True Angel ✔️

By scarlettkid

151K 20K 3.6K

[ COMPLETED ] Min Yoongi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak dari kelas sebelah, Son Seungwan. Sej... More

01 - Pindah Kelas
02 - Bioskop
03 - Keputusan
04 - Dua Pihak
05 - Hari Libur
06 - Valentine
07 - Ulang Tahun
08 - Hilang
09 - Bandara
10 - Kembali
11 - Sakit
12 - Cemburu
13 - Turnamen
14 - Ketahuan
15 - Emosi
16 - Say Yes
17 - Perubahan
18 - Bersama
19 - Hukuman
20 - Daegu
21 - Mark
22 - Semester Baru
23 - Perjuangan
24 - Adrenalin
25 - Dukungan
26 - Pilihan
27 - Toronto
28 - Kerja Keras
29 - Argumen
30 - Selesai
31 - Bagian yang Hilang
32 - Reuni
34 - Terakhir
35 - From Scarlettkid

33 - Deklarasi

4.1K 438 58
By scarlettkid

Pukul lima pagi, Min Yoongi terbangun dari tidurnya yang sama sekali tidak nyenyak. Ia tidak mengenakan pakaian apa pun untuk menutupi tubuhnya yang sangat kaku. Leher Yoongi penuh dengan tanda cinta dari lawan mainnya. Berapa ronde yang sudah ia lalui? Tiga? Empat? Yoongi tidak ingat.

Tanpa membangunkan bidadari yang tertidur di sebelahnya, Yoongi langsung memakai pakaian dan keluar dari kamar. Yoongi meraih ponselnya, menghubungi teman terbaiknya. Siapa lagi jika bukan Jeon Jungkook. Dokter yang menjadi teman Yoongi sejak masa sekolah sekaligus korban perintah Yoongi.

Tadi malam adalah malam terbaik sepanjang umur Yoongi. Ia merasa telah hidup kembali. Bertahun-tahun setelah bekerja keras untuk menjadi dokter bedah seperti sekarang, baru tadi malam Yoongi merasa menjadi manusia sepenuhnya. Oh, jangan lupakan fakta bahwa tadi malam adalah permainan pertama Yoongi yang memalukan.

Setelah selesai menghubungi dan memberi perintah pada Jungkook, Yoongi masuk kembali ke dalam kamar. Terlihat sosok bidadarinya yang sudah terjaga dari tidur dan sedang berusaha untuk memakai pakaian yang Yoongi paksa lepas semalam.

"Pagi," sapa Yoongi sambil tersenyum kemudian menghampiri perempuan tersebut. "Perlu bantuan, Wen?"

"Selamat pagi, Ga. Duh, badanku masih sakit semua," balas Seungwan dengan nada mengeluh. "Bantuin pasang dong."

Yoongi mengangguk dan dengan segera membantu Seungwan mengenakan bra. Sulit dipercaya apa yang mereka lakukan tadi malam. Belum tepat dua belas jam setelah reuni terjadi dan Yoongi sudah takluk pada Son Seungwan, mantan kekasihnya.

"Sudah," ujar Yoongi, setelah itu ia mengecup Seungwan lembut. "Tidur lagi aja. Masih jam lima."

Seungwan menggeleng. "Aku ngga bisa tidur lagi, Ga. Sekali bangun ya aku susah kalau disuruh tidur lagi."

Yoongi menatap Seungwan dengan tatapan bersalah. "Kamu bangun gara-gara aku berisik, ya?"

Seungwan menggeleng lagi. Tangannya bergerak untuk meraih piyamanya. "Ngga, bukan begitu. Aku bangun gara-gara... Aku dapat telepon dari Ilhoon."

Here comes the real problem. Perlu diingat bahwa status Seungwan hanyalah mantan kekasih Yoongi. Saat ini Seungwan masih menjalin hubungan dengan Jung Ilhoon, atlet sepak bola terkenal yang dikontrak oleh klub Inggris, Arsenal.

"Dia bilang mau ke sini?" tanya Yoongi ketakutan.

