Indonesia, 6 April 2009
"Chris, ini anak teman ayah. Tolong kamu jaga dia untuk hari ini ya."
Chan natap gadis kecil di samping ayahnya.
"Kenapa dititipin ke aku?"
"Kasihan, Chris. Orangtuanya serta kakaknya kecelakaan dan sedang kritis saat ini. Kalau dia liat keadaan keluarganya, ayah gak yakin dia akan baik baik aja."
"O-oke. Untuk hari ini aja kan?"
"Iya."
Bang Yongguk pergi dari rumahnya membiarkan Chan berdua di rumah dengan gadis itu
"Nama kamu siapa?"
"Apa kakak orang jahat yang akan menculik aku?"
Chan sedikit tersentak mendengar penuturan gadis di depannya ini.
Apakah gadis kecil ini pernah diculik sebelumnya?
"Aku bukan orang jahat."
"Kalau gitu, apa kakak akan ngelindungi aku seperti ayah melindungi bunda?"
Chan tersenyum lantas menggendong gadis kecil itu.
"Nama kamu siapa? Umur kamu?"
Gadis kecil itu menunjukan muka polos yang benar benar lucu.
"Umurku 6 tahun. Namaku... Lala?"
"Oke, Lala. Aku Christopher. Kamu bisa panggil aku Chan atau Chris terserah."
"Kak Channie!!"
"Hari ini kamu sama Kak Channie dulu ya."
"Bunda, ayah, sama teteh mana, Kak? Dari kemaren mereka pergi tapi gak pulang pulang. Apa mereka mau pergi jauh ninggalin Lala?"
"Lala nggak boleh ngomong begitu. Mau pergi ke pantai? Kakak antar."
Lihatlah, mata besar gadis kecil itu berbinar.
"Mau!!"
"Ayo berangkat."
3 hours later...
"Lala, ayo bangun. Sudah sampai."
Gadis kecil yang tertidur dalam pangkuan Chan itu membuka matanya pelan.
Iya, daritadi Chan menyetir sambil memangku gadis kecil itu.
Chan menggendong Lala keluar dari mobilnya.
"Lala mau makan sesuatu?"
"Ice cream!!"
Chan tersenyum lantas mengajak Lala beli ice cream.
Hari ini gadis kecil itu banyak meminta ini itu pada Chan. Namun anehnya Chan tidak keberatan sama sekali. Malah Chan sangat menikmati waktunya dengan gadis kecil itu.
"Lala, ayo melihat senja."
"Senja itu apa?"
Chan terdiam namun membawa gadis kecil itu ke bibir pantai yang lumayan sepi kemudian menggendongnya.
"Apa Lala seneng?"
"Seneng banget!! Makasih kak Channie!"
Chan tersenyum lantas mencubit pipi gembul gadis kecil itu.
Keduanya melihat pemandangan senja yang indah di pantai itu.
"Habis ini Lala harus pulang ke rumah ya."
"LALA NGGAK MAU!!" pekik gadis itu kencang.
"Kenapa?"
"Rumah Lala selalu sepi. Teteh sekolah, ayah bunda kerja. Lala kesepian, kak."
"Baiklah, semoga di masa depan nanti rumah kamu rame."
Gadis kecil itu menengok dengan mata berbinar, "Apa artinya Lala akan menikah?"
Chan terkejut.
"Y-ya... Mungkin begitu."
"Lala tidak mau menikah. Lala benci laki laki!"
"Kenapa benci laki laki?"
"Mereka jahat! Suka jahilin Lala. Lala nggak mau!"
"Tapi kakak nggak suka jahilin Lala kan?"
"Apa itu artinya Kakak akan menikahi Lala?!"
Lagi lagi Chan di buat terkejut.
Bagaimana bisa seorang gadis berumur 6 tahun berkata seperti itu?
"Aku nggak mau nikah kalo ngga sama Kak Channie."
Chan tersenyum, "oke. Di masa depan nanti, aku akan menikahi kamu. Aku akan menjadikan kamu istriku dan aku akan menjaga serta mencintaimu. Lala mau kan jadi istri Kak Channie?"
"Kakak janji?" Lala mengulurkan kelingking kecilnya.
Chan menyambut kelingking itu sambil tersenyum.
"Kakak janji bahwa dimasa depan nanti kakak akan menikahi Lala."
Gadis kecil itu melepaskan salah satu antingnya serta jepit rambutnya kemudian memberikannya pada Chan.
"Bawa ini, Kak. Biar kalo Lala udah besar, Lala bisa nagih janji kakak hari ini."
Hal yang selanjutnya terjadi benar benar diluar nalar.
