True Angel ✔️

By scarlettkid

151K 20K 3.6K

[ COMPLETED ] Min Yoongi jatuh cinta pada pandangan pertama dengan anak dari kelas sebelah, Son Seungwan. Sej... More

01 - Pindah Kelas
02 - Bioskop
03 - Keputusan
04 - Dua Pihak
05 - Hari Libur
06 - Valentine
08 - Hilang
09 - Bandara
10 - Kembali
11 - Sakit
12 - Cemburu
13 - Turnamen
14 - Ketahuan
15 - Emosi
16 - Say Yes
17 - Perubahan
18 - Bersama
19 - Hukuman
20 - Daegu
21 - Mark
22 - Semester Baru
23 - Perjuangan
24 - Adrenalin
25 - Dukungan
26 - Pilihan
27 - Toronto
28 - Kerja Keras
29 - Argumen
30 - Selesai
31 - Bagian yang Hilang
32 - Reuni
33 - Deklarasi
34 - Terakhir
35 - From Scarlettkid

07 - Ulang Tahun

4.7K 659 96
By scarlettkid

"Harganya 299,000 won ya kak,"

Min Yoongi mengeluarkan uang dari dompetnya lalu membayar barang yang bisa dibilang adalah taruhan terakhirnya. Harganya saja sudah membuat Yoongi merinding. Ia menggunakan uang di tabungannya untuk membeli sebuah g-cut shoulder trim dress yang sangat mahal.

Ini pertama kalinya seorang Min Yoongi menghabiskan uang untuk membeli hadiah ulang tahun. Ya, 4 hari lagi, Son Seungwan, bidadarinya akan menginjak usia 17 tahun. Setelah berdiskusi panjang dengan ibunya, Yoongi memutuskan untuk membeli barang yang bisa dipakai Seungwan sehari-hari. Dan pilihannya jatuh pada dress berwarna hijau gelap dari S.I Village.

"Udah selesai?" Jaebum yang menunggu di luar toko adalah orang yang menemani Yoongi membeli hadiah ulang tahun untuk Seungwan. "Gua kaga tahan di dalam, barangnya mahal semua."

"Gua juga. Tapi gua yakin Wendy cocok kalau pakai ini," kata Yoongi sambil menunjukkan kantung belanjanya. "Jaeb, traktir makan. Duit gua habis."

Jaebum yang mendengar Yoongi mengeluh hanya bisa tertawa. "Siapa suruh beli dress seharga tiket pesawat ke luar negri. Gua traktir asal makannya kaga di sini."

"Terserah. Kita keluar dulu dari mall," usul Yoongi. Akhirnya ia keluar bersama Jaebum dari mall yang tidak menyediakan makanan ramah dompet pada mereka.

Jaebum berhasil menemukan restoran di pinggir jalan yang harganya masih sesuai untuk dompetnya. Ya, nasib Jaebum hari ini agak sial karena ia harus membayar Yoongi makan. Ia juga telah menghabiskan bensin motornya untuk menemani Yoongi berbelanja.

"Apasih yang bikin lu mau beli hadiah mahal buat Wendy?" tanya Jaebum setelah selesai memesan makanan. "Menurut gua, Wendy kaga masalah kalo lu kasi hadiah yang biasa aja."

Yoongi tersenyum pahit. "Sekarang lu jadi gua, lu bakal kasi kado apa?"

Jaebum berpikir untuk beberapa saat. "Mana gua tau. Wendy kan lumayan berduit, semuanya dia dah punya."

"Nah kan," sambung Yoongi. "Lu aja kaga tau, apalagi gua. Ibu gua bilang sih beli yang bisa dipake Wendy sehari-hari aja. Makanya gua ogah beli kue ulang tahun."

"Betul juga. Kue ulang tahun bisa habis dalam sekejap," ujar Jaebum. "Tapi lu sadar kaga sih, Ga? Lu dah berubah semenjak deket sama Wendy."

Minuman yang mereka pesan pun datang. Yoongi mengambil minumannya sambil menatap Jaebum. "Berubah makin cerewet? Kaga dah."

