My I

By Nipa5896

175K 17K 5.9K

one-three shot otp SVT, lebih dominan SoonHoon (Soonyoung & Jihoon) bisa bergenre GS atau BxB. -soonhoon -ver... More

A Sky Full of Star (1)
A Sky Full of Star (2)
23:45 (1)
The Truth Untold
Cinderella, it's you (1)
Cinderella, it's you (2)
Cinderella, it's you (3-end)
Monochrome Rainbow (VerKwan oneshot)
Heavy Starry Chain
Heavy Starry Chain (2 - end)
RIVAL (1)
RIVAL (2)
RIVAL (3-end)
Dress Code
Thunder
Thunder (2 - SoonHoon end)
LOVE SCENARIO
LOVE SCENARIO (2)
LOVE SCENARIO (3-end)
Fight the Strom (1)
Fight the Strom (2)
Fight The Strom ( 3-end)
Truth or Dare? (JunHao)
))Sefruit promosi, bukan update((
OH MY!
Sweet Lies (VerKwan OneShot)
OH MY! (Part 2 - end)
Growing Pains
Mighty Long Fall (1)
Mighty Long Fall (2)
Chaos.myth
Magenta
When I Grow Up (VerKwan)
Let Me Know
Si Deus Me Requeit
Bukan cerita, Cuma promosi (2)
Set Fire to the Rain.
PLEDGE
PLEDGE (2)
PLEDGE (3)
PLEDGE (4-End)
VerKwan : Your Smile
LUVSICK
Canon
Broery (1)
Broery (2)
Broery (3)
Broery (4 - End)
THE EVE
SoonHoon : Sweet like a Honey Bee
SoonHoon : When You Love Someone
VerKwan : If Only
Meanie : Fool
Meanie : Fool (2)
Meanie : Fool (3 - End)
Feel My Soul
)))Sefruit Promosi bukan Oneshot(((
SoonHoon : BLESS
Mingyu : Mannequin
)))Polling Sekuel Story yang Menggantung(((
Set Fire to the Rain (Sekuel)
SoonHoon : HOSHI (1)
SoonHoon : HOSHI (2)
Chaos.myte (2)
After Rain (1)
SoonHoon : Boomerang
GyuHoon - Do You Know
SoonHoon : Good To Me (1)
SoonHoon : Good To Me (2-end)
SoonHoon : HOME
SoonHoon : KARMA
SoonHoon(+HoWoo) : MEMORIA (1)
SoonHoon(+HoWoo) : MEMORIA (2-end)
SoonHoon : Bad Habits
SoonHoon : Baby Breath
SoonHoon : Flowers
SoonHoon : Shhh (Part 1)
SoonHoon : Shhh (Part 2)
SoonHoon : White Rose
Signature Perfume no. 8 (part 1)
SoonHoon : First Love
SoonHoon : Dreamcatcher (1)
pengumuman!!
SoonHoon : Love Story (1/3)
SoonHoon : Love Story (2/3)
SoonHoon: Love Story (3/3)
promosi (lagi)
SoonHoon merman AU (one shot)
SoonHoon : Fast Pace
bertanya!
🔞 SoonHoon : Fantasy
🔞 Soon/GyuHoon : Gameboy
🔞 SoonHoon - With You (1)
🔞 SoonHoon : With You (2)
🔞 SoonHoon : With You (3)
🔞 SoonHoon : With You (4)
🔞 SoonHoon - With You (5 end)
SoonHoon Merman AU part 38

SoonHoon (GS) : Milk Candy

10.6K 546 118
By Nipa5896

My I

.

.

.

One shot stories

Of SoonHoon

( Soonyoung & Jihoon GS )

.

.

.

Milk Candy

.

.

Apa jadinya jika sobat lama yang sudah kau anggap sahabat, bukan, bahkan saudara laki-laki karena berteman dekat semenjak sekolah taman kanak-kanak, sosok yang sama sekali tidak terpintas sekalipun untuk menjadi kekasih.. tiba-tiba melamarmu menjadi istrinya tepat setelah kau baru saja di tolak oleh pria yang kau sukai selama tiga tahun?

Lee Jihoon membeku, namun bibir mungilnya bertanya lirih mengapa? Apa Kwon Soonyong sehat? sungguh, Jihoon hanya menganggap si surai merah menyala itu adalah tempat dirinya mencurahkan isi hati dan sekaligus tim penggembira disaat ia putus asa akan kisah cintanya.

