Perfect Couple [Completed]

risnnawty tarafından

56.7K 1.9K 137

"Masa lalu itu yang buat hati gue ketutup bahkan sudah membeku," Adrew Haris. "Gue yang akan mencairkan es di... Daha Fazla

INFO
.Prolog.
CAST
Terlambat
Bertengkar
Kuah Soto
Ruang BK
Ketemuan
Lari Pagi
Nembak
Kedekatan
Siapa Dia?
Kebaikan Kelvin
Pertemuan Tak Terduga
Khawatir
Perhatian Adrew
Sebercak Rasa
Pelik
Labirin Baru
Jadian
Surat Kecil Airin
Tiga Indera
Say Goodbye
Sebuah Dasi
Jalan
Masa Lalu Adrew
INSTAGRAM
Golongan Darah
Hilangnya Alena
Awal Alena Berubah
Broken Heart
Birthday Mantan
Terungkap yang Sebenarnya
Luka & Rahasia (2)
Buku Diary
Berkumpul Kembali
Kepergiannya-end
UCAPAN TERIMA KASIH
Epilog
CERITA BARU

Break

1.1K 47 3
risnnawty tarafından

Segenap cara, aku lakukan untuk melindungimu dari banyak orang yang akan melukai kamu

***

Mentari pagi memaksa masuk ke dalam ruang kamar bernuansa pink soft milik Alena. Membuat seorang insan yang tengah terlelap merasa terganggu, setelahnya terbangun. Alena mengucak matanya pelan, lalu melihat jam beker yang bertengger manis di atas nakas.

"Jam enam?!" kaget Alena, kemudian langsung bangkit dari kasurnya mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi.

Hanya memakan waktu sampai tiga puluh menit untuk mandi dan memakai seragam. Selesai itu, Alena memasukkan buku-buku pelajaran yang diperlukan hari ini ke dalam tas ranselnya. Baru saja gadis itu hendak beranjak keluar kamar, matanya menemukan note di atas meja rias dan bertuliskan nama Airin di pojok kanan atas note itu.

Alena gue berangkat duluan ya. Tadi gue dijemput Rava, lu gue bangunin, gak bangun. Yaudah gue nulis ini aja. Satu lagi gue udah nyiapin makanan di meja makan oke see you dear :)

"Kebiasaan banget, ninggalin mulu!" sungut Alena sambil mengerucutkan bibirnya.

Setelah itu Alena terlonjak kaget melihat jam dinding yang menunjukkan pukul enam lewat empat puluh tujuh menit. Itu artinya gerbang akan ditutup tiga belas menit lagi. Gadis itu tergesa-gesa memakai sepatu sekolahnya, ia tidak sempat untuk makan. Buru-buru Alena jalan ke arah pintu, lalu keluar dan tak lupa mengunci pintu.

Baru saja Alena hendak melangkah untuk mencari tukang ojek, matanya menemukan Adrew yang sudah berdiri di depan rumahnya dengan motor sport di samping pria yang mengenakan seragam dan dibalut jaket levis. Pagi ini pria itu terlihat lebih ganteng, rambut pria itu sepertinya juga habis dicukur, sampai Alena terkesima melihat ketampanan pacarnya.

Gadis itu menghampiri Adrew ragu dan juga gugup. Jelas saja, ia masih malu dengan kejadian Adrew yang mencium pipi kanannya tadi malam. Tetapi, pria di depannya ini hanya memasang wajah tanpa ekspresi, seperti tidak ada kejadian apapun diantara mereka.

"Udah jam berapa?" tanya Adrew sedikit ketus.

Alena langsung melihat jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangannya. "Jam tujuh kurang sepuluh menit," sahutnya takut-takut pada pria yang sedang menatapnya tajam.

"Kebiasaan!"

Alena mencebikkan bibirnya. "Iya gak diulangin lagi."

Kemudian dengan cuek Adrew menaiki motornya dan memakai helmnya, lalu diikuti Alena yang duduk di belakangnya.

"Pegangan nanti jatuh,"

"Enggak mau, malu diliatin orang."

Tanpa menyahut ucapan Alena, pria itu langsung menarik pedal gasnya kuat. Refleks karna kecepatan motor yang dibawa Adrew terlalu tinggi, Alena langsung memeluk Adrew dari belakang, membuat pria itu tersenyum tipis dalam helmnya.

Sesampainya di parkiran sekolah, mendadak Alena menjadi pusat perhatian pengunjung sekolah, terlebih lagi dengan orang-orang yang ada di sekitar parkiran. Kebanyakan orang di sana, pada melempar tatapan sinis ke arahnya. Kemudian Alena langsung buru-buru turun dari motor Adrew.

Baru saja dirinya dan Adrew melewati parkiran, bisikan tak mengenakan untuknya sudah ia dapat. Bagaimana jika sudah sampai kelas nanti.

