kata Taehyung gemas.

Sepertinya V tidur nyenyak sekali. Adik kembarnya tidak terganggu sedikit pun, padahal sebelumnya V tidur tidak pernah sepulas ini. Apa karena keadaan keluarganya sudah membaik jadi dia nyenyak tidur?

Taehyung mengusap rambut biru sang adik, lalu menciumnya lembut.

Bahkan dia tidak terbangun saat Taehyung mencium kepalanya.

Remaja berambut cokelat itu kembali ke tempat semula, naik ke tempat tidur lalu bersandar pada kepala ranjang. Ia melihat hasil jepretannya tadi.

"Andai saja dari dulu kau menunjukkan sifat menggemaskanmu, Sung-ah."

Senyum bahagia Taehyung tergantikan dengan senyum sendu. Tangan kanannya terangkat tuk menyentuh bagian dada; tepat di jantungnya.

"Tuhan, apa aku bisa hidup lebih lama?" gumamnya.

Taehyung memikirkan hal yang tidak seharusnya ia pikirkan, seperti; bagaimana nasib keluarganya jika ia meninggal nanti? Bagaimana nasib teman-temannya? Bagaimana dengan saudara kembarnya dan juga kekasihnya? Apakah mereka semua akan sedih?

Taehyung tahu hidup dan mati itu ada di tangan Tuhan. Tapi, apa ketakutannya adalah sebuah kesalahan?

Dia hanya takut, belum siap untuk meninggalkan dunia dan orang-orang yang disayangnya.

Dia masih ingin merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya yang baru saja akur.

Dia ingin terus melihat senyuman tanpa beban dari bibir V. Ingin melihat pertumbuhan Yewon sampai dewasa nanti. Dan Jaehyun tumbuh menjadi remaja yang tampan.

Dia ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengan Yerin. Ingin menikahi gadis Jung itu dan mereka punya anak-anak yang lucu.

Dan, dia masih ingin gila-gilaan bersama para sahabatnya.

Min Yoongi.

Jung Hoseok.

Park Jimin.

Jeon Jungkook.

Jung Eunha.

Kim Sojung.

Choi Yuna.

Hwang Eunbi.

Dan Kim Seokjin; saudara sekaligus sahabatnya.

Mereka sahabat Taehyung. Dan dia sangat menyayanginya. Sekuat apa pun Taehyung berbohong tentang kesakitannya, mereka pasti tahu.

Karena Taehyung tidak pandai berbohong.

"Argh!" Taehyung meringis pelan saat merasakan dadanya terasa sakit.

Ya Tuhan... jangan lagi.

Taehyung merutuki dirinya yang sangat lemah sekarang.

🖤

Acara makan malam sudah dimulai. Sekumpulan anak lelaki yang menjadi bagian dari sahabat si kembar pun sudah datang.

Untuk orang tua dari mereka, yang datang hanyalah orang tua Yerin; ayahnya. Orang tua Jungkook, Hoseok, dan Yuna.

Oh, jangan lupakan ada mahasiswa tampan yang berstatus sebagai Hwang Minhyun. Dia kakak laki-laki Eunbi, teman satu kampus Seokjin.

Orang tua yang lain tidak bisa datang karena sibuk bekerja, terlebih Jimin, orang tuanya selalu sibuk bolak-balik ke luar negeri untuk urusan bisnis.

Hanya saja, saudara kembar Taesung juga tidak datang. Padahal dia sudah berjanji. Tapi saat sore Jisung ingin pulang, tiba-tiba saja ada pasien gawat darurat dan harus di operasi.

Padahal Taesung juga ingin meminta maaf pada kakak kembarnya.

"Ayo ditambah lagi makannya. Masih banyak, loh," kata Hyunra.

"Ah, kita jadi merasa tidak enak, Hyunra-ya." Ibu Jungkook; Song Nara, berkata dengan lembut.

"Ish, jangan sungkan-sungkan. Anggap saja ini rumah kalian sendiri. Ayo ditambah lagi. Astaga, jangan malu-malu."

Taesung tersenyum melihat istrinya yang tengah mengambilkan satu potong ayam goreng dan diberikan kepada satu per satu anak remaja di sana.

"Hei, kalian juga sedang masa pertumbuhan. Harus memakan makanan yang sehat dan bervitamin. Dan kau Jungkook, kenapa sayurnya tidak makan?"

Aduh, ibunya Taehyung bawel sekali.

"Aku tidak suka brokoli," kata Jungkook.

