"Putri, pesan telah disampaikan..." Adeliana kembali kedalam kamar, tempat terbaringnya Arlerish yang tak sadarkan diri.
"Apakah benar mereka tidak ingat? Bagaimana menurutmu?" Tanya Varlerish yang bahkan tidak menoleh kearah Adeliana. Ia hanya menatap kakaknya yang terbaring lemah.
"Memang benar mereka tidak ingat apapun. Tapi, fakta bahwa mereka menyerang Tuan Muda Arlerish memang benar adanya. Bekas pertarungan itu sudah saya selidiki dan beserta bekas mana yang tersisa. Dan itu sangat cocok dengan mana milik mereka." -Adeliana
"Jadi begitu... Baiklah, terimakasih atas laporannya. Kau boleh keluar...." -Varlerish
"Putri, ini sudah sangat larut. Bukankah seharusnya anda beristirahat di kamar anda sendiri?" Tanya Adeliana yang khawatir akan kondisi dari Varlerish.
"Tidak usah perdulikan aku. Kau saja yang beristirahat, Adeliana..." -Varlerish
"Saya akan tetap disini Putri. Saya akan menemani anda."
Pembicaraan itu selesai dengan hening.
"Bukankah kalian berdua terlalu memaksakan diri?"
Suara berat yang berasal dari pintu itu mencuri perhatian Adeliana. Tapi tidak dengan Varlerish yang masih menatap kakaknya penuh rasa cemas.
"Selamat malam, Tuan Segre." Sapa Adeliana.
Segre hanya tersenyum simpul lalu berjalan mendekati putri kecilnya itu.
"Kau ini selalu saja keras kepala." Segre mengelus puncak kepala Varlerish dengan lembut dari belakang.
"Ayah, bagaimana jika kakak tidak bangun lagi?"
"Apakah kakakmu orang yang selemah itu? Aku yakin dia sedang berusaha untuk bangun, kau tau? Ayo kita tidur!" Segre dengan cepat menggendong putri kecilnya itu dengan gendongan ala tuan putri.
"Ayah apa yang kau lakukan!? Lepaskan aku..! Aku bukan anak kecil lagi!" Varlerish masih mencoba memberontak dari gendongan ayahnya tersebut. Namun tetap saja Segre jauh lebih berpengalaman saat menggendong sehingga Varlerish tidak bisa dengan mudah terlepas dari gendongannya.
"Dimata ayah, kau tetap saja putri kecil ayah. Hahaha~" Segre berjalan keluar sambil menggendong Varlerish.
Malam hening yang penuh duka di ruang itu berubah menjadi agak lebih ceria karena tingkah laku Segre. Adeliana hanya tersenyum menahan tawa atas kebahagiaan mereka.
Sudah sejak lama Adeliana melayani Varlerish dan semenjak kepergian ibunya kala itu, mereka berdua seperti memiliki jarak. Namun hari ini, mereka terlihat sangat dekat seolah jarak itu telah tiada diantara mereka berdua karena Arlerish.
Tuan muda, aku masih menantikan berbagai kejutan yang akan kau ciptakan nanti. Tak kusangka aku akan setertarik ini padamu hanya karena aku mengajarimu caranya berdansa malam itu...
Entah dibilang apa, Adeliana hanya tersenyum mengingat latihan dansa yang dilakukan Arlerish dan Adeliana malam itu.
===========
Jauh didalam kesadaran Arlerish yang hilang, dirinya sedang bermain kartu bersama Irish.
Arlerish sedang memegang tiga kartu. Sedangkan Irish tersisa dua kartu. Kartu As dikanan dan kartu Joker dikiri.
Peraturannya sederhana, yang mengambil Joker adalah yang kalah. Dan yang kalah harus menuruti segala permintaan dari pemenang.
Syarat kekalahan itu dibuat oleh Irish sendiri dengan harapan dia menang dan keinginannya dikabulkan oleh tuannya tersebut.
Tangan Arlerish menuju kanan dan terlihat jelas wajah Irish sedih. Tangan Arlerish menuju kiri, dan terlihat jelas wajah bahagia Irish. Arlerish melakukan hal itu secara berulang terus menerus.
Dengan cepat Arlerish mengambil kartu yang berada dikanan. Arlerish memenangkan pertandingan ini.
"Anda curang tuanku..."
"Aku tidak curang..!"
"Dilarang menggunakan sihir kau tau!?"
"Aku bahkan tidak bisa menggunakan mana disini... Satu satunya kecuranganku itu melihat ekspresi aneh diwajah mu yang berubah mengikuti kartu kau tau!? Hahahaha~!" Ujar Arlerish.
Seketika wajah Irish memerah padam. Seperti ada asap diatas kepalanya.
"Kau kenapa Irish?" Tanya Arlerish khawatir.
"Aku sepertinya sedang demam...." Irish terduduk layaknya anak kecil.
Ah, dia begitu imut dalam posisi seperti itu.
"Aku bisa menjitakmu sekarang, kau tau!? Mahluk mana seperti mu tidak akan terkena penyakit manusia...."
"Anda jahat tuanku..."
Irish tidak percaya bahwa tuannya akan memperhatikan perubahan ekspresi pada wajahnya. Tentu saja dirinya sangat senang karena hal itu. Irish merasa ingin terus berlama lama seperti ini. Berdua bersama tuannya dan bermain menikmati canda tawa.
