Pejuang LDR

By twinsza

112K 3.2K 227

Banyak cibiran, banyak larangan, banyak pantangan, banyak godaan. Itu yang dirasakan seorang gadis cantik ber... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33

PART 10

3.3K 103 10
By twinsza

Hatiku tidak tertinggal disana.
Tapi aku bawa seutuhnya.
Biar tumbuh baru, bukan seperti cinta pertama.

.......

Hari sudah sore. Resha sudah pulang dan mandi. Resha sedang menunggu Hilham yang katanya hari ini akan ke rumahnya.

Sebuah novel romantis sedang menemaninya sore ini. Dengan pakaian seadanya, dia membaringkan tubuh di ranjang kecilnya.

Mungkin membaca novel akan sedikit mengurangi rasa sakitnya beberapa hari ini.

Resha sedang mengguling-gulingkan tubuhnya saat pintu diketuk dari luar.

"Sha, ada tamu. Sini temuin." Neni sudah ada di balik pintu kamar Resha. 

"Iya, Bun. Sebentar." Resha segera bergegas keluar kamar. Sudah sangat penasaran dengan apa yang akan dibicarakan Hilham.

"Eh, maaf kak. Lama, ya? Hehe." Resha duduk di depan Hilham.

Mereka berdua kini ada di ruang tamu. Letaknya didepan, jauh dari ruang TV apalagi dapur.

"Ngga kok. Baru aja." Hilham menyimpan mimik muka yang tidak dapat dibaca Resha.

"Kak, mau minum apa?" Tanya Resha basa basi.

"Apa aja terserah. Aku juga ngga lama-lama kok." Hilham menunjukkan senyum manisnya.

Resha mulai melangkah meninggalkan Hilham sendirian di ruang tamu untuk mengambilkan minum dan sedikit camilan.

Teh hangat sudah ada di tangan Resha beserta camilannya di dalam nampan yang ia bawa.

"Kak, di minum. Nih dimakan juga. Hehe." Resha membukakan stoples yang berisi camilan tadi.

"Iya,  Sha. Makasih yaa." Kata Hilham. Dia mengambil gelas berisi teh itu, lalu meminumnya sedikit. Hanya sebagai formalitas saja.

Mereka berdua mulai membahas hal yang tidak penting. Belum sampai pada intinya.

Hilham sedari tadi mencari bahasan yang sekiranya bisa mengulur waktu agar dia bisa benar-benar siap mengatakannya.

Alin sedang nonton TV bersama Neni. Sedangkan Fino sedang ada kumpulan RT.

"Sha, putus sama Zefan?" Resha hanya tersenyum tanpa menjawab.

Sudah tau arah yang akan dituju Hilham kali ini. Pasti tentang laki-laki jahat itu lagi.

Ahh, atau jangan-jangan Kak Hilham...  Duh udah ngga usah mikir aneh-aneh.

"Gini, Sha. Kita semua udah tau. Sebenernya dari awal kita udah ngga setuju dia pacarin kamu. Karna kami tau Zefan sifatnya gimana." Hilham mulai membuka topik baru yang dari tadi membuat Resha penasaran.

Resha diam mendengarkan. Menghilangkan pikiran negatif yang sekarang sedang melayang-layang.

"Tapi ngga mungkin juga kita ngelarang. Zefan ngga bakal bisa kita larang" Hilham mengambil minum dan memakan sedikit camilan sebelum melanjutkan obrolan.

Aduhhh lama banget sihh.

"Kenapa gitu, kak? Dia kan baik? Dia memperlakukan aku bener-bener kaya cewek kok. Dia ngga kasar ataupun selingkuh." Resha menjawab tanpa pernah menatap mata Hilham.

"Ini murni karna kesalahan aku aja yang ngga cerita sama dia. Jadi yaa, memang aku yang salah kan, kak?" Resha bingung. Dia ingin menutupi kenyataan agar dia tidak kelepasan menjelek-jelekkan mantannya itu di depan temannya.

Tapi Hilham malah tersenyum getir.