"Aku kasihan padamu, 25 tahun menjomblo ji hehe"

Apa? Gila.

Jihoon mendengus kesal, sungguh candaan pria itu sama sekali tidak lucu. Bahkan cenderung mengejek dan menghina harga dirinya.

Kaki mungil Jihoon melengos melewati si pria, berjalan cepat meninggalkannya di belakang tidak peduli akan Soonyoung yang terus meneriakkan namanya.

"Hei Jihoon! Aku serius loh, ayo menikah!"

Yang dipanggil tetap kukuh berjalan maju dengan langkah lebar.
Sayangnya, langkah kaki si mungil kalah cepat dibanding tungkai ramping & panjang Soonyoung. Kedua tangan besar si pemuda mencengkram bahu gadis surai hitam sepinggul.

Menghentikan ruang gerak Jihoon, dalam pelukan erat dapat dirasakan si gadis melonjak kaget dan berusaha melepaskan diri.

"Lee Jihoon..."

Suara berat Kwon terdengar ngeri di telinga kanan Jihoon.

"Maukah kau menjadi istriku?"

Kini Soonyoung melepas pelukannya dan berjongkok di depan Jihoon.
Satu tangannya meraih kotak beludru merah di saku coat kanannya. Perlahan namun pasti ia membuka kepala si kotak merah.

Manik Jihoon melebar dengan sudut mata yang berair. Buru-buru ia hapus jejak air matanya pada lengan kanan. Menghirup kuat udara bulan februari dengan tarikan panjang sebelum ia hempas sekasarnya.

"PABBO!! AKU BENCI KAU KWON SOONYOUNG! JANGAN MELEDEKKU YA? BANGSAT!"

Satu tendangan mengenai tulang rusuk si pria hingga jatuh terjungkal dan mengerang kesakitan.

Bukan mengaduh tapi tawa lepas lah Jihoon dengar dan itu semakin membuat si mungil geram, berjongkok di samping dan dengan brutal memberi pukulan telak di sekujur tubuh.

"YAK! SAKIT! HENTIKAN--- M-maafkan aku hahahahahaha"

Soonyoung mengambil alih kedua tangan si gadis yang masih sibuk memukuli, mengkunci keduanya agar berhenti memberi rasa sakit.

Kwon tersenyum tipis, sangat tipis.
Ia sadar sudah sangat keterlaluan mengerjai sahabatnya yang baru patah hati. Netra sipit itu memutar mencari kotak beludrunya yang terlempar di sisi kiri mereka dan menatapnya nanar si kotak beserta isinya...

Bukan cincin berlian.

Bukan juga emas dengan batu Ruby.

Bahkan emas putih dengan ukiran.

Hanya sebungkus permen susu rasa vanilla.

Ya, hanya sebungkus permen.

Mungkin hal ini yang membuat si gadis naik emosi dan merasa dipermainkan, lamaran macam apa yang menjadikan permen susu sebagai mas kawin pengikat?

Jihoon pasti menganggapnya hanya main-main. Terlebih keduanya sahabat sejak kecil, yang sudah paham betul baik-buruk kelakuan masing-masing.
Di tepuknya pundak sempit gadis Lee, kali ini dengan senyum mengembang.

"Hey, jangan marah mini kumamon"

"AKU BUKAN MINI KUMAMON!"

"eh? Kau adik si judes Sugamon-hyung, jadi kau itu versi mininya"

Kembali emosinya meledak karena ejekan tak henti-henti dari Soonyoung.
Jihoon lelah bertengkar dan mencoba berdiri, kembali berjalan dengan langkah lemah.

Soonyoung hanya memperhatikan Lee Jihoon yang semakin menjauh, tanpa menoleh dan menghilang di belokan kanan, menuju arah rumah mereka.

.

.

.

Setelah ditinggal Jihoon, Soonyoung ikut berjalan gontai dengan kekehan khasnya.

Manik segarisnya menatap sendu kotak beludru yang terbuka. Mengambil isinya dan merobek bungkus itu kemudian si permen susu ia masukan dalam mulutnya. Lidah tak bertulang mulainMenyesap manis dari gula-gula perisa caramel vanilla itu.