"Lu jadi lebih berani," ungkap Jaebum. "Atau lu kaga mau kalah ye dari Mark Tuan?"

"Berisik," kata Yoongi. Ia kesal karena pertanyaan Jaebum tepat sasaran. Sejujurnya dibandingkan dengan teman sekelasnya sekarang, Yoongi lebih sering bercerita pada Jaebum mengenai Seungwan dan Mark Tuan. "Terakhir Mark chat lu kapan, Jaeb?"

"Hmm... 3 hari lalu. Waktu valentine. Udah jarang kontak sama Mark. Kita bangun tidur, dia baru pulang sekolah. Kita makan siang, dia udah tidur lelap. Susah hubungin orang yang beda zona waktu," curhat Jaebum. "Tapi kalo sama Wendy, Mark udah kaga pernah hubungin dia."

"Dia jauhin Wendy?" tanya Yoongi lagi.

"Katanya sih begitu. Gua kaga paham sama Mark. Waktu dia mau pindah aja dia minta tolong gua buat kasitau Wendy. Kalo menurut gua sih hubungan mereka sempat memburuk menjelang Mark pindah ke Amerika," cerita Jaebum. "Yah, wajar gua deket sama Mark daripada temen sekelas lu. Orang tua Mark sama orang tua gua kan sahabat dekat."

Yoongi mengangguk. Tepat saat itu makanan yang mereka pesan pun datang. "Thanks, Jaeb. Lu terbaik, dah."

Yoongi dan Jaebum pun menghabiskan makan siang mereka dengan lahap. Keputusan tepat mengajak Jaebum. Selain karena ia mau membayar makan Yoongi, ia juga bukan tipe orang yang dengan mudah membocorkan rahasia. Beda dengan laki-laki XI - 2 yang teriak histeris saat tahu kedekatan Yoongi dan Seungwan yang sudah sampai tahap mengenalkan Seungwan ke orang tuanya.

"Ulang tahun Wendy kapan? Rabu, ya? Pas banget kaga ada latihan basket," kata Jaebum. "Lu udah susun rencana gimana lu mau kasi itu hadiah?"

Yoongi menggeleng. "Temen-temen Wendy juga banyak, Jaeb. Mungkin mereka mau rayain dulu sama Wendy baru gua ada kesempatan kasi hadiah ini."

"Yaelah. Titip supir Wendy aja dah," ujar Jaebum putus asa.

"Gua mau kasi langsung ke orangnya," sahut Yoongi.

"Culik Wendy?"

"Ya kali, adanya gua dilaporin polisi. Jaeb, lu hutang penjelasan sama gua soal kejadian hari valentine,"

"Gua udah traktir makan. Masih butuh penjelasann?"

"Sialan," Yoongi mengangguk setuju. Seharusnya ia tak pernah ragu pada Jaebum karena seorang Jaebum tidak akan pernah mengkhianatinya.

Tiba-tiba ada sebuah pesan masuk di LINE Yoongi. Ibunya meminta Yoongi untuk segera pulang. Ia lalu menghabiskan minumannya dengan cepat dan berpamitan pada Jaebum. "Duluan ya, Jaeb."

Yoongi masih ingat reaksi ibunya saat ia berkata ia ingin memberi hadiah untuk Seungwan. Wanita nomor satu di hati Yoongi itu merasa senang dan memastikan Yoongi beusaha semaksimal mungkin untuk mendapat hati Seungwan di hari ulang tahunnya. Yoongi telah menerima banyak saran dari ibunya.

Benar saja, saat Yoongi baru tiba di rumah, ibunya memaksa Yoongi untuk memperlihatkan dress yang baru saja ia beli. Ya, ibu Yoongi lumayan terkejut dengan harganya tapi ayah Yoongi sama sekali tidak protes. Ia senang Yoongi tidak setengah-setengah dalam memilih hadiah.