Lagi-lagi Seungwan menggeleng. Ia dengan susah payah mengenakan piyamanya kembali. "Dia cuma bilang kalo orang tuanya lagi-lagi ngga mau ketemu sama aku."

Yoongi mengernyit. Memang semalam Seungwan memberitahunya bahwa orang tua dari Jung Ilhoon kurang menyukai Seungwan. "Mereka ngga suka kamu banget, ya?"

Seungwan menghela napas. "Iya, Ga. Mereka daridulu ngga setuju aku pacaran sama Ilhoon. Mereka maunya Ilhoon pacaran sama anak pewaris perusahaan apa gitu, aku lupa. Soalnya nasib atlet bola itu ngga jelas, Ga. Kontrak Ilhoon sama Arsenal sebentar lagi habis. Setelah itu dia harus cari kerja. Menurut orang tua Ilhoon sih, kalau Ilhoon punya istri pewaris perusahaan pasti gampang cari kerja nantinya."

Yoongi heran, ternyata masih ada banyak orang yang menginginkan harta dan kekuasaan di dunia ini. Lihatlah sekarang, nasib Seungwan benar-benar menyedihkan. Seungwan sama sekali tidak mendapat tempat di hati orang tua Ilhoon. Dengan kata lain, Seungwan benar-benar dianggap rendah.

"Kalau orang tua kamu? Mereka udah ketemu Ilhoon?" tanya Yoongi lagi.

"Sama aja, orang tuaku juga kurang suka sama Ilhoon. Apa lagi dad," cerita Seungwan. "Aku udah pacaran sama Ilhoon tiga tahun dan Ilhoon sama sekali ngga sempetin waktu buat ketemu orang tuaku."

"Kurang ajar banget," ujar Yoongi berhasil membuat Seungwan tertawa. Dan dalam sekejap, Yoongi mencium bibir Seungwan. "Aku suka kalau kamu ketawa gini. Rasanya pengin aku cium."

Seungwan balas mencium bibir Yoongi. "Orang tua kamu sehat, Ga?"

"Sehat. Apalagi ibu. Masih cerewet aja tanyain kapan aku punya pacar lagi," jawab Yoongi sambil tersenyum.

"Oh, kamu ngga punya pacar, Ga?" tanya Seungwan kembali. "Umur kamu sekarang berapa? 28, ya? Pas banget tuh kalau mau nikah sekarang."

Yoongi tersenyum. "Aku emang ngga punya pacar. Tapi aku punya calon istri. Dan orang itu kamu, Wen."

Seungwan memberi jarak antar dirinya dan Yoongi. "Ga, aku ngga mau kamu berharap. Aku udah punya pacar. Dan kamu pantas dapat yang lebih baik dari aku."

Yoongi menggeleng. Ia menatap Seungwan dengan sangat serius. "Kali ini aku ngga main-main, Wen. Aku mau kamu. Aku bakal serius sama kamu, ngga kayak Ilhoon. Ngga ada lagi selain kamu, Wen. Aku cinta sama kamu."

Entah darimana Yoongi mendapat keberanian sebesar ini. Reuni kemarin seakan mengubah segalanya. Yoongi berhasil menemukan sesuatu yang menghilang selama ini dari hidupnya. Sesuatu yang ingin Yoongi perjuangkan. Sesuatu yang ingin Yoongi jaga. Sesuatu yang ingin Yoongi cintai. Son Seungwan adalah jawaban dari semua itu.

"Aku tau pikiran kamu lagi banyak banget, Wen. Aku ngga mau bikin kamu bingung," Yoongi mencium bibir Seungwan untuk kesekian kalinya. "Aku tunggu jawaban dari kamu. Aku minta jawaban kamu waktu kita ketemu lagi."

Tanpa menunggu balasan dari Seungwan, Yoongi segera bangkit berdiri dan pergi meninggalkan apartemen Seungwan. Ah, ia baru saja melakukan hal gila. Mungkin orang-orang akan mengiranya brengsek, bajingan, pecundang, perusak hubungan orang, setan, dan lain sebagainya. Tapi Yoongi tahu apa yang ia inginkan. Dan Yoongi sama sekali tidak ingin menyesal.