Kini hubungan dirinya dan Adrew, sudah tersebar luas ke seantero sekolah. Alena tahu, setiap pilihan pasti ada konsekuensi tersendiri, jika ia memilih pacaran dengan pria populer, maka itu ia harus siap menebalkan kuping untuk menerima caci makian serta hujatan yang sebentar lagi akan ia dapatkan dari para fans pacarnya.

"Gak perlu didengerin," ujar pria itu saat mendengar perkataan dari fansnya yang mengatai Alena.

"Nggak kok." ucap Alena berupaya untuk tetap terlihat baik-baik saja.

Namun Adrew mengerti dengan perubahan raut wajah Alena yang menjadi murung. Pria itu memberhentikan langkahnya, lalu menoleh ke gadis itu. "Lo cuma punya dua tangan, gak cukup untuk menutup mulut mereka semua. Jadi, gunain tangan lo buat tutup kedua telinga lo." Alena terdiam, mencerna nasihat yang diberikan pria di depannya kemudian mengangguk.

***

Guru yang mengisi jam pertama di kelas 11 IPA 1 datang, yaitu Pak Hans. Pria paruh baya berjakun tajam serta berkumis tebal. Tak jarang para murid menyebut Pak Hans dengan sebutan Pak Kumis, selain asik saat mengajar guru itu juga enak saat diajak bercanda, menyebabkan anak murid sering terbahak dengan aksi mengajar guru itu.

Pak Hans muncul dari pintu. "Selamat pagi anak perempuanku yang cantik serta anak laki-lakiku dan gurunya yang ganteng!" cerocos Pak Hans cepat yang sudah menjadi kebiasaan guru itu untuk menyapa anak murid.

"PAGII PAK KUMIS!" serempak para murid senonoh.

"Sebelum kita melanjutkan ke materi kita, ada baiknya Bapak menanyakan PR terlebih dahulu. Ah iya! Tidak usah ditanya pasti semua sudah mengerjakan,"

"Yaudah kalo gitu, ayok dikumpul tugasnya!" serentak anak murid beranjak dari kursi, kemudian melangkah ke meja guru untuk menumpuk hasil pekerjaan rumah yang sudah dibuat mereka. Setelah itu Pak Hans mengitung jumlah tugas yang sudah terkumpul.

"Ini kenapa cuma 39 anak yang mengumpulkan? Siapa yang belum? Berdiri!" ucap guru itu memasang wajah sok garangnya.

Airin berdiri dari duduknya, sambil memasang cengiran khasnya. Benar saja, tidak lain dan tidak bukan manusia itu yang belum mengerjakan tugas dari Pak Hans.

"Oh kamu yang belum mengumpulkan tugas, sini maju ke depan!" gadis yang bernama Airin itu pun langsung maju ke depan menghadap teman-teman kelasnya.

"Mana tugas kamu?"

"Aduh Bapak kok kumisnya makin hari makin lebat aja sih Pak? Hehee... Makin adem liatnya, berasa lagi deket ama pohon beringin,"

"Tapi kata orang ya Pak. Kalo suka melihara kumis, biasanya juga nyimpen bulu ketek lebat," semua pun terbahak mendengar ucapan nyeleneh gadis itu.

"EEHHH DIAM SEMUANYA!" teriak Pak Hans memberhentikan aksi tawa anak muridnya.

"Sok tau kamu! Nggak ada teori kaya gitu!"

Airin memincingkan matanya. "Bener tau Pak, tukang odong-odong deket rumah saya kaya begitu,"

"Hehhhh ngawur kamu! Mau kamu saya taikkin odong-odong? Mau?!"

"Ehh.. Jangan dong Pak. Tapi beneran, Bapak hari ini ganteng banget." kata Airin lagi merayu Pak Hans.

"Kamu udah gak ngerjain tugas! Sekarang ngerayu-rayu saya. Biar apa hah?!" ujar Pak Hans membuat gadis itu menautkan alisnya.

"Ihh, siapa yang ngerayu Bapak? Bapak aja tuh yang baper sama saya. Dasar baperan!" omel Airin memasang muka marahnya.

"Kenapa kamu yang marah sama saya? Kan kamu yang gak ngerjain tugas?"

"Masa iya Pak?"

"Iyalah! Kamu Bapak hukum. Bersihin toilet kelas sebelas nanti istirahat!" titah Pak Hans lantang, mengundang gelak tawa yang terdengar ke seisi kelas, meledek Airin yang sedang memasang wajah masamnya.

"Enggak bisa gitu dong Pak! Kesalahan saya kan cuma gak ngerjain pr, kok hukumannya bersihin toilet?!" kesal Airin tidak terima.