"Mobil barumu bakal sampai bulan depan," cerita ayah Yoongi. "Ayah usahakan sampai tepat saat hari ulang tahunmu. Nah, tugasmu adalah menyatakan perasaan pada Wendy agar kalian bisa menikmati mobil baru bersama-sama."

"Yoongi, jangan lupa beli buket bunga, ya. Itu barang wajib," tambah ibu Yoongi. "Semoga berhasil, ya. Wendy pasti suka."

Memiliki keluarga yang mendukungnya menjadi penambah semangat untuk Yoongi. Ia masuk ke dalam kamar lalu berusaha keras untuk berpikir apa yang akan ia lakukan di hari ulang tahun Seungwan. Mencegatnya sepulang sekolah? Atau sebaiknya ia menyerahkan hadiah sejak pagi? Mungkin mengajaknya untuk makan malam?

Ponsel Yoongi bergetar hebat karena notifikasi LINE yang menumpuk. Ia telah diundang ke sebuah group yang bernama 'Ultah Wendy' dan tanpa berpikir panjang, Yoongi menerima invitation tersebut.

[ Ultah Wendy - 28 orang ]

Seulgi: Guys, perhatiannya dong

Joohyuk: Read.

Jackson: Read. 2

Seulgi: Jahat kalian :(( jadi ini group khusus untuk rencana kejutan ulang tahun Wendy yeaaay!

Namjoon: Seulgi dah ada rencana baru?

Seulgi: Ada sih. Btw ini cewek-cewek pada kemana yaa

Mijoo: Hadir

Seola: Hadir 2

Krystal: Hadir 3

Kai: Hadir 4

Seulgi: Bangkai, lu bukan cewek ya

Hyeri: Hadir!

Seulgi: Langsung aja ya gua ceritain lengkapnya. Sebelumnya ada yang punya usulan ngga?

Jackson: Gua ada

Seulgi: Apaan Jackson?

Jackson: Gua mau ada sesi berduaan Wendy dan Suga

Suga: -____-

Kai: Orangnya langsung muncul wkwkwkwk

Mijoo: Suga dah beli hadiah buat Wendy?

Suga: Udah barusan.

Seulgi: Ya udah Suga di bagian penutup aja, ya. Nanti kita semua bakal tinggalin kalian berdua di kelas. Udah kalian mesra-mesraan aja.

Suga: Thanks.

Seperti yang Yoongi perkirakan, teman-teman sekelasnya pasti sudah memiliki rencana sendiri untuk merayakan ulang tahun Seungwan. Berbeda dengan dirinya, anak kelas XI - 2 sudah mengenal Seungwan selama satu setengah tahun.

Yoongi membaca daftar kegiatan yang harus ia lakukan dan barang yang harus ia bawa saat ulang tahun Seungwan. Sehari sebelumnya ia harus merapikan rambut di salon. Lalu membeli buket bunga. Ia juga harus terlihat rapi, tidak berkantung mata, tidak berbau badan, dan hal-hal lain yang biasa ia lakukan. Dan satu hal lagi, ia harus mempersiapkan ucapan ulang tahun yang khas Min Yoongi.

Ponselnya bergetar lagi, kali ini ada chat dari Seulgi.

[ Chatroom with Seulgi ]

Seulgi: Sudah baca group, kan?

Suga: Dah

Seulgi: Jadi besok sepulang sekolah lu boleh berduaan sama Wendy ya. Lu ngga ada latihan basket, kan?

Suga: Kaga

Seulgi: Jawab yang panjang dikit napa

Suga: K a g a

Seulgi: Dih -_- kok Wendy tahan ya duduk sebangku sama lu

Suga: Yang bilang Wendy tahan siapa?

Seulgi: Serah -_- lu beli kado apaan buat Wendy?

Suga: Dress dari S.I Village

Seulgi: Gila, ngga main-main ya lu

Suga: Yoi.

Seulgi: Itu doang?

Suga: Sama buket bunga

Seulgi: Oh oke, sip. Besok Wendy rencananya lu ajak ke mana?

Suga: Di kelas aja. Lu bisa kan kosongin kelas buat gua sama Wendy?

