RATU PILIHAN [pcy;ssw]

By BlueinWendy

94.1K 12K 362

Ketika sepupunya menikahi seorang pelacur dengan catatan kriminal panjang, Chanyeol tahu ia harus melakukan s... More

Starring Cast(s)
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31 (END)
EPILOG
Let's Move

Chapter 9

2.2K 370 16
By BlueinWendy

RATU PILIHAN

CHAPTER 9

Original Story by Sherls Astrella

---

Perlahan-lahan halaman Schewicvic dipenuhi oleh kereta para tamu undangan.

Para wanita tampak cantik dan anggun dalam balutan gaun mereka yang berwarna-warni. Para pria tampak gagah dalam baju resmi mereka. Senyum tersungging di setiap wajah yang meramaikan Schewicvic.

Berbagai macam bunga yang berwarna-warni tertata rapi di setiap sudut Schewicvic. Taman Schewicvic yang telah ditata cantik sejak seminggu lalu, siap menampung setiap hadirin yang ingin menikmati keindahan Schewicvic.

Setiap orang berkumpul dan berbincang-bincang dengan teman-teman mereka. Ada yang tengah membicarakan pacuan kuda yang akan berlangsung. Ada yang membicarakan masalah politik dan ada pula yang tengah membicarakan pesta pertunangan ini.

Keheningan dan ketenangan Schewicvic selama sepuluh tahun ini tersibak oleh keceriaan setiap orang yang memenuhi Hall utama Schewicvic.

"Sudah lama Schewicvic tidak seramai ini," komentar Sehun.

"Ya," guman Grand Duke Jungsoo, "Yunho tidak suka mengadakan pesta. Ia lebih banyak mengurung diri di Ruang Perpustakaan Schewicvic semenjak kepergian Taeyeon."

"Hari ini Earl tampak bahagia," Sehun melihat Earl yang tidak henti-hentinya menerima ucapan selamat dari para tamu undangan.

Grand Duke tidak menanggapi. Ia sibuk memperhatikan gerbang belakang Schewicvic.

Dari pintu belakang itulah sang Paduka Raja Chanyeol akan masuk. Menurut skenario yang mereka buat, Chanyeol akan dibawa menemui Seungwan. Mereka akan diberi kesempatan untuk mengenal satu sama lain. Kemudian mereka berdua akan muncul bersama-sama di Hall utama tempat pesta diselenggarakan. Berdasarkan skenario yang telah mereka sepakati pula, Seungwan akan diperkenalkan sebagai kekasih Chanyeol yang tidak pernah muncul.

Detik-detik menjelang pesta pertunangan ini, semakin banyak orang yang meragukan Seungwan. Semakin banyak yang mempertanyakan keputusan Duke of Krievickie. Earl tidak menyukainya. Ia tidak mau seorang pun berpikir Seungwan terpilih karena hubungan dekatnya dengan sang Grand Duke. Earl tidak mau putrinya menikah di bawah olok-olok orang lain.

Ketika ia mengeluhkan gencarnya gosip yang terus berkembang ini kepada Grand Duke Jungsoo, Joohyun secara tidak sengaja mendengarnya. Dan ialah yang kemudian memikirkan skenario ini. Chanyeol yang sudah tidak suka kehidupan pribadinya menjadi sarapan setiap orang, langsung menyetujui skenario mendadak ini. Satu-satunya orang yang tidak setuju adalah Seungwan. Ia sempat memberontak kemarin malam hingga Joohyun khawatir Seungwan akan kembali ke sifat lamanya setelah semenjak hari Kamis ia bersikap sangat anggun dan lemah lembut. Namun sayangnya Seungwan tidak mempunyai suara. Ia sudah tidak mempunyai suara semenjak ia ditetapkan menjadi calon pengantin Chanyeol, sang Ratu terpilih Viering.

