Arin & Ali

By linda_dj

1.2M 38.2K 273

Rasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya... More

pernikahan
dia kekasihmu?
awal kehidupan
sirana
magenta
tak boleh terlambat
tanpa kamu
ini janjiku
ijinkan aku
ibu!!!
kembalilah senyum
senyum indahmu
cepatlah hadir sayang
aku memilihmu
anak itu!!
Rino abraham jazli
siapa??
Ditinggal ali
mual?
kamu hamil?
kerinduan bila
penyesalan rino
ka arin!!
A&A*24
A&A*25
A&A*26
A&A*27
A&A*28
A&A*29
A&A*30
Kakak bertahanlah!!!!
A&A*32
A&A*33
A&A*34
kalo lupa, nggak inget kan??
A&A*35
A&A*36
A&A*37
A&A*38
Ekstra part
gimana? gimana?
mau tau aja si😊

A&A*39-End

31.9K 763 10
By linda_dj

Ali menghembuskan nafas pelan sesaat setelah ia menceritakan apa yang terjadi pada Bu Ana . Bu Ana mengambil tangan Ali dan menggengamnya lembut membuat Ali menoleh menatap Bu Ana . Senyuman diberikan Bu Ana pada Ali dan senyuman itu menghipnotis Ali yang kini ikut tersenyum membalas senyuman wanita paruh baya ini .

"Aku hanya ingin Sirana dapat balasan dari perbuatannya bu . Dan aku tidak menyangka jika wanita itu benar-benar sangat licik" Ucap Ali membuat Bu Ana mengelus lembut tangan Ali .

"Ibu mengerti perasaan kamu nak. tapi menurut ibu, sepertinya kamu tidak harus melakukan itu . Karena Arin juga tidak terlihat menyimpan kemarahan atau dendam pada Sirana" ucap Bu Ana menasihati .

"Bu Ana benar. Aku lebih memetingkan 2F daripada harus kembali punya urusan dengan wanita itu, love" suara lain membuat Ali dan Bu Ana menoleh dan Ali dengan cepat bangkit dari duduknya menghampiri Arin .

"Bun, kamu baik-baik saja? Maaf aku meninggalkanmu tadi, ada sesuatu yang harus ..."

"Kamu harus menjelaskan semuanya padaku" ucap Arin membuat Ali menghembuskan nafas kasar .

Ia meraih tangan Arin dan membawanya ke kamar setelah berpamitan dengan Bu Ana . Dan sesampainya mereka di kamar, Ali menuntun Arin untuk duduk di sofa yang ada di kamar itu dan menggenggam kedua tangan Arin .

"Aku minta maaf"

"Bukan maaf yang aku inginkan love"

Ali menatap mata Arin yang terlihat ada kekecewaan dari mata itu .

"Sebelumnya aku minta maaf padamu . Sebenarnya ...."

Ali pun menceritakan semuanya pada Arin . Menjelaskan apa maksud dirinya membawanya untuk bertemu dengan wanita yang sudah membuat dirinya dan 2F ada di masa sulit . Mengutarakan kemarahannya pada wanita itu yang ternyata lebih licik darinya .

Arin hanya mendengar dan berusaha mengerti apa yang kini dirasakan suaminya . Ia berbalik memegang kedua tangan Ali yang awalnya memegang kedua tangannya, mengeluskan lembut dan menatap Ali dengan lembut .

"Aku lelah harus berurusan dengannya, love. aku ingin hidupku tenang. Aku dapat mengurus 2F dengan baik, tanpa harus merasakan takut jika nanti dia semakin marah karena masalah ini, yang pasti akan menimbulkan masalah baru untuk kita" ucap Arin membuat Ali merundukan kepalanya .

"Lupakan kemarahanmu itu, biarkan dia ingin melakukan apapun . Kita tidak perlu membalasnya, dan juga aku dan 2F sudah lebih baik sekarang"

Ali tidak menjawab apapun . Ia sebenarnya tidak terima tapi benar apa yang di katakan Arin . Suatu perbuatan akan dibalas dengan perbuatan juga . Lebih baik ia berusaha mengikhlaskan demi kenyamanan keluarganya .

