Hellenium•Kth✓

By Vivi_Kim

158K 17.2K 3.2K

[ Complete Story ] Story About Kim Taehyung and V Kim. They are the twins brother. Story by, Vivi_Kim Cover... More

Prologue
Ch1. Cold that Warm
Ch2. V!
Ch3. V is My Inhaler!
Ch4: Visit My Mother!
Ch5: There is Love in His Eyes
Ch6: Could I Love Her?
Ch7: Memoria
Ch8: Young Forever
Ch9: This is Not Fair!
Ch10: Singularity
Ch11: Miss The Past
Ch12: Selfishness
Ch13 : Fake Smile
Ch14 : Worried About Taehyung.
Ch15 : Date?
Ch16 : Stubborn
Ch17 : Hope of V!
Ch18 : We are Twins!
Ch19 : Bad Feeling!
Ch20 : Maintaining Relationship
Ch21 : Regret?
Ch22 : Faithfulness in the Love!
Ch23: Park Jimin!
Ch24 : Jung Yerin!
Ch26 : Sick!
Ch27 : The Twins in Danger!
Ch28 : Kidnapped?
Ch29 : Survive!
Ch30 : Sweet Dream of the Twins!
Ch31: Revenge?
Ch32 : Mission Success!
Ch33 : Dinner.
Ch34 : Winter Bear.
Ch35 : Simple Happiness!
Ch36 : I'm so Tired.
Ch37 : Where is Taehyung?
Ch38 : Welcome back, Tae!
Last Chapter, 39 : Give Up or Regret?

Ch25 : Jaehyun-ie!

2.7K 413 65
By Vivi_Kim

Vote dan komentar jika kalian suka. Kehidupan di wattpad bisa lebih cerah tanpa adanya silent reader 😇

Saat Taehyung tahu dirinya mengalami gejala jantung koroner, ia merasa dunianya terasa hancur. Taehyung tidak tahu kenapa gejala penyakit itu bisa muncul. Ia sudah berusaha menjauhi asap rokok.

Tapi... kenapa gejala itu bisa datang padanya?

Taehyung belum siap meninggalkan orang-orang terdekatnya. Setiap kali jantungnya terasa sakit, Taehyung benar-benar ingin menyerah. Rasanya sangat menyakitkan hingga Taehyung merasa nyawanya sedang dicabut secara paksa.

Tapi Taehyung tetaplah Taehyung, ia tidak akan menyerah sebelum tugasnya membuat kedua orang tuanya akur selesai.

Ia masih punya V, Yewon, Yerin, Yoongi, dan sahabat-sahabatnya yang lain. Mereka sudah tahu apa yang terjadi pada Taehyung. Taehyung meminta kepada semuanya untuk tidak berlebihan. Karena ia merasa sangat lemah jika diperlakukan seperti itu.

🖤

Tepat satu hari sebelum Jaehyun ulang tahun, Hyunra mendatangi kediaman keluarga Kim. Sebelumnya ia sudah bertanya pada Taehyung tentang keberadaan Taesung di rumah.

Ia ingin membahas masalah ini. Demi Jaehyun ia rela memohon pada laki-laki keras kepala itu.

Hyunra turun dari mobil yang mengantarnya ke rumah Taesung. Sekali-kali ia menarik napas dan mengembuskan perlahan.

"Kau harus bisa, Ra-ya."

Jemarinya yang lentik menekan bel rumah tersebut, tak sampai satu menit, pintu besar itu terbuka lebar.

"Nyonya Kim? M-Maksud saya Nyonya Go... ayo silakan masuk."

Hyunra terkekeh melihat tingkah Pelayan Seo begitu melihat dirinya datang. Karena sudah lama sekali majikan perempuannya itu tidak bertamu.

"Apa Taesung dan anak-anak ada di rumah?" tanya Hyunra.

Pelayan Seo mengangguk. Seraya menemani Hyunra masuk dan duduk di sofa ruang tamu keluarga Kim. "Sebentar saya panggilkan mereka dulu ya, Nyonya."

Selepas kepergian Pelayan Seo, Hyunra melihat-lihat sekeliling. Seulas senyum tipis terbit dari bibirnya kala tak melihat perubahan apa pun di rumah ini; kecuali foto-foto mesra dirinya dan Taesung yang sudah tidak terpajang di dinding.

"Eomma!"