Nara hanya tersenyum. "Dia tidak suka makan sayur saja badannya sudah besar, bagaimana kalau suka? Astaga, pasti Eunha tidak akan mau menjadi kekasihnya."

"Eomma kau tengah mempermalukan anakmu sendiri!" Jungkook menunjukkan sisi kanak-kanaknya. "Una-ya, kau tidak mungkin seperti itu, kan?" Jungkook bertanya sambil memasang puppy eyes, membuat teman-temannya yang lelaki merasa geli, bahkan Hoseok pura-pura muntah.

"Kook-ie, kau yang memasang puppy eyes kenapa aku yang malu, ya?"

Semuanya tertawa mendengar penuturan polos Eunha. Gadis itu memandang mereka bingung, ia merasa tidak salah ucap kenapa tertawa?

Di sisi lain, pipi Jungkook sudah seperti kepiting rebus.

🖤

"Taesung-ah, aku benar-benar tidak percaya kau mengikuti saranku."

"Aku pun tidak percaya dengan diriku sendiri. Tapi setelah kurenungkan semalaman, aku sadar kalau apa yang kulakukan memang sudah kelewatan. Dan aku harus meminta maaf pada mereka."

Jung Yeonho, ayah kandung Yerin tersenyum lebar.

"Terima kasih karena kau sudah menasehatiku, Yeonho."

"Sama-sama. Aku malah berpikir kau tidak akan mengikuti saranku. Tapi, aku sangat bersyukur. Setidaknya jangan sampai kau menyesal dulu baru meminta maaf."
Ia menatap bintang yang berkilauan di langit malam. Menghela napas, otaknya kembali berjalan mundur. "Dulu aku juga sama sepertimu, Tae. Aku egois, kasar, tanpa sadar suka memukul istriku dan anakku. Sampai akhirnya dia menyerah, meminta untuk bercerai. Aku benar-benar menyesal, marah pada diriku sendiri yang sudah membuat mereka kecewa..."

"...kalau mereka marah pada kita, mereka masih bisa memaafkan. Tapi berbeda dengan kecewa. Itulah yang aku sesalkan. Setelah berpisah, ibu Yerin sakit keras dan akhirnya meninggal. Dari situlah Yerin membenciku, Tae." Dia menoleh, mendapati Taesung yang serius mendengarkan ceritanya. "Tapi syukurlah sekarang Yerin-ku sudah kembali."

Membayangkan senyum Yerin membuat Yeonho tertawa sendiri. Baginya, Yerin itu lucu. Wajahnya sangat cantik, bahkan beberapa bulan yang lalu Yerin mewarnai rambutnya menjadi pirang.

Saat itu dia mendapat undangan pesta dari rekan kerjanya. Dia mengajak Yerin, rekan kerjanya memuji kalau Yerin itu seperti Barbie hidup. Bahkan ada juga yang ingin menjodohkan anaknya dengan Yerin.

Tapi rambut pirang Yerin tidak bertahan lama, sekiranya seminggu dia sudah mengganti rambutnya lagi menjadi hitam. Katanya dia tidak ingin dijodohkan oleh anak rekan kerja ayahnya. Dia sudah punya Taehyung.

Benar-benar putrinya itu. Lagipula yang ingin menjodohkan dia dengan anak rekan kerjanya siapa?

Yeonho terkekeh lagi, sampai membuat Taesung yang berada di sebelahnya menukik alis bingung.

"Omong-omong, apa suatu saat nanti kita akan menjadi besan?"

"Aku berharap begitu." Taesung terdiam sejenak, ia memikirkan Taehyung. Memikirkan kondisi jantung anaknya yang semakin parah.

Ya. Taehyung sudah positif mengidap jantung koroner.

Satu minggu yang lalu Taehyung divonis menderita penyakit mematikan itu.

Anak sulungnya berusaha tegar di hadapan keluarganya. Dia selalu tersenyum seolah tidak terjadi apa pun. Bahkan saat tadi makan malam pun, Taehyung tidak terlalu cerewet dan wajahnya pucat.

Tapi anak itu selalu mengatakan, "Aku baik-baik saja." Pada semua orang.

"KIM TAEHYUNG!"


Jadi udah tau kan Om Taesung berubah karna siapa :v

Makasih udah mau baca yaaa 💜 jangan lupa vote. Satu vote menambah semangat buat lanjutin ceritanya 💙💜



Yaudah iya tau kok kalian udah akur 💜

Senin, 26 Agustus 2019

Continue Reading

You'll Also Like

75.2K 6.9K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
84.6K 7.9K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
53.6K 3.9K 53
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...