My I

By Nipa5896

175K 17K 5.9K

one-three shot otp SVT, lebih dominan SoonHoon (Soonyoung & Jihoon) bisa bergenre GS atau BxB. -soonhoon -ver... More

SoonHoon (GS) : Milk Candy
A Sky Full of Star (1)
A Sky Full of Star (2)
23:45 (1)
The Truth Untold
Cinderella, it's you (1)
Cinderella, it's you (2)
Cinderella, it's you (3-end)
Monochrome Rainbow (VerKwan oneshot)
Heavy Starry Chain
Heavy Starry Chain (2 - end)
RIVAL (1)
RIVAL (2)
RIVAL (3-end)
Dress Code
Thunder
Thunder (2 - SoonHoon end)
LOVE SCENARIO
LOVE SCENARIO (2)
LOVE SCENARIO (3-end)
Fight the Strom (1)
Fight the Strom (2)
Fight The Strom ( 3-end)
Truth or Dare? (JunHao)
))Sefruit promosi, bukan update((
OH MY!
Sweet Lies (VerKwan OneShot)
OH MY! (Part 2 - end)
Growing Pains
Mighty Long Fall (1)
Mighty Long Fall (2)
Chaos.myth
Magenta
When I Grow Up (VerKwan)
Let Me Know
Si Deus Me Requeit
Bukan cerita, Cuma promosi (2)
Set Fire to the Rain.
PLEDGE
PLEDGE (2)
PLEDGE (4-End)
VerKwan : Your Smile
LUVSICK
Canon
Broery (1)
Broery (2)
Broery (3)
Broery (4 - End)
THE EVE
SoonHoon : Sweet like a Honey Bee
SoonHoon : When You Love Someone
VerKwan : If Only
Meanie : Fool
Meanie : Fool (2)
Meanie : Fool (3 - End)
Feel My Soul
)))Sefruit Promosi bukan Oneshot(((
SoonHoon : BLESS
Mingyu : Mannequin
)))Polling Sekuel Story yang Menggantung(((
Set Fire to the Rain (Sekuel)
SoonHoon : HOSHI (1)
SoonHoon : HOSHI (2)
Chaos.myte (2)
After Rain (1)
SoonHoon : Boomerang
GyuHoon - Do You Know
SoonHoon : Good To Me (1)
SoonHoon : Good To Me (2-end)
SoonHoon : HOME
SoonHoon : KARMA
SoonHoon(+HoWoo) : MEMORIA (1)
SoonHoon(+HoWoo) : MEMORIA (2-end)
SoonHoon : Bad Habits
SoonHoon : Baby Breath
SoonHoon : Flowers
SoonHoon : Shhh (Part 1)
SoonHoon : Shhh (Part 2)
SoonHoon : White Rose
Signature Perfume no. 8 (part 1)
SoonHoon : First Love
SoonHoon : Dreamcatcher (1)
pengumuman!!
SoonHoon : Love Story (1/3)
SoonHoon : Love Story (2/3)
SoonHoon: Love Story (3/3)
promosi (lagi)
SoonHoon merman AU (one shot)
SoonHoon : Fast Pace
bertanya!
🔞 SoonHoon : Fantasy
🔞 Soon/GyuHoon : Gameboy
🔞 SoonHoon - With You (1)
🔞 SoonHoon : With You (2)
🔞 SoonHoon : With You (3)
🔞 SoonHoon : With You (4)
🔞 SoonHoon - With You (5 end)
SoonHoon Merman AU part 38

PLEDGE (3)

1K 178 67
By Nipa5896

MY I

PLEDGE ( 3)

SoonHoon

Soonyoung - Jihoon (GS for Uke)










 Suara bising detingan alat dapur perlahan menyadarkan gadis pucat itu membuka mata beratnya. Teramat sulit untuk langsung menyesuaikan bias dari bohlam lampu gantung yang berdiri tegak secara terbalik diatas kepala.

Pening. Itu yang langsung Jihoon rasakan.

