Head Over Heels ; Lucas (Book...

By chomeli0304

97.1K 7.7K 2.5K

[Bahasa - AU - COMPLETED] Pernah ngerasain rasa nyesek waktu bantuin gebetan lo deketin cewe lain? Atau.. Nye... More

a/n
01 - Kesel
02 - Terulang Lagi
03 - Kado
04 - Baper
05 - Jalan
06 - Nongki
07 - Masa Lalu
08 - Lagi?
09 - Relax
10 - Tercyduck
11 - Tercyduck (Lagi)
12 - Somi
13 - Gak Kuat
15 - Curhat
16 - Semoga
17 - Jeno
18 - Tercyduck (Sekian Kalinya)
19 - Cerita
20 - Kangen
21 - Boci
22 - Klarifikasi
23 - Lalala
24 - Kelar
25 - Waduh
26 - Bingung
27 - Chenle
28 - Tanya
29 - Jeroan
30 - Waduh
31 - Drama
32 - Drama (2)
33 - Akhir Drama?
34 - Datang
35 - Overthink
36 - Balik
37 - Terbaik
38 - Terbaik (Lucas' Side)
39 - Jadian?!
40 - Berkunjung
41 - Berkunjung (Mark's Side)
42 - Teman Masa Kecil
43 - Cowok Baru?
44 - Kedai Ramen
45 - Sementara
46 - Too Hard
47 - Days Without You
48 - Double Date
49 - Chit-chat
50 - Uda Waktunya
51 - Date
52 - Same Position
53 - Mungkin Aja..
54 - Confess
55 - After That
56 - Choice
57 - Keputusan
58 - Jalanin Dulu Aja
59 - Maaf
60 - Pulang
61 - Berantem
62 - Again, Again, and Again
63 - No Other
64 - Comfort
65 - Never Let You Go
66 - Hmm
67 - (Won't) Fall for Twice
68 - Sorry
69 - Am I Wrong?
70 - Thank You (End)
Bonus Chapter.
BonChapt #1 - Cowok Lain?
BonChapt #2 - Wacana atau Rencana?
BonChapt #3 - Ups!
BonChapt #4 - Dipanggil?!
BonChapt #5 - Keputusan
BonChapt #6 - Rapat (?)
BonChapt #7 - Inikah Rasanya?
BonChapt #8 - Siapa Sih?
BonChapt #9 - The Story of Us
KUY MAMPIR :)
✨New✨
Between ✨

14 - Gak Kuat (2)

1.2K 126 72
By chomeli0304

Buat yang mengharapkan konflik di part ini, maaf kalau gak sesuai ekspektasi kalian ya.

Karena ini AU, jadi emang rada random gitu sih wkwk mohon maklum :)


Voment ya~


---



"Cas.. bisa gak sih lo gak mainin perasaan cewe kayak gini?"


Saat ini emosi gue berada di titik yang sulit dikendalikan. Gue sendiri gak nyangka bisa ngomong kayak gitu.


Lucas diam, gak langsung jawab. Dia bangun terus duduk di pinggir kasur sambil menghadap gue.


"Lo kenapa sih, Mel? Tiba-tiba nanya gitu? Emang gue uda nyakitin cewe lagi?" tanyanya dia dengan tidak sadar dirinya.


Man! Gue uda nyaris nyerah sama orang ini. Kapan sih Lucas bisa dewasa dan mikir dulu sebelum bertindak?!


Gue jadi ikutan emosi dan duduk di kasur juga. "Yah jelas lah lo bakal nyakitin banyak cewe lagi kalo begini terus! Lo gak pernah sadar ya?!" bentak gue yang masih penuh emosi.


Namanya juga Lucas, dia pasti gak mau disalahin begini.

"Anjir ya! Gue tau kemarin-kemarin gue uda nyakitin Somi. Sekarang gue cuma mau berteman lagi sama dia masa salah?! Lo gak ngerti, Mel!"


"Apaan?! Lo yang justru gak ngerti apa-apa di sini! Bahkan lo sendiri gak mikirin efek yang bakal lo alamin setelah lo baik-baikin Somi lagi!" 


Lucas mengacak rambutnya dengan kasar. "Gue gak tau, Mel, kenapa tiba-tiba lo jadi marah kayak gini ke gue?! Emang berteman sama cewe yang pernah ada kisah sama kita dulu itu salah? Terus gue harus musuhin Somi? Atau benci Somi? Gue harus banget gitu?!" tanya Lucas sambil ngebentak gue.