Namun, tugas Arlerish masih jauh lebih berat dari ini. Masih ada banyak hal yang ingin ia lakukan. Penaklukan naga, dan juga pemusnahan iblis seharusnya segera ia lakukan.
"Tuan, bukankah waktunya Anda bangun? Ini sudah lewat tiga hari semenjak pertarungan itu." Ucap Irish yang seraya berdiri dari posisi duduknya tadi.
"Hahaha kau benar, aku kira kau masih ingin berlama lama denganku..." Goda Arlerish.
"Etto....saya akan keluar dari tubuh anda..." Irish terlihat gugup saat berbicara kalimat itu. Arlerish langsung paham apa yang akan terjadi.
"Apakah kau ingin hidup layaknya manusia?" Tanya Arlerish yang paham akan pemikiran Irish.
Pemikiran mereka selalu terhubung, tidak ada yang bisa mereka sembunyikan satu sama lain.
Irish berdiri dengan mendempetkan kedua kakinya. Tangannya saling menggenggam di atas gaunnya, ia meremas baju miliknya sendiri. Dengan sedikit air mata dia mengangguk.
Ugh.... Betapa imut dirinya ini...
Aku berjalan mendekat kearah dirinya lalu merangkul pundaknya.
"Eeeh... Tuan!"
"Yoshaa~! Ayo kita hidup berdampingan!!" Ucap Arlerish.
Ucapan Arlerish malah membuat wajah Irish semakin memerah. Arlerish tau tanda apa itu, dan dia malah semakin gencar untuk merayu dirinya.
"Tuan saya akan membantu anda sadar dari luar tubuh anda...."
"Ya, mohon bantuannya..."
Sesaat kemudian Irish hilang dan tinggallah Arlerish seorang. Dunia putih ini mengingatkan Arlerish lagi tentang kematiannya dulu.
Ternyata mengingat hal seperti itu masih terasa menyakitkan ya...
Arlerish akhirnya berbaring rileks merenggangkan otot otot tubuhnya lalu ia membuka status sihir dirinya yang selama ini tidak pernah ia buka sebelumnya.
[Open]
↓↓↓↓
[ Mana : Unlimited]
[Element : All of Elements - Unknown]
[Passive Magic : Increased Endurance]
[Status : -Son of the Duke's noble family- -The Genius Mage-]
[Main Magic : Limit Off - Limit Breaker - Demolition of the World]
[ Skill : -Copy•Paste Magic - Quick Learn - Female Charmer- Master All Magic ]
Seperti di dunia game... Yah aku sih tidak heran... Dari awal pilihan karakter seperti game. Meski aku tak pernah main game sih, jadi aku tidak tau jenis game apa seperti ini.
Setidaknya Arlerish yakin bahwa dulu statusnya tidak seperti ini. Paling tidak adalah anak desa. Tetapi karena ia tidak pernah membukanya, dia tidak pernah tau dari awal.
Statusnya yang dulu :
[Status : An Incarnation of The God]
Inkarnasi dari sang dewa. Inkarnasi berarti juga titisan dari sang dewa. Namun beriring jalannya waktu, Arlerish lepas dari status itu. Yang berarti dirinya hidup akan kehendak sendiri tanpa harus mengikuti takdir yang di ciptakan Dewi takdir.
Dewi takdir sendiri adalah salah satu petinggi dewa penciptaan. Ia yang menentukan takdir seluruhnya, namun ada yang membelokkan takdir karena usahanya sendiri. Sejauh ini, orang orang yang di renkarnasikan ke kehidupan kedua ke dunia yang berbeda beda, hanya Arlerish lah yang mampu membelokkan seluruh takdir yang tercipta untuknya.
Dirinya adalah yang istimewa di mata Dewi takdir. Suatu hari nanti, Dewi akan bertemu dirinya dalam wujud manusia.
===========
Wanita itu duduk diantara mayat mayat Minotaurus tanpa kepala lagi. Terhitung ada sekitar 15 Mino yang tumbang tanpa kepala.
Jauh dihadapannya terlihat sebuah party berisikan lima orang yang terduduk.
"Te-terimakasih banyak~! K-kau menyelamatkan kami...." Ucap salah satu pria yang menggunakan armor kuning dan juga one handed sword yang panjang.
"Tidak masalah bagiku. Apakah kalian dari kerajaan Velliura?" Tanya gadis itu dengan tatapan yang agak tidak ramah.
"Be-benar.." Tatapan itu sontak membuat party tersebut ketakutan.
"Benarkah!? Jika begitu sampaikan salam ku untuk Arlerish, dan juga berikan ini untuknya." Seketika gadis itu terlihat bahagia. Seluruh party langsung menghela nafas lega.
"Bukankah Arlerish putra dari Keluarga Bangsawan?.. kau mengenalnya? Ngomong ngomong siapa namamu..."
"Aku tidak tau dia siapa, namun aku secara tidak sengaja menemukannya dan tertarik padanya. Katakan padanya bahwa Benda itu bisa membantumu. Salam hangat Elenvy." Ucap gadis itu sambil tersenyum ramah.
"Baiklah!"
"Sampai jumpa lagi~!"
Gadis cantik itu kian menghilang bersama kabut asap yang ia ciptakan.
Party tersebut langsung bekerja mengambil inti dari Mino tersebut untuk dijadikan uang. Tanduk tanduknya mereka ambil untuk di jadikan alat sihir.
==============