Bukan tanpa alasan mengapa Kwon lebih memilih melamar dengan permen dibanding cincin. Bukan juga Soonyoung tengah bermain-main untuk mengerjai Jihoon.

Bukan.

Permen adalah hal pertama yang selalu Jihoon bawa dan gadis itu sukai. Kemana pun ia pergi, permen ini selalu memenuhi tas dan sakunya.

Bahkan dulu sekali Jihoon yang mendeklarasi permen merek 'Hoshi Miruku-star' menjadi permen terfavoritnya karena itu benda yang diberikan Soonyoung pada dirinya di pertemuan pertama mereka.

Sejak sekolah gadis pendek itu menolak jika diminta memakai perhiasan, kecuali anting (karena ingin terlihat swag seperti Yoongi-oppa).

Lamarannya bukan hanya iseng. Perasaannya sepihaknya sudah terlalu lama ia pendam. Mungkin sejak kelas 4 sekolah dasar Soonyoung mulai meliliki rasa, Memang hanya cinta ala bocah ingusan tapi semakin keduanya beranjak remaja dan tumbuh dewasa bersama, ia menyadarinya, Soonyoung mencintai Jihoon sebagai wanita.

Bukan teman semasa kecil atau teman sekelas ataupun sahabat. Siksaan batin semakin besar saat tiga tahun lalu Jihoon memaksa tinggal bersama dalam satu atap.

Gadis itu luntang-lantung di ibukota tanpa kerabat terlebih harga uang sewa apartemen di Seoul tidak murah. Selama tiga tahun itu pula ia harus kembali memendam dalam-dalam perasaanya saat mengetahui Jihoon jatuh hati pada senior di kantor.

Choi Seungcheol pria tampan dan mapan dengan posisi jabatan tinggi di usia belia. Ia selalu mendukung, ikut senang dan menjadi pendengar baik semua curhatan Jihoon tentang si pria keturunan Pakistan.

Cemburu? Sangat.

Namun ia berhasil menutupi dengan segudang pekerjaan. Apa ya, semacam pengalihan perasaan kalut dan sakit hati.

Seminggu lalu Lee Jihoon bertekad akan menyatakan cintanya tepat di hari valentine. Lokasi di taman Naksan, pukul 7 malam dan Jihoon akan menghadiahi pria idamannya dengan sarung tangan rajutan sendiri.

Semua Jihoon beberkan bahkan memamerkan hasil karyanya di depan Soonyoung. Hanya tepukan tangan dan seruan penyemangat yang ia balas.

Sisanya patah hati.

.


Pintu depan flat mereka terbuka, di sana Soonyoung melihat sepatu boots Jihoon tergeletak asal-asalan-- syukurlah Jihoon sampai rumah mereka dengan aman.

Kwon sengaja meredam suara langkahnya dan melangkah hati-hati takut si singa kecil kembali sensitive.
Pintu kamar Jihoon tak sepenuhnya tertutup, dari jarak satu meter di depan pintu Kwon mengintip keadaan gadis itu.

Terlihat bayang-bayang Jihoon duduk tengkurap di meja kerjanya. Suara sesengukan menggema hingga keluar.
Kwon mendengus.

Beralih menuju dapur memanaskan air untuk menyeduh teh madu plus jahe, ini ramuan ampuh untuk si kecil Jihoon saat tidak enak badan.

Dengan was-was ia memasuki kamar si gadis tanpa mengetuk permisi. Ini sudah menjadi kebiasaan keduanya.

Diletakannya cangkir teh di meja samping single bed Jihoon. Mendudukan diri di kasur si gadis dengan tatapan menyesal pada pundak sempit yang masih gemetar.

Soonyoung membaringkan diri seenaknya, menatap langit-langit kamar bercat putih itu. Netra si pria menerawang jauh hingga tanpa sadar jihoon sudah berbalik arah menatapnya.

"Kenapa ke sini?"

Kwon bangkit, kembali duduk balas menatap tepat pada manik lembab si gadis Lee.

"Menghiburmu? Kubuatkan teh dengan madu dan jahe. Perlu kutambah permen susu agar manis?"

"Menyebalkan! Pergi sana.."

Jihoon melempari lelaki divdepannya dengan novel-novel picisan. si korban mengaduh kesakitan dan menghindar.