Pagi ini ketika Seungwan dipulangkan ke Schewicvic, ia masih memasang wajah cemberutnya. Satu-satunya yang membuat Joohyun berlega hati adalah Seungwan masih menjaga tata kramanya. Earl juga seisi Schewicvic sempat dibuat terperangah oleh perubahan sikap Seungwan setelah dua minggu lebih berada di Mangstone.

"Paduka Raja sudah datang," Grand Duke Jungsoo memberitahu.

Sehun melihat kereta kerajaan yang bergerak mendekati gerbang belakang Schewicvic.

"Aku akan segera menyambutnya," Sehun langsung bergerak. Tugasnya hari ini adalah mengawal Chanyeol ke kamar Seungwan dan ayahnya bertugas memastikan tak seorang pun melihat Paduka Raja Chanyeol telah datang dari gerbang belakang Schewicvic.

Pasukan pengawal Raja langsung membentuk barikade di pintu belakang Schewicvic. Sementara itu seorang prajurit membuka pintu kereta.

Seorang pemuda berambut hitam pekat turun. Sinar mata abu-abu yang tegas menatap langsung Sehun.

"Selamat datang, Paduka," Sehun membungkuk memberi hormat, "Kami telah menantikan kedatangan Anda."

"Tunjukkan jalannya padaku," suara berat Raja muda itu berkata penuh wibawa.

Dengan langkahnya yang anggun dan penuh wibawa, ia memasuki pintu belakang Schewicvic.

Sehun langsung membawa Chanyeol ke kamar Seungwan.

Sementara itu Joohyun tengah mengagumi hasil karyanya.

"Kau benar-benar cantik," gumamnya tiada henti.

Hyoyeon menangis gembira. "Countess pasti akan gembira melihat Anda saat ini."

Seungwan berdiri dengan tenangnya di hadapan kedua wanita yang sepanjang pagi ini terus sibuk mendadaninya. Mata biru cerahnnya memandang keduanya tanpa rasa tertarik. Mentari sore yang mengintip dari balik gunung, menyinari rambut keemasan Seungwan yang tertata rapi layaknya seorang putri negeri dongeng. Gaun hijau cerahnya membuatnya semakin cantik dan menyegarkan di puncak musim yang menyengat ini. Lekuk-lekuk kain sifon yang lembut menonjolkan bentuk tubuhnya yang sempurna.

"Kau akan menjadi pusat perhatian malam ini," Joohyun terus mengagumi Seungwan, "Kau akan membawa pulang hati setiap pria di Viering."

Seungwan tertawa sinis. "Terima kasih," katanya tidak senang, "Aku tidak ingin menjadi saingan Chanyeol."

"Kalian akan menjadi pasangan yang serasi malam ini," Joohyun tersenyum bahagia. Matanya tidak pernah lepas dari Seungwan.

"Hanya malam ini," Seungwan menegaskan pada dirinya sendiri.

"Mengapa Paduka Raja belum tiba?" tanya Hyoyeon cemas.

"Aku tidak tahu," Seungwan duduk di depan meja riasnya untuk menegaskan ketidaktertarikannya atas kehadiran Chanyeol. Ia menatap tajam bayangan dirinya di dalam cermin. Seumur hidup tidak pernah ia merasa kepalanya seberat ini. Ia tidak tahu dan tidak mengerti mengapa ia harus mengenakan permata berwarna-warni di atas kepalanya. Kata Joohyun itu untuk membuatnya tampil semakin cantik tetapi bagi Seungwan itu hanya membuatnya semakin pendek.

"Kurasa tak lama lagi ia akan segera datang," Joohyun berkomentar.

Seungwan juga berharap pria itu akan segera datang. Ia sudah tidak sabar memberi pelajaran pada orang-orang yang bermulut usil itu. Ia tidak sabar menunjukkan dirinya pada orang-orang yang sedang menanti kemunculannya itu.

Seseorang mengetuk pintu.

"Itu pasti mereka," kata Joohyun gembira.

