My I

By Nipa5896

175K 17K 5.9K

one-three shot otp SVT, lebih dominan SoonHoon (Soonyoung & Jihoon) bisa bergenre GS atau BxB. -soonhoon -ver... More

SoonHoon (GS) : Milk Candy
A Sky Full of Star (1)
A Sky Full of Star (2)
23:45 (1)
The Truth Untold
Cinderella, it's you (1)
Cinderella, it's you (2)
Cinderella, it's you (3-end)
Monochrome Rainbow (VerKwan oneshot)
Heavy Starry Chain
Heavy Starry Chain (2 - end)
RIVAL (1)
RIVAL (2)
RIVAL (3-end)
Dress Code
Thunder
Thunder (2 - SoonHoon end)
LOVE SCENARIO
LOVE SCENARIO (2)
LOVE SCENARIO (3-end)
Fight the Strom (1)
Fight the Strom (2)
Fight The Strom ( 3-end)
Truth or Dare? (JunHao)
))Sefruit promosi, bukan update((
OH MY!
Sweet Lies (VerKwan OneShot)
OH MY! (Part 2 - end)
Growing Pains
Mighty Long Fall (1)
Mighty Long Fall (2)
Chaos.myth
Magenta
When I Grow Up (VerKwan)
Let Me Know
Si Deus Me Requeit
Bukan cerita, Cuma promosi (2)
Set Fire to the Rain.
PLEDGE
PLEDGE (2)
PLEDGE (3)
PLEDGE (4-End)
LUVSICK
Canon
Broery (1)
Broery (2)
Broery (3)
Broery (4 - End)
THE EVE
SoonHoon : Sweet like a Honey Bee
SoonHoon : When You Love Someone
VerKwan : If Only
Meanie : Fool
Meanie : Fool (2)
Meanie : Fool (3 - End)
Feel My Soul
)))Sefruit Promosi bukan Oneshot(((
SoonHoon : BLESS
Mingyu : Mannequin
)))Polling Sekuel Story yang Menggantung(((
Set Fire to the Rain (Sekuel)
SoonHoon : HOSHI (1)
SoonHoon : HOSHI (2)
Chaos.myte (2)
After Rain (1)
SoonHoon : Boomerang
GyuHoon - Do You Know
SoonHoon : Good To Me (1)
SoonHoon : Good To Me (2-end)
SoonHoon : HOME
SoonHoon : KARMA
SoonHoon(+HoWoo) : MEMORIA (1)
SoonHoon(+HoWoo) : MEMORIA (2-end)
SoonHoon : Bad Habits
SoonHoon : Baby Breath
SoonHoon : Flowers
SoonHoon : Shhh (Part 1)
SoonHoon : Shhh (Part 2)
SoonHoon : White Rose
Signature Perfume no. 8 (part 1)
SoonHoon : First Love
SoonHoon : Dreamcatcher (1)
pengumuman!!
SoonHoon : Love Story (1/3)
SoonHoon : Love Story (2/3)
SoonHoon: Love Story (3/3)
promosi (lagi)
SoonHoon merman AU (one shot)
SoonHoon : Fast Pace
bertanya!
🔞 SoonHoon : Fantasy
🔞 Soon/GyuHoon : Gameboy
🔞 SoonHoon - With You (1)
🔞 SoonHoon : With You (2)
🔞 SoonHoon : With You (3)
🔞 SoonHoon : With You (4)
🔞 SoonHoon - With You (5 end)
SoonHoon Merman AU part 38

VerKwan : Your Smile

1.3K 141 36
By Nipa5896

MY I

Your Smile

VerKwan

Vernon/hanso l - Seungkwan (GS for Uke)










Boo Seungkwan menghela nafasnya panjang. Maniknya menatap jenggah pada lembar soal ujian fisika didepan mata. Berkali-kali membuka lembaran itu tetap sama. Memusingkan. ia tidak bisa mengingat semua rumus-rumus fisika.