Kedua anaknya; Taehyung dan Yewon memekik senang saat melihat ibunya sudah duduk di ruang tamu.

"Halo, Sayang."

Ia memeluk dan mencium pipi kedua remaja itu tuk melampiaskan rasa rindunya.

"Mana Hansung?"

"Dia akan turun sebentar lagi."

Kini posisi Hyunra berada di tengah-tengah putra dan putrinya. Gemas juga melihat kelakuan mereka, sudah besar tapi masih bersikap begitu pada ibunya.

"Bagaimana kabar kalian?" tanya Hyunra.

"Aku baik," sahut Yewon.

"Aku juga."

"Jaga kesehatan, ya. Sekarang sedang musim sakit. Dan untukmu Tae, jangan bandel. Minum obat yang di berikan pamanmu secara rutin."

Taehyung menghela napas malas. "Iya, Eomma yang bawel."

Tak berselang lama, V menuruni tangga. Ia tersenyum kala melihat siluet sang ibu. Walau pun reaksinya tidak berlebihan seperti Taehyung, tapi percayalah kalau ia sangat senang dan merindukan sosok itu.

"Kenapa datangnya lama? Tidak merindukan ibumu?" Hyunra pura-pura mengambek.

Putra keduanya tertawa pelan, ia memeluk ibunya. "Hanya anak kurang ajar yang tidak merindukan ibunya sendiri," gumamnya.

Setelahnya, pelukan keduanya terlepas karena sang kepala keluarga sudah muncul dengan wajah angkuhnya.

Pria itu duduk di sofa single dan menatap Hyunra datar. "Ada apa?" tanyanya langsung, ia tidak suka basa-basi.

"Taesung-ah, kau masih ingat kalau besok Jaehyun ulang tahun, kan?"

Taesung terdiam sebentar, mencoba mengingat-ingat tanggal. Lalu mengangguk singkat. "Lalu?"

Wanita berambut cokelat itu menghela napas. Terlalu malas berhadapan dengan Taesung. "Jaehyun meminta kita semua berkumpul untuk merayakan hari ulang tahunnya. Apa kalian bisa?"

Taesung bungkam. Dari raut wajahnya tampak memikirkan sesuatu. Sedangkan ketiga anaknya langsung mengangguk tanpa berpikir lagi.

"Kita bisa," ucap Taehyung mewakili kedua saudaranya.

Hyunra tersenyum senang. Tinggal menunggu jawaban dari Taesung.

"Bagaimana denganmu?"

"Tidak tahu. Akan kuusahakan."

"Apa kau sangat sibuk, hah? Tak bisakah kau meninggalkan pekerjaanmu? Jaehyun hanya meminta satu hari, bukan satu tahun!"

Hyunra tak dapat lagi mengontrol emosinya, ketiga anaknya pun terkejut. Ia sudah muak dengan semua sifat Taesung yang terkesan tidak peduli pada anak-anaknya.

Wanita itu mengembuskan napas, mencoba sabar karena Taehyung sudah mengelus lengannya. "Setidaknya, sisihkan waktu satu atau dua jam tidak masalah. Dia benar-benar menginginkan itu, Taesung. Apa aku harus bersujud di depanmu dulu baru kau setuju?"

"Argh!" Taesung menggeram frustrasi sambil mengacak rambutnya brutal. "Baiklah. Aku akan datang ke rumahmu besok. Perkiraan sampai sana sekitar jam 3 sore. Puas?"

Senyum Hyunra, Taehyung, V dan Yewon mengembang mendengar keputusan akhir Taesung. Yah, walau pun laki-laki itu terlihat terpaksa, tapi tak apa, yang penting dia hadir saat ulang tahun Jaehyun.

🖤

Malam ini, tak ada aktivitas khusus yang dilakukan Taehyung selain berbaring di kamar sambil main ponsel.

Ia sendiri sampai bingung harus melakukan apa. Mengerjakan tugas? Sudah. Menonton TV? Bosan. Saat ia ke dapur pun ia melihat pelayan rumah tangganya sedang mencuci piring, ia ingin membantu tapi wanita itu bilang tidak perlu.

Omong-omong, tanpa kehadiran Jaehyun di rumah itu sepi juga. Biasanya bocah itu selalu berisik, berlarian ke sana kemari sambil membawa pesawat terbangnya.

Ah, ia tidak sabar ingin ke rumah ibunya besok. Semoga saja ayahnya juga datang.