Yoongi berlari menuju lapangan parkir Haesung Hospital, tempat mobilnya berada. Dan di sebelah mobilnya sudah ada Jungkook yang berdiri menunggu Yoongi. Benar-benar teman yang dapat diandalkan, batin Yoongi.

"Lu udah dapat barang yang gua minta?" tanya Yoongi pada Jungkook.

"Udah. Tiket pesawat non-stop ke Toronto, kan? Berangkat jam sepuluh hari ini dari Incheon. Udah gua kirim ke e-mail hyung," jelas Jungkook enteng. "Tumben banget hyung mau bolos kerja."

Yoongi masuk ke dalam mobil dan membiarkan pintunya terbuka. "Ada orang penting yang harus gua temuin di Toronto. Jadi tolong lu jelasin ke direktur alasan gua, ya. Lu beliin gua tiket balik buat kapan?"

"Dua hari lagi lu bakal balik ke Seoul," jawab Jungkook cepat. "Emangnya urusan apaan, sih?"

"Gua mau nikah," sahut Yoongi.

"Nikah!?" seru Jungkook lantang. "Nikah sama siapa, hyung!? Setahu gua, lu kaga punya pacar, hyung! Gimana mau nikah!?"

Yoongi menyeringai. Dan sebelum menutup pintunya, ia berkata pada Jungkook, "Gua bakal nikah sama mantan pacar gua."

Menit berikutnya, Yoongi sudah mengendarai mobilnya menuju Bandara Incheon. Ini memang sudah menjadi rencananya sejak tadi pagi ia terbangun. Di Toronto, ia akan menemui orang tua Seungwan. Seperti sepuluh tahun yang lalu, Yoongi di dalam pesawat selama tiga belas jam, hanya untuk memberi laporan pada orang tua Seungwan.

Ingatan Yoongi akan jalanan di Toronto masih sangat kuat. Sepuluh tahun lalu, Yoongi menghabiskan waktu liburan selama dua minggu di kota metropolitan tersebut. Karena itulah Yoongi sama sekali tidak merasa kesulitan untuk mencari rumah keluarga Seungwan.

Dengan gugup sekaligus berani, Yoongi menekan bel rumah orang tua Seungwan. Yoongi berkali-kali memastikan apa ia sudah terlihat rapi. Di dalam pesawat tadi Yoongi menyempatkan diri untuk mandi –meski itu sangat dilarang. Satu menit berikutnya, muncul sosok anak laki-laki yang membukakan pintu.

"Who are you?" tanya anak laki-laki tersebut pada Yoongi.

"Uhm... I'm friend. Yeah, I'm your friend," jawab Yoongi asal.

Setelah itu, datang sosok orang tua dari anak laki-laki yang ada di hadapan Yoongi. Orang itu adalah Son Seunghee, kakak perempuan Seungwan. "Loh, Yoongi? Eh, bener Yoongi, kan? Mantannya Seungwan?"

Yoongi mengangguk pelan. "Maaf aku datang tanpa memberi kabar. Om dan tante ada?"

Kakak perempuan Seungwan itu justru tertawa santai. "Ada, ada! Masuk aja."

Yoongi hampir lupa bahwa waktu juga berjalan selama sepuluh tahun di Toronto. Rumah orang tua Seungwan sudah tidak sekokoh dulu, perabotan di dalam rumah terasa semakin banyak. Kakak perempuan Seungwan juga sudah menikah dan dikaruniai satu anak laki-laki.

"Selamat siang, om, tante," ujar Yoongi sambil membungkukkan badan saat melihat orang tua Seungwan yang sedang duduk menonton televisi.

Kopi hitam akan selalu menjadi minuman Yoongi saat berada di rumah orang tua Seungwan. Rumah orang tua Seungwan memang berubah, tapi penghuninya masih sama. Yoongi bahkan disambut dengan hangat oleh kedua orang tua Seungwan. Rumah orang tua Seungwan langsung dipenuhi canda tawa karena percakapan antara Yoongi dan orang tua Seungwan.