"Hey! Hentikan Lee Jihoon!"

"Tidak mau sebelum kau keluar dari kamarku"

"huh? Oke aku akan tetap disini-- YAK! SAKIT!"

nyaris jangkar tajam mengenai bahunya karena Jihoon semakin brutal.

"Hentikan Jihoon atau kau ingin kucium agar berhenti?"

Seperti mesin lawas, mendadak tangannya serat, berhenti dengan pot kaktus elastis digengaman. Manik si gadis kembali melotot, menatap nyalang dan berbalik membelakangi.

Si rambut merah mendecik, mengusak surainya dan kembali berbaring.

"Jihoon, apa menurutmu lamaranku tadi terdengar main-main?"

Tanpa berbalik jihoon menyahut keras.

"Menurutmu?! Kau jahat Kwon! Seharusnya kau menghiburuku bukan meledekku!"

Napas berat Soonyoung terdengar parau dan siap membalas.

"Kau paham seperti apa aku, ya begitulah caraku menghiburmu"

"Tapi itu tidak lucu Kwon- bodoh -Soonyoung!"

"Apa permen tidak seindah cincin?"

"Dari harganya pun beda kwon!"

"Kupikir kau lebih menyukai permen dibanding perhiasan semacam itu"

"Apa?"

Pelan Jihoon berbalik, mengamati si pria yang masih terlentang menatap ternit yang mulai mengelupas.

"Kau selalu bilang lebih suka permen manis dan membenci perhiasan mengkilat seperti cincin atau kalung ji"

"T-tapi untuk sebuah lamaran-"

Soonyoung duduk cepat di pinggiran kasur, mengeluarkan belasan permen yang tersimpan di saku celana kanan-kiri.

"Apa artinya jika aku melamarmu dengan cincin berlian kau akan senang dan menerimaku?"

Manik hitam Kwon menerawang dalam pasang mata sehitam malam si manis Lee Jihoon. Mengulang pertanyan melalui telepati, kwon memohon secerca harapan.

"B-bukan begitu..."

"haah, oke aku mengerti. Kau masih menyukai senior Choi meski baru di tolaknya. Mana mungkin hatimu langsung beralih denganku, benar? Ahahaha. Aku jadi merasa bodoh..."

Kedua alis jihoon bertaut, masih terlihat bingung dengan tuturan si surai merah.

"Jihoon.. Jika aku mengatakan sudah lebih dari 15 tahun menyukaimu-ah mencintaimu, apa kau percaya?" memang pembawaan Soonyoung yang santai dan mudah mengendalikan emosi, nada bicaranya pun saat ini terdengar sangat santai tanpa beban bahkan diakhiri kekehan.

tapi sungguh, saat ini Soonyoung mati-matian menjaga detak jatung yang tak karuannya atas pernyataan cintanya sendiri. ayolah, memang dia pria easy going tapi untuk hal semacam ini terbilang baru, bahkan pertama. Susah payah 15 tahun dipendam, toh sudah terlanjur bocor, ya maka buka saja semuanya.

Gadis Lee bedecik kesal, tak mudah ia percaya dengan ucapan Kwon, kadang Soonyoung susah ditebak.

"Jangan becanda Kwon"

"Menurutmu? Menurutmu semua yang telah kulakukan ini terlihat becanda dan main-main?"

Tidak, jangan terbawa emosi, Soonyoung.

"Siapa orang yang menggendongmu saat patah tulang karena jatuh dari sepeda? Siapa orang yang membantumu mengejakan pr setiap hari saat pulang sekolah dulu? Siapa orang yang membantu mencarikan ponselmu saat hilang di stasiun? Siapa orang yang berbaik hati memberi kamar dengan uang sewa rendah tanpa melarang kau membawa teman-temanmu? Siapa orang yang kau ajak curhat setiap hari tentang lelaki impianmu hingga kau tertidur dan menggotongmu ke kasur ini?"

Lagi-lagi manik kecil Jihoon berkaca-kaca, membuang mukanya kesamping dengan gumaman pelan.

"kau..."

Meski lirih namun terdengar dan membuat Soonyoung tersenyum kecut.

Kwon bangkit berdiri mendekat, menepuk puncak kepala Jihoon berkali-kali dan berganti belaian lembut.