Dipaksa seperti apapun, kerja otak seakan menolak respon atau memberi 'sedikit' bocoran rumus sialan. Salahkan dirinya yang terlalu ceroboh karena salah melihat jadwal, sudah jelas tercetak hari Jumat tanggal 5 Oktober adalah ujian Bahasa dan Fisika, tetapi semalam batinnya percaya diri sekali bahwa esok adalah ujian matematika.

Lelah bergelut batin, gadis bersurai ikat kuda menghela nafas kembali, namun jauh lebih panjang dan berat.

Waktu ujian masih tersisa 20 menit, lembar jawabanya pun sudah terisi penuh. Jangan tanya apa yang ia isi dalam kolom jawaban. Yang jelas Seungkwan hanya bisa pasrah dan berharap dewi fortuna sedikit mengasihaninya. Amen.

Seungkwan mengedarkan pandangan ke segala arah. Mencari sesuatu yang menarik untuk mengalihkan diri dari soal ujian sialan dimeja yang sudah ia lipat jadi empat bagian.

"ahh, lagi-lagi Soonyoung mencontek. Sial, kenapa Baekho-saem tidak peka? Dia didepanmu persis kan?!" teriaknya frustasi. Tidak dengan ucapan yang pasti. Hanya didalam batin.

Di samping kirinya ada Lee Jihoon yang masih asik mengulang kembali jawaban, padahal dia juara kelas yang dapat dipastikan 100% jawabanya benar. Tapi dunia mereka berbalik, Jihoon si rajin dan Seungkan si ceroboh yang malas. Di samping kanan? Ia tertegun. Demi apapun, Chwe Hansol tertidur di mejanya!

Seungkwan bisa meyakinkan, sejak 5 menit soal dibagikan hingga 20 menit terakhir, namja blonde tersebut hanya tertidur!

Tanpa sedikit pun membuka lembar soal, ah tidak, bahkan bolpen pun tak ada. Seungkwan panik, ia gelagapan tak tenang. Memberi telepati pada Hansol agar segera bagun. Dan usahanya berhasil, namja blasteran disisi kanan perlahan bangun dan menguap.

Ia menoleh kesana kemari mencari jam dinding dan tangan. Tapi tak menemukan itu dimanapun. Hansol menoleh kesamping. Menatap Seungkwan yang masih gelagapan tak tenang.

"Sekarang jam berapa?"

Seungkwan menarik lengan kemeja, mencari jawaban.

"j-jam 12 kurang 23 menit, kau masih punya sisa wak—"

"Aku pinjam ini"

Tanpa restu dari sang pemilik, Hansol menyambar bolpen gadis Boo dan mulai menggarap soal ujian di depan.

Mengejutkan, tapi yang lebih mencengangkan kurang dari 20 menit soal ujiannya sudah terisi penuh. Dan yang lebih mengagumkan adalah Seungkwan yang betah diam menatap Hansol mengerjakan soal ujian selama 20 menit non stop. Tanpa berpaling.

"Apa kau lihat-lihat?"

Tanya Hansol sangsi. Sepertinya ia merasa tak nyaman di tatap lama-lama. Gadis berpipi gembil mengerjapkan matanya lucu. Baru menyadari dengan apa yang tengah ia lakukan, segera dirinya berbalik dan menunduk. Poni panjangnya menutupi wajahnya yang mungkin sudah merah karena rasa malu.

"Bodoh, kenapa kau ceroboh begini, Seungkwanie pabo!" ia merutuki diri dalam hati.

Hansol kembali ke rutinitas awal. Tidur. Sama sekali tidak peduli dengan tingkah aneh Boo Seungkwan.

Saat bel tanda waktu mengerjakan selesai, Seungkwan bergegas merapikan mejanya dan segara keluar ruangan. Ia harus segera menghindari Chwe Hansol karena tak mau tersiksa batin akan kelakuan anehnya tadi.