"Saya ingin memberi laporan pada om dan tante," suara Yoongi berubah tegas saat pembicaraannya dengan orang tua Seungwan makin serius. "Sepuluh tahun lalu, saya dan Wendy putus. Saya minta maaf karena sudah mengecewakan om dan tante. Saya sadar bahwa semua itu terjadi karena kesalahan saya sendiri. Saya minta maaf karena baru sempat melapor sekarang."

Aneh bagi Yoongi karena sepuluh tahun lalu, ia datang ke Toronto bersama Seungwan untuk memberi laporan bahwa ia dan Seungwan sudah resmi berpacaran. Namun sekarang Yoongi memberi laporan bahwa ia dan Seungwan sudah bukan lagi sepasang kekasih.

"Hari ini saya datang untuk meminta izin om dan tante. Saya ingin menikahi Wendy," lanjut Yoongi penuh keyakinan. "Dan saya janji, kali ini saya tidak akan membuat Wendy menangis lagi. Kali ini saya tidak akan melepas Wendy lagi."

Yang pertama kali membuka suara adalah ibu Seungwan. "Apa Yoongi sudah tahu kalau Seungwan sekarang pacaran sama... Jung Ilhoon?"

Yoongi mengangguk. "Saya tahu. Tapi saya sadar bahwa hanya Wendy yang dapat menjadi pendamping hidup saya. Saya akan berjuang sekuat tenaga untuk membuat Wendy mencintai saya lagi. Karena itu saya meminta izin om dan tante."

Suara tepuk tangan terdengar dari kedua tangan ayah Seungwan. "Keberanianmu luar biasa, nak."

Yoongi kali ini menatap tajam ayah Seungwan. "Saya sadar sepuluh tahun yang lalu itu murni kesalahan saya. Wendy tidak berbuat apapun pada saya. Saya adalah sumber masalahnya dan saya—"

"Stop. Kau terlalu banyak bicara," ucap ayah Seungwan memotong kalimat Yoongi. "Jangan pikir aku tidak tahu apa yang terjadi sepuluh tahun yang lalu di antara kalian berdua. Seungwan sudah cerita semuanya pada kami sambil menangis."

Ibu Seungwan mengangguk setuju. "Awalnya, kami mengira Seungwanlah yang meminta putus. Tapi ternyata justru kamu yang meminta putus, nak Yoongi. Kami tidak bisa percaya saat itu."

Ayah Seungwan menghela napas. "Dan kalian berdua sama saja. Kalau tadi kamu menyalahkan dirimu, sepuluh tahun lalu juga Seungwan menyalahkan dirinya sendiri. Tenang saja, nak. Kami orang dewasa juga pernah ada di posisi kalian."

Selanjutnya orang tua Seungwan membanjiri Yoongi dengan berbagai nasihat. Yoongi sangat beruntung karena ayah Seungwan tidak menganggap Yoongi sebagai orang yang kurang ajar. Ayah Seungwan memaklumi Yoongi bahwa sepuluh tahun yang lalu, Yoongi hanyalah seorang remaja. Yoongi belum  dapat mengendalikan emosi, Yoongi masih egois, dan Yoongi masih merasa dirinya lah yang paling benar.

"Kami memarahi Seungwan sepuluh tahun lalu. Dan tante yakin orang tua Yoongi juga pasti marah sama kamu," sahut ibu Seungwan, masih tetap santai. "Kami tidak perlu memarahimu sekarang, benar kan?"

Ayah Seungwan mengangguk. "Lagipula untuk apa kami marah-marah sama kamu sekarang. Kamu adalah laki-laki luar biasa. Kamu sudah menjadi seorang dokter. Kamu sudah datang jauh-jauh dari Seoul hanya untuk menemui kami."

"Tante jauh lebih suka kalau kamu yang jadi pacar Seungwan," ungkap ibu Seungwan. "Tante kasihan sama Seungwan. Dia selalu perhatian sama Ilhoon tapi Ilhoon selalu milih sepak bola daripada Seungwan. Mereka sering berantem, loh. Habis itu Seungwan pasti telepon tante sambil nangis."