Hyoyeon langsung beranjak membuka pintu.

"Kalian sudah siap?" Sehun melihat ke dalam ruangan. Matanya terpaku pada sosok Seungwan yang duduk manis di depan meja rias. Ia terpesona. Tidak pernah ia melihat Seungwan secantik ini. Gadis yang tengah duduk di sisi Joohyun itu bukan Seungwan yang dikenalnya. Ia adalah seorang gadis yang terlahir dari sebuah bunga musim semi di musim yang panas menyengat ini.

"Sebaiknya kita tidak menganggu mereka," Joohyun mendorong adiknya menjauh.

Hyoyeon menangkap maksud Joohyun. Dari posisinya berdiri, ia juga dapat melihat Raja Chanyeol yang terpaku melihat Tuan Puterinya yang cantik. Ia pun mengundurkan diri dari dalam ruangan itu. Dengan perlahan ia menutup pintu kamar Seungwan.

Seungwan menatap pemuda di depannya lekat-lekat. Seperti dugaan Seungwan, ia sama sekali tidak tampak seperti seorang Raja. Seungwan lebih mudah mempercayai pemuda di depannya ini adalah seorang playboy kelas atas daripada seorang Raja dari kerajaan besar seperti Viering. Dengan reputasinya yang panjang, ia lebih tepat disebut seorang ladykiller.

Mata abu-abunya menatap Seungwan lekat-lekat seolah-olah ia adalah satu-satunya wanita ia yang pernah ia temui di dunia ini. Sebuah senyum ramah tersungging di wajahnya yang tampan. Kemeja malam resminya membalut tubuhnya yang gagah tegap. Rambut hitam pekatnya tertata rapi.

Chanyeol melangkah anggun dan penuh wibawa ke arah Seungwan. Langkah-langkahnya yang penuh percaya diri membawa suatu pesona yang membuat mata setiap orang terpaku padanya.

Dalam hatinya Seungwan tersenyum sinis. 'Tak heran setiap wanita di Viering bertekuk lutut di hadapannya,' pikirnya sinis.

Chanyeol berlutut di depan Seungwan. Tangannya terulur meraih tangan Seungwan yang berada di pangkuannya.

"Senang berjumpa dengan Anda, M'lady," katanya sopan, "Anda sungguh cantik seperti sekuntum bunga segar di padang pasir." Dan ia pun mencium tangan Seungwan.

Seungwan terperanjat. Dadanya berdegup kencang.

"S-senang berjumpa dengan Anda, Yang Mulia."

Chanyeol tersenyum melihat rona memerah di wajah cantik itu.

Seungwan mengumpat dirinya sendiri. Ia tidak dapat menerima reaksi dirinya sendiri atas sikap Chanyeol yang mendadak ini. Mengapa ia harus malu!? Mengapa ia harus tersipu-sipu!?

'Ah,' ia membela dirinya sendiri. Seumur hidupnya, ia hanya berkumpul dengan tiga orang pria, ayahnya, Grand Duke Jungsoo, dan Sehun. Mereka tidak pernah memperlakukannya seperti ini. Yang terutama, pria di hadapannya ini adalah seorang ladykiller yang ahli dalam menaklukan wanita!

Seungwan bersumpah ia tidak akan jatuh dalam jerat pria ini! Sekali lagi ia menegaskan, ia tidak akan menjadi Echo kedua! Ia adalah seorang Narcissus.

"Saya ingin menghabiskan waktu berbincang-bincang dengan Anda tetapi para undangan telah menanti," Chanyeol kembali berdiri tegak.

'Dan pria ini mempunyai mulut yang manis!' Seungwan memberitahu dirinya sendiri.

"Apakah Anda berkenan menunjukan jalan pada saya?" Pria itu mengulurkan tangan.

"Tentu," Seungwan menyambut uluran tangan itu.