Rara, gadis kecil berumur 7 tahun itu mencium Chan tepat di bibirnya.
Chan's house.
"Kayaknya gue bener bener gila deh. Gimana gue bisa ngomong kayak gitu sama anak kecil" Chan merutuki kebodohan dirinya sendiri.
"Kamu kenapa, Chris?"
"Ayah... Masa tadi Chris ngelamar anak kecil itu sih?"
Yongguk tersentak kaget mendengar penuturan putranya.
"Kamu ngelamar dia?"
Chan ngangguk mantab.
"Aku udah gila, kan? Bahkan aku janji kalo aku bakal nikah sama anak kecil itu di masa depan. Hhh.."
"Kamu udah janji. Berarti ya... Harus ditepatin kan?"
"Tapi Ayah..."
"Tuhan jadi saksi atas janji yang udah kamu ucapkan, Chris. Di masa depan, kamu harus mencari gadis itu dan menikahinya."
"Tapi umurku 18 tahun sedangkan dia 7 tahun. Jarak usia kami benar benar jauh."
"Cinta gak memandang usia, Christopher Bang."
Chan terdiam. Memerhatikan sosok Lala yang tertidur pulas di sofa.
"Kayaknya Ayah harus balikin Lala ke rumah neneknya."
Sebelum Yongguk menggendong Lala, Chan beringsut maju kemudian mengelus pipi gadis kecil itu.
"Semoga di masa depan kita bisa bertemu lagi, Lala. Aku akan menikahimu."
°°°
Indonesia, 26 Juli 2020.
Chan memandang sebuah anting dan juga jepit kecil di tangannya.
Sudah sebelas tahun semenjak kejadian hari itu. Sampai sekarang Chan belum bertemu dengan gadis kecil itu lagi.
"Lu ngapain ngelamun mulu dah?" tanya Minho -sahabat Chan.
"Gila gak sih, waktu umur gue masih 18 tahun, gue ngelamar anak kecil berumur 7 tahun."
Minho melebarkan matanya karena. terkejut.
"Pedofil woy!!"
"Bahkan gue udah janji kalo gua bakal jadiin dia istri gue."
"Chan-"
"Ciuman pertama gue diambil sama dia."
"Christopher-"
"Sampai sekarang gue masih mencari gadis kecil itu. Namanya Lala."
Minho pusing. Ini tiba tiba banget Chan ngajak ketemuan terus tiba tiba curhat juga.
Gak kayak biasanya gitu.
"Gila lo Chan. Tapi gue yakin sih kalo itu anak udah lupa. Namanya juga anak kecil. Pasti banyak ngelantur kan?"
"Justru karena waktu itu dia masih kecil, ucapannya dari hati banget kan? Dan dia... Kayaknya cinta pertama gue deh."
"Masa cinta pertama lo anak kecil sih, Chan? Sumpah gak lucu."
"Gue kan emang gak lagi ngelawak, Lee Minho."
Minho miris sebenarnya. Di umur Chan yang udah 29 tahun ini dia belum punya pendamping hidup.
Minho aja udah nikah. Udah punya anak malah.
"Chan?"
Yang punya nama noleh.
"Sampe kapan lo mau sendirian terus? Gak iri sama gue yang udah punya istri dan anak?"
"Males berurusan sama cewe, Min."
"Semenjak cewe itu kabur di hari pernikahannya ya?"
Chan terdiam kemudian memandang sendu kopi di hadapannya.
"Masih belum bisa ngelupain cewe itu?" tanya Minho.
"Jelas belum. Lo pikir aja, gue sama dia udah sampe tahap akhir. Namun dia dengan seenak jidat nya pergi di hari pernikahan."
Ya, Chan pernah ditinggalin sama calon istrinya di hari mereka nikah.
Karena itu Chan sedikit trauma menjalin hubungan dengan cewe.
Karena itu juga Chan hobi banget main sama jalang. Ya, sekedar pelampiasan nafsu semata.
"Masih betah juga main sama jalang?"
"Mau gimana lagi, Minho?"
Minho menghela nafasnya pelan, "Gak baik Chan. Lo udah mengotori adek lo dengan masuk ke dalam sasaran yang salah." kata Minho sambil megang bahu Chan.
"Gue yakin pasti ada cewe yang bakal ngerubah kebiasaan buruk lo ini." lanjut Minho.
"Ya... Semoga aja."
Tanpa mereka berdua sadari, sebenarnya gadis yang saat ini sedang dicari oleh Chan dan gadis yang Minho tunggu untuk merubah kondisi sahabatnya adalah orang yang sama.
-tbc
Ehee di chap ini Cera-nya gak keluar gengs :)