Seulgi: Bisa. Semoga berhasil ya, Ga.

Suga: Thanks.

Akhirnya hari ulang tahun Seungwan tiba. Gadis itu datang ke sekolah seperti biasa dan menerima ucapan ulang tahun dengan senang. Meski bukan orang pertama yang mengucapkan, Yoongi tidak merasa kesal.

Lalu di pelajaran matematika, guru mereka selalu saja meminta Seungwan untuk maju ke depan dan mengerjakan soal yang sulit. Semua yang di kelas merasa kasihan pada Seungwan tapi karena ia sedang ulang tahun, mereka menikmati Seungwan yang kesusahan.

Selanjutnya di pelajaran Bahasa Inggris, Seungwan diminta untuk membantu guru membaca cerita tanpa gambar sepanjang 10 halaman. Untuk pelajaran ini Seungwan tidak merasa kesulitan sama sekali. Mungkin hanya sekedar tenggorokannya yang kering.

Puncaknya di pelajaran sejarah, Seungwan dikerjai habis-habisan oleh guru Sejarah mereka. Bayangkan, Seungwan diminta menyanyikan lagu kebangsaan berkali-kali dan guru Sejarah mereka selalu saja mencari kesalahan Seungwan.

"Aduh, kepalaku pusing," ujar Seungwan saat kembali ke tempat duduknya. Mata Seungwan menangkap basah Yoongi yang menahan tawa. "Lucu, ya?"

"Kaga Wen," kata Yoongi berbohong. Ia ingin sekali memeluk Seungwan karena tingkah Seungwan yang menggemaskan. Tapi dalam hati ia menahan diri dan berdoa agar Seungwan mampu menahan diri selama 2 mata pelajaran lagi.

Selanjutnya saat pelajaran seni budaya, tidak terjadi satu pun hal yang menyusahkan Seungwan. Guru seni budaya mereka memang tidak tertarik dengan membuat Seungwan kesusahan. Pelajaran seni budaya berlangsung damai dan tentram.

Pada mata pelajaran terakhir yaitu kimia, kelas XI - 2 mendapatkan jam kosong jadi waktu tersebut dimanfaatkan untuk merayakan ulang tahun Seungwan. Kue ulang tahun yang dipersiapkan Seulgi pun akhirnya berhasil dibawa ke hadapan Seungwan.

"Yuk Wen, tiup lilinnya," ucap Seulgi. "Jangan lupa ucapkan permohonan dulu."

Seungwan menutup kedua matanya dengan rapat dan mengucapkan permohonan dalam hati. Bibirnya yang mungil akhirnya meniup lilin angka 17 yang menancap pada kue ulang tahunnya.

"Happy birthday, Wendy!" teriak semuanya.

"Terima kasih, yeaaaay! Nanti setelah ulangan tengah semester aku traktir, yaaa!" ujar Seungwan ceria.

"Duh Wen, kaga usah ingetin kalau bentar lagi UTS," sahut Jeha membuat semuanya tertawa.

Ya, pada Hari Senin berikutnya, murid-murid akan menghadapi ulangan tengah semester. Tanda bahwa hari-hari menuju bangku kelas tiga semakin dekat.

"Lu tau Irene nuna mau masuk mana?"

"Katanya mau jurusan psikologi, kan? Padahal Irene nuna kan bukan anak IPS,"

"Gua dengar Seokjin hyung mau masuk sekolah kuliner ya?"

"Katanya sih ngga dapat izin dari orang tua jadi Seokjin oppa mau coba ambil kuliah Teknik Sipil,"

"Kalau Solar unnie sudah pasti jurusan hukum, kan? Dia yang paling pintar di antara anak IPS,"

"Masa gua dengar gosip Moonbyul nuna mau kuliah di luar negri,"

"Myungsoo oppa yang ganteng itu mau kuliah bisnis! Ya Tuhan,"

"Jung Jinyoung hyung mah bebas, dia dah dapat free pass,"

Yoongi hanya mendengarkan teman-temannya membicarakan senior di sekolah. Kalau pun ditanya, ia juga belum tahu akan melanjutkan sekolah ke mana. Ia hanya tahu ia menyukai dua hal selama sekolah, yaitu basket dan Son Seungwan.