Chanyeol menyembunyikan senyum puasnya. 'Jungsoo memang dapat dipercaya,' pikirnya puas. Gadis ini benar-benar seperti keinginannya. Cantik, mempesona, lugu, penurut, dan tidak bertele-tele.

Seungwan kembali memarahi dirinya sendiri ketika ia menyadari betapa lugunya dirinya sendiri. Ia pasti terlihat seperti seorang gadis lugu yang tengah terpesona oleh daya tarik pria tidak berhati ini! Namun Seungwan masih dapat menahan dirinya sendiri untuk tidak merusak rencananya sendiri. Ia masih ingin membuktikan pada dunia siapa Seungwan dan mengapa sang Grand Duke kepercayaan Yang Mulia Paduka Raja Chanyeol memilihnya!

Dengan langkah-langkahnya yang penuh keyakinan, Seungwan membawa Chanyeol ke Hall Utama. Seungwan tidak ingin membuang waktu berbasa-basi dengan Chanyeol. Ia sudah cukup tahu tentang Chanyeol. Dan ia tidak peduli apakah pria itu cukup mengenalnya atau tidak. Ia yakin masa lalunya tidak penting untuk pria ini. Bagi pria ini, yang terpenting adalah ia bersedia memberinya seorang keturunan!

Sikap diam Seungwan benar-benar membuat Chanyeol puas. Ia benar-benar senang dengan pilihan Jungsoo ini. Gadis ini benar-benar memenuhi segala kriteria yang diberikannya pada Jungsoo. Tidak rugi ia mengikuti skenario 'kekasih yang disembunyikan' Joohyun.

Pasukan pengawal Chanyeol langsung membentuk barikade di tangga yang menuju Hall Utama.

Setiap undangan langsung tahu Chanyeol telah tiba.

"Yang Mulia Paduka Raja Chanyeol dan Lady Seungwan of Hielfinberg tiba," Shindong – sang Kepala Rumah Tangga Hielfinberg mengumumkan.

Seungwan langsung menegakkan kepala dan memasang senyum bahagia.

Chanyeol mengapit lengan kanan Seungwan di sikunya dan ia melangkah dengan penuh wibawa di sisi Seungwan.

Untuk sesaat setiap undangan sore ini terperangah. Mata mereka tidak lepas dari sepasang insan yang menuruni tangga dengan penuh percaya diri itu. Senyum di wajah mereka melukiskan kebahagiaan mereka hari ini.

Gaun hijau Seungwan menyapu lembut lantai tangga. Lekukan-lekukan gaunnya melambai seirama dengan gerakannya yang lemah gemulai. Mata biru cerahnya sungguh memberikan kesegaran yang tak terlukiskan di hari yang menyengat ini. Rambut pirangnya yang cerah sungguh tampak serasi dengan kulit kuning kecoklatannya yang halus.

"Seungwan benar-benar cantik," gumam Sehun.

"Apakah kau menyesal tidak merebutnya dari Paduka?" Goda Joohyun.

"Kurasa ia lebih cocok menjadi pendamping Paduka," kata Sehun lagi, "Lihatlah. Semua orang pasti sependapat denganku."

Joohyun menatap wajah-wajah terpesona para tamu. Hampir setiap orang menunjukkan raut terpesona mereka dan tidak sedikit yang iri melihat pasangan yang serasi itu.

Seungwan yang cantik memesona dan Chanyeol yang gagah tampan.

Joohyun tersenyum melihat mereka berdua.

"Seungwan benar-benar luar biasa," gumam Duke of Krievickie kepada sahabatnya.

"Ia benar-benar mirip Taeyeon."

Grand Duke dapat melihat air mata menggenangi sepasang mata Earl Yunho.

"Ia benar-benar cantik seperti Taeyeon," ia merangkul pundak Earl, "Taeyeon pasti tersenyum bahagia di alam sana."