Tak berselang lama, pintu kamarnya terbuka. Itu V yang baru saja kembali dari dapur dengan membawa beberapa camilan.

Taehyung sudah tidak heran lagi. Itu memang kebiasaan V jika waktu senggang. Memakan camilan sambil membaca komik atau tidur sambil memakai headphone.

"Untukku mana?" tanya Taehyung.

V duduk di tempat tidurnya, meletakkan makanan ringannya di sana kamudian menyahut, "Ambil saja sendiri," ujarnya.

"Pelit," gumam Taehyung.

Ia menatap saudaranya yang tengah memakan camilan sambil membaca komik. Dengan teganya, V tidak menawari Taehyung sama sekali. Tidak tahukah kalau Taehyung mau camilan itu?

Baru saja ingin berdiri mengambil camilan, ponsel Taehyung berdering singkat. Ia mengurungkan niat, dan memilih tuk membaca pesan tersebut.

Mnyng
Today

Taehyung-ah, bisa kau menginap di rumahku malam ini?
19.35 KST

Ada apa, Hyung? Ada masalah?
Send, 19.36 KST
Read, 19.36 KST

Ya.
Send, 19.37 KST

Taehyung tak membalas lagi. Ia menatap ponselnya sejenak, merasa bingung sekarang. Dia khawatir Yoongi kenapa-napa dan ingin sekali menginap tuk menemani sahabat baiknya itu. Tapi di sisi lain dia juga besok harus ke rumah ibunya.

"Aduh, bagaimana ini?" gumam Taehyung.

Mendengar suara kakak kembarnya, V melirik. "Kenapa?"

"Ah, itu... Yoongi Hyung memintaku untuk menginap di rumahnya malam ini."

"Oh. Tumben."

"Perasaanku tidak enak, V. Sepertinya Yoongi Hyung ada masalah. Bagaimana ini? Tapi aku bingung, besok kita harus ke rumah Eomma juga, kan?"

V berpikir sejenak. Ia menutup komiknya. "Ya sudah kau ke sana saja. Tapi besok kau harus pulang, kita ke rumah Eomma sekitar jam 1."

Taehyung mengangguk mantap. Ia mengganti bajunya, tak lupa juga memakai mantel tebal mengingat malam ini sangat dingin. Setelah sudah tampan dengan setelannya, Taehyung meraih kunci mobil.

"Bawa inhaler dan obatmu." Ternyata dari tadi V memperhatikan gerak-gerik Taehyung. Benar saja, kembarannya lupa membawa obat dan inhalernya.

Taehyung menepuk dahinya. "Kau sangat perhatian V, aku sayang padamu."

V berdecih malas, setelah Taehyung benar-benar mengantongi dua obat itu, ia melanjutkan membaca komik.

"Aku berangkat dulu, V."

"Hm. Hati-hati."

🖤

Perjalanan ke rumah Yoongi memakan waktu hampir 30 menit lamanya. Mengingat rumah temannya itu tak jauh dari pusat perbelanjaan Myeongdong.

Selama perjalanan, Taehyung terus menerka-nerka apa yang terjadi pada sahabatnya. Apa ini soal orang tua Yoongi? Entahlah. Walaupun statusnya mereka sahabat terkadang Yoongi masih belum siap menceritakan masalahnya.

Akhirnya, mobil Taehyung sampai di depan rumah Yoongi. Ia mengklakson dua kali, tak lama seorang penjaga membukakan gerbang lebar-lebar agar Taehyung bisa masuk.

"Terima kasih, Ahjussi," ujar Taehyung.

Lelaki tua itu mengangguk sebagai balasan.

Taehyung turun dari mobilnya, ia berjalan menuju pintu di ruang utama. Jarinya menekan bel listrik, tidak ada satu menit pintu tersebut terbuka.

"Siapa—Oh! Taehyung-ie?"

Itu ibu Yoongi. Wanita berambut pendek sebahu itu memasang wajah bingung melihat kedatangan Taehyung yang mendadak.

"Ahjumma, apa Yoongi Hyung ada?"

"Dia di kamarnya. Ayo, masuk!"

Lee Jihyun; ibu Min Yoongi, mempersilahkan tamunya masuk. Ia mengantarkan Taehyung ke kamar anaknya yang berada di lantai dua. "Nak Taehyung sudah makan?"

