Love x Life (END)

By doyannulis

11.8K 299 24

Highest rank : #1 novelcinta (24/6/2018) #21 cintaremaja Please give me your support and enjoy the show ... More

01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40 [END]
Yuhuuuuu

29

116 6 0
By doyannulis

Tubuh Gaby sudah pulih kembali. Ia sudah masuk ke sekolah seperti biasa. Saat Rika membuka loker milik Gaby, pandangannya terbelalak menatap tumpukan cokelat yang sangat banyak.

"Woah! Bahkan saat aku menjadi ketua Redbull, aku tak pernah mendapat cokelat sebanyak ini." gumamnya heboh menarik perhatian anak-anak sekitarnya.

"Ehem..." deheman si ehem membuat Rika menoleh.

"Ah Taehyung! Ini daebak!" heboh Rika menarik tangan pria itu untuk mendekat.

"Apa?" tanya Taehyung datar.

"Ini luar biasa! Aku mendapat cokelat sebanyak ini. Bahkan di sekolah yang dulu tak ada satupun yang berani memberiku cokelat." jawab gadis di depan Taehyung dengan semangat. Taehyung tersenyum.

"Lebih baik jauhkan pikiran itu dari otakmu. Bisa saja para pemberi cokelat ini bermaksud meracunimu." Taehyung kemudian meninggalkan Rika sendiri.

"Ah aku tidak terpikir! Bagaimana ini?" Rika menarik rambut milik Gaby dengan gusar. Sesosok lelaki berhidung mancung berjalan melewatinya. "Heh! Hidung besar." panggil Rika asal. Cowok itu celingak-celinguk.

"Ya, kau bodoh!" lanjut Rika datar. "Kemarilah, aku beri kau cokelat satu loker penuh. Cepat bawa ini pergi dari lokerku sebelum kau kuhabisi." ancam Rika menatap bengis si hidung besar.

Hidung besar melap dahinya dengan gugup. "Aku sudah sering menerima cokelat dari fansku, bahkan sering ku buang begitu saja." sahut hidung besar dengan sombongnya.

"Bodoh! Aku benci orang yang membuang makanan!" belum sampai pukulan itu ke wajah hidung besar, sebuah tangan menahan Rika dari samping.

"Hentikan. Wajahnya bisa terluka. Itu adalah asetnya." suara familiar di telinga Rika membuat dia menoleh. Taehyung si tampan.

"Apakah dia gi**lo yang menemani tante-tante kesepian?" tanya Rika bingung.

"Heh! Wajahmu cantik tapi bodoh. Kau tidak tahu siapa diriku?" ujar hidung besar makin kesal.

"Pria tidak maskulin, lebih cocok di dapur atau bermain barbie." sahut Rika cuek.

"Aku... George Johnson. Keturunan Jerman Bali. Iklanku sudah ratusan di TV bahkan aku sudah merambah ke dunia tarik suara. Kurasa kau tidak punya TV. Dasar gaptek!" sungut George kesal dengan wanita di hadapannya.

"Sssstt... Dia keturunan Hills." bisik Taehyung pada George.

"Mau keturunan Hills, keturunan ningrat, I DONT CARE!"

Suasana sepi.

"Tuan Hills?! Dia Gabriella Hills?" tanya George menahan air matanya.

Rika menganggukan kepala. Ia tidak paham dengan adegan di depannya. Kenapa George takut?

"Huaaahhh... Karir keartisanku ditentukan oleh Hills Entertainment." tangis George pecah.

"Heh Nona, sini berikan cokelat yang ingin kau berikan untukku." George membuka tasnya dan mendekati Rika.

Rika menepuk bahu George. "Kau lemah. Jadilah bawahanku, maka aku akan melindungimu."

Mendengar itu, Taehyung terkejut. "Gaby! Bagaimana dengan aku?"

"Taehyung, aku tidak ada hubungan denganmu. Kau sudah mengintimidasi George. Dia takut karena ucapanmu." Rika kembali menatap George. "Jangan sedih, jika kau tidak mau cokelatnya, aku akan membagikan ke orang lain saja."

"Gaby...." George tersentuh dan memeluk Gaby.

"Hei!" dengan reflek Rika mendorong keras tubuh George. "Bodoh! Jangan sentuh aku! Merusak mood saja." Rika memilih meninggalkan dua pria yang terpaku di depan lokernya.

"Sepertinya aku menyukainya." ujar George pada Taehyung kemudian bersiul riang meninggalkan Taehyung sendiri.

"Huh Gaby, kenapa daya tarikmu saat ini terlalu kuat?" gumam Taehyung menghela nafas panjang sambil menatap langit

***

"Kemana Gerry?" tanya Gaby dalam tubuh Rika pada Satya.

"Entahlah. Dia tak memberiku kabar." sahut Satya terdiam.