"Aku tau, kamu masih sayang Zefan kan? Aku udah diceritain sama Oky. Oky udah tau kejadian yang sebenarnya kok. Aku larang dia cerita, biar kamu ngga salah paham. Jadi aku putusin biar aku sendiri aja yang cerita."

"Hah? Yang sebenernya? Yang bener apa kak?"

Hilham mengusap tengkuknya. "Yakin kamu menganggap Zefan itu orang baik?"

Wow, Resha kaget. Merasa pertanyaan itu akan menjurus ke hal yang tidak enak.

Memang, selama 6 bulan mereka pacaran, banyak sekali yang bilang kalau Zefan itu seorang player. Tapi masa bodoh, toh selama pacaran dengan Resha, dia bahkan ngga pernah aneh-aneh.

Ya, kecuali kemarin saat satu tamparan dan kata-kata jahat bertubi-tubi menghujam hati Resha.

"Hah, maksutnya? Ya orang baik lah. Kalau orang jahat, harusnya dia yang jahatin aku. Bukan malah aku yang jahatin Kak Zefan, kan? Hehehe."

"Kamu kok jadi menutup semua mata, otak, hati dan telingamu kaya gini sih? Kamu ngga sadar ada yang salah sama Zefan?" Resha diam. Berusaha mencerna tiap kata-kata yang Hilham katakan. Hilham langsung melanjutkan kata-katanya tadi melihat tidak ada respon dari seorang yang ia ajak bicara.

"Dia selingkuh, Sha. Dia balikan sama Arimbi. Kenapa kamu ngga bisa lihat itu? Dari awal emang kamu opsi kedua." Kata-kata Hilham membuat mata Resha berkaca-kaca. Lidahnya kelu. Seakan tidak mampu memberikan respon terhadap pernyataan yang ia dengar barusan.

Tanpa diminta,  Hilham sudah tau kalau dia harus kembali menjelaskan.

"Kamu tau kenapa waktu itu aku yang kasih kamu minum? Waktu itu, Zefan masih sama Arimbi. Dan waktu selesai acara penutupan, aku yang ajak kamu ke warung. Bukan Zefan yang nyamperin kamu. Kenapa? Emang mereka udah putus, tepat sebelum kamu nyanyi di panggung. Tapi waktu itu, Arimbi bakal nglabrak kamu. Makanya Zefan memutuskan buat anter Arimbi dulu."

"Kak? Bohong,  kan? Aku tau Kak Arimbi ngga suka sama aku. Tapi aku ngga maksut ngrebut Kak Zefan dari dia." Suara Resha sedikit bergetar.

Resha tidak percaya, selama ini Zefan baik padanya. Kecuali kemarin. Tapi selama ini dia terlihat seperti orang baik.

Dia sangat manis. Dia tidak mengira orang yang dia anggap bakal ngerubah hidupnya, malah ngerusak hidupnya.

Resha berharap ini hanya mimpi. Taoi hatinya benar-benar hancur. Sehingga dia yakin ini bukan mimpi.

Hilham mencoba menenangkan Resha. Satu, dua, tiga tetes air mata jatuh. Namun setelah itu, semua tumpah di depan Hilham.

Suara Hilham sudah tidak terdengar lagi. Resha merasa saat ini dirinya sendirian.

Pikirannya mencoba menghubung-hubungkan kejadian selama ini.

Beruntung, Neni dan Alin tidak mendengarnya. Mereka sedang asik menonton TV.

Hilham terlihat bingung. Menyadari itu, Resha segera menghapus air matanya. Menatap lekat-lekat mata Hilham yang kini sudah duduk di sampingnya.

"Kak, kenapa Kak Zefan bisa sejahat ini sama aku? Aku salah apa?" Kata Resha masih dengan sesenggukan.

"Kamu ngga salah, Sha. Zefan yang salah. Dia udah milih kamu yang bukan typenya. Kamu terlalu polos. Zefan ngga suka cewek polos. Dia itu nakal. Pergaulannya udah bebas. Sedangkan kamu, paling mentok cuma berciuman. Zefan ngga nyari yang kaya kamu, Sha."