"Sudah, Ahjumma. Malam ini aku mau menginap di sini, boleh kan?"

"Tentu saja boleh. Mau menginap setiap hari juga tidak apa-apa."

Taehyung menebarkan senyum kotaknya. Keduanya sudah sampai di sebuah kamar yang di pintunya terdapat stiker bulat yang bermakna dilarang masuk.

"Yoongi-ya." Jihyun memanggil nama Yoongi, disusul dengan ketukan pintu.

"Pergilah!" Yoongi berteriak dari dalam kamarnya.

Taehyung dan wanita itu terkejut, tapi dengan segera Jihyun mengubah ekspresi wajahnya menjadi senyum. "Ah, Taehyung datang, Nak."

Diam beberapa detik, sebelum Yoongi menjawab, "Masuklah, Taehyung."

Jihyun tahu Yoongi hanya menyuruh Taehyung untuk masuk. Tapi ia sudah terbiasa.

"Ahjumma—"

"Tidak apa-apa. Sana masuk."

Seakan mengerti arah pembicaraan Taehyung, wanita itu menyelanya dengan cepat.

🖤

Seorang remaja berkulit putih pucat itu sedang berkutat di depan sebuah komputer. Ia hanya bermain game yang ia sendiri tidak berniat memainkannya.

Setelah pintu terbuka, ia tidak langsung menoleh. Ia menunggu sampai orang itu; Taehyung, duduk di dekatnya.

"Kau kenapa, Hyung?"

"Aku benci hidupku."

Taehyung mengerutkan keningnya bingung. "Maksudnya?"

"Kau tahu, Tae? Sejak ayahku menikah dengan wanita itu, dia jadi lebih suka mengekangku."

"Tapi... Lee Ahjumma sangat menyayangimu, Hyung." Taehyung berujar pelan.

Pemuda Min itu tertawa remeh. "Dia berlebihan. Dan sampai kapan pun aku tidak akan menganggap dia sebagai ibuku."

Taehyung menghela napas. Yoongi sering mengejeknya keras kepala, tapi dia sendiri pun keras kepala.

"Terima kasih sudah datang ke sini, Tae."

"Tidak perlu berterima kasih, kau sahabatku, Hyung."

Yoongi bangkit dari kursinya setelah mengeluarkan game-nya. "Mau pizza?"

Pizza memang makanan favorit Taehyung. Dengan cepat ia menganggukkan kepalanya. Ia mengamati Yoongi yang tengah memesan pizza.

Lalu, remaja itu melihat-lihat ke sekeliling. Tatapannya terkunci pada selembar foto yang menyembul dari bantal tidur Yoongi. Karena penasaran, Taehyung pun meraih selembar foto tersebut. Detik berikutnya ia membulatkan mata.

"Hei, Kim Taehyung!" Yoongi merebut foto tersebut dari tangan Taehyung.

"Hyung..."

Wajah Yoongi seketika memerah. Dengan jahilnya, Taehyung menaik-turunkan alisnya nakal. "Kau menyukai adikku, ya?"

"T-Tidak!" Ia berusaha menyangkal.

"Ah, aku mengerti... jadi akhir-akhir ini kalian menghabiskan waktu berdua karena kencan. Hm..."

Lihatlah wajah Yoongi sekarang sudah seperti kepiting rebus. Merahnya sampai ke telinga. Ia menyumpah serapah Taehyung dalam hatinya.

"Tenang saja, Hyung. Aku sebagai kakaknya Yewon, merestui hubungan kalian."

"Tapi..." Yoongi menggantung kata-katanya.

"Tapi?"

"Tapi aku ragu. Aku takut Yewon tidak menyukaiku, Tae."

🖤

Hari adalah hari bahagia si bungsu dari keluarga Kim. Rumah besar yang ia tempati sudah di dekorasi sedemikian rupa.

Bocah itu tampak bahagia sekali. Terkadang ia membantu para Pelayan di sana menghias ruangan.

"Eomma!" Jaehyun memekik senang saat melihat ibunya datang sambil membawa kue ulang tahun.

"Ini kue ulang tahunku?"

Sambil meletakkan kue tersebut di atas meja kecil, Hyunra mengangguk mantap. "Kau suka?"

"Suka sekali! Ada robotnya."

Hyunra tersenyum gemas, ia mencubit kedua pipi tembam Jaehyun.

"SELAMAT SORE! KAMI DATANG!"

