Pejuang LDR

By twinsza

112K 3.2K 227

Banyak cibiran, banyak larangan, banyak pantangan, banyak godaan. Itu yang dirasakan seorang gadis cantik ber... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33

PART 27

2.4K 79 12
By twinsza

Matahari tau waktunya terbit
Bulan tau waktunya muncul
Cuma kamu yang tidak tau kapan waktunya datang

.......

"Eh mau kemana, neng. Mampir sini dulu." Teriak Agung kepada tetangga sebelah rumah Farhan yang sepertinya habis belanja di warung karena membawa tentengan plastik yang lumayan besar.

"Thal, sini dulu." Kini giliran Farhan.

Thalia ini gadis cantik yang tinggal tepat di sebelah rumah Farhan. Agung memang sering menggodanya kalau Thalia sedang lewat.

Mata Niko melirik sekilas gadis tadi. Kini Thalia sedang berjalan kearah mereka meng-iya-kan panggilan Farhan.

"Ada apa sihhh. Panas gini." Keluh Thalia. Umurnya memang hampir sepantaran dengan Farhan. Hanya saja dia satu tahun dibawah Farhan.

"Nihh, ada yang mau kenalan." Farhan menunjuk Agung.

Terlihat Agung sudah mengulurkan tangannya hendak menyapa tangan Thalia.

"Kenalin, Thalia."

Niko yang sedang diam bermain HP itu mendongak. Tangan Thalia sudah ada di depan matanya.

Niko tampak keheranan. Dilihatnya tangan Agung yang masih menggantung di udara tanpa balasan dari Thalia.

"Kan, yang ajak kenalan dia?" Kata Niko pada Thalia. Matanya melirik ke arah Agung.

"Maunya kenalan sama kamu."

Niko heran lagi. Gadis ini sungguh sangat punya nyali yang tinggi.

"Sabar ya, bro." Farhan mengelus-elus dada Agung. Wajahnya dipasang setengah mengejek seolah dia mengasihani Agung namun juga ingin tertawa.

Agung hanya bisa pasrah. Memang wajahnya tidak setampan kedua sahabatnya itu.

Tangan Niko membalas uluran tangan Thalia sekilas. Niko senyum seadanya untuk menghargai sedikit keberanian gadis tadi.

"Niko." Jawabnya singkat.

"Dah ah, pulang dulu yaa." Thalia berjalan membelakangi ketiga orang itu.

Sepertinya Thalia memang sudah malas dengan Agung karena setiap kali lewat pasti digoda.

Langkah Thalia berhenti. Dia berbalik badan. "Farhan, ntar telfon ya." Tangannya membentuk seperti telfon dan ditempelkan ke telinganya.

"Iya. Yaudah sana pulang."

Setelah mendengar jawaban Farhan, Thalia melanjutkan langkahnya.

"Kayanya dia suka deh sama Niko." Tebak Agung.

"Ngarang. Ngga lahh."

"Gapapa kali, bro. Dia cantik. Lebih cantik dari Resha."

Kedua laki-laki di depannya langsung serempak menjawab bersamaan.  "Cantik Resha, lah."

Agung kaget mendengar jawaban spontan dari teman-temannya. Kalau Niko, sih wajar. Tapi Farhan?

"Cantik, Han?"

"I-iyaa cantik lah. Masa cewek ngga cantik."

Farhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya bener tuh. Thalia sama Resha emang cantikan Resha." Bela Niko.

"Ya tau lahh. Namanya juga jatuh cinta."

Agung menyindir kedua temannya itu. Farhan jadi salah tingkah, tapi Niko seolah tidak menghiraukannya.

.......

Kantin hari jumat cukup ramai. Hari jumat adalah satu-satunya hari dimana siswa Nusa Bhakti pulang lebih awal dari biasanya.

Resha dan kedua sahabatnya sedang menunggu gerbang di buka karena pelajaran terakhir kebetulan kosong.

Keuntungan berlipat dihari jumat kalau pelajaran terakhir kosong.