"Suga," suara Seungwan tertangkap jelas oleh telinganya. "Sudah dapat kue?"

Son Seungwan dengan wajah penuh cream kue datang membawakannya sepotong dari kue ulang tahunnya. Hasil dari keisengan anak XI - 2, melumuri wajah Seugwan dengan cream. Seungwan masih terlihat cantik dengan penampilan yang berantakan, seperti itulah yang ada di benak Yoongi saat ini.

"Belom Wen," Yoongi tersenyum sekilas. "Bersihin dulu muka lu."

"Oh iya, tolong dong Suga," Seungwan menyerahkan sekotak tissue pada Yoongi. "Bersihkan ya."

"Diam, jangan gerak," kata Yoongi. Ia mengambil beberapa lembar tissue dan membersihkan wajah Seungwan dengan hati-hati. Seungwan menuruti perintah Yoongi untuk diam. Matanya terpejam dan ia menunggu dengan sabar hingga Yoongi selesai membersihkan cream di wajahnya.

"Makasih Suga," tangan Seungwan mengulurkan sepiring kue pada Yoongi. "Ayo dimakan."

"Suapin gua ya, Wen?" tanya Yoongi lalu Seungwan mengangguk. Seperti biasa gadis itu tidak menolak permintaan Yoongi. Ia melakukannya dengan tulus, seperti biasa. Kadang Seungwan juga mempermainkan Yoongi dengan menjauhkan makanan saat bibir Yoongi hampir melahapnya.

"Suga, boleh minta tolong fotoin aku?" tanya Seungwan setelah Yoongi menghabiskan kuenya. Seungwan memberikan ponselnya pada Yoongi. "Aku mau kirim foto ke keluargaku di Kanada."

"Sip," Yoongi menerima permintaan Seungwan dengan senang hati. Ia mengarahkan Seungwan agar foto yang ia ambil bisa sempurna. "Nih."

Seungwan mengambil kembali ponselnya dari Yoongi dan menatap hasil foto Yoongi dengan mata kagum. "Suga, selama ini aku terlihat seperti ini di mata kamu, ya?"

Yoongi tertawa kecil. "Memangnya kenapa?"

"Aku malu banget,"

"Lu cantik, Wen," kata Yoongi cepat. Lalu ia sadar di kelas hanya ada dirinya dan Seungwan. Anak-anak kelas XI - 2 sudah hilang entah ke mana.

Beberapa detik kemudian, ponsel Yoongi mulai bergetar.

[ Ultah Wendy - 28 orang ]

Jackson: Suga, semangat!

Namjoon: Selamat menikmati Wendy

Kai: Anjir, bahasa lu. Santai aja, Ga!

Seulgi: Semangat Suga!

Mijoo: Have fun with Wendy!

Sehun: Semoga panjang umur, Ga!

Krystal: Jangan lupa cerita! Semangat Suga!

Joohyuk: Lu pasti bisa, Ga. Lu keren!

Hyeri: Jagain Wendy! Semangat Suga!

Jinyoung: Jangan pulang malam-malam, semangat!

Seola: Semangat Sugaaaa

Luna: Good luck, Suga!

Mino: Puas-puasin berdua. Semangat, bro!

Yoongi membaca satu per satu kalimat yang diberikan teman-temannya. Ya, entah sudah berapa lama ia menunggu hingga waktu ini tiba. Dan ia harus memberikan semua yang ia punya pada Seungwan, bidadarinya.

"Yang lain sudah pulang, ya?" gumam Seungwan. "Suga mau pulang sekarang?"

"Hmm, nanti, Wen. Tunggu sebentar," Yoongi berjalan menuju lokernya dan mengeluarkan hadiah yang ia simpan. Tadi pagi ia datang lebih awal dari biasanya agar bisa meletakkan buket bunga dan hadiah dress di dalam loker tanpa dilihat siapa pun.

