Head Over Heels ; Lucas (Book...

By chomeli0304

97.1K 7.7K 2.5K

[Bahasa - AU - COMPLETED] Pernah ngerasain rasa nyesek waktu bantuin gebetan lo deketin cewe lain? Atau.. Nye... More

a/n
01 - Kesel
02 - Terulang Lagi
03 - Kado
04 - Baper
05 - Jalan
06 - Nongki
07 - Masa Lalu
08 - Lagi?
09 - Relax
10 - Tercyduck
11 - Tercyduck (Lagi)
12 - Somi
13 - Gak Kuat
14 - Gak Kuat (2)
15 - Curhat
16 - Semoga
17 - Jeno
18 - Tercyduck (Sekian Kalinya)
19 - Cerita
20 - Kangen
21 - Boci
22 - Klarifikasi
23 - Lalala
24 - Kelar
25 - Waduh
26 - Bingung
27 - Chenle
28 - Tanya
29 - Jeroan
30 - Waduh
31 - Drama
33 - Akhir Drama?
34 - Datang
35 - Overthink
36 - Balik
37 - Terbaik
38 - Terbaik (Lucas' Side)
39 - Jadian?!
40 - Berkunjung
41 - Berkunjung (Mark's Side)
42 - Teman Masa Kecil
43 - Cowok Baru?
44 - Kedai Ramen
45 - Sementara
46 - Too Hard
47 - Days Without You
48 - Double Date
49 - Chit-chat
50 - Uda Waktunya
51 - Date
52 - Same Position
53 - Mungkin Aja..
54 - Confess
55 - After That
56 - Choice
57 - Keputusan
58 - Jalanin Dulu Aja
59 - Maaf
60 - Pulang
61 - Berantem
62 - Again, Again, and Again
63 - No Other
64 - Comfort
65 - Never Let You Go
66 - Hmm
67 - (Won't) Fall for Twice
68 - Sorry
69 - Am I Wrong?
70 - Thank You (End)
Bonus Chapter.
BonChapt #1 - Cowok Lain?
BonChapt #2 - Wacana atau Rencana?
BonChapt #3 - Ups!
BonChapt #4 - Dipanggil?!
BonChapt #5 - Keputusan
BonChapt #6 - Rapat (?)
BonChapt #7 - Inikah Rasanya?
BonChapt #8 - Siapa Sih?
BonChapt #9 - The Story of Us
KUY MAMPIR :)
✨New✨
Between ✨

32 - Drama (2)

997 87 60
By chomeli0304

Heak, update lagi nih.

Komen berkurang?

Lucas rapopo.



---

Tepat jam dua belas siang, Mark datang menjemput gue.

Gue uda siap dengan baju pergi dan berharap gak bikin malu Mark sama adiknya nanti.

Abisnya gue gak tahu acaranya bakal gimana sih.

Mark hari ini bawa mobil, uda feeling aja gue bakal ribet soal outfit.

"Uda siap, Mel?" tanya Mark dari dalam mobil pas gue lagi kunci pagar rumah.

Gue gak jawab, tapi langsung masuk ke dalam mobil.

"Uda kok, ini gue pakai begini aja gapapa, 'kan?" tanya gue sambil perhatiin style Mark hari ini yang menurut gue keren banget.

"Santai aja kali, Mel. Ini acara pentas seni kok, jadi gue rasa gak formal-formal banget. Takut salah kostum, ya?" Mark terkekeh sambil jalanin mobilnya.

Emang sih gue paling gopoh soal beginian. Rasanya tuh kayak malu banget kalau sampai salah kostum pas pergi ke sebuah acara. Mending langsung ditelan bumi dari pada jadi pusat perhatian para tamu nanti.

Gue menghela napas, kemudian memandang wajah gue sendiri dari pantulan cermin kecil yang selalu gue bawa ke mana-mana. Gue memastikan bahwa riasan gue juga aman dan sesuai dengan apa yang gue kenakan hari ini.

Mark sekilas gue lihat cuma gelengin kepala. Gak lama, dia berkomentar, "Kayaknya ini undangan adik gue deh, tapi kenapa seolah lo kakaknya ya, Mel? Ribet banget gitu gue perhatiin dari tadi," kata Mark tanpa bermaksud nyindir atau gimana. Gue rasa dia emang heran lihat gue ribet gini.

Gue menyimpan kembali cermin kecil gue ke dalam tas dan menjawab Mark, "Emang sih adik lo, tapi tetap aja gue gak mau bikin malu kali."

Mark senyum terus nepuk pelan puncak kepala gue beberapa kali. Untung kali ini gak diacak-acak, soalnya uda gue rapiin tadi.

"Duh, sohib gue baik banget sih. Padahal kayak lo yang biasanya juga gapapa sih," kata Mark lembut.

"Emang yang kali ini berlebihan banget, ya?" tanya gue rada khawatir. Abis biasanya gue jarang berpenampilan begini. Apa jangan-jangan gak cocok sama gue?