"Baiklah"

Arin tersenyum senang dan berhambur ke pelukan Ali dan diterima Ali dengan senang . Ia membalas pelukan Arin dengan erat dan mengecupi pucuk kepala Arin .

****************************
Satu bulan kemudian ..

Sirana mengrenyitkan keningnya karena tidak menyangka tidak akan ada apapun yang terjadi dengan dirinya . Sepertinya mantan kekasihnya itu sudah menyerah, terlihat karena sudah sebulan dari pertemuan itu tidak ada sama sekali yang terjadi . Dan itu membuatnya tersenyum miring .

Ia menggoyang-goyangkan gelas berisi wine di tangannya dan menyesapnya dengan perlahan . Tak lama datanglah seorang pria menghampirinya dan dengan cepat ia duduk di samping Sirana .

Sirana tersenyun melihat pria itu dan dirinya terpekik saat pria itu mengendongnya ala bridel style dan membawanya ke dalam kamar .

"George aaahhhh"

"Sebut namaku sayang"

"Sssshhhh George"

Sirana terlelap dalam tidurnya setelah ia kelelahan . Pria itu pun tersenyum memperhatikan wajah cantik Sirana dan mengecup kening Sirana .

"Kita akan menikah sayang"

***************************
"Sayang nenek, kalian sudah besar. Tubuh kalian begitu bulat" ucap Citra saat melihat 2F yang sedang tertidur .

"Bagaimana kalian bisa gemuk seperti ini?? Apa kalian sudah bisa makan??" Ucap Citra gemas dan menguyel-uyel pipi Fiona dengan jari telunjuk dan jempolnya .

"Apa yang Mama bicarakan? Kurasa Mama terbentur" celetuk Rino yang membuat Citra mengangkat tubuhnya yang semula merunduk dan berbalik dengan menatap tajam Rino .

"Tidak sopan kamu ya" ucap Citra kesal . Ali,Arin dan yang lainnya hanya terkikik melihat wajah kesal Citra .

"Habisnya mama bicara yang aneh-aneh . Mana mungkin bayi berusia 2 bulan sudah bisa makan" ucap Rino yang membuat Citra melototkan matanya . Citra menghampiri Rino yang membuat Rino berancang-ancang untuk lari .

"Eiisttt, mau lari kemana? Cepat Ma. Aku sudah memegangi kakak" ucap Magenta yang kini memeluk Rino dan menahannya agar tidak lari . Citra berjalan cepat dan menjitak kepala Rino membuat Rino mengaduh .

"Aduhh Ma..." ringis Rino . Magenta melepaskan pelukannya dan berlari dengan cepat menjauhi Rino . Ia memeletkan lidahnya pada Rino yang membuat Rino berjalan mendekati Magenta .

"Aaahhhh Mama" Magenta berlari ke arah Citra dan Citra dengan cepat memasang badan untuk Magenta . Ia bertolak pinggang di depan Rino dan melototkan matanya .

"Kembali duduk" perintah Citra membuat Rino merengut kesal . Dengan wajah yang di tekuk ia kembali duduk di tempatnya dan menyandarkan kepalanya di bahu Bila . Sementara Magenta terkikik melihat sang kakak tidak bisa membalasnya . Arin dan Ali hanya bisa tersenyum melihat kehangatan di dalam keluarganya .

"Kapan kalian menikah?" Tanya Yudha membuat Rino mengangkat kepalanya .

"Secepatnya" ucap Rino dan mengalihkan pandangannya pada Bila yang kini tengah merona .

"Aku juga ingin menikah, aku akan meminta Zio untuk datang melamar" ucap Magenta membuat Ali dan Rino melototkan matanya .

"TIDAK!! KAMU BELUM LULUS KULIAH!" Ucap Ali dan Rino berbarengan membuat Magenta tertawa terbahak-bahak . Sebenarnya ia hanya ingin mengetahui bagaimana sikap kedua kakaknya jika ia mengucapkan itu dan masih selalu sama . Mereka masih saja begitu . Menyebalkan .

"Tidak ada pernikahan sampai kamu lulus kuliah" ucap Rino yang di angguki Ali dengan cepat .