Ia berhasil melewati lorong dan loker sepatu, menaruh apapun seperlunya untuk di simpan/dibawa pulang kemudian berjalan cepat keluar gedung sekolah. Ia bersyukur, Hansol tidak langsung keluar kelas untuk menahannya? Heol! Kau pikir ini manga shoujo atau drama picisan? Bukan.

Boo Seungkwan gadis biasa. Tinggi badan sedang, sedikit gempal namun kadang kena ejek 'si sexy divaboo' karena beberapa part tubuh memang terlihat semok . Untuk wajah, ia merasa dirata-rata. Hanya mata bulat yang jadi point menarik, selebihnya tidak.

Sedangkan Hansol? Pangeran diatas pangeran. Bahkan isi otak melebihi Lee Jihoon. Kau tahu demi neptunus, Seungkwan yakin meski si bule tadi amat-sangat-telat menjawab soal ujian fisika tetapi dapat dipastikan ia akan mendapat nilai sempurna di rapot.

Belum lagi tampang yang seakan kloningan actor Hollywood Leonardo Di Caprio dengan sikap cool dan terkesan misterius menawan hati para gadis. Hanya saja, Hansol terkenal galak dan sinis. Bukan sombong, tapi memang pembawaanya keras. Menurut kabar burung, Hansol yang menjabat sebagai ketua team tenis putra terkenal galak dan kejam. Tidak memberi ampun pada anggotanya dalam pelatihan. Intinya, Chwe Hansol tipe orang yang sulit di gapai.

Seungkwan dan Hansol hanya sekedar teman sekelas, tak lebih. Memang dua minggu ini ia cukup dekat. Alasannya? Seungkwan siswi biasa dengan nilai pas-pasan. Dua minggu lalu ia memohon dibantu belajar plus trik mengerjakan soal ujian. Awalnya memang Hansol menolak, menurutnya si Seungkwan itu berisik, menggangu dan bodoh. Tapi ia sedikit tak tega jika membiarkan gadis bodoh itu semakin bobrok.

Sifat mereka berbanding terbalik. Seungkwan terkenal berisik dan rusuh jika sudah bersatu dengan team recehannya, bersama Soonyoung dan Seokmin.

Dan mungkin itulah yang membuat Seungkwan pesimis untuk bisa berteman dekat.

.

Gadis itu melangkah panjang agak segera sampai di gerbang utama, namun langkahnya terhenti saat seseorang memanggil namanya dari atas gedung.

"Boo Seungkwan. Kau melupakan bolpenmu"

Belum sempat menatap si pemanggil, manik menangkap bolpen orange bentuk wortel pemberian Minghao yang di lempar dari lantai 2. Meski ceroboh namun kadang Seungkwan punya reflek tubuh yang baik. Otomatis tangan padat itu menggapai2 udara untuk menangkap bullpen yang dilempar Hansol. Dan berhasil ia tangkap.

Gadis itu mendongak kembali, Hansol masih menjulurkan setengah badannya di jendela. Mata mereka bertemu. Detik setelahnya ia tersenyum, tipis. Tapi Seungkwan yakin ia sempat melihatnya. Senyuman langka Chwe Hansol.

Yang kena lempar senyum memalingkan wajah, pipi kembali bersemu. Jantungnya berdetak cepat 2x lipat. Merasa gerah secepat mungkin gadis berjaket putih fila melangkah meninggalkan sekolah menuju halte bis sebagai pelarian.

"oh tuhan, mengapa aku kembali gugup? Wajahku panas, jantungku tak karuan. Apa... ini?"

Gadis tempam di pojokan halte tak henti-hentinya mengipasi wajah dengan lembar soal fisika. rasanya panas dan gerah. Apa itu efek dari senyuman maut Chew Hansol? Mengerikan.

Boleh Seungkwan mengatakannya? Dulu, dikelas satu ia penah menyatakan cinta. tapi si bule tidak peduli dan melewatkan surat yang sudah ia tulis dengan dijadikan alas tidur. Cih. Mengesalkan. Jika ditanya bagaimana perasaanya sekarang? Ia tidak tahu.