Dengan penuh percaya diri, Seungwan melangkah di antara para undangan yang memberi jalan kepada mereka. Ia sedikit pun tidak tampak seperti seorang gadis yang telah dipingit selama sepuluh tahun lebih.

Shindong langsung memberi tanda kepada para pemain musik untuk mulai memainkan lagu.

Raja Chanyeol berlutut di depan Seungwan. Tangannya terulur – mengundang Seungwan.

"Apakah Anda bersedia berdansa dengan saya, M'lady?"

'Ia benar-benar tahu bagaimana mengambil hati wanita,' Seungwan berkata sinis pada dirinya sendiri.

"Dengan senang hati," Seungwan menyambut uluran tangan Chanyeol.

Chanyeol meletakkan tangannya yang lain di pinggang Seungwan dan mulai berdansa bersama gadis itu.

"Semoga Seungwan tidak melakukan kesalahan," gumam Joohyun.

"Tidak akan," kata Sehun, "Hari ini Seungwan bukan Seungwan yang kita kenal."

Sehun mempunyai alasan tersendiri untuk mengatakan hal itu. Ia tidak pernah melihat Seungwan seserius ini. Pandangan mata gadis itu tidak pernah lepas dari keceriaan. Ia juga tidak pernah bersikap seangkuh dan seanggun ini. Sekalipun Joohyun telah berusaha keras membentuk Seungwan menjadi apa yang dilihatnya saat ini, Sehun tahu Seungwan tidak akan pernah bisa menjadi seorang lady yang angkuh dan anggun seperti para lady pada umumnya.

Seungwan adalah seorang gadis yang ramah. Ia dapat dengan cepat menjalin hubungan baik dengan setiap orang dari segala usia dan segala golongan. Ia tidak pernah memilih teman. Ia tidak pernah membedakan orang yang satu dari orang yang lain. Sungguh mustahil gadis yang memilih berbelas kasihan pada pencuri itu dapat berubah menjadi seorang yang angkuh – yang berjalan dengan kepala terdongak tinggi di keramaian hanya dalam dua hari.

Sehun masih ingat jelas peristiwa enam tahun lalu itu. Seungwan kecil dan ia kabur dari Joohyun. Mereka berdua berkuda ke pedesaaan. Ketika mereka beristirahat di sebuah peristirahatan di pinggir jalan, seseorang membawa pergi kuda Seungwan. Sehun yang melihatnya langsung berteriak dan mengejar pria itu. Teriakan Sehun menarik perhatian setiap orang. Seorang polisi yang kebetulan melewati tempat itu langsung bergerak menghentikan pria pencuri itu.

"Apakah Anda mengejar pencuri kuda ini?" tanya polisi yang berhasil membekuk pria itu.

"Terima kasih," kata Sehun menerima tali kendali kuda Seungwan, "Ia telah mencuri kuda adik saya. Bawa saja ia ke kantor polisi dan hukum seberat-beratnya."

Seungwan yang datang kemudian langsung melotot. "Apa yang kau lakukan!?" Bentaknya saat itu.

Sehun langsung membusungkan dada. Ia merasa telah berjasa bagi Seungwan, gadis kesayangannya.

"Aku memberikan kudaku padanya. Mengapa kau mengejarnya?"

Sehun pun langsung membelalak. Dan polisi itu kebingungan sementara pria itu melongo.

"Maaf," Seungwan berkata sopan kepada polisi itu, "Kakak saya telah salah paham. Ia tidak tahu saya telah memberikan kuda saya kepada pria ini." Kemudian kepada pria itu ia berkata, "Maafkan kakak saya. Ia pasti telah menduga Anda telah mencuri kuda saya."

Seungwan mengambil tali kendali kudanya dari tangan Sehun kemudian menyerahkannya pada pria itu. "Rawatlah kuda ini baik-baik," Seungwan tersenyum ramah, "Ia adalah seekor kuda yang penurut. Tidak sulit untuk memeliharanya."