"Ya Tuhan, Suga..." Seungwan yang sudah melihat barang di tangan Yoongi pun menutup mulutnya, tidak percaya.

"Wendy, selamat ulang tahun. Selamat ulang tahun yang ke-17," ujar Yoongi lalu ia tersenyum. Ia menampakkan senyuman yang biasa ia perlihatkan pada teman laki-lakinya. "Gua harap lu selalu bahagia dan selalu sehat. Gua harap lu bisa meraih apapun yang lu mau. Dan gua harap kita bisa selalu bersama, Wen."

Seungwan menerima buket bunga pemberian Yoongi dengan senang. "Terima kasih, Suga. Ya ampun, kamu sampai repot-repot begini... Itu satu lagi hadiah juga?"

Yoongi mengangguk. "Kaga repot, Wen. Iya, ini hadiah dari gua."

"Hadiah apa, Ga?"

"Dress,"

"Ya Tuhan," Seungwan berkali-kali memanjatkan nama Tuhan. Ia menerima hadiah Yoongi dan memeluknya dengan erat di dadanya. "Tahun lalu waktu ulang tahun kamu belum ada di kelas. Tapi tahun ini sudah ada. Kita baru kenal beberapa minggu tapi kamu sudah melakukan banyak hal untukku..."

"Kenapa, Wen?" Yoongi menatap Seungwan dengan dalam. "Hadiahnya kurang?"

"Nggak! Justru ini lebih dari cukup, Ga. Liat deh teman-teman juga kasi hadiah banyak banget," ujar Seungwan dengan dagunya yang menunjuk hadiah pemberian anak kelas XI - 2. "Sebenarnya aku dikasi apapun akan senang, kok."

"Contohnya?" tanya Yoongi.

"Nggak ah, rahasia. Nanti kamu bakal repot," sahut Seungwan.

"Oh, sudah mulai berani main rahasia?" Yoongi mendekat pada Seungwan dan berusaha menyentuh pinggang Seungwan, tempat paling sensitif di antara tubuh Seungwan. Gadis itu tertawa. "Gua bakal kabulin apa pun itu."

"Beneran?" tanya Seungwan memastikan. "Tapi ini permintaan yang memalukan banget."

"Mau kaga sih?"

"Iya, iya aku mau! Suga jelek!" seru Seungwan dan Yoongi tertawa. "Aku mau..."

"Mau apa?" tanya Yoongi tidak sabar.

"Aku mau kamu panggil aku 'Seungwan'," jawab Seungwan.

"Hah?" Min Yoongi tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. "Lu mau gua-"

"Panggil aku 'Seungwan', Ga. Sekali aja," ujar Seungwan pelan.

"S... Seungwan?"

"Yang keras!"

"Seungwan," panggil Yoongi sekali lagi.

Dan akhirnya Seungwan tertawa sangat keras, ia puas karena berhasil membuat seorang Min Yoongi merasa malu. Ia terus tertawa mengingat ekspresi Yoongi saat memanggilnya dengan nama aslinya.

"Wen, gua nyesel kasi lu hadiah," ungkap Yoongi.

"Aduh, aku nggak kuat. Lucu banget," ucap Seungwan.

"Oh ya, hampir lupa. Keluarga gua juga ucapin selamat ulang tahun buat lu," tambah Yoongi. "Lu mau kan ke rumah gua sabtu besok?"

"Mau!" jawab Seungwan cepat. "Kita makan-makan?"

"Iya. Nanti ibu gua yang masak,"

"Siap! Nanti aku pakai dress dari kamu,"

"Ya udah, Wen. Ayo pulang, supir lu pasti udah nunggu. Gua bantuin bawa hadiahnya sampai mobil," Yoongi membawa tasnya di punggung dan tangannya mengambil beberapa hadiah yang terletak di meja.