Gambaran visual yang manik berairnya tangkap sekarang berganti. Cukup teduh menutupi cahaya lampu yang membuat sedikit bernapas lega.

Wanita paruh baya diatasnya tersenyum lebar.

Wajah itu familiar, tapi Jihoon tidak paham siapa.

"Kau sudah siuman?"

Suara wanita itu terdengar lega saat ia mengambil handuk kering diatas dahi Jihoon.

"Putraku yang membawamu kemari. Sudah dua hari kau tak sadarkan diri karena demam. Kau ingin duduk?"

Wanita ramah tadi memapah Jihoon duduk dan bersandar pada kepala ranjang dengan tumpukan bantal tinggi agar nyaman. Tangan kiri terasa nyeri, seperti tertusuk jarum tepat pada nadi.

"Kami terpaksa menginfusmu, sayang. Soonyoung sangat khawatir saat seharian kau tidak bangun. Jadi kami memutuskan memasang infus"

Menatap dalam pada jarum yang terpasang, Jihoon mendongak menatap wanita paruh bawa didepan yang masih memantau dengan senyum hangat.

"Apa kau haus? Tunggu sebentar, akan kubawakan air minum"

Tanpa menunggu Jihoon mengangguk, si wanita bertubuh mungil melesat pergi kedapur dan tepat setelah ia pergi sesosok bocah yang Jihoon lihat sangat mirip dengan Soonyoung versi kecil datang menghampiri.

"Aku tidak menyangka Soon-hyung berkencan dengan gadis lemah sepertimu. Aku lebih suka Sana-nuna"

"Hah?"

"Sana-nuna dewasa dan bisa menjaga diri. Tidak lemah dan merepotkan sepertimu--- aw! Omma!"

Si wanita paruh baya kembali masuk membawa nampan berisi air dan sop hangat, sempat ia mengeplak kepala anak keduanya karena bersikap bar-bar dan kurang ajar pada yang lebih tua.

"Maafkan Jaehwan, Dia adik lelaki Soonyoung. Anak itu memang suka berkata kasar, tapi sebenarnya baik seperti kakaknya"

"Jangan samakan kami! Hyung bahkan berandal paling dibenci. Aku hanya suka dengan Sana-nuna!"

Jihoon cemberut tak terima dibandingkan. Meski ia sendiri tidak paham seperti apa wujud si Sana, tapi ia yakin mantan kekasih Soonyoung itu pasti sangat cantik dan berwibawa.

"Hubungi keluargamu, Soonyoung yang memintanya agar orangtuamu tidak merasa cemas"

"Tidak perlu"

"eh?"

"Dirumah tidak ada siapapun. Mereka tidak akan peduli..."

Jihoon menunduk dalam memainkan gelas kaca ditangan. Manik teduhnya kembali panas hanya untuk mengingat jika dirumahnya sendiri ia tak dianggap.

Wanita yang akhirnya Jihoon paham adalah ibu dari si Kwon tersenyum getir, agak paham situasi masalah keluarga yang dialami Jihoon. Jemari keriput itu memainkan surai Jihoon yang minggu kemarin ia cat sendiri dengan warna kopi. Meski dominan hitam, bukannya nampak baik yang ada itu terlihat lusuh dan tak beraturan.

"Kau merusak rambutmu, nak. Badanmu juga tidak kau jaga baik-baik. Aku selalu cemas melihat anak gadis terluka sepertimu"

Nyonya Kwon mengelus sayang si mungil dengan senyum gemas setiap Jihoon membuat gerakan kikuk. Sedang gadis yang masih belum sehat betul hanya bisa mengulum bibir dalam tanda tak tenang.

Ia kembali rebahan dan menutupi seluruh badan dengan selimut. Bukan Jihoons bersikap tak sopan, hanya saja ia merasa canggung. Jihoon hanya terlalu senang karena nyonya Kwon khawatir padanya. Apa ini yang disebut perhatian seorang ibu pada anak gadisnya?

.