Mark langsung menggeleng dengan cepat. "Kagak woy, menurut gue sih ini sayang banget kalau cuma datang ke acara pentas seni anak sekolahan. Lo nya jadi cantik banget gitu, Mel," jawab Mark yang entah kenapa gue yakin itu jawaban jujur.

Gue jadi agak malu gara-gara dipuji. Biasanya gue dianggap cowok soalnya sama teman-teman gue. "Duh, gue jadi malu nih. Berasa cewek sekarang, hahaha," balas gue sambil ketawa kecil.

Mark ikutan ketawa. "Yaelah, segitunya yah biasanya kita? Lo dulu emang susah dianggap sebagai cewek. Sekarang aja sejak masuk kuliah uda mendingan. At least, uda pakai make-up segala macam cewek," komen Mark yang mengingatkan gue kembali akan masa kelam sewaktu sekolah dulu. Gue cuek banget soal penampilan.

"Thank you lho ya uda diingatkan," sindir gue sambil senyum penuh paksa.

Mark kayak gak peduli sama omongan gue terus ketawa doang.



---



Gue belum pernah datang ke acara ginian karena yang ada Kak Chan yang ngewakilin bokap-nyokap buat datang ke pentas seni gue sendiri.

Well, gue gak sendiri sih. Cuma ya gitulah, suka ngerasa asing aja di lingkungan yang belum pernah gue kunjungi sebelumnya.

Mark nyenggol gue. "Tegang amat lo, uda kayak emaknya adek gue aje," kata Mark sambil ketawa kecil.

Gue senggol balik sambil agak sewot gitu. "Diem deh. Kayak gak tau aja gue di lingkungan baru kayak gimana," balas gue gak nyantai.

Terus Mark yang dari tadi masukin tangannya ke dalam kantung celana, ngasih celah dikit di daerah sikunya. Paham 'kan kalian?

"Apaan nih?" tanya gue memastikan.

"Pegangan gue aja biar gak tegang. Gue juga gak tahu ternyata acaranya cukup formal," tawarnya sambil mengedarkan pandangan ke sekililing ruangan yang uda di dekorasi sedemikian rupa hingga terlihat elegan. 

Menurut gue sih ini lebih mirip kayak acara launching  barang daripada pentas seni SMA. Jadi penasaran acaranya bakal gimana.

"Iya nih, untung aja gue gak jadi pakai blus sama celana jeans. Gue kira acaranya di hall sekolah gitu, bukan di hotel," kata gue pelan-pelan biar gak kedengaran orang lain. 

Seriusan sih, ini pentas seni apa acara graduation? Mewah banget buset.

Mark gak respon, cuma ngangkat bahu aja. Mungkin ini juga di luar ekspektasi dia kali.

Gak lama ada dua orang cowok yang gue yakin salah satunya adalah adik Mark, Reuben Lee, datang mendekat ke kita.

"Halo, Kak. Uda lama gak ketemu, ya?" sapa cowok tinggi dengan tuxedo hitamnya sambil tersenyum.

"Halo juga, Ben. Uda lama banget dan kamu sekarang jadi setinggi ini, hahaha," sapa gue balik sambil ketawa. 

Terus Mark kayak ngode ke adiknya, mungkin mau kenalan sama temannya juga.

"Oh ya, kenalin, Kak. Ini Lee Donghyuck, teman sekelas," kata Reuben sambil ngajak cowok yang berdiri di belakangnya buat mendekat.

"Halo, kakak-kakak. Panggil Haechan aja, hehe," sapanya sopan sambil memberi salam kepada gue dan Mark.

"Halo juga, Haechan," sapa gue dan Mark secara bergantian.

"Btw, tempat duduknya diatur kah?" tanya Mark ke adiknya.

Reuben ngangguk. "Iya, Kak. Kayaknya di sebelah sana deh, ada namanya juga kok dan undangannya emang buat dua orang jadi tenang aja," jawab Reuben sambil senyum ke gue.

Tau aja gue uda parno gak dapat tempat duduk.

Gue nyengir doang jadinya. Terus Mark narik gue. "Yaudah, kita berdua duduk, ya. Semangat pensinya!" balas Mark memberikan semangat ke adiknya. Gue baru sadar kalau Mark emang hangat banget ke orang-orang terdekatnya.

Reuben ngangguk sambil senyum, "Thanks, Kak!"

"Haechan, kita duduk dulu ya di sana," pamit gue sopan.

"Iya, Kak. Oh ya, kakakku nanti juga duduk semeja sama kalian dan kayaknya kalian seumuran deh. Semoga bisa nyambung," sahut Haechan sambil senyum.

Entah kenapa brondong zaman sekarang pada manis, ya?

Gue mengacungkan jempol. "Siap, semangat!"

Abis itu gue sama Mark jalan ke meja yang tadi ditunjukin sama Reuben. Ada tulisan "Reuben Lee" pada dua sandaran kursi, lalu kita duduk di sana.

"Mark, emang si Reuben bakal tampilin apa?" tanya gue yang tiba-tiba penasaran.