Tampak jelas pria itu kebingungan ketika menerima tali kendali kuda coklat milik Seungwan. Ia masih terlihat linglung ketika pergi seiring lambaian tangan Seungwan.

Seungwan kembali menegaskan kepada polisi, "Maaf telah merepotkan Anda. Ini semua hanya kesalahpahaman di antara kami."

"Untunglah kalau semua sudah jelas," kata polisi itu.

Seungwan tersenyum manis – semanis ketika ia mengantarkan kepergian pencuri kudanya.

"Maafkan saya," mau tak mau Sehun meminta maaf.

Sepeninggal polisi itu Sehun menuntut, "Pria itu jelas-jelas mencuri kudamu."

"Biar saja ia membawa pergi kudaku," kata Seungwan santai sambil berjalan kembali ke pondok peristirahatan.

"Apa maksudmu!?" Sehun menuntut jawaban.

"Dengar, Sehun," Seungwan tiba-tiba berhenti. Ia menatap serius Sehun dan berkata, "Pria itu pasti membutuhkan uang. Aku tidak keberatan ia mengambil kudaku selama itu bisa membantunya. Aku masih mempunyai banyak kuda di Schewicvic. Lagipula," mata biru Seungwan menatap Sehun penuh harapan, "Apakah kau tidak ingin memberi tumpangan padaku?"

"Tidak setiap hari kau bisa memberi tumpangan padaku," Seungwan berlagak jual mahal dan Sehun pun kalah olehnya.

Mereka tidak pernah menceritakan pengalaman mereka itu pada seorang pun termasuk Joohyun. Dan Sehun tidak pernah melupakannya. Itu adalah untuk pertama kalinya ia melihat sisi Seungwan yang pemurah.

Saat ini lebih mudah bagi Sehun untuk mempercayai Seungwan sedang menjalankan sesuatu yang tidak diketahuinya.

Sehun mengulurkan tangan pada Joohyun, "Kau mau berpasangan denganku?"

Joohyun terkejut.

"Ah," Sehun sadar, "Kau pasti ingin aku bersikap seperti Raja." Sehun pun berlutut di depan Joohyun. "Apakah Anda bersedia berdansa bersama saya, M'lady?" Ia mengulurkan tangannya.

Joohyun tertawa geli dibuatnya. "Tentu, M'lord," ia pun menerima uluran tangan Sehun.

Ketika mereka telah berada di tengah lantai dansa bersama Seungwan, Sehun bergumam, "Kapan aku akan menemukan pasangan yang lain selain kau."

"Kau sama sekali tidak manis," gerutu Joohyun, "Masih lebih baik kau mempunyai aku sebagai pasanganmu daripada tidak sama sekali."

Sehun tertawa. "Mestinya kau berkata masih untung aku tidak menyalahkanmu. Gara-gara kau sampai sekarang aku tidak mempunyai pasangan."

Joohyun berpikir keras. "Mungkin kau benar. Kau memang patut disalahkan."

"Hei! Hei!" Sehun memprotes, "Kau yang memintanya. Kau selalu berlari padaku setiap kali kau diusili pria."

"Sudah sepatutnya kau melindungi aku. Setiap hari kerjamu hanya bermain-main dengan Seungwan," Joohyun menatap tajam Sehun. "Ah, aku tahu. Kau sedang cemburu pada Raja makanya kau menggodaku."

"Siapa yang cemburu?" Giliran Sehun yang merasa ia sedang dipermainkan.

"Ah...," Joohyun mendesah panjang, "Pantas saja sampai sekarang kau masih seorang diri. Di sisimu ada seorang gadis yang menarik tetapi kau buta."

"Hei, apa maksud semua ini. Bukankah kita ingin bersenang-senang?" Sehun menganti topik.

Joohyun menatap adiknya dan tersenyum mesra. "Sudah lama kita tidak bersenda gurau seperti ini."

"Kalau Seungwan sudah masuk Istana, kita akan semakin jarang berkumpul lagi. Hari-hari mendatang pasti akan sepi tanpa Seungwan."

