Mantan Suami - Tamat (HAPUS...

By deanakhmad

4M 215K 8.1K

PINDAH LAPAK KE KBM dan HINOVEL Delapan tahun berpisah, takdir kembali mengejek Eliya. Seolah-olah belum puas... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Empat Belas
Lima Belas
Sembilan Belas
Dua Puluh
Dua Puluh Satu
Dua Puluh Tiga
Dua Puluh Enam (revisi)
Dua Puluh Tujuh
Dua Puluh Delapan
Tiga Puluh
Say Hi ...
pemberitahuan
Bantu Aku Dong
Epilog

Tiga Belas

76K 8K 212
By deanakhmad

Rajendra menyeringai. Ditatapnya intens wanita yang masih berdiri kaku.

"Apa kabar, El?"

Eliya mendonggak, menatap langsung ke manik coklat mantan suaminya ini.

"A-aku baik, Jen." Eliya terbata-bata membuat Rajendra kembali mendekati Eliya.

Dengan sekali cekalan, Rajendra meraih rahang Eliya dan menekannya kuat. "Kamu seharusnya nggak baik-baik aja, El. Harusnya kamu meringkuk lebih lama di penjara. Bukannya berkeliaran bebas seperi ini."

Eliya mencoba berontak, namun lelaki berahang tegas di depannya ini semakin mencekalnya kuat.

"Aku berhak bebas, Jen," lirih Eliya yang merasa kesusahan menjawab kareba rahangnya merasa kebas.

"Kamu gak berhak bebas, El. Setelah apa yang kamu lakuin itu udah ngancurin keluargaku." Desis Rajendra tepat di depan wajah Eliya.

Eliya semakin berontak merasakan kesakitan.

"Sa-sakit, Jen!" Erang Eliya yang masih mencoba melepaskan tangan kuat Rajendra.

Rajendra melepaskan cekalannya, dan menghempaskan tubuh Eliya hingga terhuyung dan menabrak meja kaca di belakanngnya.

Tubuh Eliya terjengkang dan mengadu kesakitan karena pecahan kaca meja tepat mengenai siku dan lengannya.

Tiba-tiba pintu terbuka lebar. Manda yang saat itu akan memasuki ruangan, begitu kaget mendengar suara pecahan dan menampilkan Manda dengan raut kekagetan yang tak bisa ia tutupi.

"Mbak El!" pekik Manda yang panik menghampiri Eliya yang masih terduduk di atas pecahan kaca meja. Hati-hati ia menolong Eliya untuk berdiri.

Manda melirik sebentar ke arah Rajendra yang memunggungi mereka, lebih memilih memandang keluar jendela.

"Kami permisi, Pak." Tanpa menunggu jawaban Rajendra, Manda memapah Eliya keluar ruangan.

Membiarkan Rajendra menatap keluar jendra dengan napas memburu. Kedua tangannya terkepal sempurna.

Kemarahan sedang menyelimutinya. Mengerling sebentar pada sosok yang tengah dipapah Manda. Ada rasa nyeri menelusup di rongga dadanya, melihat darah yang tercecer di lantai.

Separah itukah dorongannya pada Eliya. Memutar tubuhnya mengahadap ke arah meja dengan kaca yang pecah. Rajendra meringis dalam mendapati noda darah menghiasi pecahan tersebut.

Mendadak pria itu mengetatkan rahangnya. Luka seperti itu hanya melukai fisiknya saja. Luka hatinya lebih parah.

Rajendra menghempaskan diri ke kursi kebesarannya, menghembuskan napas beratnya.

Setelah ini, apa yang harus ia lakukan? Terbesit rasa khawatir akan keadaan Eliya.

Seberapa dalam lukanya?

Apa parah?

Sejurus kemudian, Rajendra membuang pemikiran tersebut. Menulikan dan membutakan hal apapun yang berkaitan dengan mantan istrinya itu.

Hingga satu notifikasi masuk ke ponselnya berhasil mencuri atensi. Membuat Rajendra terperanjat kaget dan terburu-buru keluar dari ruangannya.

Yang harus ia lakukan adalah segera sampai ke rumah.

●◎◎●◎◎●

Rajendra tergesa memasuki rumahnya, langkah lebarnya langsung membawanya ke lantai atas. Tepat ke kamar tidur Monik.

Monik sedang tertidur dengan posisi meringkuk seperti janin. Ada Rania duduk di sisi ranjang berseberangan dengan Rajendra.

"Mami kenapa?"

Rania mengendikkan bahu. "Bibik telepon kalo Mami udah jejeritan histeris. Nyampek sini kamar Mami udah berantakan. Seperti yang kamu liat, Bang." Penjelasan Rania sesuai dengan keadaan kamar Monik yang memang berantakan.

Bahkan cermin yang berada di meja rias pecah berkeping-keping.

Rajendra melirik betis Monik yang seperti terkena serpihan kaca, membuat lukanya terlihat meski sudah dibersihkan.

Pikirannya melayang pada Eliya. Jika maminya terluka yang hanya terkena serpihan kaca, apalagi Eliya yang menyentuh langsung pecahan kaca tersebut.