Bus yang ditunggu sudah nampak di ujung dekat perempatan lampu merah, sontak ia berdiri agar bisa masuk pertama dan mendapat bangku. Jarak sekolah ke rumahnya cukup jauh dan jika ia harus berdiri sepanjang jalan, kaki akan terasa pegal atau kesemutan.

Bus cukup sepi, ia mengambil duduk di sisi kiri samping jendela persis. Memeluk tas ransel dengan arah pandang menatap jalanan.

Seseorang duduk disamping kanan. Sedikit bergeser memepet dinding bus karena pria disamping bertubuh cukup besar. Ralat, sangat besar malah.

Dari samping Seungkwan menatap kagum sosok yang duduk dibangku sebelah. SANGAT TAMPAN. Apa dia model? Tubuhnya tinggi besar dengan wajah tegas yang nampak sexy.

Untuk sejenak ia melupakan si Chwe karena pemadangan disamping teramat indah, hanya sebentar, karena setelahnya Chwe Hansol masuk dan berdiri tak jauh dari bangku Seungkwan.

Ia lupa, terkadang Hansol pulang naik bus yang sama jika akan mampir menjemput Sofia, adik perempuannya di taman kanak-kanak distrik sebelah.

Mencoba tak peduli, Seungkwan kembali asik mengagumi pria disamping. Dari seragam yang dia pakai sepertinya ia siswa SMU khusus pria Ginkan. Seungkwan jadi penasaran, apa semua pelajar di SMU Ginkan setampan si pemuda berhidung tinggi disamping?

Si pria menoleh, menatap Seungkwan dengan senyum tipis. Manis, sangat manis!

"Kau siswi SMU negeri Seoran?"

"Eoh?"

"Dari seragammu—"

"Y-ya! Namaku Boo Seungkwan aku siswi SMU Seoran kelas 2-B—ah maaf"

Si gadis menutup mulutnya malu. Jelas malu, si tampan hanya bertanya meyakinkan dan dengan pedenya Seungkwan menyebut nama plus kelas. Memalukan.

"Tak apa, Namaku Kim Mingyu, SMU Ginkan kelas 3-E"

"kels E ? D-daebak"

Seungkwan tahu itu. Tentang urutan kelas berdasarkan tingkat kecerdasan, A-C untuk siswa kaya nilai akademik biasa, D untuk siswa kaya berprestasi dan E untuk siswa jenius plus beasiswa penuh.

"hehehe Biasa saja"

Keduanya mengobrol ringan dan sesekali terkikik karena guyon yang Seungkwan buat. Sedang Chwe Hansol? Hanya diam menggantung tangan memperhatikan.

Boo Seungkwan nampak akrab dengan siswa SMU Ginkan, padahal mereka baru bertemu 15 menit lalu.

"Huh? Apanya yang menyukaiku? Didekati lelaki tampan sedikit saja sudah lupa diri"

Si pria blonde mendengus iri melihat kedekatan keduanya, samar Hansol dengar si Kim akan berhenti di halte yang sama dengan Seungkwan. Itu artinya masih ada waktu 20an menit bersama sedang halte yang akan ia turuni sudah didepan mata.

Kembali Hansol mempertajam pendengaran sebelum turun, agaknya tertegun saat Seungkwan memekik senang saat Mingyu minta diberi nomor si gadis dan berjanji akan mengajak keluar makan malam bersama.

Heol? Baru di goda saja sudah melambung, ia jadi penasaran, jangan-jangan Seungkwan dulu menyukainya hanya karena fisik? Mungkin.

.

Terlalu asik mengobrol si gadis Boo sampai tidak sadar kalau teman kelasnya sudah turun dihalte sebelumnya.

Mingyu tahu gadis di samping merusuh mencari seseorang, jadi ia memundurkan diri agar ruang pandang Seungkwan lebih luas.