Ketiganya kini berada di kantin Mak Sri. Teh botol dan bungkus jajanan kosong masih ada dimeja karena memang sengaja belum di buang oleh ketiganya.

"Cieeeee, yang bentar lagi mau sweet seventeen."

"Enaknya di acarain apa engga, ya?" Jawab Resha.

3 minggu lagi adalah hari ulangtahun Resha. Dan tidak seperti teman-temannya, 17tahunnya akan dirayakan kecil-kecilan saja.

"Dirumah aja kali, Sha. Biar ngga usah ribet kudu boking ini itu." Saran Sisi.

Oky sebenarnya sudah menyarankan ke tempat yang sama saat dia merayakan ulang tahunnya dulu. Tapi memang tempatnya terlalu mahal.

Sebenarnya memang tujuan Resha merayakan ulang tahun hanya seadanya saja, tanpa perayaan yang mewah seperti Oky atau teman-teman lain seusianya.

"Kalau engga iya bener di rumah aja, Sha."

"Tapi gimana caranya ulangtahun Anak SMA ngga sama kaya anak SD karena di rayain dirumah."

Bukan tanpa alasan Sisi berbicara demikian, bulan lalu teman satu kelasnya merayakan ulangtahun di rumahnya. Tapi dekornya sangat mirip seperti anak SD yang sedang berulang tahun.

Sedangkan di rumah Resha tidak ada halaman yang luas.

"Serahin sama aku. Kalau cuma buat ngedekor, ntar biar urusan aku." Oky mengajukan diri.

"Kita pake MC yang rame. Itu aja sih biar ngga kelihatan kaya acara anak kecil."

Resha mengangguk setuju. Hal ini memang sudah di bicarakan Neni dan Fino jauh-jauh hari. Tentu saja dengan anggaran yang tidak terlalu tinggi.

"Alin siap bantu loh gimanapun rencananya." Kata Alin tiba-tiba.

Rupanya bel pulang sekolah memang sudah berbunyi. Jarak antara parkiran dengan kantin cukup dekat. Mungkin Alin akan menuju parkiran lalu tidak sengaja melihat kakaknya, makanya dia mampir.

Resha sudah tau kalau hari ini Alin pulang dengan Gilang. Terbukti sekarang Gilang sedang mengekor di belakang Alin.

"Mau pulang sekarang, Lang?" Tanya Resha.

"Iya kak. Kakak pulang sama siapa?"

"Sendirian nih. Sana buruan pulang."

"Sama Kak Resha aja deh. Alin tinggal sini aja. Udah biasa dia sendirian." Canda Gilang.

Resha beranjak hendak menggoda adiknya yang sepertinya sudah paham dengan sifat Gilang.

"Yuk." Keduanya berjalan namun Alin masih biasa saja.

"Udah sana jalan. Alin bisa nebeng cowok lain."

"Jangan dong, cantik. Yuk pulang." Gilang menarik tangan Alin kemudian menggandeng tangannya.

"Kak, Alin pulang dulu, ya." Alin pamit dengan kakak dan kedua teman kakaknya. Gilang juga melakukan hal yang sama.

Setelah Alin pergi, ketiganya berdiri hendak meninggalkan kantin. Sampah yang tadi ada di meja dibuang ke tempat sampah.

"Mak, pulang dulu yaaa."

"Makasih yaa." Jawab Mak Sri sedikit berteriak karena ketiganya sudah berjalan meninggalkan kantinnya.

Oky menghampiri Gio yang sedang berjalan di parkiran. Karena jarak kantin dan parkiran dekat, Oky memutuskan untuk ikut dengan Gio ke parkiran.

Kini Sisi dan Resha sedang menuju gerbang depan. Jaraknya lumayan jauh. Karena kantin ada di bagian belakang sekolah.

Sepanjang perjalanan mereka masih membicarakan soal rencana ulangtahun Resha.

Dekorasi sudah siap karena kalau diurus Oky pasti semua beres. Isi acara juga sudah dijamin Oky karena dia punya kenalan MC bagus. Tinggal undangan, pakaian dan makanan yang belum dibereskan.

