Pejuang LDR

By twinsza

113K 3.2K 227

Banyak cibiran, banyak larangan, banyak pantangan, banyak godaan. Itu yang dirasakan seorang gadis cantik ber... More

PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 31
PART 32
PART 33

PART 6

4.1K 116 0
By twinsza

Aku mengutuk hari, dimana aku mengenal dan mencintaimu.

......


Hari ini Resha berangkat sendiri karena Zefan sudah harus mengikuti les tambahan di sekolah, khusus untuk anak kelas XII yang akan mengikuti Ujian Nasional.

Les tambahan di mulai pukul 6 pagi. Zefan yang memang kurang dalam banyak pelajaran, selalu mengikuti les tambahan tersebut. Memang terlalu pagi, karena katanya kalau siang siswa banyak yang sudah malas mengikuti les tambahan. Metode ini dirasa cukup efektif.

Jam sudah menunjukkan pukul 6.45 dan itu tandanya Resha harus cepat mencari angkot kalau tidak mau terlambat.

Sebuah angkot berwarna kuning sudah banyak menunggu para penumpangnya. Resha bersyukur karena hari ini angkot tidak susah. Di dalam angkot ada beberapa siswi dengan seragam yang sama dengannya.

Saat angkot yang di tumpangi Resha hampir sampai ke sekolah, seseorang dengan seragam yang sama menghentikan angkot tersebut. Di belakangnya tertinggal motor yang sedang di tambal. Ya, sepertinya motor perempuan tadi bannya kempes.

Resha sedang memperhatikan jalan ketika sebuah tubuh menggesernya kasar.

"Heh! Geser bego!" Kata perempuan tadi.

Resha menengok asal suara. Dia diam dan bergeser. Padahal angkot tidak terlalu banyak penumpang. Masih banyak tempat duduk kosong. Sepertinya perempuan tadi sengaja.

"Bisu ya?" Katanya lagi.

"E-enggak kak." Resha masih menunduk.

"Kenapa? Takut ya? Haha." Perempuan tadi semakin gencar menggoda Resha yang ketakutan.
"Dasar perebut cowok orang. Dasar cewek ngga tau malu. Murid baru ganjen. Kecentilan. Gampangan banget sih, hah?"

Resha masih diam. Berharap angkot cepat sampai ke tujuannya. Beberapa mata melirik-lirik kepo ke arah mereka. Resha meremas roknya dengan frustasi.

"Emang beneran bisu ni anak. Zefan kok mau sih pacaran sama cewek bisu kaya gini? Iewhhh."

"Maksut Kak Arimbi apa? Salah apa sih aku sama kakak?" Kata Resha yang sudah tidak tahan dengan perkataan Arimbi. Dia masih belum tau maksut dan tujuannya Arimbi berlaku sekasar itu padanya.

"Tanya maksut aku? Dasar emang cewek bego! Gitu aja ngga tau ya?"

Beruntung keajaiban datang. Angkot sampai ke tujuannya. Tanpa menjawab pertanyaan Arimbi, Resha segera turun dan berlari kecil. Mereka tidak terlambat.

Hari ini tidak ada yang spesial. Semua berjalan seperti biasanya. Hidup Resha memang selalu membosankan. Kecuali saat ini, jam terakhir di kelas Resha kosong. Gurunya sakit dan meninggalkan tugas.

"Apa? Dia bilang gitu? Ngga salah lagi. Ini pasti ada hubungannya sama Kak Zefan. Dan kalau dari kata-kata yang dia nyebut kamu itu perebut cowok orang, kemungkinan besar dia mantan Kak Zefan." Kata Sisi dengan emosi di sela-sela mereka mengerjakan tugas.

"Belum bisa move on kali ya dia. Heran deh sama orang-orang yang benci sama pacar baru mantannya. Kenal aja engga, main benci-benci gitu aja." Kata Resha sewot setelah dia mulai memahami kenapa Arimbi sampai bersikap seperti itu.

"Heh! Ngatain aku juga dong? Kamu tuh belum pernah pacaran, belum pernah punya mantan. Belum tau rasanya."

"Masa sih sampe harus kaya gitu? Kenapa coba? Kan udah mantan?"

"Ngga ada mantan pacar, pacarnya mantan, atau mantannya pacar yang ngga kepo. Karena ke-kepoan-nya itu, mereka jadi benci. Entah itu iri, entah itu emang ngerasa dia lebih baik atau dia ngerasa iba sama hubungan baru mantannya itu. Jadi jangan salahin para mantan kalo banyak yang benci sama pacar barunya mantan. Itu hal wajar. Besok rasain sendiri, sakit." Jelas Sisi. Sepertinya Resha memang harus banyak diajari. Dia masih sangat pemula sampai-sampai hal sepele saja tidak paham.