"Memang kenapa? Tidak ada larangan kuliah setelah menikah" ucap Magenta yang masih saja kekeuh . Melihat wajah kesal kakaknya itu sangat menyenangkan .

"Pokoknya tidak!" Putus Ali dan Rino yang lagi-lagi berbarengan . Magenta berpura-pura kesal dan beralih menatap Yudha dengan memasang puppy eyesnya .

"Papa, bolehkah aku menikah??" Tanya Magenta yang membuat Rino dan Ali melototkan matanya . Mereka menatap Yudha dengan menggelengkan kepalanya tetapi Yudha hanya tertawa melihatnya .

"Hmmmpp......."

Dengan gemas Ali dan Rino berjalan mendekati Magenta dan menjitaki kepala Magenta yang sudah terkontaminasi dengan fikiran-fikiran kotor . Magenta berteriak meminta tolong sementara yang lain tertawa melihat melihat kelakukan kakak beradik itu .

"Aku akan menyunat Zio jika ia masih bersikeras mengajakmu menikah sebelum kamu lulus kuliah"

"Aku akan membantumu kak"

"Heii jangan, bagaimana nasib masa depanku nanti. Rasanya pasti tidak enak jika .... "

"MAGENTA!!!!" Ia hanya terkikik geli .

*****************************
"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya Arin menatap Ali . Ali menatap Arin dengan senyum yang meneduhkan .

Kini mereka ada di dalam kamar setelah semua anggota keluarga pulang setelah makan malam tadi . Arin memiringkan tubuhnya dan menunggu jawaban dari Ali .

"Nyaman. Ini lebih baik" ucap Ali membuat Arin tersenyum . Ia mengambil tangan Ali dan mengelusnya lembut .

"Aku harap tidak akan ada yang terjadi lagi setelah ini" ucap Arin membuat Ali meraih tubuhnya agar bersandar di dadanya .

"Aku berjanji tidak akan ada apapun lagi setelah ini" ucap Ali dan merengkuh tubuh Arin dengan erat dan mengecupi pucuk kepala Arin .

"Terimakasih karena sudah tidak meneruskan kemarahanmu" ucap Arin dengan memainkan kancing baju Ali .

"Aku yang berterimakasih padamu karena kamu sudah mengingatkan aku jika aku salah" ucap Ali yang membuat Arin tersenyum dan mengeratkan pelukannya .

Mereka berpelukan dengan erat sampai Arin mendongakan kepalanya menatap Ali . Ia mengangkat tangannya dan mengelus pipi Ali membuat Ali memejamkan matanya .

"Terimaksih karena sudah menjadi pelindungku, pendamping dan iman yang baik untukku dan 2F . Terimakasih karena sudah menemaniku selama ini . Menjagaku dan memberikan kebahagiaan padaku setelah kematian ayah dan ibu" ucap Arin menatap Ali dengan berkaca-kaca .

Ali membuka matanya dan meraih tengkuk Arin dan mengecup kening Arin lama . Ia melepaskannya dan menatap Arin dalam .

"Aku suamimu, sudah kewajibanku melindungimu dan menemanimu, juga memberikan kebahagiaan padamu . Aku sangat berterimakasih pada tuhan karena telah mengirimkan kamu untuk menjadi pendampingku" Ali mengusap pipi Arin yang kini sudah basah karena airmata yang entah kapan sudah mengalir di pipinya . Ali mengecup kedua mata itu dan turun ke hidung . Lalu kedua pipi dan yang terakhir pada bibir merah Arin .

Hidung mereka sudah bersentuhan dan hembusan nafas dari mulut masing-masing sangat terasa di wajah yang kini semakin mendekat . Arin memejamkan matanya bersiap untuk menerima ciuman dari suaminya dan Ali memiringkan kepalanya dan ingin menyentuh bibir merah itu .

"Ooweeeekkkkkkkkkk" Arin membuka matanya dan menengok ke belakang tepatnya pada speeker kecil yang sengaja Ali pasang untuk bisa mendengar tangisan 2F yang sekarang memang sudah menempati kamar mereka masing-masing .

Ali memasang dua speeker di dalam kamarnya . Untuk Filio dan untuk Fiona . Dan di lengkapi lampu kecil yang menyala jika salah satu dari 2F menangis .