Tiga hari ia menginap dirumah Kwon hingga sehat betul. Saat kaki menapaki ruang tengah, sang omma sudah duduk dimeja makan muatan dua orang dengan botol soju ketiga. Wanita itu sama sekali tidak terlihat cemas saat anaknya menghilang, jemari kurusnya masih asik menggengam gelas soju ukuran sekali teguk.

"Kemana saja kau?"

"Bukan urusanmu"

"Yak Lee Jihoon. Omma sedang bicara denganmu..."

"Omma? Kau sebut dirimu 'omma'? Kemana saja omma selama aku pergi? Apa kau sekali saja menghubungiku? Tidak. Kau selalu sibuk dengan kekasihmu"

Suara gelas terbanting membuat Jihoon menegang, bukan ia takut karena berani melawan orangtua, hanya saja ia was-was saat menghadapi orang mabuk.

"Selalu kearah sana. Apa salahnya jika aku masih mencintai Jinyoung?! Kami sudah bersama sejak Smu! Tapi pernikahan konyol itu memisahkan kami! Sejak dulu selalu saja dikekang, memangnya aku tidak berhak merasakan bahagia?!"

Bentakan Nyonya Lee semakin memperpanas keadaan, jemari pada kedua sisi tangan terkepal kuat. Manik membola penuh merasa terkejut sekaligus kecewa. Benar, sang omma membencinya dan berharap tidak pernah melahirkan Jihoon.

"Mau kemana kau?!"

"Memuakkan.."

"Huh?"

"Aku tidak ingin mengatakannya tapi aku harus mengatakan ini. Aku benar-benar kecewa padamu omma"

"Yak! L-Lee Jihoon kembali!"

.

Mungkin nyaris lima jam lebih Jihoon luntang-lantung dipinggiran pantai seorang diri. Hanya berbekal coat milik Nyonya Kwon dan syal rajut jadul milik Soonyoung, Jihoon memandang teduh patulan cahaya bulan merah diatas pantai Busan. Indah, namun tidak seindah hati Lee Jihoon yang kini berkeping karena perlakuan tak adil yang tuhan berikan.

Laju motor besar Soonyoung terhenti saat menangkap sosok gadis yang tiga hari kemarin ia titipkan pada sang omma, seingatnya Jihoon sudah kembali ke Busan sejak siang tapi mengapa dijam 12 kurang gadis itu berkeliaran di tempat umum seperti anak hilang?

"Apa yang kau lakukan? Pulanglah"

Jihoon berbalik, cukup terkejut saat Soonyoung datang menghampiri. Wajah si gadis tertekuk tak suka saat si surai merah menyala memasang batang rokok diselipan bibir tebalnya.

"Pulang kemana yang kau maksud? Rumah rasa kuburan?"

"Kembali bertengkar?"

"Bukan urusanmu"

"Tsk"

Si Kwon duduk disamping Jihoon dengan menyesap rokoknya tak minat. Mendadak lidah mati rasa saat gadis surai hitam kusam itu terbatuk beberapa kali karena asap pekat yang ia hasilkan.

Batang yang belum ada lima menit ia bakar langsung dibuang begitu saja ke air laut dibawah, Jihoon memprotes kesal karena ia tidak disiplin buang sampah pada tempatnya.

"Akan kuantar balik kerumahku kembali..."

"Jangan, akan merepotkan"

"Lalu?"

"Aku tidak tahu"

Senyap, tidak ada percakapan sampai akhirnya Soonyoung bangkit menuju motornya dan kembali membawa dua buah helm.

"Tinggallah bersamaku"

.

Kwon Soonyoung.

26 tahun, pekerja serabutan namun ikut andil dalam bisnis idustri gelap. Bukan narkoba atau perdagangan manusia, hanya sebatas ketua genk motor yang setiap sebulan sekali mengadakan tanding dengan taruhan judi uang sebesar puluhan juta won. Memang uang panas, tapi tidak sepanas knalpot si merah milik Soonyoug.

Saat masih menjadi anggota, ia menjalin kasih dengan seorang gadis cantik mahasiswi transfer asal Jepang. mungkin sekitar setahun kurang mereka bersama, hanya saja Sana kurang suka dengan hobi Soonyoung yang tiap malam berkelilig untuk kebut-kebutan.