"Jangan memulai," Joohyun memperingati, "Kau hanya akan memberi alasan baru pada Seungwan untuk kabur."

"Saat ini ia tidak akan kabur," gumam Sehun.

"Apa katamu?" tanya Joohyun.

"Tidak ada," Sehun memilih untuk berdiam diri. Mereka tidak banyak berbicara setelahnya. Mereka membaur di lantai dansa bersama pasangan-pasangan yang lain.

Beberapa saat kemudian mereka duduk di dalam Ruang Jamuan, siap menyantap sajian yang telah disiapkan untuk mereka.

Seungwan duduk di antara Chanyeol dan Sehun. Sedangkan Joohyun berada di depannya.

Joohyun telah mengatur tempat duduk ini sedemikian rupa sehingga ia bisa mengawasi Seungwan. Joohyun benar-benar tidak mau kecurian. Matanya selalu bersiap siaga untuk melirik tajam Seungwan bila gadis itu membuat suatu kesalahan.

Sehun menghela nafas panjang dibuatnya. Joohyun benar-benar seperti seorang ibu yang khawatir putrinya akan melakukan sesuatu yang memalukan. Namun di sisi lain Sehun dapat memaklumi sikap Joohyun ini.

Hari ini adalah pertama kalinya Seungwan muncul di kalangan bangsawan dan hari ini akan menjawab semua pertanyaan yang telah menghantui seisi Viering selama hari-hari terakhir ini.

Karena itulah tidak seorang pun melewatkan kesempatan untuk bertanya pada Seungwan ketika mereka telah menyelesaikan santapan malam dan berkumpul di Ruang Duduk. Beberapa tamu memilih pulang tetapi beberapa memilih untuk bergabung bersama calon pasangan mempelai di Ruang Duduk.

Di antara mereka, tentu saja, ada beberapa wartawan yang memang sengaja diundang.

Seungwan duduk dengan anggunnya di sisi Chanyeol. Dari kejauhan Joohyun dan Sehun mengamati sofa panjang tempat keduanya duduk dikerumui orang-orang yang sudah siap dengan pertanyaan mereka.

Seungwan sama sekali tidak berniat membuka percakapan. Ia membiarkan orang-orang yang ingin tahu itu memulai percakapan.

"Saya dengar Anda mempunyai hubungan spesial dengan Sehun. Apakah itu benar?" seorang wanita bertanya pada Seungwan.

Seungwan tersenyum penuh arti. Wanita itu pasti adalah satu dari sekian pengagum Sang Dingin Sehun. Ia sudah mendengar adanya sekelompok orang yang diam-diam mengagungkan Sehun. Namun, sayangnya, Sehun tidak pernah tertarik pada mereka karena ia sudah memiliki dua wanita yang menarik di sisinya.

"Bagiku ia adalah kakak angkat. Kami sudah bermain bersama semenjak kanak-kanak."

"Apakah itu benar?" Wanita itu terus mendesak. "Saya sering melihat kalian berduaan. Bahkan beberapa hari lalu aku melihat kalian di Loudline."

Seungwan terkejut. Ia sudah berhati-hati tetapi rupanya masih ada yang melihat mereka.

"Saya dengar semenjak pertunangan kalian diumumkan, Anda tinggal di Mangstone."

"Apakah ini ada hubungannya dengan Lord Sehun?" Seorang wanita langsung menyahut.

"Apakah Anda berusaha menghabiskan waktu bebas Anda yang tersisa bersama Lord Sehun?" Seseorang berkata tidak percaya.

Seulas senyum sinis mengembang di wajah Chanyeol.

Joohyun langsung melirik adiknya, "Sekarang pembicaraan mengarah padamu."

Sehun tidak tahan melihat kerumunan orang-orang itu mendesak Seungwan.