Seungwan juga dengan cepat mengambil tasnya dan beberapa hadiah yang ringan. Ia tidak ingin merepotkan Yoongi tapi laki-laki itu memaksa untuk membawakan lebih dari setengah jumlah hadiah yang diterima Seungwan.

Dan benar saja, mobil mini cooper Seungwan sudah terparkir di tempat parkir sekolah. Seungwan dan Yoongi meletakkan semua hadiah ke bangku belakang mini cooper Seungwan.

"Terima kasih Suga," kata Seungwan sebelum masuk ke dalam mobil.

"Jangan lupa belajar, bentar lagi UTS," sahut Yoongi.

"Siap! Kamu juga-"

Dering ponsel yang keras berhasil membuat Seungwan berhenti bicara. Dering itu berasal dari ponselnya sendiri, menandakan sebuah panggilan masuk. Wajah Seungwan berubah pucat saat membaca nama dari orang yang menghubunginya.

"Halo?" dengan tangan gemetar, Seungwan mengangkat panggilan tersebut.

Yoongi yang masih berdiri di depan Seungwan berharap ia bisa tahu siapa yang sedang berbicara dengan Seungwan. Terdengar dari bahasa yang digunakan Seungwan, mungkin yang menelepon adalah orang tuanya.

"Baiklah. Aku mengerti," kata Seungwan sebelum akhirnya ia mengakhiri percapakan dengan sang peneleon. "Pulang duluan, Ga."

"Oke. Hati-hati Wen," ujar Yoongi sebelum akhirnya ia berjalan menuju tempat motornya diparkir.

Seungwan menarik napas dalam-dalam sebelum masuk ke dalam mobil mini cooper-nya. Wajahnya masih pucat tapi ia hanya tahu satu hal yang harus ia lakukan.

"Nona," sang supir bersuara saat Seungwan berhenti menatap Yoongi yang sudah hilang menuju tempat parkir dari balik kaca mobil. "Langsung ke rumah?"

"Tidak pak," kata Seungwan dengan kepala tertunduk. "Tolong antar ke Bandara Incheon."

Dan keesokan harinya, Seungwan menghilang.

.

.

.

Selamat datang di Part Ke-7 yaa

Mau curhat dikit soal dress yang dibeli Suga.

Jadi tanggal 14 April 2017 kemarin Red Velvet ada jadwal promosi album Rookie di luar negri dan waktu di Bandara Incheon, Wendy tuh... Cantik banget. Serius cantik. Dan akhirnya foto Wendy hari itu aku pakai sebagai cover dari fanfiction ini.

Lalu aku cari tentang dress warna hijau yang dipakai Wendy hari itu dan harganya memang 299,000 won dan itu kira-kira setara dengan 3,5 juta rupiah. Gila yaaa :")

Bagi yang penasaran cerita ini latarnya di mana, jawabanku adalah Seoul. Tapi kok mereka udah ke sekolah pakai motor? Kok Suga dibeliin mobil? Kok ada kelas IPA dan IPS? Maafkan ya :( Anggap saja mereka boleh nyetir setelah usia 17 tahun :") Anggap saja sekolah mereka kaya kita :")

Sampai jumpa di Part ke-8.

Continue Reading

You'll Also Like

10.1K 829 29
hanya tentang pernikahan dengan dasar 'di jodohkan' dan derita yng di rasakan oleh seorang niscala arunika saat ia menjadi istri dari varsha halian c...
30.5K 2.9K 21
-2017 w/ do kyungsoo ❝Aku tidak bisa menghentikan suaramu didalam pikiranku.❞ 160419 : REVISI [√] Genre : Short Story, Fanfiction HIGHEST RANK : #1...
10.8K 1.6K 29
Bertemu mantan setiap hari bukanlah sesuatu yang bagus untuk hati. Terlebih tidak banyak cara untuk menghindarinya. Mengingat fakta bahwa Kala adalah...
23.1K 1.3K 7
Sabda adalah PBB, Pelajar Biasa Bahagia. Ibarat jalan tol yang baru diresmiin, hidupnya terasa mulus. Dia punya dua sahabat baik bernama Orbit dan Sa...