Rika POV
Aku menggeliat malas, tubuhku serasa remuk. Saat aku menguap, aku seperti menyentuh sesuatu yang hangat.
"Hmmm... apa ini?" aku meraba dengan tanganku. Kenyal dan empuk. Aku meremasnya sedikit.
"Aaaaawwhhh! Apa yang kau lakukan?!" suara lelaki.
"Siapa kau?!" aku langsung terbangun. Ah aku baru ingat kejadian tadi malam. Betapa murahnya aku.
"Hari ini kita tak usah masuk sekolah." putus lelaki itu sambil menarik selimut dan merangkul tubuhku menghadap ke arahnya. Wajahnya benar-benar tampan. Sempurna. Wajar, dia asli Korea. Wajah khas Koreanya benar-benar memikatku.
"Kau memikirkan apa? Jangan menatap penuh nafsu padaku. Aku tahu aku tampan."
"Iyuuuhh... males banget!" kupukul kepalanya dengan bantalku. Ia terkikik, masih memejamkan matanya. Tak lama aku bisa mendengarkan dengkurannya lagi.
"Apa yang kau lakukan?!" suara itu seperti aku kenal. Gawat!
"James!" desisku pelan. Takut terdengar Taehyung.
"Kau akan ku kembalikan ke tubuhmu segera. Bulan ini kupastikan kau kembali. Namun memori kau dan Taehyung tak akan ada lagi. Jadi, bersenang-senanglah sebelum kau pulang." kemudian James pergi meninggalkanku.
"Memoriku dan Taehyung akan terhapus..." pikirku dalam diam. Aku menatap lelaki di sampingku dan kemudian aku memeluknya erat. Aku kok gak rela asdfgh?!(:!/&
***
Author POV
Sekitar jam setengah tiga sore, mereka berdua terbangun. Taehyung memutuskan untuk bersih-bersih, dan Rika sendiri mandi di kamar mandi lain. Hotel milik keluarga Kim ini sangat besar, jadi wajar fasilitas yang ditawarkan berbeda dengan hotel lainnya. Masing-masing kamar dilengkapi dengan ruang sauna dan private gym. Pokoknya benar-benar mewah.
Setelah mandi, hanya mengenakan bathrobe saja, mereka menikmati makan siang yang sudah tersaji.
"Tae, aku ingin mengajakmu duel." ungkap Rika dengan tiba-tiba.
"Uhuk.." Taehyung tersedak dan segera mengambil gelas minumnya. "Bukankah semalam itu duel ternikmat? Kau ingin lagi?" Taehyung menatap gadis di depannya dengan lirikan nakal.
"Bukan itu! Aku harus mengalahkanmu."
"Sebentar. Duel yang kau maksud seperti yang waktu itu?" Taehyung menghela nafas. Ia tak habis pikir dengan kegilaan Gaby. "Kau kan sudah kalah. Apa tujuanmu? Kenapa kau ingin mengalahkanku?"
"Aku tak bisa bilang sekarang. Besok, aku tunggu kau di lapangan partai dekat sungai. Kuharap kau datang." putus Rika berusaha menyembunyikan kesedihannya.
"Baiklah, jika itu bisa membuatmu lega." jawab Taehyung singkat. Mereka melahap makanan tanpa nafsu dan terbang dalam pikiran masing-masing.
***
Kamar Gaby
Rika menghempaskan tubuhnya di atas kasur empuk milik Gaby. Sudah cukup lama ia terjebak dalam tubuh ini. Ia ingin pulang. Ia rindu dengan Mamahnya. Ia rindu masa lalunya yang berbahaya. Tubuh Gaby tak setangguh tubuhnya dulu. Akurasi pukulan Gaby tidak seakurat tubuhnya dulu. Ia juga sudah lama tidak bertarung. Rasanya, ia harus mencari kelinci percobaan.
Rika memutuskan pergi keluar rumah. Saat berjalan, ia melihat pemandangan menyebalkan. Sekelompok pemuda memalak anak SMP dengan sebuah pisau di leher anak itu. Entah apa yang merasuk, Rika mengambil sebuah botol di dekat tong sampah, mengendap-ngendap menghampiri si penodong.
Praaang... botol mengenai kepala penodong dan darah mengalir.
"Cepet kabuuur!!!" teriak Rika dan dengan segera anak-anak SMP itu lari.
"Brengsek lo, jab*ay! Minta dihajar."
Bug...bug...tak...tak...punch...punch...
Pukulan demi pukulan dilayangkan Rika melalui tubuh Gaby. Tak percuma tubuh ini mendapat sedikit latihan. Walau tak sekencang dulu, namun pukulannya cukup membuat lawan K.O.
Tanpa disadari dari kejauhan sosok itu memperhatikan perkelahian di depannya. Pukulan itu terasa familiar. Gadis itu mematikan lawan dengan menyerang bagian vital seperti perut, tulang kering, dan area kemaluan. Pukulan dan gerakannya persis. Bahkan sama dengan gadis yang pernah mengisi harinya.
"Woy, Ger. Bengong aja." seseorang menepuk punggung pria itu dan dibalas tatapan tajam sambil menunjuk ke arah sumber perkelahian.
"Gue gak percaya ini..." ungkap Satya.
"Apalagi gue. Ini bukan hanya mirip, tapi gue yakin, itu dia. Hahaha." Gerry tertawa terbahak-bahak.
"Ger, tapi itu bukan dia." Satya berusaha menyadarkan Gerry. Gerry menatap Satya tajam.
Ia kemudian bangkit dan menghampiri perkelahian di depan. Gerry menghampiri gadis yang mulai kepayahan karena dikepung gerombolan penodong.
"Butuh bantuan?" tanya Gerry sambil menatap mata milik Gaby.
Rika sendiri terbelalak menatap Gerry, sahabatnya. Ia melihat gerakan Gerry sambil bangkit berdiri. Tulang jarinya sepertinya retak karena bengkak akibat injakan si tukang palak brengsek. Gerry sendiri sudah menghabisi kawanan penjahat di depannya dengan cepat. Ia tahu, Gerry tak bisa mengontrol emosinya. Ia bisa membuat musuh sekarat bahkan...meninggal.
"Udah, udah cukup!" lengan milik Gaby menarik tangan Gerry untuk segera pergi.
"Kalo lo ganggu dia lagi, gue pastiin lo akan mati di tangan gue." bisik Gerry yang dibalas tangisan oleh penjahat di bawah kakinya. Tubuh penjahat dan kawanannya sudah babak belur dan sekarat dibuat oleh Gerry dan Rika. Akhirnya suara sirine polisi mendekat dan mereka berdua berlari kabur menjauh dari lokasi kejadian.
***
Hai hai hai...
Aku lagi lumayan cepet nih updatenya. Seneng banget bisa menyapa kalian. Semoga tetap enjoy dengan cerita ini. Supaya lebih semangat, mau kasih foto Taehyung dulu 😊😍😎
-Istrinya Taehyung-
18/01/2018 22:01