Akhir hubungan mereka sekitar tiga bulan lalu, Soonyoung di pilih menjadi ketua selanjutnya membuat kelakuan pria itu makin menjadi dan Sana makin tidak bisa mengikuti. Putus hubungan. Hanya itu yang ia tawarkan sebelum gadis semampai itu terbang ke negeri sakura.

Ditempatnya, Soonyoung merasakan kecewa karena ditinggalkan secara sepihak. Seungcheol sudah memberi peringatan dan wejangan, bahwasannya keputusan Sana tidaklah salah dan wajar jika gadis baik-baik memilih mundur demi kebaikan diri. Tapi hingga bulan ke 3 Soonyoung masih uring-uringan dan terbebani perasaannya sendiri.

Kehadiran Jihoon beberapa minggu lalu menghantui pikiran.

Sosok mungil berbalut coat kebesaran mengalihkan atensi saat ia mencoba menghitung lembar uang pombensin.

Niat awal hanya mengajak berkenalan malah berakhir pertikaian kecil. Soonyoung memang sengaja memancing emosi karena gadis itu nampak kaku dan waspada, hanya saja reaksi Lee Jihoon diluar perkiraan.

Seumur hidup seorang Kwon Soonyoung belum pernah sekalipun kena tampar wanita. Dan Lee Jihoon si bocah baru masuk Smu itu melakukannya.

Emosi memang, sangat malah. namun efek nyeri bukan pada pipi melainkan di dada kiri. Luapan emosi Soonyoung memang bahaya dan Jihoon menjadi korban kena siram dan kalimat kasar.

Dan disaat malam jadwal kumpul rutin, Soonyoung tahu gadis itu datang kembali. Rasa kesal kembali meluap terlebih saat Jihoon digiring masuk kedalam mobil import milik ketua Choi. Entah berdiskusi apa yang ia tangkap dengan mata kepala sendiri mantan ketua Choi menciumi kedua tangan si gadis mungil.

Apa ia marah? Iya. Cemburu? Tidak. Soonyoung belum mengatakan ia sudah jatuh hati. Belum.

Sejak itu ia sadar, gadis mungil bercoat tebal itu membawanya masuk kedalam lingkaran permainan perasaan.

Entah itu suka, tertarik atau bahkan cinta. Soonyoung tidak tahu dan tidak ingin menegaskan karena memang belum sepenuhnya paham.

Tapi dimalam saat ia mendapat kabar Jihoon menjadi sandera karena kedatangannya ke Busan, laju jantung seakan dipompa dan dada terbakar antara emosi dan cemas teramat sangat. Jihoon bukan anggota genk motor mereka namun menjadi korban salah tangkap dan bahkan nyaris dicumbui. Terlebih saat ia mendengar sendiri rintihan pilu memanggil penuh harap sosok seorang ibu.. Jihoon perlu diberi perhatian lebih.

Ada rasa bersalah karenanya, selama menitipkan Jihoon kepada nyonya Kwon ia hanya muncul dimalam setelah Jihoon jatuh terlelap. Duduk di pinggiran ranjang kamar lawasnya hanya untuk memastikan si gadis berangsur membaik. Sesekali ia mengusap pelan dahi yang basah oleh keringat atau mengganti perban pada telapak tangan yang luka lecet karena gesekan aspal.

Lee Jihoon yang sudah lama menjadi pesakit batin kini harus berbaring lemah karena dirinya, Soonyoung memang pernah tega tapi ia akan menyalahkan diri jika Jihoon kembali sakit karenanya.

.

Ada sesuatu yang terjadi – Pikir Jihoon saat ia diantar paksa Soonyoung kedepan gerbang sekolah wanita. Sikap memang masih jahil menyebalkan, hanya saja ada sesuatu yang berbeda akhir-akhir ini.