"Kau lihat siswa bule tadi? Dia teman sekelasku"

"Oh ya? Dia tampan. Kenapa tidak saling sapa?"

"Hansol memang begitu, kurang ramah. Kami bahkan jarang bertegur sapa"

"Hmm? Tapi tadi dia terus menatap kita dengan wajah seram, kupikir dia ingin mengatakan sesuatu padamu.. jangan-jangan dia cemburu?"

"Eyyy, Mana mungkin!"

Seungkwan sudah mulai nampak sikap aslinya, berani asal pukul seakan Mingyu adalah sahabat lama. Si tinggi besar tertawa gemas saat jemari terkepal si gadis mendorong kuat lengan kekar berbalut almamater.

"Serius, ayo kita bertemu di luar. Kurasa kita cocok berteman, Boo Seungkwan!"

"tentu! Kau tahu sejak dulu aku ingin kenal anak SMU Ginkan, mereka tampan!"

"Hahaha, mau aku kenalkan? Temanku banyak yang single. Wonwoo bisa marah kalau aku asal menjodohkan, tapi sepertinya mereka akan tertarik jika kau yang aku kenalkan"

"Jangan membual Kim! Aku tidak secantik Wonwoo-ssi mu, ah, berutungnya kau bisa mendapatkannya"

Perlu dijelaskan?

Dunia terasa sempit. Seungkwan baru tahu kalau Mingyu adalah kekasih Jeon Wonwoo, seniornya di club paduan suara. Jeon Wonwoo menjadi panutan Seungkwan sejak lama. Ia tahu seniornya punya kekasih anak SMU Ginkan, tapi tidak menyangka pria disamping itulah kekasih yang selalu Wonwoo sembunyikan.

Keduanya turun di halte yang sama, Seungkwan harus memanjat 80 anak tangga agar sampai ke rumah sedang Mingyu menyeberang jalan menuju arah panti jompo. Ia ada keperluan kesana untuk acara amal sekolahnya bulan depan.

.

Mungkin sudah sebulan ini Seungkwan menjadi dekat dengan Mingyu, bukan untuk menikung, hanya sebagai teman saat ia harus berkunjung ke panti. Dan selama itu pula Chwe Hansol harus tetap menjaga ekspresi saat keduanya asik dengan dunia mereka.

Hansol tahu sesuatu tapi masih diam mematai.

Ini tentang Mingyu dan keperluannya. Sejauh ini belum nampak apapun yang mencurigakan, masih sebatas Seungkwan yang mudah tergelak tawa dan si Kim sok tampan yang hobi melempar lelucon garing menggoda Seungkwan.

Selama ini Hansol hanya diam tidak merespon, masih aman, Mingyu belum memulai.

Tapi puncak dari emosi terjadi saat tanpa sengaja si Kim menumpahkan kopi pada rok sekolah gadis Boo. Seungkwan menjerit kecil karena panas di paha dan reflek si pria berkulit tan itu mengangkat melihat luka bakar.

Saat itu bus sedang sepi, hanya ada beberapa penumpang dan mereka tidak peduli. Hanya Hansol yang melihat itu semua dengan jelas.

Seungkwan meyakinkan si tampan berkulit tan bahwa ia baik-baik saja dengan kedua tangan menahan rok tetap menutup hingga lutut, tapi Kim memaksa membersikan noda kopi sembari memohon maaf seolah ia tak sengaja menumpahkannya, dan Seungkwan terus menolak canggung.

Hansol naik pitam, menarik kerah si hitam manis agar berdiri.

"Jauhkan tanganmu, brengsek!"

"W-waw, santai bro. Aku sungguh tidak sengaja"

Seungkwan di bangkunya masih mencerna, jujur ia sedikit ngeri tadi saat Mingyu membuka rok dan memaksa diri akan yang membersih paha dalamnya.

"H-hansol? Jangan kasar! Mingyu sungguhan tidak sengaja"

"Tsk. Kau terlalu polos Boo Seungkwan, makanya tidak bisa membedakan mana yang sengaja dan tidak"

"Cukup, jangan salahkan Mingyu... Kau salah menilainya!"