"Terus kenapa dia milih aku? Kenapa dia selalu manis dan ngga jujur aja kalau aku bukan typenya?" Hilham menyuruhnya untuk minum dan sedikit tenang. Resha hanya diam tanpa menuruti perkataan Hilham. 

"Dia mau 'coba' kamu, Sha. Siapa tau kamu mau. Tapi, kami semua ngga setuju sama apa yang dipikirin Zefan. Bahkan, Rio ngancem Zefan biar kamu ngga di apa-apain. Dia rela berantem sama Zefan biar Zefan ngga berani macem-macem sama kamu."

Bibir Resha seakan beku. Matanya kembali memerah. Cinta pertamanya salah.

"Kamu inget ada tawuran di sekolah itu, kan? Itu bukan karna Rio. Tapi karna Zefan. Dia pergi berdua sama pacarnya anak sekolah sebelah. Dan kamu inget kan ada yang WA kamu ngasih tau kamu? Ya, itu emang ulah kita. Kita semua tau seberapa brengseknya dia. Makanya ku pengen kamu buka mata, Sha setelab kejadian itu. Tapi kamu masih biasa aja dan nganggep pesan itu bener-bener ngga pernah ada." Hilham menjelaskan panjang lebar sambil mengusap lembut bahu Resha.

Resha sedang terisak. Hatinya sakit bukan main.

"Sha, udah berhenti nangisin orang yang bahkan ngga berhak atas air mata kamu. Nih minum dulu." Hilham mengambil gelasnya lalu di berikan pada Resha.

Kali ini Resha menuruti. Dia sudah sedikit tenang.

"Waktu itu emang aku pernah dikatain Kak Arimbi kalau aku ngrebut Zefan dari dia. Tapi aku ngga paham karena emang aku ngerasa ngga pernah ngrebut siapa-siapa." Suara Resha sudah sedikit teratur.

"Ya karena kamu memang sisw baru. Apalagi kamu pindahan luar kota. Dan soal dia tidur sama cewek lain itu juga bener. Harusnya kamu bersyukur udah putus dari dia."

Resha mengangguk pelan. "Iya kak. Makasih udah kasih tau semua hal ini, aku beruntung banget punya orang-orang yang sayang sama aku."

Hilham tersenyum. Dia berusaha menghibur Resha. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Hilham memutuskan untuk pamit pulang. Sekarang air mata sudah hilang dari mata Resha.

Malam itu, setelah Hilham pulang, Resha melanjutkan tangisnya di kamar.  Hatinya dirasa sangat hancur. Ternyata orang yang selama ini ia harapkan, sudah mengkhianati dia lebih dari satu kali. Dia benar-benar brengsek.

Kepercayaannya luntur pada semua laki-laki. Walaupun tidak semua seperti itu. Tapi saat ini ia benar-benar jatuh.

Selamat malam para pembenci mantan, saat ini aku termasuk dalam anggotamu.

......

Sekolah Resha masih di hari yang sama. Senin sampai Sabtu. Jam pulangnya juga masih di jam yang sama. Yang berbeda hanya hatinya,  sudah tidak ada lagi Zefan di dalamnya.

Sudah hampir memasuki semester dua, yang artinya Zefan juga sudah tidak berada di sekolah yang sama. Dia sudah lulus dan sepertinya akan melanjutkan kuliahnya.

Hari-hari di lalui seperti biasa. Yang boleh berubah hanya makanannya, atau pakaiannya saja. 

Untuk hal lainnya? Resha harap masih sama. Agar dia tidak merasakan kembali jatuh cinta.

Oky dan Sisi masih setia menghiburnya.

......

Tbc

Jangan lupa vote atau komen, ya?
Biar tau kurangnya apa.

Makasih. ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

2M 9K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. 🔞🔞 Alden Maheswara. Seorang siswa...
337K 1.4K 16
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
2.5M 38K 50
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
2.9M 303K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...