"Makanya ayah ngga suka kalau Seungwan pacaran sama artis atau atlet. Sibuknya ngga masuk akal. Mending sama kamu, Yoongi. Kalau pun kamu sibuk, kamu sibuk karena harus nyelametin orang," tambah ayah Seungwan. "Dan kamu tahu sendiri, kan, Seungwan itu gampang banget kesepian. Ayah yakin, kamu pasti bisa menyempatkan waktu untuk temenin Seungwan setiap hari."

Tanpa Yoongi sadari, air mata sudah jatuh membasahi pipinya. Yoongi merasa tidak pantas mendapat perlakuan seperti ini dari orang tua Seungwan. Kini Yoongi tahu apa yang dirasakan Seungwan saat perempuan itu mengunjungi keluarganya. Rasanya seperti memiliki keluarga baru yang benar-benar peduli pada dirinya.

"Kamu mendapat restu kami. Ambil Seungwan dari Ilhoon dan menikahlah dengannya," kata ayah Seungwan sambil menepuk pundak Yoongi. "Dengan satu syarat."

Yoongi mengangguk. "Syarat apa, om?"

"Biarkan Seungwan yang memutuskan," ucap ayah Seungwan. "Kamu tidak berhak memaksa Seungwan jika dia masih mau bersama Ilhoon. Pokoknya, keputusan terakhir ada di tangan Seungwan."

Hari ini, Yoongi sudah mendapat dukungan dari dua orang terpenting yang ada di hidup Seungwan. Yoongi memeluk orang tua Seungwan, beribu-ribu ucapan terima kasih mengalir dari bibir Yoongi. Dan dalam hati Yoongi berjanji, saat ia akan ke Toronto lagi suatu hari, ia akan memberi laporan bahwa ia telah menikahi Seungwan.

Setelah menginap selama satu malam di rumah orang tua Seungwan, Yoongi kembali ke Seoul. Perjalanan pulang yang ia tempuh tidak seberat perjalanan menuju Toronto. Yoongi merasa semakin dekat menuju Seungwan. Dan Yoongi tidak sabar melihat reaksi orang tuanya saat mereka tahu Yoongi akan menikahi Seungwan. Ibu Yoongi pasti akan sangat senang.

Yoongi tiba di Seoul dengan waktu terhitung dua hari setelah Yoongi berangkat ke Toronto. Tanpa membuang-buang waktu, Yoongi segera menuju apartemen Seungwan. Yoongi menekan bel berkali-kali tapi tidak ada jawaban. Setelah lelah menunggu, Yoongi memutuskan untuk pergi ke tempat kerja Seungwan yang tertulis di kartu nama Seungwan.

Seungwan bekerja di rumah desain bernama Red Velvet. Seungwan mendirikan rumah desain tersebut bersama teman-teman kuliahnya dan melayani permintaan pelanggan dengan rutin. Saat Yoongi tiba di sana, orang yang pertama kali Yoong temui adalah Wheein, tetangga Seungwan dulu. Ternyata Wheein bekerja sebagai desainer dan menjalin hubungan dengan Mino, teman Yoongi.

"Yoongi oppa, apa kabar?" tanya Wheein sambil tersenyum. "Gua udah dengar dari Seungwan unnie kalau oppa mau beli rumah Seungwan unnie."

Yoongi mengangguk berkali-kali. "Kabar baik, Whee. Iya. Ngomong-ngomong, Seungwannya ada?"

Wheein menggeleng. "Seungwan unnie sedang keluar sama klien. Mungkin nanti Seungwan unnie langsung pulang ke apartemen. Apa oppa mau tau Seungwan unnie ketemu klien di mana?"

Yoongi terkekeh. "Ngga perlu. Makasih ya, Whee."

Setelah meninggalkan Rumah Desain Red Velvet, Yoongi pergi menuju Haesung Hospital untuk bekerja. Sebelum menangani operasi, Yoongi menemui salah satu dokter perempuan dan meminta perempuan itu untuk menyediakannya waktu pada esok hari. Yoongi menjalankan rencananya dengan sangat hati-hati dan semua itu hanya untuk menikah dengan Seungwan.

