Arin & Ali

By linda_dj

1.2M 38.2K 273

Rasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya... More

pernikahan
dia kekasihmu?
awal kehidupan
sirana
magenta
tak boleh terlambat
tanpa kamu
ini janjiku
ijinkan aku
ibu!!!
kembalilah senyum
senyum indahmu
cepatlah hadir sayang
aku memilihmu
anak itu!!
Rino abraham jazli
siapa??
Ditinggal ali
mual?
kamu hamil?
kerinduan bila
penyesalan rino
ka arin!!
A&A*24
A&A*25
A&A*26
A&A*27
A&A*28
A&A*29
A&A*30
Kakak bertahanlah!!!!
A&A*32
A&A*33
A&A*34
kalo lupa, nggak inget kan??
A&A*35
A&A*36
A&A*38
A&A*39-End
Ekstra part
gimana? gimana?
mau tau aja si😊

A&A*37

22.2K 703 9
By linda_dj

Ali sangat beruntung karena bertemu dengan seseorang yang sangat ingin ia temui . Orang itu terlihat tertawa bahagia bersama dengan teman-temannya . Senyum tidak percaya, terpancar di wajah Ali . Sungguh tidak menyangka melihat wanita itu tertawa lepas tanpa memikirkan kesalahan yang ia perbuat .

Perlahan Ali berjalan menghampiri dan berdiri di sampingnya .

"Lama kita tidak bertemu...." suara bass Ali membuat obrolan antar perempuan itu menoleh . "Sirana"

Wanita yang adalah Sirana itu menegang dan menoleh kaku menatap Ali .

"A..Ali" ucap Sirana terbata . Beberapa teman wanita Sirana menatap Ali dengan kagum . Banyak kasak-kusuk membicarakan siapa dirinya . Dan ia hanya menanggapinya dengan senyum yang membuat mereka semakin terpesona .

"Bisakah aku bicara berdua dengan Sirana? Aku merindukannya" Ali sengaja menekan kata 'merindukannya' yang membuat para wanita itu histeris dan menatap Sirana penuh tanya .

"Kamu tidak memberitahu jika sudah mempunyai kekasih? Ahh kamu keterlaluan"

"Ahh kamu sangat beruntung, dia sangat tampan"

"Ahh aku menyukainya"

Banyak lagi ucapan-ucapan dari mulut wanita-wanita itu yang membuat Ali kesal karena mereka juga belum pergi meninggalkannya dengan Sirana . Sedangkan Sirana hanya diam dengan keringat dingin dan jantung yang berdetak dengan cepat .

"Heii sudahlah, kita pergi dari sini. Jangan mengganggu . Ayo" ucap wanita lain yang menginterupsi dan para wanita itu pergi meninggalkan Sirana dan Ali .

Sirana semakin ketakutan saat semua temannya pergi meninggalkannya berdua dengan Ali . Tapi dengan cepat ia merubah ekpresi takutnya dengan tatapan anggun dan sombong .

Ia merasa Ali menggeser bangku di sampingnya dan duduk tanpa berucap apapun . Ali menatap Sirana sebentar dan setelahnya ia membuang wajahnya dengan menyungingkan senyum tidak percaya.

"Kamu masih bisa bersikap tenang seperti ini . Sebenarnya aku tidak heran . Karena kamu memang wanita tidak berhati" ucapan Ali membuat Sirana menoleh menatapnya .

"Aku akan memaafkan kamu jika kamu meminta maaf langsung pada istriku. Dan aku tidak akan membawa masalah ini kemanapun . Baik itu hukum" mata Sirana memerah, ia marah dengan sikap Ali yang seperti ini padanya . Ia menatap tajam Ali dengan deru nafas yang tidak beraturan .

"Memangnya apa yang terjadi pada istrimu?" Ucap Sirana membuat Ali tertawa sinis .

"Apa aku harus menceritakan apa yang kamu lakukan pada istriku?" Ali menjawab pertanyaan dengan pertanyaan lain membuat Sirana tidak bisa menahan emosinya .

"Brrrakkk!!!!" Gebrakan meja yang di ciptakan Sirana membuat semua pengunjung Kafe menoleh menatap mereka .

"Jangan membuat malu dirimu sendiri, aku hanya meminta hal kecil padamu . Apa begitu sulit kamu melakukannya" Ali menoleh menatap Sirana yang kini menatapnya tajam .