Neni tidak akan keberatan jika harus memasak sendiri. Tapi sepertinya Resha akan menyarankan untuk memesan saja. Kasihan Bundanya kalau harus capek-capek masak banyak sendirian.

Sebenarnya Alin dan Resha pasti akan membantu. Tapi tidak mungkin saat Hari-H Resha bisa membantunya, kan?

Resha naik angkot yang sedang berhenti di depan gerbang meninggalkan Sisi yang sedang menunggu Dhani.

Tiap hari memang Sisi di jemput. Jarak sekolahnya memang lumayan jauh. Tapi rumah mereka dekat. Hanya beda perumahan saja yang cuma di pisahkan jalan raya. Ya, perumahan mereka berseberangan. Makanya Dhani tidak pernah keberatan untuk menjemputnya.

.......

Keluarga kecil yang sedang berkumpul di ruang tamu masih membicarakan soal ulangtahun Resha yang kini tinggal 2minggu lagi.

Resha memutuskan untuk mengundang teman sekelasnya dan atas saran dari Oky, Niko dan teman-temannya juga akan diundang.

Tidak ada kartu khusus yang dibuat Resha. Hanya undangan informal lewat group kelas dan lewat WA saja.

"Besok tanggal 13 Febuari dateng, yaa kerumah Resha. Ada acara jam setengah 7 malem."

Begitu katanya saat mengirim pesan pada teman-temannya.

Urusan makanan sudah beres. Neni memutuskan untuk mengikuti saran dari Resha agar memesan makanannya.

Tinggal urusan pakaian. Resha tidak begitu ambil pusing karena acara ini akan diadakan sederhana. Maka Resha akan memakai baju seadanya saja.

Notification ponsel Resha berbunyi.

Memang sejak tadi group kelas Resha sedang ramai. Tapi memang sengaja Resha silent group kelas itu.

Berarti ada pesan balasan yang masuk menjawab undangannya.

Kak Farhan : Mau kado apa nih?

Tidak banyak berpikir, Resha langsung membalas pesan itu.

Me : Kadonya dateng aja kak. Hehe

Satu, dua, tiga detik centang dua itu sudah berwarna biru.

Kak Farhan : Bohong banget lah. Dasar cewek. 😝

Resha memang tidak berniat untuk meminta barang apapun dari teman-temannya. Kalau ada yang membawa kado, berarti itu hanya sebagai bonus untuk ulangtahunnya kali ini yang memang baru sekali dirayakan.

Dulu, tiap ulangtahun, Neni dan Fino akan membelikan hadiah untuknya. Tapi makin dewasa umur Resha, kebiasaan itu sudah berganti menjadi doa baik untuk putri cantiknya.

Resha tidak biasa menerima hadiah ulangtahun. Apalagi dari seorang pacar. Wong pacaran aja baru sekali udah langsung putus.

Obrolannya dengan Farhan masih berlanjut. Niko dan Agung juga sudah mengkonfirmasi kalau bisa datang hari itu.

Kedua sahabatnya juga akan menggandeng pacar mereka saat ulangtahun Resha nanti.

.......

Toktoktok!

Neni berjalan ke asal suara. Pintu di buka dan dia mendapati seorang kurir dari jasa pengiriman barang sedang ada di depan pintu rumahnya.

"Dengan, Bu Resha?" Tanya kurir itu.

"Oh bukan, Mas. Saya bundanya. Ada kiriman buat Resha?"

"Iya, bu. Tolong tanda tangan disini, ya."

Kurir tadi menyerahkan satu lembar kertas dan bolpoin ke Neni. Dia menandatanganinya dan menyerahkan kembali kertas itu pada si kurir tadi.

"Oh iya, bu. Sesuai permitaan dari pengirim, setelah barang sampai, kertas ini saya bawa lagi yaa."

Kurir itu mencopot kertas yang tertempel di bungkusan paket tadi.

"Mas. Ini isinya apa? Nanti kalau bahaya gimana?" Neni heran karena tentu saja Neni tidak bisa melihat dari siapa barang itu dikirim.