"Maafkan aku yang terdengar egois karena mencari kesempatan dan tidak memahami perasaamu disaat terpuruk"

Ia berjongkok memperhatikan paras manis Jihoon yang mendadak memanas.

"Lee Jihoon, aku mencintaimu hehe"

Lagi-lagi tawa palsu.

Jihoon benci Soonyoung yang selalu berpura-pura.

Bolehkah ia jujur?

Bukan Jihoon tidak peka, ia tahu dan paham akan perasaan lebih dari Soonyoung. Hanya saja ia takut jika ia memendam rasa yang sama, lalu menjalin kasih namun berakhir putus, maka pertemanan yang mereka bangun lama akan rusak, seperti kisah Wonwoo dan Mingyu yang harus rengang karena putus.

Jihoon takut hal yang sama terjadi padanya. Baginya Soonyoung adalah sahabat, roommate dan teman hidup nya.

Selama tiga tahun terakhir ia mencoba mencintai senior kantornya sebagai pelarian. Perlu diketahui, sejak masa sekolah menengah hingga kuliah diam-diam ia pun memendam perasaan yang sama pada Soonyoung.

Sekali lagi, ia hanya takut.

Takut kehilangan Soonyoung.

.

.

.

Jemari lentik Kwon mengusap sisa air mata di pipi tembam Jihoon. Tersenyum hangat menenangkan dan memeluknya dalam dekapan dada.

Hangat.

Nyaman.

Dan sangat Jihoon butuhkan.

.

Dekapnya terlepas saat Soonyoung berdiri mengambil langkah mundur.

"Aku tidak akan memaksamu menerima lamaranku. Ahaha. Kita impas, di hari valentine sama-sama patah hati"

Tawa renyah menyedihkan membuat roma leher Jihoon berdiri ngeri. Menggeleng sangat lemah dengan bulir air mata yang deras.

"Aku belum menjawab iya atau tidak Soonyoung!"

Alis rapi Soonyong terangkat menyelidik.

"eoh? Oke, jadi apa jawabanmu?"

Rona dipipi si gadis semakin tebal, panas dan memalukan jika harus berucap jujur.

"Beri aku waktu..."

"Oke, satu menit"

"Apa?!"

"30 detik"

"H-hei!"

"Sudah lewat 10 detik---"

"K-kwon Soonyoung!!"

"Iya Jihonnieku?"

"S-sialan kau..."

"Tersisa 10 detik- 9, 8, 7 ,6----"

Tanpa terduga si gadis melompat menerjang dengan membekap mulut Soonyoung dengan jemari mungilnya. Memintanya berhenti berhitung karena hal itu semakin membuat isi otaknya kosong.

"Wak-waktu habis--- "

Kekehan gemas kembali membuat panas seluruh permukaan kulit wajah Jihoon. soonyoung akhirnya diam menantikan jawaban.

Lima menit terlewat percuma karena gadis Lee hanya menutupi wajahnya dibalik bantal.

"Jihoon?"

"hmmm"

"Jadi? Menerima lamaranku?"

"E-entah-"

"Kau ragu-ragu?"

"Hmmm"

"Kenapa?"

"K-karena, cih! Sungguh Kwon, beri aku waktu... beri aku waktu untuk kembali men- mencoba.. men--mencintaimu"

Kepala mungil Jihoon semakin tenggelam dibalik bantal motif kumamon.

"Eh? Apa? Kau pernah mencintaiku? Kapan??"

"Saat smp hingga k-kuliah"

"Sungguh?! Daebak"

Pipi tirusnya ditepuk keras-keras mencoba menerima fakta bahwa pernyataan dari Jihoon adalah nyata.

"Yak! Kenapa menampar diri, kwon!" jemari mungil Jihoon mencegah si pria semakin menampar meski pipi si pria sudah sangat merah karena pernyataan tak terduga dari Jihoon.

"Hey.. kalau begitu, kita akan menikah?"

"m-menurutmu?"

"Ayo lakukan!"

Satu pukulan mendepak tepat kepala tak berotak itu, gemas sungguh! pernikahan bukan hal yang mudah dan enteng. Ini masalah pengabdian seumur hidup, janji suci dengan ikatan atas nama cinta.

"Jangan main-main dengan pernikahan Kwon!"