Gue kira kakaknya ngerti, ternyata Mark juga ngangkat bahu. "Gak tau juga, selama ini dia gak cerita sih. Kayaknya sengaja mau bikin kejutan, jadi kita lihat aja," jawabnya yang membuat gue ngangguk-ngangguk.

"Oh ya, gimana lo sama Lucas sekarang?" tanya Mark membuka topik yang sebenarnya gak mau gue pikirin dulu saat ini.

Gue menghela napas. "Haduh, jangan bahas Lucas dulu deh. Gue lagi malas juga," jawab gue rada gak enak gitu. Tiba-tiba ingat soal Jisung yang juga deketin Lami. 

"Yaelah, jangan galau dong. Baru juga gue tanya," kata Mark sambil nyenggol-nyenggol lengan gue lagi.

Gue langsung menghindar. "Apaan sih, gue gak galau! Cuma malas bahas Lucas aja," kata gue meralat kalimat Mark tadi.

Baru aja Mark mau ngomong, tiba-tiba ada yang manggil nama gue.

"Meli! Ya ampun, untung gue ada temannya deh! Kirain bakal muda sendiri di tempat ini," sapa seseorang yang gue juga gak sangka sama sekali.

"Lah, Clara? Kok lo di sini?' tanya gue gak kalah bingungnya sama dia. Di satu sisi senang juga karena ada temannya.

"Kak Jae? Di sini juga?" sapa Mark agak heran. Terus gue langsung noleh ternyata ada Kak Jaehyun juga.

Kok bisa sama Clara?

Kak Jaehyun nyamperin kita sambil senyum. "Iyanih, gue nemenin Clara buat nonton pensi adiknya," jawab Jaehyun yang perbandingan tingginya sama Clara cukup jauh.

Gue agak gimana gitu, bingung mau nanggepin apa. Tapi Mark uda lebih dulu ngomong. "Gak sama Jeno, Cla?" tanyanya langsung.

Clara geleng dengan mudahnya. "Enggak nih, abis Jeno gak bisa hari ini. Yaudah kebetulan Kak Jaehyun kosong, jadi bareng dia deh," jawab Clara sambil lihat ke Kak Jaehyun.

Gak bisa ngomong lagi deh gue. Kenapa Jeno sama Clara kayak balas-balasan gini.

Masa iya kemarin mereka putus?

Tapi gak mungkin deh kayaknya.

Gue tarik Clara mendekat terus berbisik, "Jeno tau lo pergi sama Kak Jaehyun?" tanya gue sepelan mungkin.

Clara lagi-lagi menggeleng dengan santai. "Enggak. Lagian juga emang kenapa? Masa gue harus izin setiap kali keluar sama orang lain? Dia juga begitu toh? Jadi kenapa gue harus repot-repot bilang?" jawab Clara sambil senyum.

Menurut gue senyumnya agak gimana gitu. Kayaknya Clara emang uda ada dendam pribadi sama Jeno tapi belum ditunjukin aja.

Gue cuma menghela napas, gak mau perpanjang masalah di depan Kak Jaehyun juga. 

"Oke, lalu siapa nama adik lo?" tanya gue akhirnya.

"Donghyuck, Lee Donghyuck," jawab Clara sambil duduk di sebelah gue.

"Astaga! Lo sepupuan sama Haechan?!" tanya gue heboh. Kenapa dunia sesempit itu?

Clara agak kaget dengar gue nyebut nama panggilan sepupunya tersebut. "Lho kok lo tau nama panggilannya? Lo kenal juga?"

"Barusan sih dikenalin sama adiknya Mark. Hehe," jawab gue sambil nyengir.

Kak Jaehyun nanya juga akhirnya. "Adik Mark sekolah di sini juga? Wow, dunia kecil ya. Namanya siapa?" 

Mark ikut ketawa doang, setuju sama pernyataan Kak Jae barusan. "Reuben Lee namanya."

Clara malah heboh lagi. "Ya ampun, ternyata Reuben adik lo, Mark? Astaga, padahal mereka uda sering main bareng sejak SMA tapi gue baru tahu kalau dia adik lo," kata Clara yang terheran-heran sendiri.

Jelas aja banyak hal yang tak terduga terjadi.

Manusianya aja bisa saling mengenal dan berkaitan.

Kemudian Mark pamit ke toilet sebentar.

"Sorry, gue ke toilet dulu ya, Mel, Cla, Kak," pamitnya.



Tbc.

Kayaknya alur gue gampang ketebak ya?

As you wish nih VionCl padahal gue emang uda planning dari kemarin hahaa sepertinya lo uda bisa nebak.

Yaudah, vote sama comment aja sebelum ini beneran gue publish karena sidernya parah :')

Continue Reading

You'll Also Like

471K 5K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
498K 37.1K 59
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.
68.1K 11.5K 94
Imperium School bukan sekadar sekolah biasa, bukan sekadar tempat mencari ilmu melalui mata pelajaran, tetapi Imperium School lebih 'liar' daripada i...
52.9K 1.9K 20
Penasaran? Kuylah baca 😊 WARNING!!! PELAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Jangan lupa follow akun author :) #FirstStory28Oktober2018 #Sma_Pelita_Series_1...