Gadis berpipi tembam menarik Mingyu duduk kembali, menatap nyalang Hansol karena kesal dikomentari. Sok sekali si bule itu? Dia pikir dia tahu segalanya? Baru mengajak bicara saja yang keluar langsung kalimat kasar.

Seungkwan menenangkan Mingyu dan memohon maaf atas sikap brutal teman sekelasnya, dan si siswa Ginkan hanya mengulum senyum miris seolah paham. Setelah dirasa tenang, Mingyu melirik tajam pada pemuda blonde di bangku samping. Mengukir seringai serigala yang kembali membuat Chwe Hansol naik darah.

.

Seharusnya ia turun di halte 203, tapi melihat kelakuan bejad Mingyu tadi dirinya khawatir Boo Seungkwan akan kena pelecehan lain jika tidak terus diawasi.

Mereka bertiga turun dihalte yang sama. Halte dekat rumah Boo Seungkwan.

Kim Mingyu langsung izin menyebrang menuju panti dan kini di halte pemberhentian hanya ada mereka berdua.

Seungkwan paham si Chwe sengaja melewatkan haltenya, tapi tidak paham alasan dibalik itu.

"Jauhi Kim MIngyu"

"Hah?"

"Kubilang jauhi dia"

"Apa maksudmu?"

"Dia bukan pemuda baik-baik, seharusnya kau paham tadi saat ia sengaja membuka rok dan mencoba menyentuh pahamu!"

"Jangan dibahas! Kim Mingyu bukan lelaki jahat!"

Napas beradu, Seungkwan membentak karena kesal si bule mulai bersikap sok peduli.

"Benarkah? Apa maksudmu pria yang menyentuh paha, memfoto dadamu diam-diam dan membicarakan soal kencan buta dengan taruhan uang jika berhasil menidurimu adalah pria baik-baik?"

Gadis Boo bungkam.

Ia tidak tahu menahu hal itu. Bagaimana bisa Hansol tahu?

"Kau masih belum percaya?"

Kini jantung Boo Seungkwan seakan ditarik keluar. Foto hasil screneshoot yang ditunjukan oleh Hansol membuat engsel lutut mendadak rapuh. Ia jatuh terduduk di bangku panjang halte setelah membaca semuanya.

Entah dari mana Hansol mendapat semua foto bukti tadi, tapi inti dari itu adalah Mingyu benar-benar pemuda brengsek yang berniat jahat menjadikannya taruhan sex.

"Wen Junhui kekasih Minghao sekelas dengan Mingyu. Dia terkenal playboy dan brengsek, dia yang mengirim itu karena paham kau teman sekelas Minghao. Sekarang, kau masih mau berteman dengannya?"

Tanpa sadar kepala lemas gadis Boo menggeleng, ia kecewa. Sangat. Kim Mingyu teman barunya ternyata sangat diluar dugaan.

"Sejak awal bertemu aku sudah tahu siapa Mingyu, baik reputasi dan kelakuan liciknya. Tapi kau selalu asik dan menikmati pertemana kalian, kupikir Mingyu sudah sedikit berubah. Ternyata tidak, ia masih sama bejadnya"

Hansol duduk disamping si gadis pucat tak sehat dengan tatapan mata abu semi hazel mengarah pada wajah kecewa gadis Boo.

"Kau masih menyukaiku?"

"Eh?!"

Darimana Chew Hansol tahu hal itu?

Pikirnya dulu surat cinta yang ia selipkan diam-diam hanya berakhir menjadi abu dalam bak sampah belakang sekolah. Apa dia sempat membacanya sebelum dibuang?

Pria surai blonde asli membuang napas berat, merogoh dompet dalam ransel dan meraih secarik kertas yang ia lipat jadi tiga bagian. Itu surat cinta dari Seungkwan setahun lalu.