Yoongi baru selesai menangani operasi terakhirnya pada pukul satu waktu dini hari. Yoongi tersenyum puas. Sebenarnya ia ingin menemui Seungwan pada siang hari saat perempuan itu sedang bekerja. Tapi sekarang, Yoongi memiliki alasan kuat untuk menumpang tidur di apartemen Seungwan.

Dengan santai Yoongi berjalan kaki menuju Glass City Apartment. Ini akan menjadi kejutan untuk Seungwan, benar bukan? Yoongi tersenyum menyeringai hingga jarinya menekan pintu kamar apartemen Seungwan. Hanya perlu waktu kurang dari satu menit hingga sosok Seungwan membukakan pintu untuknya.

"Suga—"

"Malam, Wendy," suara berat Min Yoongi tertangkap oleh telinga Seungwan. "Hari ini aku nginap di sini lagi, ya?"

Dengan cepat Yoongi melepas kedua sepatunya dan berlari menuju kamar tidur Seungwan. Ia tidak ingin mendengar penolakan dari bibir Seungwan. Malam ini akan menjadi malam menyenangkan untuk Yoongi. Dulu Yoongi pernah berkata bahwa tempat favoritnya di dunia adalah bahu milik Seungwan. Tapi sekarang, Yoongi meralat perkataannya. Tempat favoritnya saat ini adalah berada di atas kasur yang sama bersama Seungwan.

Yoongi melepas dasi dan melemparnya sembarangan. Setelah melepas dua kancing teratas kemejanya, Yoongi membaringkan tubuh di ranjang Seungwan, memejamkan matanya dengan erat. Apa Yoongi sudah tertidur? Tidak. Ia hanya pura-pura tidur sambil menunggu kedatangan Seungwan ke dalam kamar.

Telinga Yoongi mendengar suara tertutupnya pintu. Yoongi tersenyum tipis, sudah pasti Seungwan lah yang masuk ke dalam kamar. Perempuan yang sudah mengenakan piyama itu akhirnya berbaring di sebelah Yoongi.

"Tadi operasinya lancar," gumam Yoongi dengan mata terpejam. "Makanya aku langsung ke sini buat tidur sama kamu."

"Apa hubungannya? Kan kamu bisa pulang ke rumahmu sendiri?" tanya Seungwan. Tiba-tiba tangan Yoongi meraih dagu Seungwan dan dengan cepat menariknya hingga bibir mereka bersentuhan.

Ada apa dengan Min Yoongi? Laki-laki itu tadi datang ke apartemen dengan wajah kelelahan tapi sekarang Seungwan menjadi objek santapannya. Yoongi mulai melumat bibir Seungwan, seakan ia sudah menunggu bertahun-tahun untuk melakukannya. Ralat, Yoongi memang sudah menunggu selama sepuluh tahun untuk mencium Seungwan lagi.

"Wen," bisik Yoongi saat ciuman panas mereka berakhir. Tapi tatapan Yoongi seakan memberitahu Seungwan bahwa ciuman tadi hanyalah sebuah pembukaan. "Malam ini biarin aku bikin kamu teriakin namaku."

Yoongi melepas kancing piyama Seungwan satu per satu sambil tetap mencium bibir Seungwan. Baru tiga hari berlalu sejak Yoongi bertemu pertama kalinya dengan Seungwan di acara reuni, namun Yoongi tidak memberi kesempatan sedikit pun untuk Seungwan menolak.

Hingga akhirnya teriakan pertama terdengar setelah Yoongi membuat kissmark di leher Seungwan. "Yoongi! Berhenti!"

Yoongi menatap Seungwan penuh rasa kecewa. Dengan cepat, Yoongi bangkit dari tidurnya untuk duduk di ranjang Seungwan. "Kenapa sih, Wen? Aku kan kangen sama kamu."

Seungwan dengan segera ikut duduk berhadapan dengan Yoongi. "Aku punya berita buruk dan bagus. Berita buruknya, I got my period. Ya, lebih tepatnya tadi sore waktu aku ke toilet aku sadar kalau ini hari pertamaku."