"Aku tidak merasa melakukan apapun pada istrimu jadi aku tidak akan melakukan itu" Sirana masih saja mengelak membuat Ali geram .

Ali mengeluarkan ponselnya dan membuka galeri lalu memutarkan video dan ia letakan di meja .

'Harusnya dia yang meminta maaf padaku karena telah merebut Ali dariku'

'Dan karena telah membuat Ali melupakan temannya dan lebih memilih wanita sepertimu'

'Heii kak Arin sedang hamil!!'

Suara itu membuat Sirana menoleh menatap ponsel Ali yang berada di atas meja . Ia semakin ketakutan saat mendengar rekaman suara dan wajahnya ada di ponsel milik Ali . Memperlihatkan setiap pergerakan yang dilakukannya pada Arin .

Sirana hendak mengambil ponsel milik Ali tapi ia kalah cepat dengan Ali .

"Nikmati saja dulu videonya" ucap Ali membuat Sirana menatap benci Ali . Ali yang sempat mempause videonya, kini memutarnya kembali.

'Kita pergi dari sini kak'

'Brruukkk'

'Arrggghh!!!'

Sirana menggelutukan giginya murka sementara Ali memejamkan matanya. Meringis mendengar rintihan kesakitan istrinya .

'Ya ampun kakak, bertahanlah!!'

Ali membuka matanya dan mematikan videonya, tidak sanggup mendengarnya apalagi melihatnya . Ia sudah lalai menjaga sang istri, jika saja ia lebih memilih menemani istrinya daripada pekerjaan . Mungkin kejadian itu tidak akan terjadi .

Ali memasukan kembali ponselnya ke dalam saku celananya dan menatap Sirana .

"Kamu tidak akan percaya apa yang akan aku lakukan padamu . Jadi fikirkanlah ucapanku tadi . Aku menunggu" Ali bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan Sirana . Belum ada beberapa langkah suara Sirana menghentikannya .

"Jika ini ancaman, lakukanlah. Aku tidak merasa terancam dan aku tidak takut" ucap Sirana dengan nada yang terdengar ragu .

"Baiklah jika kamu memilih jalan yang sulit"

*****************************
"Ooowweekkkkkk" tangisan 2F membuat Arin berlari dengan cepat ke kamarnya . Dengan nafas tersengal ia menghampiri kedua bayi yang kini sama-sama menangis .

"Sayang-sayangnya bunda . Ada apa? Kalian haus?" Arin mengambil Fiona ke dalam gendongannya dan menyusuinya . Fiona dengan lahap menyusu membuat Arin tersenyum melihatnya . Namun tangisan Filio membuatnya menoleh .

Arin berusaha melepas putingnya dari mulut mungil Fiona tapi Fiona menangis seakan belum puas menyusu di sisi lain Filio sudah menunggu untuk di susui telihat dari tangisannya yang semakin menguat .

"Maaf Nak, bisa Ibu bantu?" Masuklah wanita paruh baya membuat Arin menoleh .

"Ahh Bu Ana, iya. Tolong tenangkan Filio sebentar . Fiona tidak mau melepaskan isapannya" wanita paruh baya itu tersenyum dan menggendong Filio .

Ibu Ana . Orang yang di percayai suaminya untuk membantunya menjaga 2F dan mengurus rumah . Bu Ana adalah orang yang membantu Citra mengasuh Ali,Rino dan Magenta sewaktu kecil dulu . Ali baru mengingatnya karena kemarin fikirannya terfokuskan pada kondisi Arin dan 2F yang saat itu masih harus beristirahat pasca operasi dan perawatan pasca keluar dari ruang Inkubator .

"Mau Ibu buatkan susu Nak?" Tanya Bu Ana membuat Arin menoleh .

"Jangan Bu. Aku ingin 2F hanya meminum susu dariku" jawab Arin membuat Bu Ana tersenyum .

"Ya sudah, boleh Ibu ajak Filio keluar lebih dulu. Tangisannya semakin menguat" Arin mengalihkan pandangannya ke arah Filio dan menatapnya sendu .

"Baiklah, aku akan keluar jika Fiona sudah selesai" Bu Ana menganggukan kepalanya dan membawa Filio keluar kamar .

"Fiona, kamu harus bergantian dengan kakakmu" seolah tidak setuju Fiona melepas isapannya dan merengek . Arin terkekeh melihatnya .