Sejak malam dihari ke tiga Jihoon tinggal bersama Jeonghan, Choi Seungcheol menghubungi Jihoon lewat ponsel kekasihnya. Kalimat yang ia ucapkan bersifat tersirat dan berpesan gara Jihoon datang ke Pom bensin yang menjadi markas cabang Busan.

Yang ia lihat pertama adalah Soonyoung sudah babak belur penuh luka lebam didalam garasi dekat motor besar tua yang kalau tidak salah itu milik Ketua Choi.

Jihoon membantu mengobati luka dan mengantar Soonyoung ketempat yang pria itu minta temani datang di minggu pagi.

Kantor polisi.

Soonyoung memang sudah memegang jabatan sejak tiga bulan lalu, hanya saja belum bisa dikatakan resmi jika si hitam sangar belum dipindah tangankan. Dan malam itu Seungcheol menyerahkan kunci si hitam beserta diri yang ia serahkan kepada pihak berwajib esok harinya.

Seungcheol gagal menjadi ketua karena terlibat dalam bisnis narkotika. Ia menjadi tersangka tanpa membawa nama anggotanya karena murni mengakui semua ia lakukan seorang diri. Seungcheol hanya tidak ingin karena kasusnya genk motor mereka hancur, dan tujuan di pindahtangan kepada Soonyoung karena ia ingin Knight kembali kejalan mereka. Pikirnya Soonyoung mampu mengembalikan itu.

.

Jihoon ketahuan membolos lebih dari seminggu, kembali berhadapan dengan guru BK yang memberi wejangan macam-macam hanya saja terus mendiam seolah tuli. Namun satu hal yang membuat Jihoon tercekat karena ucap sendu Miss Hong.

"Saat aku umur 20 tahun, adikku tewas setelah tanding motor ugal-ugalan. Tubuh dan motor merah kebanggannya menabrak tembok dan hancur. Hingga kini setiap kali mengingatnya ada rasa trauma dan perih. Kau paham kan maksudku Lee Jihoon? Tolong jauhi kelompok ini. Pulanglah, ibumu cemas menunggu telepon"

Raut wajah gadis itu mengeras. Manik bergerak gelisah antara cemas karena dugaannya sediri. Bukan kalimat omma yang membuatnya takut, sebelum itu. tentang kematian dan motor merah.

Beberapa malam lalu Jihoon mencuri dengar saat tak sengaja ke pombensin tempat kerja Soonyoung.

Pemuda surai merah itu mendapat tantangan tanding oleh pemuda tambun kelewat gugup yang mungkin baru disandera sebagai pengantar pesan.

"Kau yang bernama Soonyoung? Ketua Jungkook Black Cobra menantangmu dan memintamu pergi dari Busan! Malam jumat minggu ini di jalan tembus Ilsan. Mereka menantimu bertanding disana"

Kalimat itu berputar seolah memaksa Jihoon menolak dugaannya. Soonyoung tidak akan menerima tantangan itu kan? Ia tidak akan pergi kan?

.

Malam jumat yang dijanjikan. Jihoon berkeliling mencari Soonyoung dari satu pombensin ke pom lainnya. Tidak ada yang tahu kemana perginya si surai merah, bahkan Mingyu baru tahu kalo ketua Kwon kena tantangan dari genk motor Black Kobra. Diaat keduanya ketar-ketir, Seokmin kembali datang membawa berita buruk.

"K-ketemu, Ke-ketua Kwon... di jalur barat, parkiran dermaga sayap kanan... Hansol sudah mengirim ambulan dia baru dilarikan kerumah sakit..."

Jihoon menggigit bibir kuat saking dibuat cemas, Kwon Soonyoung... pria surai merah itu apakah Jihoon masih sempat mengucap kata terima kasih?























TBC

pendek ya?

hahahahah

karena yang panjang di next chap--- ending dari PLEDGE.

aku beri kalian dua pilihan...

1. Semi sad-happy end?

atau

2. Angst?

:D

Continue Reading

You'll Also Like

36.9K 5.4K 34
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
810K 84.6K 57
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
278K 28.8K 31
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
44.1K 3.2K 23
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.