"Tapi kan ngga semua mantannya pacar kaya gitu kan? Dan ngga semua pacar mantan itu buruk?"

"Iya memang. Tergantung pribadi masing-masing juga sih. Kebanyakan alesannya karena masih sayang. Tapi ya memang ngga melulu soal hal itu aja."

"Paham. Mungkin Kak Arimbi cemburu kali, ya?"

"Bisa jadi." Mereka kembali mengerjakan tugas agar segera bisa pulang.

......

Flashback On

Siang itu sangat ramai karena ada penutupan MOS. Siswa kelas XI dan XII banyak yang mendapati kelasnya kosong karena beberapa guru harus mengikuti penutupan MOS.

Pagi itu di kantin. Satu pasangan itu sedang ribut kecil. Tidak jelas apa yang diributkan. Awalnya karena waktu. Tapi kemudian karena sifat. Entahlah. Yang pasti hubungan mereka sedang ada dalam ambang kehancuran.

"Udah lah, ya. Ngga ada yang perlu kita bahas lagi. Sekarang kita jalan sendiri-sendiri." Kata laki-laki tadi.

Mereka bertengkar hingga tak mempedulikan sekitaran.

"Tapi, Fan. Alasan kamu sama sekali ngga masuk akal. Aku selalu ada waktu buat kamu. Aku udah berubah buat kamu. Tapi kenapa gini?" Kata perempuan tadi sedikit terisak.

"Ngga, aku harus fokus sama Ujian Nasional aku."

"Itu alasan yang lebih ngga masuk akal lagi. Kamu udah bosen? Atau, kamu udah punya inceran lain?"

"Ya, aku udah suka sama orang lain. Dan aku ngga mau kamu lebih sakit lagi kalau taunya nanti."

"Fan, kamu jahat, Fan. Sumpah." Kata perempuan tadi. Tangisnya semakin menjadi.

"Arimbi. Udah, ya. Kamu udah tau kan? Aku dulu pacaran sama kamu juga karna kamu yang paksa aku buat putusin Tiwi saat itu. Jadi, mungkin ini karma. Aku yang salah. Maaf. Aku ngga pantes jadi pacarmu." Laki-laki tadi pergi meninggalkan Arimbi yang menangis sendiri.

"Zefan! Tunggu! Kita masih perlu ngomong!" Arimbi mengejar Zefan dan nihil. Zefan sudah tak terlihat lagi saat belokan tadi.

Dengan muka yang masih berantakan, Arimbi memutuskan untuk kembali ke kelas. Dia tidak mau jadi tontonan. Walaupun sebenarnya sejak tadi mereka memang sudah jadi tontonan.

Acara inti sedang berjalan. Arimbi memasuki aula yang sangat ramai. Terdengar suara merdu sedang bernyanyi di atas panggung.

Pemandangan yang menjijikkan.

Di sana terlihat Zefan--yang sekarang sudah resmi menjadi mantannya-- berdiri di samping wanita tadi. Muka Arimbi seperti sedang terbakar. Panas. Merah. Marah.

Tak tahan melihat hal menjijikkan itu, Arimbi memutuskan untuk keluar.

Flashback Off

......

Beberapa bulan sudah berlalu. Resha masih setia memberi pengertian pada Zefan yang waktunya sudah terkuras untuk Ujian Nasionalnya.

Sekarang Resha jadi sering berangkat dan pulang sendiri. Resha memang tidak diperbolehkan Fino untuk membawa motor ke sekolah. Alasannya karena Resha belum punya SIM. Padahal teman Resha sudah banyak yang menggunakan motor tanpa punya SIM. Tentu alasan Resha sama sekali tidak membuat Fino memberikan ijin anaknya untuk menggunakan motor secara cuma-cuma.

Hidup Resha yang membosankan, menjadi sangat membosankan saat dia harus mulai mengerti kegiatan pacarnya itu.

Resha tidak boleh keluar malam. Padahal satu-satunya waktu dimana Zefan bisa bertemu Resha adalah malam hari. Tapi Resha selalu menolak ajakannya itu. Zefan juga tidak punya nyali untuk berkunjung ke rumah Resha.

Sungguh bad boy yang tidak seperti bad boy dalam cerita wattpad pada umumnya.

Waktu ketemu mereka hanya saat di kantin saja. Itupun tidak bisa setiap hari. Kadang kalau sempat, Zefan mengantar Resha pulang.

Mereka tidak seperti orang pacaran pada umumnya. Resha terlalu pemalu sedangkan Zefan itu orang yang sangat agresif.

Salah target nih, kayanya.. batin Zefan.

Kadang Resha juga diajak nongkrong di warung dekat sekolah tempat para teman Zefan berkumpul. Dia jadi punya teman baru.