***************************
"Cup sayang, jangan menangis terus. Cup cup cup" Bu Ana menimang-nimang Filio tapi tak juga membuat Filio menghentikan tangisannya .

"Filio sayang, ohh Filio sayang, kalau tidak bobok di gigit nyamuk" Bu Ana menyanyikan lagu tidur agar membuat Filio bisa kembali tertidur .

"Boboklah bobok, Filio sayang, kalau tidak bobok, di gigit nyamuk" lanjut Bu Ana dan akhirnya membuat tangisan Filio mereda dan ia terlihat mengantuk .

"Aku merindukan Ibu menyanyikan lagu itu. Lagu itu selalu berhasil membuatku, Rino dan Magenta tertidur . Dan sekarang Filio juga tertidur mendengar nyanyian Ibu" suara Ali membuat Bu Ana membalikan tubuhnya . Ia tersenyum melihat anaknya yang dulu ia asuh kini berubah menjadi pria dewasa dan ayah yang baik .

Ali berjalan menghampiri Bu Ana dan melihat Filio di gendongannya .

"Ada apa Bu? Filio membuat Ibu repot?" Tanya Ali yang merangkul bahu Bu Ana dari samping .

"Tidak. Filio hanya haus, dan Fiona tidak ingin bergantian" Ali tertawa kecil mendengarnya dan mengusap pipi Filio .

"Yasudah, berikan Filio padaku. Mungkin Arin sudah selesai menyusui Fiona . Ibu pergilah ke kamar Ibu . Istirahat, jangan terlalu lelah" Bu Ana hanya menganggukan kepalanya dan menyerahkan Filio kepada Ali .

Setelahnya Ali meninggalkan Bu Ana yang kini menatapnya bahagia .

"Aku masih belum percaya Imran kecilku sudah besar"

Ali membuka pintu dan masuk ke dalam kamar . Ia melihat Arin sedang menidurkan Fiona pada ranjangnya dan ia berjalan menghampiri Arin .

"Ayah pulang lebih awal, aku belum menyiapkan makan malam" ucap Arin dan menyelimuti tubuh Fiona .

"Iya Bun. Pekerjaanku selesai dengan cepat . Ada apa dengan Filio? Kenapa dia bersama Bu Ana?" Walaupun ia sudah tahu jawabannya, tapi ia juga ingin mendengarnya langsung dari bibir istrinya .

"Fiona tidak ingin bergantian . Dan aku tidak bisa menyusui dengan memegang mereka berdua" Ali tersenyum dan berjalan mendekat lalu mengecup kening Arin .

"Sekarang Filio tertidur?? Wahh, cepat sekali. Biasanya sebelum ia mendapatkan makanannya ia akan terus menangis" Ali membaringan tubuh Filio di ranjang dan menyelimutinya .

"Itulah keajaiban nyanyian tidur Bu Ana" ucap Ali dan meraih tubuh Arin dan memeluknya dari belakang .

"Sekarang, Bolehkah aku bergantian dengan 2F. Aku rasa aku juga butuh susu Bun" ucapan Ali membuat Arin melebarkan matanya .

"AYAH!!!!

*****************************
Hahhhh banyak banget yang belum di lanjut . Banyak yang berseliweran . Cuma kadang males ngetiknya . Hihihi .

Tunggu terus kelanjutannya yaaaaa ....

Kiss kiss dari gw .

Continue Reading

You'll Also Like

54.3K 5.8K 25
Copyright©2018 by Sabiimh Plagiat dilarang mendekat!! No copy my story!! Cape mikirnya. [Ini cerita pertamaku yang dibuat pada saat aku masih pemula...
115K 4.2K 15
"Pak Sean?" Tiba-tiba Elsa memanggil Sean yang sedang menjelaskan materi di depan. Ara dan yang lain menolehkan pandangan kearah Elsa. Alah palingan...
416K 17.8K 76
Aileen wanita umur 22th yang sangat mendambakan percintaan seperti drama korea. Suatu hari ia bekerja dimana terdapat boss yang membuatnya terpana na...
3.6M 78.5K 50
Di jodohkann?? apa kata dunia, hello ini 2017 guys tidak jaman lagi jodoh menjodohkan..tapi sial itu terjadi pada ku. Chellia putri wijaya