Suara Taehyung terdengar nyaring. Tak berselang lama, datanglah putra pertama keluarga Kim, di belakangnya pula ada Yewon dan V. Tidak hanya itu, ada Yerin dan Irene juga di sana. Berhubung Yerin sudah pindah rumah ke Gangnam ikut sang ayah, jadilah ia bisa hadir sekarang.

Tapi ada satu yang tidak hadir, yaitu Taesung.

"Huwaa ramai sekali! Aku suka!"

Jaehyun terkikik geli saat mendapat kecupan gemas sekaligus selamat ulang tahun dari Taehyung dan Yewon.

Untuk kakaknya yang satu lagi; V, dia tidak melakukan hal seperti Taehyung dan Yewon. V tidak terlalu berlebihan menunjukkan ekspresinya. Walau pun dia bertindak cuek, tapi dalam hatinya ia berdoa yang terbaik untuknya.

Semoga di ulang tahun Kim Jaehyun yang kelima, ia semakin sehat, panjang umur, pintar, juga makin di sayang oleh orang terdekatnya. Termasuk Appa. Amen.

"Hyung, Appa mana?"

Serentak semuanya langsung terdiam. Terlebih Taehyung, sebagai yang tertua ia bingung harus menjawab apa. Karena, tadi saat ingin berangkat ke rumah ibunya, sang ayah menelepon, ia bilang ada meeting dan itu tidak bisa ditinggalkan.

"Oh iya, Noona punya hadiah untukmu."

Irene mencoba mengalihkan pertanyaan si kecil. Ia menyerahkan satu kotak hadiah kepada Jaehyun, tapi tidak langsung di terima oleh bocah itu. Karena ia merasa asing dengan Irene.

Kalau Yerin, Jaehyun sudah mengenalnya.

"Noona siapa?" tanyanya dengan wajah polos.

"Aku Bae Irene. Temannya V, kakakmu."

Tak mungkin kalau Irene mengaku kalau dirinya itu kekasihnya V pada anak kecil, kan?

"Oh, teman. Namaku Jaehyun-ie, senang bertemu dengan Noona cantik hehe."

Hyunra, Yewon, dan Yerin terkikik. Sedangkan V, remaja itu berdecak saat kekasihnya dipuji oleh adiknya sendiri.

"Terima kasih, Jaehyun-ie juga tampan sekali."

"Eomma, kita mulai saja acara ini!"

V cemburu pemirsa.

Mengerti dengan kecemburuan V, Hyunra segera memulai acara. Di ulang tahun Jaehyun kali ini, hanya keluarga kecilnya yang merayakan. Seperti dirinya, Taehyung, Yewon, V, Irene dan Yerin. Biar tambah ramai, ia menyuruh para pekerja di rumah itu untuk bergabung.

Sayangnya, Taesung dan Kakek Go tidak hadir.

Setelah menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Jaehyun, satu per satu dari mereka memberikan hadiah. Ada beberapa pelayan di rumah itu memberikan hadiah juga.

"Semoga kau suka dengan hadiahnya. Sekali lagi, selamat ulang tahun, adikku. Semoga Tuhan memberikan umur yang panjang, dan kebahagiaan yang tak akan ada habisnya untukmu."

Semuanya mengamini doa Taehyung. Saking bahagianya, Jaehyun memeluk Taehyung erat dan menangis.

"Aku sangat menyayangi Taehyung-ie Hyung. Hiks."

Ia mengelus punggung bocah itu. "Hei, waktu itu aku pernah bilang apa? Laki-laki tidak boleh menangis. Harus kuat! Ayo, tersenyumlah. Ini kan hari bahagiamu."

Jaehyun menghapus air matanya, lalu mengangguk.

"Sekarang tiup lilin, ya? Buat permohonan dulu, Sayang," kata Hyunra.

Jaehyun mengepalkan kedua tangannya di depan dada, lalu memejamkan mata. "Ya Tuhan, terima kasih sudah memberikanku ibu seperti Hyunra Eomma, kakak seperti Taehyung Hyung, V Hyung dan Yewon Noona, dan juga ayah seperti Taesung Appa, Jaehyun-ie sangat menyayangi mereka. Tapi, hari ini Jaehyun-ie juga sedih karena Appa tidak datang. Bolehkah Jaehyun-ie berharap kalau Appa datang di hari ulang tahunku?"