Terlihat speeker hitam menyala dan terdengar tangisan dari Filio membuat Ali merunduk lesu dan merebahkan kepalanya di ceruk leher Arin . Saat Arin berusaha bangkit dan melepaskan pelukan dari Ali, Ali malah semakin mengeratkan pelukannya .

"Love, Filio menangis" ucap Arin dan kembali berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Ali .

"Hanya sebentar love" ucap Ali memelaskan wajahnya merengek seperti anak kecil yang menginginkan permen .

"Tidak, lepas love. Aku harus melihat Filio" ucap Arin berusaha melepaskan tapi Ali kembali mengeratkannya .

"Kumohon" ucap Ali membuat Arin menatapnya tidak tega . Ali pasti sudah menahan hasratnya selama ini dan mungkin inilah puncaknya . Membuat Arin sedih melihatnya . Ia kembali membaringkan tubuhnya dan memejamkan matanya memberi tanda jika ia mengijinkan Ali untuk menciumnya .

Ali tersenyum senang dan mendekatkan kembali wajahnya dengan wajah Arin . Memiringkan kepalanya dan ikut memejamkan matanya .

"Ooweeekkkkkkkkk" Arin membuka matanya dan tersenyum kecil melihat wajah kesal Ali . Ali kembali merunduk lesu dan menatap speeker berwarna biru yang kini menyala yang artinya Fiona tengah menangis .

"Ayah comming!!" Teriak Ali seakan Fiona akan terdiam karena mendengar suaranya . Ia melepaskan pelukannya dan bangkit dengan lesu .

Arin tersenyum kecil melihat wajah Ali yang di tekuk dan ia pun bangkit dari tidurnya dan mengambil tangan Ali membuat Ali menoleh .

Arin melingkarkan tanganya di leher Ali dan mengecup bibir Ali dan melumatnya sebentar .

"Kita lanjutkan nanti" ucap Arin dan pergi meninggalkan Ali yang terdiam dan memasuki kamar Filio .

Ali mengedip-ngedipkan matanya lucu dengan tubuh yang mematung . Tubuhnya kaku dengan pasokan udara yang entah kemana membuatnya kehabisan nafas . Sampai tangisan Fiona menyadarkannya .

"Iya iya. Ayah kesana sayang"

Ali tersenyum bahagia dan pergi memasuki kamar Fiona yang artinya melewati kamar Filio . Terlihat Arin tengah menyusui Filio dan tersenyum manis saat Ali ada di depannya .

Ali terdiam di tempatnya dengan membalas senyuman Arin membuat Arin mengrenyitkan alisnya melihat Ali tidak juga pergi ke kamar Fiona .

"Love, Fiona" ingat Arin yang membuat Ali menepuk keningnya dan berlari cepat ke kamar Fiona . Arin hanya tertawa melihat kelakukan suaminya .

The end

********************
Alhamdulilah . Ini cerita ketiga yang udah bisa gw selesai . Semoga kalian puas ya sama cerita ini . Maaf kalo ada kesalahan penulisan atau nggak ada yang kurang berkenan di hati kalian . Maaf juga karena sering ngaret updatenya . Dan makasih buat kalian yang udah baca cerita ini .

Ahh ayafllupull buat kalian .

Mau extra part????

Kiss kiss dari gw .

Continue Reading

You'll Also Like

20.6K 1.5K 37
Seorang Gus muda di pesantren Al alaq yg irit bicara,dingin,anti dengan wanita suka mengkuhum . Di jodohkan dengan santri baru yg selalu mencari masa...
949K 27.6K 46
Cheril hidup dan tinggal pada kedua kakak laki-lakinya sejak orangtua mereka meninggal karena kecelakaan. Hingga suatu saat dia kehidupannya penuh su...
6.9M 252K 67
Vania Martha Ayu, seorang perempuan yang memiliki wajah cantik dan senyuman yang manis. Rio Satrya Wardhana, seorang dokter yang memiliki wajah yang...
947K 73.4K 37
Tentang dosen tampan dan menawan Ezar Kalandra Yudha yang masih melajang di usia 28. Ke mana hatinya akan berlabuh? Pada Hilya Tsabita, gadis shaliha...