Membayangkannya membuat Rajendra meringis ngilu. Ia bisa membayangkan sesakit apa luka tersebut, padahal ia seorang pria. Lalu bagaimana dengan Eliya yang seorang perempuan.

"Aku pulang dulu." Suara Rania membuyarkan lamunan Rajendra.

"Ini rumah kamu, Ran. Kalo kamu masih ingat?" Rajendra menyugar rambutkan ke belakang.

"Inget kok. Cuma lagi males aja tinggal di sini," tukas Rania yang akan meraih tas tangannya.

"Lalu? Kamu lebih milih tinggal sama wanita itu?"

Rania memicingkan mata. "Kalo abang lupa. Wanita itu punya nama, dan namanya Eliya."

"Abang nggak sudi nyebut nama pembunuh itu."

"Berapa kali Rania harus ngomong sana abang? Mbak Eliya bukan pembunuh, Bang. Dia hanya berada di tempat dan waktu yang salah." Tegas Rania dengan tatapan nyalang.

"Bullshit! Karena kamu nggak ada di sana. Makanya kamu terus aja belain dia." Rajendra membalas tatapan Rania tak kalah tajamnya.

Abang salah! Kalo aku bilang, Rania ada di sana, apa abang bakalan percaya?

Percuma.

Rania menghela napasnya, mengambil tas tangannya. "Terserah Abang!"

Rajendra mengacak rambutnya yang sudah berantakkan. Dipandanginl wanita yang sudah melahirkannya dua puluh delapan tahun silam itu.

"Apa yang terjadi sama Mami?kenapa bisa seperti ini, sih?" Rajendra membelai lembut kepala Monik kemudian mengecupnya pelan.

Rajendra bangkit dari duduknya, dan bermaksud keluar kamar memanggil bibik untuk membersihkan kamar Monik.

Langkahnya terhenti tatkala tanpa sengaja menginjak sebuah pigura yang pecah.

Serpihan kaca menghiasi pigura tersebut yang tergeletak terbalik. Hati-hati ia mengambil pigura itu, yang ternyata berisikan potret kedua orangtuanya sedang berpelukan mesra, dengan latar belakang Menara Miring Pisa.

Rajendra tersenyum simpul melihat kebahagiaan pasangan paruh baya itu. Senyum tersungging dikeduanya.

Senyum mereka menular pada Rajendra. Membuat lelaki yang masih berpakaian jas lengkap itu ikut tersenyum.

Siapa yang tahu maut kapan menjemput. Karena seminggu setelah mereka mengakhiri masa liburannya, Jetro ditemukan tewas ditangan menantunya.

Lagi-lagi kebencian itu menyeruak. Mengingatkan Rajenda layaknya kaset rusak. Bagaimana terpukulnya sang Mami melihat suaminya terkapar dengan darah menggenang.

Kembali ia menatap potret kedua orangtuanya. Tawa bahagia tercetak jelas di sana, lalu tiba-tiba terengut paksa membuat siapa saja merasakan kesakitan akan sebuah kehilangan.

Rajendra yang berniat mengembalikan pigura tersebut ke nakas terhenti, tatkala melihat selembar foto terlepas dari pigura yang ia pegang.

Rajendra yakin bahwa yang ia bawa tadi adalah potret orangtuanya. Lalu darimana foto yang terongok terbalik tepat didepan kakinya itu berasal.

Diletakkannya pigura tersebut di nakas, dan mengambil foto tersebut.

Ditelisik dari warna belakang foto yang mulai menguning, ia tahu bahwa usia foto itu lebih tua dari usianya.

"Wina Efendi." Eja Rajendra pelan. Selain nama kedua orangtuanya juga sebuah nama yang asing baginya.

Dibaliknya foto tersebut. Ada tiga orang yang berada dalam satu potret. Jendra mengenali sosok tersebut, tapi tidak dengan satu gadis muda yang tepat berada di sisi kanan. Pria muda yang mewariskan semua gen pada dirinya.

Jetro berada di tengah, merangkul kedua gadis yang salah satu adalah maminya. Lalu siapa gadis satunya ini?

Ah, mungkin dialah yang bernama Wina Efendi.

Lalu siapa Wina Efendi bagi orangtuanya?

◎◎◎○○◎◎◎

Jeng jeng jeng. Akhirnya apdet juga. Setelah aing dapat ilham.

Fiyuuuuh. Semoga suka yes.

Mungkin gak banyak tapi sebisa mungkin apdetnya cepet. Ok cincah 😘😘😘

Colek yes. AdeNurhaeni hani1806 chamoe91 Yan_Sue akula9i 😂😂😂😂

Mahalo
-Dean Akhmad-
11-09-2018

Continue Reading

You'll Also Like

Balance Shee(i)t By Raa

General Fiction

67.6K 5.7K 43
Padahal kan ingin Mosha itu agar mereka dijauhkan bukan malah didekatkan. -·-·-· Mosha, mahasiswi jurusan akuntansi ingin kehidupan kuliahnya seperti...
147K 9.2K 25
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...
330K 95 9
FOLLOW AKUN INI DULU, UNTUK BISA MEMBACA PART DEWASA YANG DIPRIVAT Kumpulan cerita-cerita pendek berisi adegan dewasa eksplisit. Khusus untuk usia 21...
1M 116K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...