"Aku lebih tidak suka bermain-main dengan title pacaran ji dan lamaranku sendiri atas dasar kesungguhan dan cinta tulusku ji...." Soonyoung mulai berdrama operas sabun, akting pria itu sungguh payah.

Jihoon salah tingkah, beranjak dari kasur karena mendadak udara di kamar terasa panas dan pengap. Lengan gadis itu tertarik dipaksa duduk kembali. satu kecupan singkat mencuri cium di bibir mungilnya.

Ciuman pertama Jihoon.

Hanya ada kecupan ringan dan lumayan lembut tak menuntut, namun bertahan lama. Selepasnya tautan mereka, wajah si mungil benar sudah sepenuhnya merah. Si pelaku hanya senyum manis dan asik membelai pipinya.

"Aku janji akan menjagamu dan melindungimu, menemani hari susah senangmu bersama, membangun keluarga kecil kita, menjadi teman sekaligus pria yang bisa kau andalkan, jadi, maukah kau menikah denganku Kwon Jihoon?"

Kalimat panjang tadi semakin membuatnya gelagapan, bingung dan panik namun hati terasa senang luar biasa.

Kwon paham, butuh waktu buat gadis itu sadar sepenuhnya dan mampu menjawab, jadi dia memberi jeda waktu.
Sekitar 20 menit atau lebih akhirnya Jihoon mengangguk mengiyakan.

Nyaris saja Soonyoung meledakan rasa gembiranya dengan kata umpatan "FUCK YOU SEUNGCHEOL, TERIMA KASIH SUDAH MENOLAK JIHOON" jika tak ingat suasana kini masih dalam rona romansa merah jambu.

"Oke-- mulai sekarang aku akan menjaga diri dari godaan untuk tidak menyentuhmu berlebihan hingga hari pemberkatan yang sah hehehe"

Meski berjanji suci tapi tetap saja Soonyoung berani mencuri kecupan singkat di bibir. Kwon melompat turun, berjalan menuju pintu kamar dengan tawa keras tak jelas, tubuh besarnya bersandar pada kusen pintu.

"Tapi--- pengecualian malam ini, boleh kan tidur bersama? Hanya tidur, aku berjanji---"

"TIDAK AKAN!" lemparan bantal mendarat mulus di dahi terbuka Soonyoung. Si pria melenggang kabur ke kamarnya dengan tawa terbahak, sampai akhirnya suasana kembali hening seperti sebelum Soonyoung kembali.

Keheningan ini membuat Jihoon kembali memproses semua hal random yang terjadi hari ini.

Ting!

Deting pesan masuk di ponsel membuyarkan lamunan, Jihoon membuka pesan masuk dan kaget setengah mati karena berisi kejutan lain.

Cepat-cepat ia meraih gelas teh jahe-madu buatan Soonyoung.
Mengaduk-aduk dengan sendok teh dan menemukan 'itu'.

Kwon Soonyoung memang aneh, pria itu selalu punya celah untuk menggoda Jihoon.

"KWON SOONYOUNGGGGGG BODOHHHHHHHH!"

.

.

.

.

From: Siluman Harimau

"Saat meneguk teh nya, hati-hati sayang.

Cincin lamaranku terlalu mahal! Sepasangnya seharga mobil Tesla milik kakak judesmu.

Hahaha nado saranghae"

.

.

.

.

FIN

.

.

Annyeong nipa kembali dengan cerita baru---

kali ini bukan YoonMin / TaeKook, tapi dari idol & fandom Nip satu lagi, yaps, Seventennnn / carat~

Serius, udah lama bgt pen nulis cerita otp2 nip di SVT, tp baru kesampaian sekarang~

ohy, btw opt nip di SVT itu SoonHoon & VerKwan~ <3

btw, gomawo buat kalian yg udah baca~ ^^

maaf2 kalau masih ada typo dimana2 TT

pokoknya gumawo~

Continue Reading

You'll Also Like

1M 83.1K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
91.9K 13K 28
Renjun mengalami sebuah insiden kecelakaan yang membawa raganya terjebak di dalam mobil, terjun bebas ke dalam laut karena kehilangan kendali. Sialny...
99.3K 12K 37
'benci bisa jadi cinta loh, cantik' 'apaan, diem lu' 'aduh, malu malu ih si geulis' 'gue laki ya, jangan main cantik-cantik lu' 'tapi lu emang cantik...
70.9K 14.5K 161
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...