Tangan Joohyun terulur menghadang jalan Sehun. "Kalau kau maju, kau hanya akan membuat keadaan semakin buruk," ia memperingati.

Mungkin setiap orang di ruangan ini tidak menyadari senyum sinis Chanyeol itu tetapi Seungwan melihatnya. Ia tidak suka melihatnya. Pria itu seperti tengah menuduhnya berbuat serong. Seungwan ingin sekali memberikan senyum kepuasannya yang manis sebagai jawaban. Sang calon istri sempurna yang dimintanya telah membuat cacat. Seungwan tidak peduli. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sempurna. Seungwan juga tidak ingin memberi tanggapan pada setiap orang yang tengah memusatkan perhatian pada dirinya itu tetapi ia berkata, "Berarti Chanyeol telah merebutku dari Sehun," kata Seungwan santai, "Tetapi, kenyataannya ia telah merebut diriku dari diriku sendiri."

Semua kebingungan mendengar jawaban Seungwan.

Mata Chanyeol langsung menatap tajam Seungwan.

"Semenjak bertemu dengannya, ia telah membuatku melupakan diriku sendiri. Aku merasa seperti menjadi diriku yang lain. Aku sama sekali tidak pernah membayangkan diriku yang sekarang ini ada. Ia telah membuat hidupku terasa lebih berarti."

Chanyeol menyembunyikan senyum sinisnya dalam sinar matanya.

Seungwan menyadarinya dan ia sama sekali tidak menyukainya. Sedikit pun tidak! Ia tahu ia tidak akan pernah menyukai pria ini.

"Apakah pernikahan kalian ini direncanakan karena pernikahan Duke Yifan?"

"Tidak. Sama sekali tidak!" Jawab Chanyeol tegas.

"Akan merupakan kebohongan besar bila kami mengatakan tidak," lagi-lagi Seungwan membuat mata Chanyeol melotot. "Bila pernikahan ini tidak direncanakan dengan baik, apa jadinya pernikahan kami?"

Jawaban cerdas Seungwan membuat semua orang tertawa.

"Aku begitu iri melihat kebahagian mereka berdua dan aku berkata pada Chanyeol bahwa sudah saatnya kami mengikat perjanjian," lanjut Seungwan, "Aku bersikeras padanya bahwa aku tidak mau menanti lebih lama lagi."

"Mengapa selama ini tidak pernah terdengar kabar tentang kalian?"

Pertanyaan itu membuat keduanya terkejut. Juga Duke of Krievickie.

"Itu karena ayahku," jawab Seungwan sebelum Chanyeol membuka mulut, "Papa begitu takut aku menjadi santapan lezat kalian sehingga ia bersikeras untuk tidak membiarkan hubungan kalian diketahui orang lain selain keluarga dekat kami sendiri."

Sehun tersenyum. "Sungguh tidak kusangka ia sepandai ini."

"Seungwan memang pandai berbicara," kata Joohyun, "Sekarang aku yakin mereka tidak akan dapat melukai Seungwan."

"Ya," Sehun sependapat, "Kecuali mereka dapat menang dari Seungwan."

---

Pertama-tama, aku mau berterimakasih karena Cerita Remake ini menempati urutan pertama dalam tag Wenyeol huhuhu thank you so much! Sherls Astrella deserves this!

Mulai chapter selanjutnya, kalian resmi melihat interaksi "Tom and Jerry" dari pasangan nomor 1 Viering, Chanyeol dan Seungwan!^^

"Cantik, mempesona, lugu, penurut, dan tidak bertele-tele"  kata Chanyeol soal Seungwan. Hehehe dia cuma belum liat siapa Seungwan sebenernya lol

Continue Reading

You'll Also Like

119K 18.5K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
1.4M 81.8K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
21K 1.1K 6
Jungkook tak pernah menyangka, kalau hujan kala itu akan mengubah cerita hidupnya- -''♪° bromance -''♪° TAEKOOK ⚠
519K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...