"Yaaaaaaah," Yoongi mengerucutkan bibirnya, kecewa. Malam ini Yoongi gagal mendapat jatahnya.

Tawa Seungwan mengalir karena Yoongi menunjukkan kekecewaannya. Dengan nakal, Seungwan mengecup bibir Yoongi. "Tapi berita bagusnya, tadi pagi aku putus sama Ilhoon."

"Sumpah!?" teriak Yoongi tidak percaya. Tapi Seungwan justru mengangguk berkali-kali untuk membenarkan fakta bahwa hubungannya dengan Ilhoon telah berakhir.

"Yes, I'm officially single now. Are you happy?" tanya Seungwan dengan nada manja.

Yoongi mengangguk. "Kalau kamu lagi ngga haid, aku pasti udah bikin kamu hamil sekarang."

Seungwan tertawa. "Shut up! Males banget. Justru aku mau tanya sama kamu sekarang. Kamu ke mana dua hari? Aku ngga bisa hubungin kamu, aku ke rumah kamu juga kamu ngga ada."

"Aku ke Toronto, ketemu orang tua kamu," ungkap Yoongi.

"Serius?" tanya Seungwan. "Tapi kamu kok ngga ngasitau aku, sih!"

Yoongi menyeringai. "Kangen ya, sama aku?"

"Ngga. Aku kangen sama orang tua kamu," sahut Seungwan bohong. "Iyalah, aku kangen sama kamu!"

Yoongi mengecup bibir Seungwan. "Kok kangen sama aku? Kan kamu baru putus sama Ilhoon tadi pagi."

Seungwan menggigit bibirnya. "Aku mau tanya ke kamu gimana caranya kasi alasan yang bagus buat putus sama Ilhoon. Tapi setelah aku pikir lagi, ternyata aku sudah punya alasan yang bagus."

Yoongi melingkarkan tangannya pada pinggang Seungwan. "Apa alasan kamu?"

Seungwan tersenyum lebar. "Dulu aku pernah bilang ke Ilhoon, kalau ada satu di antara kami yang selingkuh atau berbuat kasar, itu artinya kami harus putus. Dan tadi pagi aku bilang ke Ilhoon kalau aku selingkuh. Jadi kami langsung putus."

Yoongi terkejut bukan main. Ia tidak menyangka Seungwan bisa dengan santainya berkata seperti itu pada Ilhoon yang merupakan kekasihnya. Ralat, mantan kekasih. "Terus, Ilhoon bilang apa?"

Kali ini Seungwan yang bergerak untuk mengecup bibir Yoongi. "Kata Ilhoon, dia sudah tahu kalau aku bakal selingkuh. Dia bilang dia sudah tahu sejak ngeliat kita ciuman di acara reuni. Dia bilang, aku ngga pernah cium dia, sedalam aku ciuman sama kamu."

Yoongi tersenyum. "Jadi, artinya?"

"Artinya, Min Yoongi, aku milih kamu. Aku selingkuh dari Ilhoon karena aku milih kamu," ungkap Seungwan halus, jujur, dan penuh perasaan. "Aku cinta kamu, Yoongi. Itu jawabanku."

Masa lalu dan rasa saling memahami satu sama lain telah menyelamatkan hubungan Yoongi dan Seungwan. Hari ini, Seungwan resmi kembali menjadi milik Yoongi. Dan ada satu hal yang akan Yoongi ingat selamanya. Satu hal yang membuat hubungannya dengan Seungwan berakhir dan kembali seperti sedia kala.

Mereka pernah berjanji bahwa jika salah satu di antara mereka selingkuh atau berbuat kasar, maka hubungan mereka harus berakhir saat itu juga. Sepuluh tahun yang lalu, Yoongi berbuat kasar pada Seungwan, membuat hubungannya dengan Seungwan kandas. Dan sekarang, Seungwan justru selingkuh untuk kembali bersama Yoongi.

"Aku juga cinta sama kamu, Seungwan."

Keesokan harinya, Yoongi mengajak Seungwan ke Haesung Hospital. Yoongi mempertemukan kembali Jungkook dengan Seungwan dan betapa terkejutnya Jungkook karena Yoongi tidak main-main saat berkata ia akan menikahi mantan kekasihnya. Karena pada kenyataannya, Seungwan memang benar-benar mantan kekasih Yoongi.