"Aku menyimpannya"

"k-kenapa? Seharusnya kau buang saja itu--- memalukan"

"Bagaimana bisa aku membuangnya? I-ini darimu"

"H-hah?"

"Tsk. Kemana isi otakmu Boo Seungkwan?! Kenapa kode semudah ini saja kau tidak paham?!"

Benar. Boo Seungkwan memang dibuat blank. Ia hanya takut menduga, jika salah duga ia bisa mati gantung diri saking malunya.

Jemari hangat Chwe Hansol meraih kedua telapak tangan Seungkwan untuk ia genggam erat. Manik saling tabrak dan hanya ada pantulan dirinya yang Seungkwan tangkap jelas dalam manik sebening mata air kuil suci Jeju-do.

"Mulai sekarang, Jika ada lelaki asing yang ingin mengajakmu berkenalan, hindari mereka. Katakan kau sudah punya kekasih. Aku meyukaimu Boo Seungkwan. Mulai sekarang kau kekasih Chwe Hansol. Paham?"

Seungkwan kembali menggeleng.

Melihat itu kedua alis saling bertaut. Apa ia baru saja di tolak?

"Kau menolakku?"

"B-bukan begitu Chwe Hansol... hanya saja... bagaimana bisa?"

"Soal menyukaimu?"

"H-huum"

Surai blonde bawaan lahir berkibar karena angin sore di penghujung musim panas.

"Aku sendiri lupa sejak kapan. Mungkin setelah kau tanpa sengaja menghabiskan jatah bbqku di acara Mos kelas satu dulu. Kau memohon maaf dan menggantinya dengan sebungkus tteokpokki pedas. Aku tidak bisa makan pedas dan kau mengira aku kembali marah lalu tteokpokki itu kau habiskan didepanku dengan tangis menahan pedas"

"Ah.. memalukan"

"Tapi dari situ aku tahu kau sebenarnya gadis berhati baik, Boo Seungkwan"

"Aku ingat--- itu kali pertama kau tertawa, oh ya ampun! Kau tahu gara-gara senyummu itu aku jatuh hati--- hah? Sebentar----"

Keduanya terdiam.

Saling pandang lalu tertawa lepas. Hansol kembali terkekeh geli membayangkan pecahan puzzle yang  jika di satukan menjawab solusi masalah.

Boo Seungkwan & Chwe Hansol sudah lama saling jatuh hati terlebih di hari dan waktu yang bersamaan.

Menunduk malu-malu, gadis Boo melirik dengan semburat merah sepanjang pipi ke dua sisi telinga.

"A-apa tawaranmu masih berlaku? Aku belum menjawab ya atau tidak"

Kekehan si bule kembali terdengar. Mengusak poni sebatas alis gadis disamping karena gemas seakan gadis itu punya dua kepribadian, bar-bar dan pemalu. Tapi Hansol suka keduanya.

"Hmm? Tanpa menunggu jawab pun kupikir sejak tadi kita sudah resmi berkencan"

















END

karena semalem udah bikin yg kecut asem mencubit ulu hati, jd pagi ini kupost wp VerKwan buat penawar nyeri~ ^^

tiga taun lalu, aku kenal SVT gegara senyuman maut dia--- bias pertama di SVT sebelum akhirnya rusak karena Ujie :')))))

makasih loh dek, tanpamu mungkin ku tydak kenal dedek gemes sebonggg TTwTT

Continue Reading

You'll Also Like

38.3K 3.2K 69
#taekook #GS #enkook "Huwaaaa,,,Sean ingin daddy mommy. Kenapa Sean tidak punya daddy??" Hampir setiap hari Jeon dibuat pusing oleh sang putra yang...
289K 22.4K 103
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
40K 2.6K 11
«Jika dunia tidak menerima kita,mari kita buat dunia kita sendiri,hanya kau dan aku didalam nya» Lalisa Manoban. +++ GIP area! jangan ditiru 🔞
93.5K 10.5K 43
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...