Sayangnya, gue bukan orang yang bisa dibentak.


Karena uda gak sanggup menjawab, gue cuma bisa nangis.

"Lo emang gak ngerti dan gak akan pernah bisa ngerti, Cas. Percuma gue ngomong kalau lo sendiri selalu mempertahankan pendapat lo! Lo selalu bilang mau berubah, tapi lo gak pernah berubah! Lo brengsek!" maki gue sambil menangis keras. 


Gue benci dibentak.


Gue gak suka dibentak.


Gue gak suka dibentak Lucas.


Gue kecewa sama Lucas.



Melihat gue menangis dengan keras, Lucas sedikit melunak.

"Mel, please. Gue gak ngerti kenapa lo tiba-tiba begini. Kenapa gak lo jelasin baik-baik ke-"


"Cukup, Cas. Gue gak mau ngomong lagi sama lo," potong gue sambil kembali ke posisi tidur sambil membelakangi Lucas.


Gue bakalan lebih sakit kalau ngelihat wajah menyesalnya saat ini.


Bisa-bisa gue bakal luluh lagi sama dia.



"Mel, maafin gue. Gue... gue gak maksud ngebentak lo kayak tadi. Cuma tadi gue-"


"Keluar, Cas," potong gue untuk kesekian kalinya.


Gue bisa denger desahan beratnya Lucas saat menghela napas.

"Serius, Mel. Cuma lo doang yang selalu ngertiin gue. Gue gak ada maksud buat-"


"Cas.. gue mohon. Keluar dari kamar gue sekarang.. please..," kata gue lebih ke arah memohon.


Gue beneran gak sanggup denger apapun lagi dari mulut Lucas saat ini. 


Dan sesuai harapan gue, Lucas keluar dari kamar gue tanpa mengatakan apapun. Setelah sebelumnya dia nyelimutin tubuh gue.


Gue gak sanggup kayak gini terus.



---



Gue membuka mata gue yang masih terasa berat. Gue yakin banget mata gue bengkak saat ini.

Setelah Lucas keluar dari kamar, gue lanjut menangis lagi sampai akhirnya ketiduran.


Gak ada yang bangunin gue juga. Orang rumah gue tau kalo gue tidur sore pasti bangunnya malam. Jadi gak ada yang bakal sadar juga kalo gue abis berantem sama Lucas.


Tok.. tok..


"Dek, bangun."


Suara berat Kak Chanyeol terdengar dari luar pintu kamar gue.

Tumben banget saudara gue uda pulang kerja jam segini. Biasanya dia lembur terus karena gila kerja.


Dengan enggan, gue menjawab, "Uda bangun kok, Kak."


Suara gue masih parau banget. Gue gak mau sampai ketauan abis nangis tadi.


Pintu kamar gue yang semula gue kira terkunci, terbuka.


Sial, gue lupa kunci lagi tadi.


"Aduh, kok kamar digelapin gini sih, Dek," omel Kak Chanyeol sambil menyalakan lampu, sehingga kamar gue menjadi terang seketika.



Gak sempat menutupi wajah, Kak Chanyeol lebih dulu menyadari keanehan dari wajah gue.

"Kamu kenapa?" tanyanya dengan tatapan penuh kecurigaan gitu.



Mampus dah. Gue paling gak bisa bohongin orang jenius macam Kak Chanyeol.


"Gapapa, Kak. Kurang tidur aja nih. Semalam begadang kerjain tugas, hehe," dusta gue ke Kak Chan.



Dia beneran langsung nyamperin gue buat ngecek mata gue dari dekat.


"Heh, jangan bohong ya. Kakak bisa bedain mata bengkak karena begadang sama mata bengkak abis nangis. Kamu kenapa nangis sampai begini?" tanya Kak Chan tanpa basa-basi.


Gue paling gak bisa bohong di depan nih orang.


"Ih, gapapa kok. Beneran begadang ini," kata gue masih berdusta. Uda terlanjur bohong, terusin aja sampai orangnya percaya.


Kak Chanyeol duduk di kasur gue sambil megang kedua pipi gue yang gak tembem.