Mereka berdua tengah menikmati udara pagi di balkon atas sekolah. Itu adalah tempat pelarian anak Redbull, geng yang ditakuti di sekolah mereka.

Sebenarnya gue tahu, Rik kemana Gerry berada. Cuma gue gak bisa kasih tahu apa yang terjadi. Gerry dikirim ke New York untuk introspeksi diri. -Satya

"Gue mau Gerry menculik Gabriella Hills, siswi St.Angel." suara yang berat, tanpa basa-basi dan menusuk mengalir dari bibir milik Rika akibat Gaby.

"Kenapa lagi, Rik?" tanya Satya penasaran.

"Gue mau dia mati." mendengar itu, Satya terbelalak.

"Lo ada dendam apa?"

"Lo gak perlu banyak tanya, culik dia dan gue yang akan habisi."

Gaby membawa tubuh Rika pergi dari hadapan Satya. Ia menuju kelas dan tenggelam dalam lamunan.

"Jangan berharap Taehyung akan menyukaimu, jalang!" bentak suara wanita yang selalu membuntuti Taehyung di sekolah mereka.

"Kau itu cuma anak TIRI!" sahut gadis yang lainnya.

Entah kenapa airmatanya mengalir deras. Ia benci dengan kehidupannya. Ia bangkit berdiri membawa tasnya pergi keluar kelas tanpa pamit ke guru yang menatapnya tajam.

Entah apa yang membawanya menuju sebuah tempat yang sangat ia kenal. Markas Hypebite.

krieeett. Pintu tidak terkunci sehingga ia bisa leluasa masuk. Entah apa yang membuatnya duduk di pojokan dan menangis tersedu-sedu.

"Hiks...Hiks... Kenapa aku harus berada di sini. Lebih baik aku mati." tangis Gaby sesenggukan.

"Ah suara siapa itu yang sudah membangunkanku?" Dafa yang tidur di balik sofa mencari sumber suara tangis.

"Erika?" Dafa terkejut, sama halnya dengan Gaby dalam tubuh Rika yang matanya basah.

"Dafa?!"

"Hey, kenapa kau menangis?" Dafa jongkok menyamai tingginya dengan Gaby yang menekuk lutut Rika.

"Tidak papa. Aku hanya ingin pergi dari tubuh ini." ungkap Gaby sambil menghapus airmatanya.

"Pernahkah kau berpikir mungkin ini karma dari Tuhan. Mungkin dulu kau tidak bersyukur dengan kehidupanmu, sehingga kau menginginkan hidup orang lain. Dan ternyata? Kau bahkan tak pernah tahu orang lain itu berjuang lebih keras darimu supaya bisa survive." ceramah Dafa. "Hentikan tangismu. Selesaikan semua dengan kepala dingin."

"Sebentar, aku buatkan kau teh hangat." Dafa meninggalkan Gaby yang masih terdiam dan menuju dapur.

Gaby merenungkan setiap kata dari Dafa. Ya, mungkin benar bahwa Gaby lah penyebab kekacauan terjadi. Ia terlalu egois dengan hidupnya dan menginginkan hidup orang lain.

Sudah terlalu banyak hal yang dialami Rika dalam tubuhnya. Sudah berkali-kali nyaris mati. Mungkin ini saatnya Gaby menyerah.

"James, kumohon pertemukan aku dengan Rika." bisik Gaby dalam hati sambil memejamkan mata.

James dari sampingnya menatap sedih gadis itu. "James dengar, semoga kau sadar supaya aku bisa menghantarkanmu ke tempat layak di sana."

***

"Hey, kau bengong lagi?" tanya Dafa menggerakan tangan berharap ada respon dari lamunan Gaby.

"Minumlah..." Dafa menyodorkan teh hangat ke tangan Gaby dan gadis itu menerima. Ia menyesap teh perlahan.

"Aku tak paham dengan takdir atau apapun yang menimpamu. Tapi ingatlah bahwa seburuk apapun kehidupanmu, terimalah dan ubahlah. Walau sulit dan jika tak bisa diubah setidaknya bersyukurlah. Dengan bersyukur kau akan lebih menghargai dan menerima hidupmu."

"Kuharap, dikehidupan berikutnya kita dipertemukan kembali, Dafa." akhirnya senyum gadis itu terkembang.

Jika Rika asli tidak akan mungkin tersenyum seperti ini, pikirnya.

Mereka berdua tersenyum dan melanjutkan pembicaraan tentang..... mungkin cinta?

Continue Reading

You'll Also Like

8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
15.5M 875K 28
- Devinisi jagain jodoh sendiri - "Gue kira jagain bocil biasa, eh ternyata jagain jodoh sendiri. Ternyata gini rasanya jagain jodoh sendiri, seru ju...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.3M 295K 33
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...