"Kamu ajak aku ke sini buat ngenalin aku sama dokter-dokter?" tanya Seungwan setelah selesai bertukar nomor telepon dengan Jungkook. Siapa lagi jika bukan Jungkook yang memaksa Seungwan memberikan nomor telepon padanya.

"Bukan. Aku mau ajak kamu ke sini," Yoongi menarik tangan Seungwan dan membawa calon istrinya tersebut pada lantai enam.

Yoongi dan Seungwan bertemu dengan Dokter Solbin yang sudah membuat janji dengan Yoongi kemarin. Saat bertemu dengan Dokter Solbin, Seungwan menatap Yoongi dengan tatapan penuh curiga. Yoongi tertawa karena jelas sekali Seungwan terlihat cemburu.

"Kamu berdua dulu sama Dokter Solbin, ya," ujar Yoongi pada Seungwan namun Seungwan menggeleng.

"Ngapain aku di sini? Terus kamu mau pergi ke mana?" tanya Seungwan masih dengan tatapan curiga pada Yoongi.

Yoongi menghela napas. "Dengerin aku, ya. Aku sengaja udah nyewa Dokter Solbin hari ini buat jalanin operasi laser ke kamu."

"Operasi laser!?" seru Seungwan keras. "Untuk apa, Yoongi!?"

Tangan Yoongi dengan nakal melepas kancing kemeja Seungwan. "Buat hapus tato 'Jung Ilhoon' yang ada di badan kamu. Masa tiap kita 'enaena' aku harus lihat nama cowok lain di badan kamu? Ngga, kan? Jadi kamu tidur aja di sini. Nanti Dokter Solbin arahin laser ke dada kamu, terus waktu kamu bangun, tato kamu udah ngga ada."

Seungwan membuka mulutnya lebar-lebar, tidak percaya dengan rencana yang sudah disiapkan Yoongi untuknya. Demi apa pun, biaya operasi laser sangat tinggi. Bahkan Seungwan yakin ia tidak akan sanggup membayar biaya operasi laser itu jika ia bekerja lembur selama satu bulan.

Yoongi hendak keluar dari ruangan tapi suara Seungwan berhasil menghentikannya. "Kamu mau ke mana, Yoongi?"

"Ada deh," jawab Yoongi sambil terkekeh. "Kalau aku beritau ngga jadi kejutan, dong."

Seungwan mencibir. "No more secret between us, Yoongi."

"Tapi kan di sini ada Dokter Solbin," kata Yoongi sambil menunjuk Dokter Solbin yang sedaritadi hanya tersenyum mengamati mereka. "Kamu yakin mau aku beritahu di sini?"

"Yes, Yoongi. Apaan sih, sok misterius gitu. Cepetan bilang kamu mau ke mana! Atau aku ngga mau jual rumahku ke kamu," kata Seungwan dengan nada mengancam.

Inilah hal yang Yoongi sukai dari Seungwan. Perempuan itu benar-benar tahu bagaimana cara untuk membuat Yoongi semakin gila. Yoongi berjanji dalam hati bahwa ia tidak akan melepas Seungwan lagi. Sudah cukup sepuluh tahun saja ia lalui tanpa Seungwan. Selama sisa hidupnya ke depan, Yoongi hanya ingin Seungwan ada di sisinya.

"Aku mau pergi ke mall," ungkap Yoongi sambil tersenyum. "Aku mau cari cincin buat ngelamar kamu."

Continue Reading

You'll Also Like

27.3K 2.1K 9
[COMPLETED] [Min Yoongi version 2] "Ini untuk sahabatku- Min Yoongi." ©Nandd_ , 2019.
91.9K 9.1K 37
FIKSI
415K 30.7K 40
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
24.1K 1.8K 46
"AYO BERKENCAN SELAMA SATU MINGGU!" ungkap Park Jinyoung dengan percaya diri padaku. "Jika cara ini berhasil membuatmu nyaman disampingku, maka kita...