"Meli, jangan coba-coba bohongin kakak, ya. Ayo cepetan cerita kenapa bisa sampai nangis begini. Gara-gara cowo?" tanyanya yang lagi-lagi tepat mengenai sasaran.


Tapi yakali gue langsung mengiyakan omongannya?


"Beneran kakakku yang ganteng sejagad raya! Aku gak nangis kok!" dalih gue yang gak kapok juga padahal uda ketauan bohong.


Pipi gue terbebas dari Kak Chan. Dia kayak ngehela napas gitu karena gue gak mau berterus-terang sama dia.


Sebenarnya, sejak kecil gue emang lebih dekat sama Kak Chanyeol. Mengingat gue anak tunggal dan sejak kecil bokap-nyokap selalu sibuk kerja, cuma Kak Chanyeol yang selalu ada buat dengerin gue dan ngerawat gue kayak adiknya sendiri. 


Orang tua Kak Chan, alias om-tante gue tinggal di luar negeri karena emang ngurus perusahaan yang di sana. Jadilah Kak Chanyeol tinggal di rumah gue sejak masih sekolah. 


Jisung, adiknya Kak Chan, baru tahun ini ikut tinggal di rumah gue. Beda umurnya sama Kak Chan cukup jauh, jadi dulu Jisung dititipin ke nenek gue yang tinggal di Incheon. Btw, yang saudaraan itu bokap gue sama bokapnya Kak Chan. Makanya kita deket banget sejak kecil.


Karena ortu kita pun sibuk ngurus perusahaannya masing-masing, kita jadi makin dekat.

Untung aja bokap-nyokap gue dapat perusahaan di sini, jadi gak perlu jauh dari mereka meskipun mereka sibuk.


Kadang gue kasihan sama Jisung yang jarang banget dapat kasih sayang dari orangtuanya padahal dia masih dalam masa pertumbuhan.


Kak Chanyeol pun sekarang uda kerja dan mulai sibuk. Sejak gue masuk SMA tepatnya.

Makanya gue jadi lebih dekat sama anak-anak cowo seperti Lucas, Mark, Jeno, Jaemin, dan lainnya.


Sial, gue jadi badmood lagi gara-gara nyebut nama bocah itu.



"Dek, seriusan gak mau cerita? Jarang-jarang lho kita ada waktu buat ngobrol begini," tanyanya memelas.


Gue jadi gak tega. Sebenarnya gue juga kangen sih curhat sama Kak Chanyeol.


"Hmm.. kakak lagi capek banget gak?" tanya gue sekaligus ngode minta keluar malam ini.


Kak Chan langsung mencubit pipi gue dengan gemas.

"Duh, bilang aja langsung kalau pengen diajak keluar. Bener, 'kan?" tebaknya yang seratus persen akurat.


Gue nyengir, seketika beban gue cukup banyak berkurang sejak ngobrol sama kakak gue yang paling dabest ini.

"Hehe, you know me so well, Kak!" kata gue sambil memeluk Kak Chanyeol yang langsung membalas pelukan gue saat itu juga.


"Uhh, my baby girl masih aja manja! Yaudah, siap-siap gih sana. Kakak siapin mobil dulu ya," ucapnya seraya mengelus puncak kepala gue dengan lembut.


Gue mengangguk semangat. Mendadak manja kalau sama Kak Chanyeol.



Bodo amat soal Lucas.




Tbc.

Hayooo! Yang iri dan pengen punya kakak kayak Chanyeol ngacung cobaaa! wkwkwkwk


Pengen banget punya sodara macem Chanyeol :(


Oh ya, voting dong. Setujunya cerita ini dibikin latarnya di mana?

1. Seoul, Korea Selatan

2. Jakarta, Indonesia

Vote yang bener ya! Biar ceritanya makin jelas nanti wkwkwk.


Oiya, gimana nih tanggapannya sejauh ini?

Komentar dong hehehe :3

(awas ya VionCl kalo cuma komen "voment" atau sejenisnya wkwkwk)




Continue Reading

You'll Also Like

Feedback By Silyaaa

Teen Fiction

3.7K 313 34
Judul awal : ALGHA "GUE SUMPAHIN GAK ADA CEWEK YANG MAU NIKAH SAMA ELO!" Nayla menumpahkan sumpah serapahnya. Membuat pria jangkung itu menghentikan...
320K 34.8K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
722K 67.4K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
766K 57K 52
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...