Senyum mereka perlahan luntur. Hyunra pikir, Jaehyun akan membuat permohonan seperti anak-anak seusianya, misalkan meminta mainan yang banyak, liburan, atau hal semacamnya.

Tapi... permohonannya kali ini membuat hati Hyunra tertohok.

Baru saja ingin membuka suara, suara berat seorang laki-laki memasuki indra pendengaran hingga membuat semuanya menoleh.

Jaehyun pun membuka mata. Ia tersenyum lebar saat melihat siapa yang datang.

"APPA!"

Dia berlari, memeluk ayahnya yang baru saja datang dengan erat. Walau pun mereka tidak bisa mengabulkan permintaannya tuk mengajak sang ayah ke acara ulang tahunnya, tapi Tuhan langsung mendatangkan sosok itu.

Tuhan mengabulkan doa si kecil.

"Appa, ayo potong kue!"

Jaehyun menarik tangan sang ayah sampai berdiri di samping sang ibu; tepatnya di belakang meja kue.

"Aku ingin memotong kue ini bersama Eomma dan Appa," pintanya ceria.

Kedua orang dewasa itu saling bertatapan, karena tak ingin mengecewakan Jaehyun, akhirnya mereka menyetujui saja.

Jaehyun sudah memegang pisau khusus untuk memotong kue, lalu Hyunra ikut menggenggam tangan mungil itu tuk menuntunnya memotong kue, kemudian berlanjut ke Taesung yang meraih kepalan tangan Hyunra.

Taehyung dan V terpaku melihat pemandangan di depannya. Ini momen yang jarang terjadi. Mereka benar-benar terlihat seperti keluarga yang bahagia. Saat Taesung baru memegang tangan Hyunra pun, beliau sempat menatap wajah Hyunra dari samping dulu.

"Taehyung-ah..."

"Aku merasakan apa yang kau rasakan, V. Pemandangan di depan kita saat ini benar-benar istimewa."

Pasangan kembar itu saling berbisik.

"Yeay!" Mereka bertepuk tangan saat Jaehyun berhasil meletakkan potongan kue di atas piring kecil.

"Nah, Jaehyun-ie ingin menyuapi kue pertama ini untuk siapa?" tanya Hyunra.

Jaehyun memotong bagian kue agar lebih kecil, lalu menyendoknya. Ia menatap dua orang dewasa di depannya dengan binar mata yang polos.

"Jaehyun-ie ingin menyuapi kue pertama ini untuk Eomma, tapi juga ingin menyuapi untuk Appa." Bocah itu mengerucutkan bibirnya.

"Ah, bagaimana kalau Jaehyun-ie menyuapi Eomma, dan Eomma menyuapi Appa? Itu kan sama saja kalian berdua dapat suapan pertama dariku, hehehe."

Mata Taesung membulat. Ia ingin protes tapi diurungkan karena Hyunra sudah menatapnya tajam dan bergumam, "Demi anakmu, bodoh!"

Taesung menghela napas pada akhirnya. "Baiklah."

Jaehyun berjingkat girang. Ia menyuapi potongan kue itu untuk ibunya, lalu memotongnya lagi. "Sekarang giliran Eomma yang menyuapi Appa."

Dalam hati, Taehyung memuji kepintaran Jaehyun untuk mengambil alih suasana begitu. Beruntung kekasih Taehyung; Jung Yerin membawa handycam, ia merekam momen orang tua Taehyung sejak menyanyikan lagu ulang tahun.

Di sisi lain, Hyunra pun tampak ragu menyuapi Taesung. Tangannya yang sudah memegang sendok berisi kue terasa berat sekali tuk bergerak. Apalagi, saat mata itu bertemu dengan mata elang Taesung.

Hyunra menghela napas panjang, lalu memaksa tangannya tuk terulur menyuapi Taesung. Setelah selesai, semua orang yang berada di sana bertepuk tangan.

Termasuk Taehyung yang sudah heboh. Beda dengan V yang hanya tersenyum tipis.

Dari sorot mata itu, aku tahu kalau kalian masih saling mencintai.

Gaje ya? Kurang ngefeel?

Iya tau kok :v tapi tetep lah ya hargain karya orang lain 😇

Ada yang kangen sama penyiksaan g?

Minggu, 19 Mei 2019

Continue Reading

You'll Also Like

120K 8.6K 54
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
103K 11K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
480K 36.5K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
223K 33.6K 61
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...