"Hati-hati loh sama Zefan. Dia buas." Kata Rio, teman Zefan. Zefan sedang tidak ada tentunya. Dia sedang mengambil topinya yang tertinggal di kelas.

"Buas gimana, kak maksutnya?"

"Ya buas. Memangnya kamu ngga tau sebuas apa Zefan kalo sama cewek?" Tanya Rio heran.

"Ngga, kak. Dia biasa aja, kok."

"Ya syukur deh kalo dia udah bisa berubah. Semoga dia tetep kaya gini ya ke kamu."

"Makasih kak. Hehe." Jawab Resha.

Tak lama Zefan datang dengan memakai topinya. Zefan terlihat sangat tampan saat memakai topi. Tubuhnya yang tinggi serta postur tubuh yang sangat bagus membuat Resha semakin mengaguminya.

......

087654xxx

Ini nomor Resha?

Sebuah pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Resha sedang nonton drama korea kesukaannya dengan Alin. Mereka sama-sama pecinta K-Drama.

Me

Ya. Ini siapa?

Foto profil nomor tadi tidak terlihat. Hanya menampilkan gambar orang dengan warna biru.

087654xxx

To the point aja, hati-hati sama Zefan. Dia ngga sebaik yang kamu pikir. Dia brengsek.

Resha semakin heran. Resha memutuskan untuk menelfon nomor tadi. Namun yang di dengarnya justru suara lagu yang sedang di putar namun bukan Ringtone karena ini lewat aplikasi Whatsapp. Resha tidak tau itu lagu apa. Suaranya pelan.

Resha mematikan telfonnya karena ngeri.

087654xxx

Kamu ngga perlu kepo siapa aku. Cukup pahami aja kalimatku tadi. Pacarmu brengsek. Dia belum berubah.

Resha semakin takut. Dia memberanikan diri untuk mengetik pesan balasan.

Me

Oke. Silakan bilang sebrengsek apa Zefan di matamu.

Beberapa menit, kolom chat masih menampilkan kata typing..

Hingga tidak lama, pesan itu masuk juga.

087654xxx

Ngga perlu terlalu banyak aku jelasin, harusnya kamu udah paham. Ini bukan hal baru buat Zefan. Sudah banyak orang tau sifat Zefan. Tapi kenapa malah kamu yang jadi pacarnya sekarang? Cewek kalem polos dan kayanya ngga neko-neko. Buka matamu. Banyak rahasia yang Zefan sembunyikan dari kamu. Kamu ngga perlu tau namaku siapa. Yang perlu kamu tau, pacar aku udah tidur bareng Zefan. Dan kamu pacarnya, sama sekali ngga tau, kan?"

Seketika Resha lemas. Dia sudah tidak konsentrasi mengikuti drama kesukaannya. Langkahnya membawanya ke kamar. Tanpa di sadari, pipi Resha basah.

Dia malas meladeni chat dari orang yang belum Resha kenal. Apalagi dengan memfitnah orang.

Tapi rasa penasaran terus saja menghantuinya. Resha memberanikan diri membalas pesan itu.

Me

Maksut kakak apa? Aku ngga paham. Jangan asal fitnah gitu ya. Mending kita ngobrol berempat. Aku, kamu, Zefan dan pacar kamu. Aku ngga bisa percaya kalo cuma kaya gini doang.

Resha masih berusaha berpikiran positif. Dia selalu mengira Zefan adalah pria baik-baik.

Suara notif membuatnya kaget. Dia sedang larut dalam tangisnya.

087654xxx

Kamu terlalu polos, Sha. Ngga seharusnya kamu jadi pacar Zefan. Dia bajingan. Buka matamu lebar-lebar.

Resha membaca pesan itu dengan dada yang berdebar. Memikirkan banyak kemungkinan yang terjadi.

Hari ini, detik ini, Resha pertama kali menangis untuk seorang laki-laki yang katanya brengsek.

......

Tbc

Happy reading. Jangan lupa vote.

❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 105K 47
⚠️ Jangan menormalisasi kekerasan di kehidupan nyata. _______ Luna Nanda Bintang. Gadis itu harus mendapatkan tekanan dari seniornya di kampus. Xavie...
391K 43.3K 26
Yg gk sabar jangan baca. Slow up !!! Bagaimana jika laki-laki setenang Ndoro Karso harus menghadapi tingkah istrinya yang kadang bikin sakit kepala. ...
410K 9.7K 61
bagaimana kalau hidup kamu yang awal nya bahagia dengan pekerjaan itu, malahan menjadi petaka untuk kamu sendiri. Pernikahan paksa akibat sebuah jeba...
6.9M 47.2K 60
harap bijak dalam membaca, yang masih bocil harap menjauh. Kalau masih nekat baca dosa ditanggung sendiri. satu judul cerita Mimin usahakan paling b...