"Gausah protes. Udah sana duduk!" Airin pun duduk sambil menggeram kesal dengan guru yang ada di depan.

Selang beberapa jam, bel istirahat berbunyi. Alena terpaksa keluar kelas sendiri kali ini, karena Airin harus melaksanakan hukuman yang diberikan Pak Hans tadi waktu jam pelajaran. Sesampainya di kantin, Alena langsung memesan bakso kesukaannya, kemudian duduk di meja yang masih kosong. Sambil menunggu makanan datang, Alena mengeluarkan ponselnya, namun Kelvin datang menghampirinya.

"Sendiri aja. Gue denger lu pacaran sama Adrew? Congrats ya!" ucap Kelvin tanpa ragu.

"Makasih Kak." jawab Alena sambil tersenyum kaku.

"Adrew mana? Kok gak nungguin pacarnya?"

"Kayaknya lagi sibuk ngurusin calon ketos buat tahun ini,"

"Coba aja waktu diacara camping, lu jawab cepet waktu gue nembak lo. Pasti saat ini gue selalu ada di samping lo Len," ujar kelvin menggambarkan rasa kecewanya, membuat Alena bungkam tak mampu menjawab. Sejenak suasana diantara mereka menjadi senyap tak mengenakan.

Pesanan Alena datang, hingga dapat memecah suasana canggung di meja itu. Alena menyesap es jeruknya sedikit untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering, setelah mendengar ucapan pria di depannya.

"Oh iya, Kak Kelvin mau gak? Atau mau gue pesenin?"

"Gak usah, tadi gue udah makan sama temen-temen." jawab Kelvin diangguki Alena, kemudian gadis itu menyendok sepotong bakso dan memasukkan ke dalam mulutnya. Pipi Alena terlihat menggembul, sebab potongan bakso yang terlalu besar di dalam mulutnya yang mungil.

"Lo lucu banget sih Len, kalo makan kaya gitu," ujar Kelvin diikuti tawanya.

"Mana ada orang makan lucu?" kekeh Alena.

"Ada, tuh lo lucu!" merasa gemas Kelvin langsung mencubit hidung Alena kencang. Alena terdiam merasa terkejut dengan aksi barusan Kelvin padanya.

Bugh

Adrew membogem rahang Kelvin sampai pria itu jatuh tersungkur di atas tanah. Seketika suasana kantin menjadi riuh dan gaduh sebab perlakuan Adrew yang memukul Kelvin tiada henti. Pengunjung kantin tak berani memberhentikan aksi Adrew yang semakin brutal.

Mata Adrew memerah menandakan emosi pria itu sedang memuncak dan tidak terkendalikan. Adrew menarik kerah Kelvin dan memukulnya kembali, hingga keluarlah cairan merah dari sudut bibir Kelvin.

"ADREW STOP!" pekik Alena berusaha melerai.

"Berani nyentuh Alena lagi. Gue buat lebih dari ini!" tegas Adrew penuh penekanan, kemudian langsung menarik kasar tangan Alena keluar dari kantin.

***

"Lepasin!" Alena menghempas tangan Adrew kasar.

Pria itu membawa Alena ke taman belakang sekolah yang sepi dan jarang dijumpai para siswa.

"Kenapa kamu mukul Kelvin? Tadi Kelvin cuma nemenin aku aja!" timpal Alena meluapkan kemarahannya.

"Nemenin sampe nyentuh-nyentuh begitu?" sahut Adrew dengan tatapan yang semakin menajam.

"Ya kamu jangan kasar lah!" sarkas Alena termakan emosi.

"Itu cara laki-laki buat melesaikan masalah,"

"Tapi aku gak suka sama laki-laki yang kasar." tukas Alena cepat.

Adrew menatap mata Alena, tepat pada manik mata gadis itu. "Lo susah dijelasin,"

Kemudian Adrew terdiam seperti sedang memikirkan sesuatu, tidak lama pria itu merubah raut wajahnya menjadi dingin, bahkan lebih dingin dari sebelum mereka menjalin hubungan. Apa pria di depannya ini marah?

"Kita break."

***

VOTE AND COMMEND

ThankYou:)

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

108K 6.9K 64
[FOLLOW SEBELUM BACA] Genre: Teenfiction - Young Adult | 17+ "Lo sengaja usik gue buat dapetin perhatian gue, kan?" Axel menaikkan turunkan aslinya...
582K 22.6K 35
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
177K 16.2K 47
Awalnya terlihat, ia bukanlah apa-apa dalam kisah ini. Ia lebih banyak diam dan tak mengambil banyak peran. Tapi dibalik semua itu, kalian akan tau b...
453 64 10
Ini sih bukan cinta dalam diam lagi. Tapi, cinta itu harus ada tindakannya. Mau sampai kapan kasih kode di story. Kasih perhatian di dunia nyata kali...