"Tenang aja, bu. Sudah kami pastikan isinya aman. Dan nanti harus Mbak Resha yang buka, ya."

"Nanti kalau ada apa-apa, Mas tanggung jawab ya."

"Iya, Ibu. Kami siap tanggung jawab. Kalau begitu saya permisi."

"Iya."

Kurir tadi menaiki motornya dan kemudian pergi. Neni masuk dengan rasa penasarannya.

Paketan yang berbentuk kotak lumayan besar tadi di guncang-guncangkan oleh Neni. Memastikan kalau benda di dalam tidak bahaya.

Neni menuju kamar Resha dan meletakkan paket tadi di atas kasur.

Resha masih belum pulang sekolah. Ini memang masih jam 11 siang.

Neni mengambil ponsel dan mengirimkan pesan pada Resha. Memberitahunya kalau ada paketan untuk dia.

Resha : Dari siapa, bun?

Me : Nanti pulang sekolah kamu buka sendiri aja yaa.

Neni kembali melanjutkan aktifitasnya. Kalau tidak ada pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, Neni nonton acara gosip layaknya ibu-ibu biasa.

Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah Resha.

"Bundaaaa, paketnya dimana?"

Ternyata sejak diberitahu Neni kalau ada paket untuknya, Resha sangat penasaran.

Neni sedang ada di kamarnya saat ini. Tak ada jawaban dari panggilan Resha.

Dilihatnya kamar Neni.

Oh ternyata Bunda lagi tidur.

Resha masuk ke kamarnya dan mendapati ada satu kotak lumayan besar sudah ada di atas ranjangnya.

"Kayanya paket buat Alin deh, kak. Soalnya tas alin udah 3 hari ini belum sampe." Kata Alin yang baru saja mendatangi kamar kakaknya.

"Tapi kata bunda, ini buat kakak."

"Yaudah coba buka aja, kak."

Resha membuka bungkusan coklat yang membungkus kotak tadi. Dia membukanya cepat sekali saking penasarannya.

Setalah dibuka, rasa penasaran itu malah menjadi-jadi. Resha tidak pernah membeli barang di online shop. Tapi kenapa barang ini ada di rumahnya?

Neni masuk ke kamar Resha karena tadi mendengar suara anaknya yang menutup pintu kamarnya.

"Itu emang buat kamu, Sha. Ngga tau tadi masnya ngerahasiain siapa pengirimnya sih."

Dahi Resha berkerut. Kemudian mengeluarkan isi dari dalam kotak tersebut.

"Bunda tadi sempet takut kalau isinya bom atau apa gitu. Taunya emang ngga ada apa-apa. Yaudah dehh bunda mau lanjutin tidur dulu yaa. Kepala bunda pusing."

"Iya bunda. Selamat istirahat ya."

Kini, gaun berwarna putih selutut dengan renda di bagian bawahnya sudah ada ditangan Resha.

Ditambah lagi, ada flat shoes bewarna senada dengan pita besar diujungnya juga kini diambilnya dari dalam kotak tadi.

"Kak! Ini bagus bangeeeet!" Kata Alin dengan sangat antusias.

Tangan Resha mengarah pada kertas kecil yang ada di dasar kotak.

Gaun ini kayaknya cocok di pakai di acara ulangtahun mu besok.

Semoga suka!

"Ini mungkin ngga sih dari kak Niko?" Tanya Alin yang sedang menjajal flat shoes milik Resha kini.

"Ngga lahh. Ngga mungkin."

"Dari siapa lagi dong? Masa iya Kak Farhan"

"Gatau juga, deh."

Resha mencoba gaun putinya itu. Dan pas sekali di tubuh Resha. Tubuhnya terbentuk berkat gaun itu.

Flat shoesnya juga sangat pas dengan ukuran kaki Resha.

Buat kamu, siapapun itu.
Makasih.

........

Tbc

Maaf lama banget yaaa. Kemarin emang habis UTS.

Makasih udah nunggu.

Jangan lupa vote dan komennya.

HappyReading!  ❤️❤️

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 135K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
826K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
17M 753K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
1.9M 8.5K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...